"Lo bilang lo sayang sama dia, di kemanain rasa sayang lo itu?" tanya Aldy rasanya tidak akan berhenti bertanya jika tidak mendapatkan jawaban penyebab hubungan Leo dan Tania berakhir.
"Udah musnah waktu gue liat dia ...." seketika Tania langsung diam, wanita itu menggerutu di dalam hati yang hampir saja keceplosan di depan sang kakak.
"Ngeliat dia apa?" tanya Aldy mengernyit.
"Udah deh! Gue 'kan udah selesai sama dia jadi jangan banyak tanya lagi, buat gue bete aja lo," sentak Tania langsung pergi ke kamar mandi.
"Gue enggak akan biarin Kak Aldy yang hajar Leo karena gue mau turun tangan sendiri buat hajar tu cowok brengs*k," sengit Tania. Bukk! Wanita itu memukul dinding kamar mandinya dengan kasar, siapa yang tahu Tania adalah wanita kejam yang suka menyiksa manusia? Tidak ada yang tahu, maka Leo akan merasakan bagaimana nikmatnya di siksa oleh wanita kejam itu.
Aldy menghela napas panjang lalu pria itu berjalan keluar dari kamar sang adik dan masuk ke dalam kamarnya, wajah hangat pria itu seketika berubah menjadi dingin, tangan pria itu terkepal kuat saat mengingat hal yang sedang di tutupi oleh adiknya itu.
...Flasback on...
Empat hari yang lalu Aldy tidak sengaja melihat Tania berjalan menuju rooftop sekolah sehingga ia juga mengikuti jejak sang adik dengan membuntutinya dari belakang.
Sesampainya di pintu rooftop, Aldy melihat Tania yang sedang mengintip Leo serta kedua sahabatnya, pria itu memutar bola mata jengah saat adiknya mengatakan.
"Yang tengah emang idaman banget dah," mata Tania tak lepas memandangi wajah Leo, ia tersenyum senang namun senyuman itu seketika menghilang saat mendengar percakapan kekasihnya dan kedua sahabatnya.
"Udah lewat masa kadaluwarsa kapan lo mau mutusin Tania?" tanya Diky membuat jantung Tania berdegup sangat cepat.
"Tunggu tanggal mainnya aja." sahut Leo.
"Halah udah lewat harinya lo masih aja ngulur waktu, lagian lo lupa ya sama satu taruhan yang belum loh laksanain, lo harus cium tu cewek." ucap Diky membuat mata Tania membulat.
"Gue enggak akan ngerusak dia," ucap Leo berubah fikiran, mata pria itu berubah tajam.
"Apa?" gumam Tania tidak percaya dengan apa yang ia dengar hari ini, ternyata benar yang di katakan kakaknya, Leo adalah laki-laki brengs*k yang hanya menjadikan para wanita sebagai bahan taruhan.
"Ck! Takut ketahuan Mauren sama Alia lo?" tanya Rio mengejek.
"Dih! Ngapain lo bawa-bawa tu dua ba*u, Leo mah enggak akan mungkin berpindah ke lain hati, iya enggak Le?!" ucap Diky menggoda Leo membuat Leo tersenyum sinis.
"Apa? Sasya?" tanya Rio.
"Nah tu lo tahu," ucap Diky membuat Aldy terbelalak sembari mengepal tangannya, Aldy tidak tahan mendengar topik mereka hingga akhirnya Aldy pergi dari rooftop sekolah.
Sedangkan Tania masih di sana, masih setia mendengar segala pembicaraan mereka yang ternyata selama ini Leo hanya menjadikan dirinya sebagai bahan taruhan saja.
"Gue tahu lo jijik sama dia jadi kalo lo enggak mau nyium tu cewek, uang taruhan kita di potong tiga puluh juta," ucap Diky membuat Leo mengerutkan dahinya tidak terima.
"Enggak ada enggak ada! Gue udah susah payah deketin tu cewek batu sampai rela akting lembut di depan dia, lo malah seenak jidat aja motong tiga puluh juta gara-gara gue enggak mau nyium dia. Sepuluh juta!" sentak Leo tidak terima.
"Lah! enak banget lo dapet empat puluh-empat puluh dari gue sama Rio tapi hasil yang kita dapet malah enggak lo laksanain. Ayolah Le! Kasih first kiss lo sama Tania biar lo dapet untung lebih dari kita, Seratus-seratus deh, gimana?" tawar Diky menatap Rio dan Rio menganggukkan kepalanya setuju namun Leo malah memelototi kedua sahabatnya itu tanda ia tetap tidak mau merusak Tania.
"Ya udah iya jadi kapan lo mau mutusin Tania?" tanya Diky pasrah jika tidak wajahnya akan bonyok oleh sahabatnya itu.
"Pulang sekolah!" ucap Leo tersenyum miring.
...Flasback off...
Aldy sudah mengetahui rencana Leo dan kedua sahabatnya yang hanya ingin menjadikan adiknya sebagai bahan taruhan tapi pria itu menahan dirinya untuk tidak memberi pelajaran pada Leo karena Aldy ingin menunggu Tania yang memberitahu segalanya pada Aldy.
Tapi sayangnya Tania masih memiliki belas kasihan pada Leo hingga Tania tidak mau jujur pada kakaknya.
Tidak! Tania tidak ada belas kasihan pada pria yang berani mempermainkan dirinya, wanita itu menyembunyikan masalahnya dengan Leo dari sang kakak karena wanita itu memiliki tujuannya sendiri untuk memberikan pelajaran pada Leo.
"Leo bajin*an!" umpat Aldy memukul kaca lemarinya hingga tangan pria itu mengeluarkan darah segar.
.........
Matahari belum keluar Aldy sudah berada di sekolahan sedangkan Tania masih menatap cermin di kamarnya, tak lama dari menatap dirinya di cermin, Tania langsung turun menuju ruang makan.
"Kak Aldy udah berangkat ya, Mah?" tanya Tania duduk di kursi ruang makan.
"Udah sekitar dua puluh menit yang lalu kayaknya." sahut Sofia meletakkan piring berisi nasi goreng ke hadapan Tania.
"Tumben." desis Tania seraya memakan nasi goreng buatan mamanya.
"Tania." panggil mama Sofia pelan.
"Iya Mah kenapa?" tanya Tania.
"Mau sampai kapan kamu kayak gini, sayang? Mama beneran enggak suka lihat kamu kayak gini!" tanya mama sofia lembut hingga Tania terdiam sebentar lalu ia meletakan sendoknya ke atas piring.
"Mama pengen Tania berpenampilan kayak dulu lagi ya?" tanya Tania dan di balas anggukan oleh Sofia.
"Sebenarnya Tania enggak suka kalo hidup Tania di hantui cowok ganjen yang bilangnya suka sama Tania tapi bukan dari hati, terus Tania juga enggak suka punya teman munafik yang cuma mau temanan sama Tania karena status sosial sama tampilan muka doang maka dari itu Tania lebih nyaman jadi jelak dari pada cantik." ucap Tania menjelaskan bagaimana dirinya masih bertahan menjadi jelek.
"Mama tahu enggak, selama aku nyamar jadi jelek, aku bisa tahu siswa-siswi mana yang jadi pencemar nama baik sekolahan Papa. Maksudnya siswa-siswi yang suka malak, suka bully, suka berantem, tawuran dan masih banyak lagi." ucap Tania dan Sofia menghela napas berat.
"Ya udah! mama enggak akan maksa kamu buat merubah penampilan kamu lagi! Sekarang habisin makanan kamu terus berangkat sekolah." titah Sofi memahami kehendak anaknya itu.
Setelah selesai makan Tania pamit pergi ke sekolah dengan sang mama, untungnya dari kediaman keluarga Sinaja sampai ke sekolah ECHS hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit saja maka dari itu Tania selalu santai untuk berangkat ke sekolah.
Sesampainya di depan kantin bie'em, sekilas Tania melihat ke arah kantin bie'em di mana Leo duduk di tengah-tengah kedua sahabatnya itu.
Wajahnya lebam?
Bodo amat! Tania enggan untuk peduli dengan masalah pribadi Leo, wanita itu mencari kesempatan keluar mobilnya saat Leo serta kedua sahabatnya tidak melihatnya, dan setelah berhasil kemudian Tania hendak pergi dari sana namun sialnya Diky melihat Tania yang akan pergi ke gerbang sekolah.
"Tania?!" pekik Diky.
Tania belum sempat melangkahkan kakinya jadi dia tetap mematung di depan pohon dekat kantin bie'em, Diky menghampiri Tania lalu pria itu memutar tubuh Tania menghadap dirinya.
"Kenapa?" tanya Diky tampak marah, Tania membenarkan kaca matanya sembari mengernyit tidak mengerti dengan pertanyaan satu kalimat Diky.
"Kenapa lo suruh Aldy pukulin Leo! Hah?" bentak Diky maju selangkah untuk menakuti Tania.
"Kak ... Eh Aldy mukulin Leo?" tanya Tania terkejut, wanita itu mengernyit bingung juga.
"Ck! Pura-pura nggak tahu lagi." kesal Diky memelotot seakan-akan Tania akan merasa takut dengan pria itu.
"Gue emang gak tahu." sahut Tania santai.
"Aldy nggak akan mukulin Leo kalo bukan karena lo, cewek sialan." bentak Diky membuat Tania ingin menghajar wajah Diky, sungguh saat ini Tania sedang menahan diri untuk tidak menunjukkan sikap aslinya di depan mereka.
"Emang apa hubungannya sama gue?" tanya Tania menaikan sebelah alis kanannya.
"Gak usah sok be*o, kemarin lo pulang sama Aldy dan sekarang Aldy mukulin Leo, lo pasti ngadu 'kan sama Aldy." bentak Diky membuat Tania tersenyum dalam hatinya.
"Kesalahan kalian yang mana harus gue aduin sama Aldy?" tanya Tania membuat Diky tersentak, dirinya lupa jika Tania tidak tahu apa-apa tentang taruhan mereka.
"Ma-mana gue tahu, yang jelas Aldy pukulin Leo itu karena elo." elak Diky masih menuduh Tania.
"Emang Aldy siapa gue?" tanya Tania terlihat santai menghadapi Diky yang tidak ada henti-hentinya meneriaki Tania sehingga Diky merasa sangat kesal mendengar sahutan Tania yang sangat santai.
"Lo ninggalin Leo tanpa sebab, itu artinya Aldy itu selingkuhan lo." tuduh Diky membuat Tania membulatkan matanya.
"Gue enggak terlibat dalam masalah Aldy sama sahabat lo itu." ucap Tania mulai meninggikan suaranya.
"Nggak terlibat? Lo bilang nggak terlibat." bentak Diky menunjuk wajah Tania.
"Gue beneran enggak tahu apa-apa." sahut Tania masih dengan mode santai walau sebenarnya di dalam hati wanita itu ingin mengamuk.
"Gue enggak percaya sama lo, Aldy mukulin Leo sampai muka Leo babak belur, Lo pasti udah rencanain ini semua 'kan." tuduk Diky hingga Tania sudah tidak tahan lagi dengan tuduhan Diky yang terus memojokannya terus-menerus.
"Terserah deh mau percaya atau enggak sama omongan gue, gue nggak perduli, lagian sahabat lo emang udah sepantasnya di pukulin kayak gitu." pekik Tania keras hingga Leo dan Rio bisa mendengarnya juga.
"Maksud lo apa?" tanya Rio sedikit berteriak, Tania enggan menjawab tapi ia tidak ingin mereka bertiga mengganggunya karena rasa penasaran.
"Maksud gue yang kalian sangka gue ninggalin Leo tanpa sebab, itu salah besar karena gue udah tahu semuanya, gue tahu lo bertiga cuma jadiin gue sebagai bahan taruhan kalian doang." sentak Tania, sontak saja ketiga pria itu kaget mendengar pernyataan Tania barusan.
"Hati gue sakit, air mata gue bakal bercucuran jatuh sampai semangat hidup gue hilang, itu enggak akan pernah terjadi karena emang sejak awal gue enggak pernah welcome sama lo, Leo." sengit Tania menatap tajam ke arah Leo kemudian wanita itu pergi dari kantin bie'em.
"Leo, dia ...." Diky langsung terdiam kala melihat ekspresi wajah Leo yang tampak terkejut juga karena Tania mengetahui rencana mereka yang hanya ingin menjadikan Tania sebagai bahan taruhan.
.........
"Kenapa Kak Aldy bisa sampai mukulin Leo? Apa sebenarnya dia udah tahu semuanya? Kayaknya iya deh, lagian nggak mungkin juga dia mukulin Leo tanpa sebab." batin Tania saat di perjalanan menuju kelas.
"Tapi muka Leo tadi? Ah! Jangan perduli lagi sama dia Tania, lo udah di be*oin sama dia sekali jadi jangan buat diri lo be*o lagi untuk yang kedua kalinya, lo harus bisa hapus semua memori tentang Leo!" batin Tania bertekad nemun wanita itu menyentuh hatinya.
"Kak Aldy bener, ini resiko gue yang buka hati buat cowok brengs*k itu, akhirnya gue ngerasain juga yang namanya sakit hati," batin Tania tidak mau munafik mengakui bahwa dirinya sedang merasakan patah hati.
"Sedikit demi sedikit lo pasti bisa hilangin rasa sakit hati lo ini, Tania." batin Tania menganggukkan kepalanya meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya akan segera menghilangkan perasaan sakit hatinya itu.
"Semangat Tania !!" pekik Tania menyemangati dirinya dengan sangat lantang.
"Berisik?" tiba-tiba seseorang mengageti Tania.
.......
.......
.......
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
나는
kek nya yg teriak "berisik!" si KetOs deh
2020-11-20
5
xiaodia
xixixixi
2020-11-16
0
jomblowati
kak , buat tania ama ketua osis aja ! faza kan namanya ?!
2020-08-05
18