Faza Bramasta R —Si paling misterius
.......
.......
Kaki pria itu berjalan pelan mendekati semak-semak itu, tangannya terangkat ingin membukakan ruang pada semak-semak itu.
"Leo," panggil Diky dengan keras membuat Leo memutar tubuhnya ke arah Diky.
"Udah dua kali lo ya keluar dari pertandingan, sekarang alasan lo apa lagi! Hah? Tania sakit atau Tania sedih lagi sampe-sampe lo bela-belain keluar pertandingan demi dia," oceh Diky merasa kesal karena sudah dua kali sahabatnya itu melarikan diri dari pertandingan basket, di mana lawan mereka adalah anak-anak Ips yang selalu menjadi musuh anak-anak ipa dua.
"Gue ...."
"Asal lo tahu aja gara-gara lo keluar dari pertandingan tadi, sekarang harga diri lo lagi di ejek-ejek sama anak-anak Ips," pekik Diky kesal sendiri namun Leo tidak mendengarkan ocehan Diky dan malah membalikkan badannya untuk melihat di balik semak-semak itu ada apa sebenarnya.
Leo membukakan ruang di semak-semak itu namun ternyata tidak ada yang mencurigakan di sana, yang ada hanya kucing putih belang dan kucing orange yang sedang bermesra-mesraan di sana.
"Sialan!" umpat Leo menatap kedua kucing itu yang saling menggerakkan kepala mereka satu sama lain seakan-akan mereka sedang memamerkan kemesraan mereka pada Leo.
Tanpa memperdulikan ocehan Diky yang masih berlanjut, Leo pergi begitu saja meninggalkan Diky membuat Diky berteriak semakin kesal dengan tingkah sahabatnya itu.
.........
Setelah kemarin berhasil menghidari Leo, pagi ini Tania tidak melihat adanya Leo di kantin bie'em jadi Tania keluar dari mobil tanpa harus di bantu oleh siapa pun, tapi tidak! Kenapa di saat Tania keluar dari mobil, Tania malah di pertemukan dengan Leo.
"Tania," pekik Leo saat pria itu baru saja keluar dari kantin bie'em. Degg! Seketika wajah wanita itu memelas seraya mencengkeram detak jantungnya, ia berlari untuk menghindari Leo tapi pria itu ikut berlari dan mencekal tangan Tania. Degg! Tubuh Tania tertarik dan hampir saja wajahnya tertabrak dada bidang Leo.
"Lepas!" ucap Tania membuat raut wajah Leo berubah mengernyit aneh, wanita itu merasa tidak nyaman karena detak jantungnya masih merespon saat Leo memanggil namanya dan menggenggam pergelangan tangannya.
"Kamu kenapa?" tanya Leo heran.
"Lepas!" sengit Tania memaksa.
"Enggak! Aku nggak akan lepasin, kamu harus ikut aku sekarang." ucap Leo menarik paksa tangan Tania, wanita itu diam saja saat di tarik oleh Leo hingga saat sudah berada di belakang kantin bie'em, di mana isinya adalah taman bunga. Leo melepas cekalan tangannya.
"Kenapa Tania? Waktu itu aku suruh kamu buat tunggu aku di halaman belakang sekolah tapi kenapa kamu enggak dateng! Hem? Terus beberapa hari ini kamu enggak ada kabar, kenapa? Aku telepon kamu di setiap harinya tapi kamu enggak pernah mau angkat telepon aku, aku juga kirim pesan ke kamu tapi kamu enggak bales pesan aku, jangankan di bales, buka pesan aku aja kamu enggak. Kenapa Tania?" tanya Leo beruntun namun Tania diam saja.
"Dan kemarin aku lihat kamu sama cowok lain, siapa dia?" tanya Leo mengintimidasi, sebenarnya Leo sudah mencari tahu siapa pria yang berpenampilan cupu itu tapi Leo sengaja bertanya karena dirinya ingin memastikan bahwa yang ia lihat kemarin memanglah kekasihnya Tania.
"Kenan," sahut Tania dengan tenang.
"Jadi bener kemarin itu kamu, kenapa Tania? Kamu sengaja ngehidarin aku?" tanya Leo pelan namun menekan, entah kenapa nada suara pria itu terdengar frustasi, ck!
"Emang dari awal seharusnya gue hindarin bukan malah gue biarin masuk ke lingkaran hidup gue," ucap Tania tanpa ekspresi dan pria itu mengerutkan dahinya saat Tania memanggil dirinya dengan panggilan 'gue' bukan 'aku' seperti biasanya.
"Maksud kamu apa?" tanya Leo.
"Gue udah tahu semuanya, termasuk tiga cewek yang bernama Mauren, Sasya, dan Alia!" ucap Tania santai, wanita itu merasa tidak perlu berbasa-basi di hadapan Leo dan seketika mata pria itu membulat.
"Kamu ...."
"Udah cukup!" ucap Tania tanpa ekspresi kemudian wanita itu hendak pergi namun Leo mencegahnya.
"Aku enggak ngerti maksud kamu," ucap Leo membuat Tania mengerutkan dahinya ingin marah, sudah jelas Tania mengatakan dirinya mengetahui semuanya tapi pria itu masih saja berpura-pura tidak mengerti apa-apa.
"Brengs*k!" pekik Tania benar-benar marah dan mendorong Leo sampai jatuh ke tanah lalu wanita itu berlari meninggilkan taman itu.
Tidak! Tania belum masuk ke sekolah, ia butuh ketenangan diri di dalam mobilnya, wanita itu memejamkan matanya kuat sebelum kedua mata biru wanita itu melihat Leo muncul dari samping kantin bie'em.
Tania berdecih saat melihat raut wajah santai Leo hingga ketika kedua sahabat pria itu baru saja datang di kantin bie'em, mereka terlihat mengobrol sambil tertawa senang, wajah Leo yang selama ini menunjukkan perhatian penuh pada Tania ternyata hanya topeng palsu. Cih!
Bod*h sekali dirinya! Jelas, Leo tidak pernah menganggap Tania ada tapi kenapa Tania sangat mencintainya ah apa yang harus Tania katakan pada kakaknya jika kakaknya tahu Tania tidak lagi bersama Leo.
.........
Tania masuk ke sekolah di jam pelajaran terakhir, lebih tepatnya wanita itu lompat pagar di saat security sekolahan sedang pergi ke toilet namun sialnya yang Tania kira tidak ada yang melihatnya ternyata seorang laki-laki yang bersetatus sebagai ketua osis sekolahan melihat semua kelakuan Tania membuat Tania harus di hukun oleh si ketos.
Faza Bramasta R — Faza sang ketua osis yang cukup terkenal karena ketampanan dan juga kepintarannya. jika di sekolahan sifat Faza lebih ke cuek dan juga dingin, tidak ada yang tahu kepribadian lainnya soal Faza, sehingga para kaum wanita sangat penasaran akan dirinya.
Faza paling tidak suka jika ada murid yang suka membolos atau pun melanggar peraturan sekolah, jika ada yang melanggarnya maka dia akan menghukumnya tanpa belas kasihan.
"Masih enan belas putaran lagi," pekik Faza pada Tania yang menghentikan hukuman berlarinya.
"Gilak! Gue udah lari sampe tiga puluh empat putaran, enggak boleh istirahat dulu apa?" pekik Tania kesal padahal dirinya sudah berlari melebihi batasan yang semestinya.
Faza menghela napas kasar, dirinya sempat tidak percaya dengan gadis cupu seperti Tania berani lompat pagar bahkan saat di ruang BK tadi buk Lilak mengatakan sudah tiga kali wanita itu masuk ruang BK dengan kasus yang sama yaitu telat masuk sekolah dan lompat pagar.
"Masuk kelas sekarang." pekik Faza membuat Tania menaikkan sebelah alisnya menatap Faza dari kejauhan, seperdetik kemudian Tania pergi menuju kelasnya.
Di dalan kelas, para sahabat Aldy bertanya pada Tania kenapa wanita itu bisa masuk sekolah di jam pelajaran terakhir namun Tania tidak mau menjawabnya hingga saat Aldy yang bertanya Tania pun menjawab.
"Gue telat gara-gara ketiduran di mobil," ucap Tania berbohong, padahal dirinya ingin berkata jujur tapi fikiran dan kata hati serta mulutnya tidak bisa di ajak kompromi bersama.
"Ceroboh," ucap Aldy datar namun tidak di tanggapi oleh Tania.
Hingga pada saat bel pulang sekolah berbunyi, yang biasanya Aldy akan keluar duluan meninggalkan Tania, kini malah Tania yang lebih dulu keluar meninggalkan Aldy serta para sahabatnya yang lain.
"Lo enggak kasihan apa lihat Tania kayak gitu, murung mulu, gue aja yang lihatnya kasihan banget tahu enggak. Dia punya saudara tapi serasa kayak punya kakak tiri yang jahat banget sama adeknya." ucap Dito membuat Aldy menatap ketiga sahabatnya itu sekilas.
"Gue udah bilang ini hukuman buat dia yang udah berani keras kepala sampai enggak percaya sama gue," ucap Aldy dingin.
"Tapi sampai kapan Al?' tanya Abdi.
"Mungkin sampai dia pisah dari pacarnya," ucap Aldy datar membuat ketiga sahabatnya bungkam.
"Kak!" panggil Mika mendatangi rombongan Aldy hingga keempat pria itu mendongakkan kepalanya menatap Mika.
"Kenapa?" tanya Bobby tersenyum lebar.
"Ada yang mau aku omongin sama Kak Aldy." ucap Mika pelan membuat ketiga sahabat Aldy serantak menaikkan sebelah alis mereka.
"Murid baru udah mau ngungkapin perasaan aja nih," ucap Dito mengira Mika ingin mengungkap perasaannya pada Aldy.
"Denger ya adek manis ...."
"Keluar!" titah Aldy memotong perkataan Bobby yang hendak berbicara pada Mika.
"Nah denger 'kan, disuruh keluar noh sama orangnya jadi silahkan pergi ya, cantik!" ucap Bobby mengira Aldy mengusir Mika namun Mika hanya bergeming.
"Gue bilang lo bertiga keluar," ucap Aldy membuat mata mereka bertiga menatap bingung ke arah Aldy.
"Gue gak salah denger nih? Lo ngusir kita bertiga, bukan dia?" pekik Dito memelotot kaget.
"Al, sejak kapan ...."
"Dia sahabatnya Tania," ucap Aldy cepat.
"Sahabat Tania aja, Kak?" tanya Mika membuat Aldy menghela napas panjang.
"Adek gue juga," ucap Aldy tersenyum tipis membuat Mika tersenyum senang karena dirinya masih di anggap adik oleh Aldy.
"Lo berdua ...."
"Kaluar deh, udah di usir juga," sentak Mika agak kesal karena ketiga sahabat Aldy tak kunjung pergi juga padahal sudah di usir oleh Aldy.
"Al?!" panggil Abdi.
"Iya, entar gue jelasin semuanya," ucap Aldy mengerti dengan tatapan Abdi yang meminta penjelasan dari Aldy, kemudian ketiga sahabatnya pergi meninggalkan kelas yang kosong hanya berisikan Mika dan Aldy.
"Mau ngomong apa? Kangen sama kakak?" tanya Aldy saat Mika sudah duduk di samping Aldy.
"Kangen sih, kak Aldy sama Tania 'kan jarang banget dateng ke Singapura jadinya Mika kesepian deh di sana," ucap Mika membuat Aldy gemas dengan wajah imut Mika.
"Enggak mau peluk?" tanya Aldy.
"Enggak ah, badan Kak Aldy bau keringet abis olahraga." ucap Mika jujur membuat Aldy mendengus karena mulut Mika masih suka ceplas-ceplos seperti dulu.
"Ya udah deh! Tadi katakan mau ngomong, mau ngomong apa?" tanya Aldy mengalihkan pembicaraan.
"Tentang Tania," ucap Mika membuat raut wajah Aldy yang tersenyum lebar berubah menjadi datar.
.........
Setelah sekolahan sepi, Tania berjalan keluar gerbang sekolah menuju mobilnya namun tiba-tiba suara keras seseorang mengagetkan Tania.
"Bengong mulu sih, adik tercinta!" pekik Aldy merangkul bahu Tania.
"Bulu ayam maniac!" latah Tania.
"Kuya*g ni orang ngagetin gue," umpat Tania tanpa tahu siapa orang yang telah mengagetkannya, seperdetiknya Tania menatap ke arah samping kanannya, seketika matanya mengerjap tak percaya.
"K-kak Aldy?" panggil Tania pada Aldy yang tersenyum lebar kepadanya.
"Cie kaget ni ye," goda Aldy mencolek dagu Tania membuat mulut Tania menganga lebar.
"Ini beneran Kak Aldy 'kan, gue enggak lagi berhalusinasi 'kan?" tanya Tania menyubit kedua pipi Aldy dengan kuat.
"Agghh! Sakit monyong, woy sakit, lepasin kucing." jerit Aldy memukul tangan sang adik yang masih hinggap di pipi kiri dan kanannya, wanita itu akan berteriak kencang jika benar yang ada di hadapannya saat ini adalah kakaknya.
"Aghhh beneran kakak gue," pekik Tania memeluk leher Aldy hingga Aldy membulatkan matanya kaget plus merasa tercekik juga.
"Ak ak! Tania Tan, mati gue, lepas woy lepas!" ucap Aldy dengan napas tercekat seraya memukul punggung adiknya pelan.
"Tania kangen, Kak." rengek Tania semakin erat memeluk leger kakaknya yang lebih tinggi itu.
"Aaaaakkkk! Mati gue," ucap Aldy membuat Tania membulatkan matanya dan langsung melepaskan pelukkannya.
"Oops Sorry," ucap Tania menggigit bibir bawahnya seraya memasang raut wajah melas.
"Lo mau bunuh gue ya?" tanya Aldy mengelus lehernya yang masih terasa sakit walau hanya sedikit.
"M-mana ada," sahut Tania ketus.
"Jangan kusut gitu mukanya, makin minus muka lo." ejek Aldy berlari mendahului Tania seraya menggoyang-goyangan tangannya yang memegang kontak mobil Tania sehingga wanita itu langsung mengejar kakaknya namun ia kalah cepat dengan kakaknya yang sudah masuk ke dalam mobilnya.
"Dari mana dia ngambil kontak mobil gue?" gumam Tania kemudian ia menggedor kaca mobilnya.
"Woy buka, ngapain lo masuk ...."
"Tania?!" suara seseorang yang Tania kenal kini berada tepat di belakangnya. Glukk! Wanita itu membulatkan matanya.
.......
.......
.......
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
Irawan Yesi
ceritanya ada yg loncat deh
2021-01-13
1
Ratna Kurniati
flashbacx mna?
2021-01-10
0
Aliya Aja
ini cerita nya gimana sih kok tiba2 dah putus aja sama si lion..
2021-01-04
5