"Berisik!" pekik Faza membuat Tania tersenak kaget sembari memelotot menatap ke aarag sampingnya, Faza yang sedang bersandar di bawah pohon sembari memejamkan matanya langsung melebarkan matanya dan menatap Tania dengan tatapan dingin.
"Pagi-pagi duduk di taman sekolah? Lagi galau ya?" tanya Tania karena ketua osis sekolahan itu seperti sedang meratapi nasib buruknya.
"Enggak usah sok tahu, pergi sana." ucap Faza seraya membuang mukanya, sehingga Tania pergi meninggalkan Faza.
Faza melirik untuk melihat Tania tapi ia mengernyitkan dahinya karena Tania tidak ada di depannya lagi, saat Faza menoleh ke arah kanan, Faza melihat Tania berjalan menjauh menuju kelasnya tapi entah kenapa mata Faza mengiringi langkah Tania sampai tak terlihat lagi.
Sesampainya di kelas Tania melihat Aldy sedang asik mengobrol dengan Dito dan Bobby, Tania berjalan menuju bangkunya sontak Aldy menoleh ke samping kiri.
"Udah dateng?" tanya Aldy dan di balas anggukan oleh Tania.
Tiga menit kemudian Tania mendongak dan melihat ketiga sahabatnya yang baru masuk ke dalam kelas di mana mereka adalah Firgy, Niky dan Mika. Sorot mata Tania tidak lepas dari Mika hingga Mika menyadarinya dan langsung buru-buru duduk di bangkunya.
"Dasar mulut besar!" dengus Tania kala mengingat Mika memberitahu segala masalahnya dengan Leo kepada kakaknya.
"Lo bilang apa?" tanya Aldy yang samar-samar mendengar ucapan Tania tadi.
"Enggak ada." ucap Tania cepat.
Tidak berselang lama bel masuk pun berbunyi, semua murid masuk ke dalam kelas mereka masing-masing dan melaksanakan pelajaran mereka masing-masing.
Ketika pelajaran pertama dan kedua, Tania tidak mengeluarkan sepatah katapun, mata wanita itu sesekali melamunkan sesuatu yang membuat Aldy mengira jika adiknya itu sedang memikirkan tentang Leo.
"Apa dia udah tahu?" batin Aldy sambil menggenggam tangan sang adik, Tania yang sedang fokus menatap ke arah depan mendadak menoleh ke arah sang kakak dengan tanda tanya.
"Kenapa?" bisik Aldy membuat Tania mengerutkan dahinya tidak paham.
"Masalah Leo?" tanya Aldy membuat pupil mata wanita itu sedikit tersentak.
"Jangan di fikirin, gue udah tahu semuanya, dia pantes dapetin itu," bisik Aldy dan Tania hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Benar 'kan dia udah tahu." batin Tania.
Bel istirahat pun berbunyi, satu-persatu murid pergi keluar kelas begitu juga dengan Tania pergi ke kantin bersama Aldy, Dito, Abdi dan Bobby.
"Tumben nggak ke perpus?" tanya Dito.
"Lagi males baca." ucap Tania.
"Masih saling diem-dieman lo berdua?" bisik Bobby di telinga Tania namun suara pria itu cukup besar hingga Aldy bisa mendengarnya juga. Ralat, mereka semua bisa mendengar bisikkannya dan Aldy tersenyum miring sebelum dirinya merangkul bahu Tania.
"Kita udah baikan kalik." ucap Aldy mengajak Tania berlari duluan menuju kantin meninggalkan mereka bertiga yang di buat melongo.
"Bukannya Aldy masih marah sama Tania gara-gara dia pacaran sama Leo?" tanya Abdi.
"Mungkin udah putus," ucap Dito dan Bobby serentak.
Aldy dan Tania sudah sampai di kantin bahkan sekarang mereka sudah duduk di bangku kantin, Aldy berdiri dan langsung memesan dua mangkuk bakso dan dua gelas jus mangga.
Ketika Tania menunggu kakaknya yang sedang memesan makanan untuk mereka berdua, sorot mata wanita itu beralih ke arah pojok kantin, di mana itu adalah tempat para rombongan Leo dan juga satu perempuan yang tidak ia kenal merangkul tangan Leo.
"Dia ...." Tania menyipitkan matanya tanpa sadar kakaknya sudah berada di depannya, Aldy menatap Tania lalu ia mengikuti arah pandangan adiknya.
"Kenapa?" tanya Aldy membuat Tania tersenak dan sontak wanita itu menatap sang kakak.
"Nggak, nggak ada apa-apa em gue cuma lihat cewek yang ada di sana aja." tunjuk Tania menggunkan gerakkan kepalanya sehingga Aldy menoleh ke tempat yang di tunjuk adiknya.
"Mauren." ucap Aldy dudui di kursi depan sang adik seraya meletakkan makanan yang ia bawa.
"Mauren? Oh jadi dia yang namanya Mauren," ucap Tania ingat dengan nama yang menjadi ba*u Leo.
"Hem kenapa?" tanya Aldy membuat Tania menatap lagi ke arah rombongan Leo.
"Kok gue kayak pernah lihat dia ya tapi di mana." ucap Tania kemudian menatap sang kakak.
"Mana ...."
"Ah gue ingat." pekik Tania.
"Ingat apaan?" tanya Aldy.
"Dia cewek yang gue tabrak di perempatan lampu merah waktu itu." ucap Tania dengab mata membulat.
"Emang kapan lo nabrak orang?" tanya Aldy melupakan cerita sang adik.
"Yang pernah gue ceritain di kamar waktu itu loh Kak, ih parah banget lo masa iya udah lupa," ketus Tania namun Aldy tidak bisa mengingatnya.
"Tsk! Yang gue abis dari balapan terus pulangnya nabrak cewek ...."
"Oh! Yang lo kabur terus nyuruh ojol buat bantuin cewek itu, iya?" potong Aldy mengingat hal konyol Tania yang menyuruh ojol.
"Tapi gue 'kan tanggung jawab." ucap Tania dengan malas.
"Jadi Mauren yang lo tabrak?" tanya Aldy.
"Yap, gue ingat kok ceweknya pake bando warna pink dan rambutnya kriting, mukanya juga persis banget kayak dia." jelas Tania menatap rombongan mereka hingga tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata Leo. Degg! Seketika tatapan mereka terkunci satu sama lain.
"Wih udah pesan duluan aja nih." ucap Bobby membuat Tania tersenak dan memutus kontak matanya dari Leo.
"Lo kenapa, Tan?" tanya Dito karena pria itu tidak sengaja melihat Tania tersenak kaget.
"Enggak apa-apa em gue pergi dulu ya." ucap Tania tanpa memakan bakso di depannya.
"Ke mana?" tanya Aldy namun Tania tidak menjawab dan langsung pergi dari kantin.
"Kenapa dia?" tanya Dito duduk di tempat Tania tadi dan Aldy mengedikan bahu tidak tahu.
"Nggak tahu." jawab Aldy.
..........
Tania berjalan menuju rooftop sekolah di mana tempat itu Tania bisa menengkan dirinya lewat hamparan angin.
Ketua osis tidak sengaja melihat Tania berjalan menaiki tangga menuju rooftop sehingga dirinya pun mengikuti langkah Tania menuju rooftop dan Tania tidak menyadari itu
Sesampainya di rooftop, Tania duduk di sofa di bawah kanopi tempat di mana Leo dan kedua sahabatnya duduki waktu itu.
Beberapa waktu lalu ketika tanpa sengaja mata Tania bertemu dengan mata Leo, hati Tania berhasil di buat sakit, bod*hnya Tania mempercayai perjuangan Leo adalah sebuah keseriusan padahal nyatanya perjuangan pria itu adalah keterpaksaan demi sebuah taruhan.
"Ayolah Tania! Harus banget lo masih mikirin dia, dia itu pengalaman terburuk lo dan lo harus buang jauh-jauh semua tentang dia," kesal Tania memejamkan matanya.
Dari kejauhan Faza menyipitkan matanya saat mulut Tania komat-kamit seperti orang yang sedang mengalami frustasi berat, kemudian pria itu melihat arloji di tangannya.
"Dasar cewek aneh," desis Faza masih berdiri menatap Tania dengan wajah aneh hingga bermenit-menit lamanya suara bel masuk kelas pun berbunyi, Faza masih menatap Tania yang tidak bergerak dari tempatnya, wanita itu seperti sengaja mengabaikan suara bel sekolah.
"Bener-bener ya ni cewek, jam istirahat udah berakhir tapi dia malah santai aja duduk di sini, beda banget sama anak teladan kayak Kenan." ucap Faza membandingkan Tania dengan di penakut dan si cupu Kenan, pria itu pun berjalan mendekati Tania.
"Turun sekarang!" sentak Faza tepat di samping Tania, seketika wanita itu terperanjat kaget. m
"Kolor ijo burung pink," latah Tania membuat Faza membulatkan matanya.
"Ngomong apa lo barusan?" pekik Faza hingga Tania membulatkan matanya seraya menatap ke arah Faza.
"O-oops!" Tania menutup mulutnya.
"Turun sekarang, jam istirahat udah selesai!" titah Faza menarik paksa tangan Tania dan wanita itu hanya bisa patuh saja.
Saat melewati beberapa kelas yang ada, mata para siswi-siswi menatap tajam ke arah Tania yang sedang di tarik oleh sang ketua osis namun ada juga yang secara terang-terangan berteriak iri karena Faza yang di kenal sangat tersembunyi itu menggenggam tangan seorang wanita.
Karena melihat kelakuan Tania yang nakal, ketua osis itu mengira Tania adalah anak Ips tiga karena memang rata-rata anak Ips tiga isian muridnya nakal-nakal semua, hingga pada saat Faza menarik tangan Tania melewati kelas XI IPA 1 seketika itu juga Tania menghentikan langkahnya.
"Kenapa?" tanya Faza masih menggenggam tangan Tania dan tentu itu jadi sorotan semua murid ECHS.
"Udah sampai." ucap Tania.
"Lo anak sebelas Ipa satu?" tanya Faza.
"Hem." sahut Tania menatap tangannya yang masih di genggam oleh Faza lalu wanita itu menaikan kepalanya untuk menatap malas wajah Faza, lama Tania menatap Faza tiba-tiba saja bapak guru yang ingin masuk ke kelas XI IPA 1 menegur mereka berdua.
"Ehem!" suara keras itu sontak membuat Faza dan Tania menoleh ke arah samping.
"Eh! Pagi Pak." sapa Tania tersenyum lebar, bapak guru itu mengerutkan dahinya seraya melihat jam tangannya.
"Ini udah siang Tania." ucap si pak guru membuat Faza tertawa kecil.
"Pftt! Siang Pak." sapa Faza.
"Udah selesai pacarannya? Sekarang masuk kelas." ucap pak guru membuat Faza dan Tania mengernyit dan saling beradu pandang lalu mereka kembali menatap sang bapak guru.
"Kita nggak pacaran." ucap Faza dan Tania serentak.
Pak guru itu mengangkat tangan Faza dan Tania yang masih setia menempel membuat kedua orang Itu menatap tangan mereka dan seketika mereka berdua memelotot kaget kemudian mereka berdua saling pandang satu sama lain.
"Ngapain lo pegang-pegang tangan gue." pekik Tania menarik kuat tangannya.
"Jangan asal nuduh, yang ada elo tu yang pegang tangan gue." balas Faza juga menarik tangannya.
"Jelas lo yang tarik tangan gue tadi." sengit Tania tidak merasa dirinya menarik tangan Faza.
"Itu karena jam pelajaran udah di mulai." ucap Faza mengakui bahwa dirinya yang menarik tangan Tania.
"Nah jadi lo yang duluan pegang tangan gue bukan gue." ucap Tania.
"Eh Gue enggak ...."
"Hais sutt! Kenapa malah ribut toh." ucap pak guru mengangkat kedua tangannya melerau mereka berdua.
"Dia yang duluan, Pak." tunjuk Tania pada Faza.
"Heh! Elo yang duluan." balas Faza.
"Elo tu!" sentak Tania.
"Elo yang mulai juga," balas Faza.
"Lo." sentak Tania
"Lo." balas Faza
"Diam." bentak pak guru membuat Faza dan Tania berhenti berdebat.
"Tania masuk kelas, Faza silahkan pergi ke kelas kamu sekarang." titah pak guru.
"Baik Pak, saya permisi." ucap Faza pergi kekelasnya di XI IPA 2, begitu juga dengan Tania yang masuk ke kelasnya.
.......
.......
.......
.......
.......
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
😁😁😁😁
2023-06-21
0
Fera yui
jangan2 nih nantinya Faza jadian sama si Tania...
2021-01-20
0
veve12479 😉
beruntung
2021-01-19
0