Setelah kejadian di koridor sekolah, Tania berusaha untuk menghidar dari Leo sebisa dirinya tapi entah kenapa Leo selalu menemukan Tania di manapun Tania berada, itu benar-benar membuat Tania jengkel.
Seminggu berlalu sempat ada kejadian pertengkaran hebat di antara mereka yang membuat Diky dan Rio pangling dengan tingkah ganas Tania.
"Selalu aja kayak gini, dasar kutu buku." ucap Leo ketika baru datang ke kantin bie'em dn melihat Tania membaca buku kemudian pria itu merampas buku Tania membuat Tania terbelalak dan langsung bangkit dari tempat duduknya.
"Lo ... balikkin enggak buku gue." pelotot Tania sudah merasa lelah karena semingguan ini dirinya selalu berusaha keras untuk bersikap polos dan bod*h di depan Leo namun Leo tetap tidak berhenti menggangu ketenangannya jadi jangan salahkan dirinya lagi jika harus bersikap kasar dengan Leo.
Walau sikapnya akan berbanding terbalik dengan penampilannya yang cupu namun Tania tidak perduli. Toh, sejak awal Leo memang sudah curiga dengan dirinya.
"Ambil sendiri wlekk ...." ucap Leo meledek kemudian ia melangkah mundur membuat Tania mengeraskan rahangnya kesal.
"Nyebelin banget sih jadi iblis," umpat Tania membuat Diky tersedak minuman.
"Gila tu cewek, berani banget ngumpatin Leo." ucap Diky dan Rio hanya diam menatap pertengkaran Tania dan Leo, sedangkan Leo sedikit tersentak kaget mendengar umpatan wanita jelek itu.
"Rabun lo ya, ganteng gini di bilang iblis." ucap Leo ingin marah namun berusaha tetap tenang di depan Tania.
"Jelek aja bangga," ejek Tania kemudian mendekati Leo untuk mengambil bukunya kembali.
"Tapi cinta 'kan," goda Leo dengan pedenya.
"Balikin buku gue atau muka jelek lo bakal gue timpuk pake sepatu," ancam Tania melangkah mendekati Leo namun Leo menggelengkan kepalanya tidak menganggap serius ucapan Tania. Mana ada cewek berani ngelempar sepatu ke muka gantengnya! fikir Leo.
"Galak," desis Rio akhiran bicara juga tentang Tania yang penampilan memang terlihat cupu namun tingkahnya luar biasa membahayakan.
"Jangan di timpuk dong di cium aja, nih." goda Leo mendekatkan pipinya ke arah Tania.
"Udah cukup ya seminggu ini lo gangguin hidup gue mulu, bisa enggak sih lo ngilang aja dari bumi ini." pekik Tania langsung melepaskan sepatunya lalu melemparnya tepat mengenai wajah tampan Leo.
Pffttt ....
Karena kaget, Diky menyeburkan minumannya tepat mengenai pipi kanan Rio membuat Rio kaget dan mengelap air semburan Diky di wajahnya dengan sangat pelan, kemudian ia menatap tajam ke arah Diky,
"Hehe sorry, kelepasan." ucap Diky cengengesan.
Rasanya sulit di percaya, Leo sang idola sekolahan yang selalu di damba-dambakan ratusan wanita kini malah di lempar sepatu oleh satu wanita yang ia incar.
"Ini akibat lo yang suka ganggu ketenangan orang lain," sengit Tania membuat Diky dan Rio melongo.
"Uwu, ganas." desis Diky.
Selepas dari kejadian itu, tiga hari kemudian pertengkaran Tania dan Leo kembali terjadi namun kali ini Leo menggunakan handphone Tania untuk ia sembunyikan mambuat Tania naik pitam dan mengejar-ngejar Leo hingga ketika sudah dapat, wanita itu mulai berani memukul-mukuli tubuh Leo.
Bukk! Bukk! Tania memukul Leo menggunkan buku tebal yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan sehingga Leo berteriak kesakitan di buatnya.
"Anji*g, beneran di pukul dong gue!" batin Leo merasa ini adalah kejutan baru dari sikap Tania yang berani memukul orang lain. Bukk! Bukk! Tania tidak berhenti memukul Leo.
"Udah Tan, udah udah, sakit sakit, sakit Tania!" ringis Leo berusaha menghindar dari pukulan Tania namun wanita itu seperti tidak perduli dengan ringisan Leo dan terus saja memukul hingga mengenai kepala Leo.
"Agh! Iya iya, gue balikin handphone lo sekarang tapi berhenti dulu dong, sakit banget ini." ringis Leo membuat Tania berhenti memukuli Leo, napas wanita itu menggebu karena emosi.
"Ergh! Kok bisa sakit banget ya pukulan ni cewek! Gilak, sampai merah-marah gini badan gue!?" batin Leo tidak menyangka tenaga Tania sangatlah kuat bisa membuat tubuhnya hingga memerah semua.
"Mana handphone gue?" tanya Tania mengulurkan tangannya ke hadapan Leo, wajah Leo memelas karena wanita yang ada di depannya itu seperti tidak punya perasaan saja memukuli dirinya hingga memerah semua.
"Kejam!" desis Leo seraya mengembalikan handphone Tania kemudian wanita itu pergi meninggalkan Leo.
Dua minggu kemudian kejahilan Leo mulai berkurang, malahkan Leo semakin bersikap lembut dan romantis dengan Tania membuat Tania merasa waspada pada Leo, mungkin saja Leo ada sedikit gangguan jiwa hingga tingkah lakunya bisa berubah drastis dalam beberapa hari terakhir.
Rasa canggung dalam diri Tania mulai muncul ketika mendekati minggu ke tiga, Leo tidak pernah bertingkah jahil atau menyebalkan seperti biasanya namun yang membuat Tania masih merasa risih, Leo masih mendesak Tania untuk memikirkan lagi dan lagi jawaban atas pernyataan cinta Leo.
Tiga minggu dua hari kemudian tiba-tiba saja Leo mengajak Tania ke Gramedia sekalian jalan-jalan juga namun Tania menolaknya hingga Leo terus berusaha menaklukkan Tania agar mau di ajak keluar jalan-jalan, pada akhirnya Tania mengiyakan ajakan Leo namun itu terpaksa ia lakukan, jika tidak Leo mengancam akan mencari tahu sendiri tempat tinggal Tania sampai ketemu.
Kemudian saat hari-hari mereka telah di hiasi oleh banyak sekali canda tawa dan kejahilan mereka masing-masing, tibalah Leo akan mengantar Tania pulang, lagi-lagi Leo menyatakan perasaannya kepada Tania dan wanita itu sempat menatap mata Leo dalam, ia bisa merasakan pria itu sedang berkata serius namun ketika mengingat gosip orang-orang tentang betapa brengs*knya Leo yang suka mempermainkan perasaan wanita, Tania menjadi ragu untuk mengakui bahwa Leo benar-benar mencintai dirinya.
Ke esokkan harinya saat di sekolah, Tania dan Leo terlihat mengobrol santai, mereka bercerita masalah sekolah, masa-masa kecil mereka lalu cerita masa lalu bahkan Leo sempat jujur bahwa dirinya memang benar-benar pria brengs*k yang pernah dekat dengan banyak wanita namun Leo mengatakan dirinya tidak pernah terikat dengan wanita-wanita itu tapi wanita-wanita itulah yang menyebarkan gosip bahwa mereka adalah pacarnya Leo.
Mendengar itu Tania berfikir keras tentang hal mana yang harus ia percaya, gosip orang lain atau pengakuan jujur Leo?
...Sebulan kemudian...
Tania masih memikirkan ucapan Leo. Hati wanita itu memang sudah mulai terbuka untuk Leo di karenakan Tania selalu bersama Leo di setiap harinya, entah itu di sekolah, di kantin atau pun Leo sendiri yang mengajak Tania untuk jalan-jalan.
"Hei." sapa Leo menghampiri Tania yang tengah duduk sendirian di belakang sekolah.
Tania mendongakan kepalanya menghadap Leo, jantung Tania berdegup kencang ketika Leo tersenyum kepadanya, Tania memang sudah keseringan mendapatkan senyuman dari Leo tapi kali ini Tania benar-benar merasa senyuman Leo sudah menyihir dirinya.
"Gue kayak monster ya?" tanya Leo heran dengan tatapan Tania yang begitu lekat.
"Eh ... enggak." sahut Tania cepat.
"Terus gue ganteng?" tanya Leo menaik-turunkan alisnya menggoda Tania.
"He'eh, eh!" sahut Tania dengan santainya menganggukkan kepalanya namun seperdetik kemudian ia langsung kaget dengan ucapannya sendiri.
Leo tertawa lepas mendengar jawaban Tania, sungguh malut Tania yang tanpa sadar mengatakan bahwa Leo itu ganteng membuat malu diri sendiri saja.
"Lo ngapain duduk di belakang sekolah? Sendirian lagi," tanya Leo duduk di samping Tania.
"Yeah cuma mau sendirian aja, cape di bully mulu sama pacar lo." ucap Tania masih dingin, yeah memang beginilah sikapnya.
"Clara." sahut Leo menoleh ke arah Tania dan wnita itu menganggukkan kepalanya cepat.
"Dia bukan pacar gue." ucap Leo namun Tania mengerutkan dahinya aneh.
"Buktinya lo langsung nebak kalo Clara orangnya." ucap Tania mencemo'oh.
"Ya karena cuma dia doang yang berani bully lo terang-terangan," ucap Leo.
"Iya juga sih." sahut Tania membenarkan ucapan Leo.
"Kenapa? Lo cemburu ya." goda Leo seperti hari-hari kemarin terus menggoda Tania. Degg! Sejak beberapa hari yang lalu jantung Tania terus saja merespon setiap godaan yang keluar dari mulut Leo, dirinya benar-benar telah terbuai dengan pria pengganggu itu.
"Siapa juga yang cemburu." ketus Tania memalingkan wajahnya, entah kenapa kedua pipi wanita itu menjadi panas kemudian Leo menarik dagu Tania agar bisa menghadap dirinya.
"Lo tahu siapa orang yang gue sayang, Tan." ucap Leo lembut menatap mata Tania dalam.
Degg! Degg! Lagi-lagi jantung wanita itu berdebar, sepertinya Tania harus periksa ke rumah sakit untuk memeriksa detak jantungnya ini. Kenapa jantungnya bisa bedegup kenceng saat Leo berbicara lembut? Hal itulah yang harus Tania tanyakan kepada dokter.
Apa yang harus Tania lakukan? Bukankah selama ini Tania tidak mau berpacaran? Hati Tania tidak mudah di luluhkan sebelumnya namun kenapa perlakuan Leo yang begitu perhatian dan lembut membuat hati Tania tergoyahkan.
Tidak, Tania pernah mengucapkan tekadnya sendiri untuk tidak mau berpacaran jadi sebaikanya jangan pernah merespon perasaan Leo, Tania melepaskan tangan Leo dari dagunya lalu ia menghadap ke depan.
"Maaf tapi gue ...."
"Stt! Gue enggak mau denger kata enggak lagi Tan, tapi bukan berarti gue bakal nyerah sama lo." ucap Leo dengan sangat lembut, wanita itu terdiam sebentar dan menatap ke arah Leo.
"Sampai kapan lo mau berharap sama gue?" tanya Tania dingin dan Leo membalas tatapan Tania dengan lembut.
"Enggak akan ada batasnya! Lo harus tahu Tan, cowok kalo udah bener-bener jatuh cinta sama satu cewek, dia pasti bakal perjuangin cewek itu sampai dapat." ucap Leo membuat Tania diam sebentar.
"Kalo udah dapet?" tanya Tania.
"Ya di pertahanin dong, cantik!" ucap Leo mencolek hidung Tania dengan gemas, Tania tersenyum tipis sembari mengerutkan dahinya, tidakkah Leo lihat penampilan Tania yang jelek? Kenapa pria itu malah memanggilnya cantik?
"Gimana kalo gue nolak lo lagi?" tanya Tania.
"Hari ini lo nolak, besok lo nolak, sampai berapa bulan dan berapa tahun pun lo nolak gue, gue tetep bakal terus berjuang sampai lo jawab iya mau jadi pacar gue." ucap Leo tersenyum lebar.
"Stupid!" ucap Tania pelan.
"Ck! Rio sama Diky juga bilang gue itu bod*h karena selama sebulan ini gue berusaha buat deketin lo yang jelas-jelas benci banget sama gue, tapi mau gimana lagi namanya juga udah cinta." ucap Leo dengan santainya.
"Gue enggak benci sama lo," protes Tania cepat hingga Leo tersenyum tipis di buatnya.
"Itu artinya udah cinta dong," goda Leo lagi dan lagi namun Tania mengedikkan bahunya.
"Enggak tahu," sahut Tania.
"Masih ragu ya karena ada banyak gosip murid-murid lain yang ngomong tentang gue itu sebenarnya f*ckboy, cowok brengs*k dan sebagainya?" tanya Leo membuat Tania tersentak karena memang salah satu alasannya tidak menerima Leo adalah karena adanya gosip-gosip tentang keburukan Leo.
"Wajar sih, gosip 'kan emang lebih ampuh nyuci otak manusia dari pada sebuah pengakuan tanpa bukti." ucap Leo terdengar sedih.
"Kenapa lo enggak nyerah aja sih," kata-kata Tania terdengar penuh harapan dan itu membuat Leo sedikit kecewa.
"Bisa aja sih tapi kalo berjuang dengan sabar pasti bakal dapat hasil kok, gue yakin itu." ucap Leo seakan-akan mengkode Tania agar cepat-cepat menerima cintanya.
"Kalo guenya suka sama cowok lain gimana?" tanya Tania membuat Leo membulatkan matanya menatap Tania.
"Siapa?" tanya Leo cepat hingga Tania tertawa kecil di buatnya.
"Enggak ada kok," sahut Tania.
"Ehem, kenapa sih lo bisa suka sama gue? Secara gue 'kan jelek, orang-orang pada jijik lihat gue terus lo gak apa-apa gitu punya pacar jelek kayak gue nantinya?" tanya Tania penasaran.
"Emang cinta harus ada alasan ya?" tanya Leo dan Tania tidak menjawab karena dirinya pun tidak tahu.
"Sini deh." Leo menarik kepala Tania untuk bersandar di lengah sebelah kirinya dan Tania patuh saja.
"Nyaman enggak?" tanya Leo pelan karena Tania memejamkan matanya merasa nyaman bersandar di lengan pria itu.
"Apanya?" tanya Tania.
"Nyaman bersandar di bahu gue?" ucap Leo sehingga Tania membuka matanya dan refleks Tania mengangkat kepalanya tapi Leo malah menariknya lagi untuk tetap bersandar di lengannya.
"Kalo nyaman enggak usah di lepas." ucap Leo.
"Gue ...."
"Begitupun gue, gue udah nyaman banget sama lo jadi gue enggak bakalan lepasin lo sampai kapanpun juga," ucap Leo tulus. Degg! Lagi-lagi detak jantung Tania merespon kata-kata lembut Leo.
"Gue tahu lo ragu sama gue tapi gue bisa jamin semua keraguan lo enggak bakalan terjadi karena gue udah benar-benar sayang banget sama lo, Tan." ucap Leo, tatapan pria itu lurus ke depan.
"Gue bakal nunggu lo sampai kapanpun juga bahkan sampai sepuluh tahun kemudian gue bakal tetap setia nunggu lo," ucap Leo membuat Tania menghela napas berat.
"Gue enggak akan kecewain lo, gue janji sama lo." Leo berani berucap janji pada Tania membuat Tania memejamkan matanya beberapa menit, wanita itu sedang merasakan perasaan saat ini bagaimana, lalu ia juga sedang memikirkan bagaimana dirinya akan mengambil keputusan.
"Lion." gumam Tania tiba-tiba membuat Leo mengerutkan dahinya aneh.
"Hem?!"
.......
.......
.......
...\=\=Bersambung\=\=...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
🤣🤣🤣
2023-06-21
0
R_armylove ❤❤❤❤
mampir lagi aku kak
2021-02-10
0
Noejan
Mampirr 👍👍
2021-01-28
0