Mika lebih dulu berjalan mendekati pria berparas tampan namun terlihat cuek orangnya, dia sedang duduk memainkan gitar, suara petikkan gitar itu sangat indah dan nyaman saat di dengar.
"Ehem! Hai tampan," sapa Mika tanpa rasa malu duduk di sebelah Rio membuat Rio menghentikan gerakkan tangannya dan mendongakkan kepalanya menatap Mika, pria itu menatap Mika tanpa ekspresi.
"Siapa lo?" tanya Rio.
"Hah! Bukankah Tania bilang tadi Firgy, Niky dan aku telah menghebohkan seisi sekolahan ini ya? Tapi kenapa pria ini malah tidak mengenalku? Apa dia kurang pergaulan maka dari itu dia tidak mengenal murid baru sekolahannya!" batin Mika menerka-nerka.
"Kenalin nama gue Mika Yosefa Azril, gue murid baru di sekolahan ini." ucap Mika memperkenalkan dirinya seraya mengulurkan tangannya di depan Rio.
"Nggak nanya." ucap Rio datar
"Nama lo Rio bukan sih?" tanya Mika.
"Basi!" sengit Rio membuat otak Mika ngebleng, wanita itu tidak mengerti dengan maksud kata basi Rio.
"Apanya yang basi? Makanan ini?" tanya Mika dengan polosnya menunjuk siomay yang ada di meja depan mereka, di mana itu adalah milik Rio.
"Kalo basi di buang aja, sini gue bantu," ucap Mika tanpa permisi mengambil piring berisi siomay milik Rio dan membuangnya ke kotak sampah membuat Rio membulatkan matanya.
"Eh! Siomay gue," disis Rio namun sudah terlanjur di buang oleh Mika.
"Kenapa? Udah basi 'kan," ucap Mika membuat Rio mengeraskan rahangnya ingin marah.
"Pergi lo dari sini," usir Rio membuat Mika mengerutkan dahinyaa aneh dengan ekspresi wajah Rio yang tampak marah padahal niatnya baik membuang makanan basi milik Rio agar pria itu tidak sakit perut.
"Lo marah ya?" tanya Mika tapi Rio tidak menjawab dan malah masuk ke dalam kantin bie'em, ia terlalu muak menghadapi wanita yang suka mencari perhatian dirinya.
...•••...
Lain halnya dengan Niky yang berjalan pelan menghampiri Diky yang sedang asik mendengarkan musik seraya kepala pria itu bergerak mengikuti alunan lagu yang sedang ia dengar, entah kenapa wanita itu tiba-tiba tersenyum tipis saat melihat mulut Diky yang komat-kamit seperti sedang menyanyi juga.
"Ohya! Nama dia tadi siapa ya, aduh lupa 'kan jadinya." batin Niky tersadar dari lamunan singkatnya, wanita itu memejamkan matanya sambil memukul-mukul keningnya dengan kepalan tangannya, berusaha mengingat siapa nama pria yang ada di hadapannya saat ini.
Diky yang asik bernyanyi mendongakkan kepalanya dan meliriki ke arah Niky, pria itu mengerutkan dahinya karena melihat gelagat Niky yang memukul-mukul keningnya.
"Woy!" panggil Diky pelan seraya melepas earphone dari telinganya membuat Niky membuka matanya dan menatap ke arah Diky.
"Hem," Niky tersenyum kaku dan Diky tentu membalas senyuman wanita cantik di hadapannya itu.
"Ngapain berdiri di situ sambil mukul-mukul kepala, lagi sakit kepala lo?" tanya Diky membuat Niky melangkahkan kakinya mendekati Diky dan duduk di kursi samping pria itu.
"Iya lagi pusing, numpang duduk bentar," ucap Niky memasang wajah sangar membuat Diky mengerutkan dahinya, apakah wanita itu sedang ada masalah? Fikir Diky merasa tidak nyaman dengan raut wajah sangar Niky.
"Kayaknya gue pernah lihat lo deh! Lo anak baru yang bikin heboh sekolahan enggak sih?" tanya Diky ternyata mengenal Niky.
"Biasa aja," sahut Niky.
"Nama lo siapa?" tanya Diky.
"Niky," sahut Niky namun ia tidak mau bertanya siapa nama pria itu karena dirinya juga tidak mau tahu nama pria itu.
"Wah! Nama kita bisa sama ya tapi cuma beda huruf n sama d doang sih, nama lo Niky dan nama gue Diky, salam kenal ya Niky! Siapa tahu di masa depan kita berdua jodoh, biar nanti nama anak kita bisa kita kasih nama Fiky buat yang cowok dan Kiky buat yang cewek," ucap Diky mengedipkan sebelah mata kanannya menggoda Niky.
"Hem!' Niky hanya menanggapi dengan tersenyum kaku, it's just your dream! Fikir Niky tidak akan mungkin mau berjodoh dengan Diky.
...•••...
Bersamaan dengan Mika dan Niky, Firgy juga berjalan mendekati most wanted sekolahan yaitu Leo, sebenarnya Firgy adalah wanita yang paling sulit untuk di dekati tapi jika untuk mendekati pria manapun, Firgy adalah ahlinya.
"Ehemm." tegur Firgy tersenyum tipis sehingga Leo yang terus menatap jalanan tiba-tiba tersentak karena kedatangan Firgy di depannya, Leo mengernyit menatap Firgy.
"Kenapa? Ada yang aneh dari muka gue ya?" tanya Firgy menunjuk wajahnya sendiri namun Leo tidak menjawab dan malah mengalihkan pandangannya kembali kejalanan.
"Ehem! Dari tadi ngeliatin jalanan mulu, lagi nungguin siapa sih?" tanya Firgy lagi namun Leo masih saja diam, pria itu seperti tidak menganggap kehadiran Firgy.
"Lo bukan orang Indonesia ya?" tanya Firgy merasa kesal tapi lagi-lagi Leo mengabaikan wanita itu.
"Pantas saja Tania menyuruhku untuk lebih ekstra menghadapi pria ini ternyata pria ini tidak mudah untuk di ajak bicara, sial!" batin Firgy mengumpat kesal karena ini sangat membuang-buang waktunya tapi mau bagaimana lagi, printah Tania tidak akan pernah berani ia tolak karena dirinya tahu Tania adalah wanita yang sangat menyeramkan.
"Setahu gue orang Indonesia itu paling tahu bagaimana caranya menghargai orang lain yang lagi ngomong karena Indonesia di kenal dengan Bhinneka Tunggal Ika dan lo kayaknya bukan orang Indonesia karena gue udah bicara pake bahasa Indonesia tapi lo enggak menghargai orang di depan lo sebagai pendatang." ucap Firgy panjang lebar sehingga Leo langsung menatap Firgy dengan sangat tajam.
"Gue emang bukan orang Indonesia, lo mau apa? Mau gue hargain pake uang?" tanya Leo sinis membuat Firgy terdiam sejenak.
"Gue enggak butuh duit lo karena gue cuma mau kenalan sama lo," ucap Firgy membuat Leo berdecih dan hendak membuang mukanya ke arah jalanan lagi.
"Nama gue Firgy, kalo nama lo siapa?" tanya Firgy cepat kerena wanita itu melihat dari sepion motor Leo, Tania baru saja keluar dari mobil.
"Nama gue terlalu mahal buat lo kenal, pergi sana lo!" sentak Leo menatap tajam ke arah Firgy membuat wanita itu mendengus.
"Dasar sombong!" sengit Firgy pergi meninggalkan Leo karena Tania juga sudah berlari masuk ke gerbang sekolah.
.........
...Kelas XI IPA 1...
Sejak awal Firgy di tempatkan di kelas yang sama dengab Tania yaitu di kelas XI IPA 1 sedangkan Niky dan Mika masuk ke kelas XI IPA 2 tapi karena mereka berdua memohon kepada kepala sekolah yang notabenenya adalah paman Mika jadilah Niky dan Mika pindah kelas ke XI IPA 1.
Di dalam kelas mereka bertiga di larang keras oleh Tania untuk dekat dengannya itu karena Tania tidak mau ada orang yang curiga jika wanita-wanita cantik seperti mereka bertiga berteman dengan Tania yang jelek, walau sebenarnya Tania lebih cantik dari mereka bertiga tapi di sekolahan baru ini ketiga sahabat Tania itu menjadi sorotan semua murid-murid sekolah, bahkan paras primadona sekolah yaitu Clara bisa di kalahkan oleh paras Firgy yang datar, Niky yang sinis atau telihat kejam kemudian Mika yang imut.
Kemarin saat Firgy, Niky dan Mika menjadi murid baru, sang primadona sekolah yang melihat langsung ketiga murid baru asal luar negeri itu merasakan gejolak iri dan minder pada paras cantik mereka.
"Kumpul nih," titah Aldy melemparkan buku hasil kerja kelompok antar sebangku ke meja Tania, sejak kemarin Aldy sudah kembali duduk di bangkunya sendiri namun sikap pria itu masih dingin dan acuh pada adiknya.
Wanita itu mendengus sebal namun tak urung ia mengambil buku milik kakaknya itu dan mengumpulkan buku mereka berdua di atas meja guru.
"Aldy - Bobby, bawa semua buku ini ke kantor ibuk sekarang," titah sang guru pada ketuas kelas dan wakil kelas yaitu Aldy dan Bobby.
"Minggir!" titah Aldy dingin karena pria itu duduk di dekat dinding sehingga Tania berdiri dan menyingkir lalu Aldy pun keluar dari bangkunya.
"Serem banget ya lihat Kak Aldy kayak gitu," bisik Niky pada teman sebangkunya yaitu Mika.
"Loh! Bukannya salah Tania ya jadi wajar dong Kak Aldy marah sama Tania," ucap Mika keceplosan hingga samar-samar Tania bisa mendengar kedua sahabatnya itu sedang membicarakan dirinya karena posisi duduk kedua sahabatnya itu bersebelahan dengannya dan Aldy.
"Sial!" desis Tania berjalan keluar dari kelas karena bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu.
Tania berjalan menuju perpustakaan, di mana dirinya harus melewati lapangan yang selalu ia hindari beberapa hari ini, wanita terus berjalan dengan sedikit menyembunyikan wajahnya menggunakan buku.
"Tania!" pekik seseorang membuat Tania membulatkan matanya kaget.
Di tengah lapangan, Leo mengerutkan dahinya saat telinganya tidak sengaja mendengar nama kekasihnya di panggil oleh seorang pria yang entah itu siapa, padahal isi lapangan ramai teriakkan para siswi-siswi yang meneriaki namanya namun Leo sangat yakin dengan apa yang ia dengar barusan ada seseorang yang memanggil nama Tania. Pria itu pun menggerakkan kepalanya mencari keberadaan kekasihnya itu.
"Kenan," desis Tania dengan kesal.
"K-kamu kenapa tutupin muka kamu pakai buku?" tanya Kenan saat sudah berdiri di depan Tania membuat Tania ingin sekali memukul kepala pria bermata sipit itu.
"E-enggak apa-apa," sahut Tania cepat.
"Ini buku apa sih?" tanya Kenan tiba-tiba mengambil buku yang Tania gunakan untuk menutupi wajahnya, seketika wanita itu membulatkan matanya kaget.
Dari kejauhan Leo akhirnya menemukan keberadaan kekasihnya, ia memutar tubuhnya lalu ia berlari menuju tempat kekasihnya itu sedangkan Tania melirikkan matanya ke samping.
"Kenan sialan!" umpat Tania kemudian menarik tangan Kenan untuk mejauh dari lapangan sekolah, Leo mengerutkan dahinya marah karena kekasihnya itu menggenggam tangan pria lain lalu ia mempercepat langkah kakinya untuk mengejar Tania dan pria yang tidak ia kenal itu.
"Tania, kamu ... hempp!" Tania menutup mulut Kenan saat mereka berdua bersembunyi di balik semak-semak.
"Suttt!" Tania melepaskan tangannya dari mulut Kenan kemudian wanita itu menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya serdiri tanda mereka berdua tidak boleh mengeluarkan suara apapun.
Huhhh ....
Tania dan Kenan mendengar suara helaan napas seseorang yang tak lain dan tak bukan itu adalah Leo, Tania menggigit bibir bawahnya kala dirinya merasa cemas dengan situasinya saat ini, wanita itu berharap Leo tidak akan menemukan dirinya namun sepertinya harapan Tania tidak akan terkabulkan karena Leo mengernyitkan dahinya penasaran saat melihat semak-semak di hadapannya bergerak-gerak.
Kaki pria itu berjalan pelan mendekati semak-semak itu, tangannya terangkat ingin membukakan ruang pada semak-semak itu.
"Leo ....
.......
.......
.......
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
veve12479 😉
ah sama faza aja siapa yang setuju
2021-01-19
0
Ig : @wulaaannn._07
Aku datang lagi kak😆
2021-01-18
0
Micelle
"lo mau dihargai brapa" pedas nya kata2 leo
2020-12-23
0