...Tringg! All today's lessons have been completed, See you tomorrow bla bla ......
...suara bel pulang sekolah....
"Karena jan pelajaran sudah habis, Bapak akhiri pelajaran hari ini dan akan kita lanjutkan pembahasan selanjutnya di hari berikutnya." ucap guru Biologi sembari permisi keluar duluan.
Satu per satu semua murid keluar dari gerbang sekolah begitu juga dengan Aldy dan para sahabatnya serta para sahabat Tania sedangkan Tania masih sibuk mencari sesuatu yang hilang.
"Duh! Buku Kenan tadi gue tarok mana ya?" gumam Tania menggaruk kepalanya pusing mencari buku milik Kenan yang ia pinjam hilang entah ke mana.
"Ohya, tadi 'kan di pinjem Abdi!" ucap Tania mendengus sebal karena entah kenapa dirinya bisa menjadi pelupa kemudian wanita itu berjalan keluar menuju kantin bie'em.
"Kasian mobil kesayangan gue, enggak pernah masuk ke parkiran sekolah," ucap Tania menatap mobilnya yang tidak pernah ia bawa ke parkiran dalam sekolah.
Namun Tania membulatkan matanya kaget saat secara tiba-tiba Leo menarik tangannya dan membawanya entah ke mana.
"Lepasin tangan gue, lo mau bawa gue ke mana. Akh!" pikik Tania tapi tidak di pedulikan Leo, padahal Tania sudah meringis karena genggaman tangan Leo sangatlah kuat.
"Leo lepas!" pekik Tania dengan lantang sehingga Leo melepaskan tangan Tania tepat mereka sudah berada di taman belakang kantin bie'em.
"Kenapa kamu bisa sama Faza tadi?" tanya Leo membalikkan badannya menatap Tania membuat wanita itu mendongakkan kepalanya menatap Leo.
"Tau dari mana dia kalo gue tadi sama pak ketua osis? Jangan-jangan dia ngikutin gue ke rooftop sekolah? Ck, dasar penguntit!" batin Tania dengan malas.
"Tania, aku tanya kenapa kamu bisa sama Faza tadi?" tanya Leo kini menggenggam kedua pundak Tania.
"Bukan urusan lo," ucap Tania menepis kedua tangan pria itu kemudian ia mengalihkan pandangannya ke samping, rasanya muak jika harus bertatap muka dengan Leo.
"Apa kamu bilang bukan urusan aku? Jelas itu urusan aku karena kamu pacar aku, Tania." ucap Leo dengan keras, mata Tania langsung membulat tapi dengan cepat Tania menetralkan keterkejutannya atas ungkapan Leo tadi.
"Lucu ya, gue udah selesai sama lo ...."
"Nggak, kita belum selesai," potong Leo cepat.
"Mau lo apa sih?" tanya Tania memaksakan dirinya untuk menatap mata Leo yang tajam, pria itu terdiam sesaat.
"Jauhin Aldy sama Faza," ucap Leo tidak tahu apakah itu sebuah permintaan atau kah sebuah perintah.
"Buat apa gue jauhin mereka?" tanya Tania.
"Aku nggak suka pacar aku deket sama cowok lain," ucap Leo menatap dalam netra Tania.
Sialan! Jantung Tania berdegup kencang, jujur saja ia merasa senang dengan sikap posesif Leo tapi ini semua palsu, lelaki itu tidak benar-benar menyukai dirinya, Tania tau itu.
"Siapa pacar lo, Mauren? Alia? Atau Sasya?" tanya Tania mengerutkan dahinya.
"Bukan mereka tapi kamu Tania." tegas Leo membuat hati Tania merasakan ngilu.
"Munafik! Lo itu udah ketahuan bermuka dua Leo, jadi enggak perlu deh lo akting lagi di depan gue," pekik Tania rasanya ingin memukul mulut Leo yang selalu membual di depannya.
"Siapa yang ngasih tahu kamu tentang mereka bertiga termasuk so'al ... so'al taruhan itu, siapa yang ngasih tahu kamu?" tanya Leo mengeraskan rahangnya.
"Lo enggak perlu tahu karena sekarang kita enggak ada hubungan apa-apa lagi, kita putus! pekik Tania beranjak meninggalkan Leo tapi sayangnya tangan Tania di tahan oleh Leo.
"Kita jadian dengan persetujuan dua belah pihak jadi putus juga harus sama-sama persetujuan dua belah pihak yaitu aku sama kamu." ucap Leo tidak terima di putuskan oleh Tania.
"Oke, lo yang ngomong sekarang," ucap Tania membalikkan badannya menatap Leo.
"Maksud kamu?" tanya Leo.
"Sesuai taruhan, lo yang bakal putusin gue jadi silahkan ngomong sekarang atau lo mau sekalian rekam suara lo, silahkan! Keluarin handphone lo sekarang." ucap Tania datar. Degg! Degg! Apa yang terjadi? Jantung Leo berdegup kencang saat Tania berbicara seperti itu padanya.
"Enggak akan, aku enggak akan pernah putusin kamu." ucap Leo membuat pupil mata Tania tersenak namun tangan wanita itu seketika terkepal kuat.
"Oh! Belum puas lo manfaatin gue atau lo mau jadiin gue koleksi mainan lo sampai gue di buat rusak sama lo bahkan mungkin sampai hamil," ucap Tania dengan sengaja berucap demikian karena wanita itu sudah terlanjur emosi, Leo pun menggenggam kedua pundak wanita itu.
"Tania dengerin aku, kamu pasti salah paham sama aku karena ...." Tania menepis kedua tangan Leo,
"Cukup Leo! Enggak ada yang namanya salah paham, gue udah denger semuanya keluar dari mulut lo sendiri, lo punya dua babu Mauren sama Alia dan satu cinta sejati Sasya plus satu mainan tapi kayaknya enggak deh, bukan cuma satu mainan tapi mungkin ada ratusan mainan dan salah satunya adalah gue." ujar Tania benar-benar pergi meninggalkan Leo menuju mobilnya tapi saat tengah berlari tiba-tiba saja Tania menabrak seseorang.
"Aawww !!" pekik Tania terjatuh ke aspal.
"Eghhh !!" ringis laki-laki itu mengelus bokongnya yang habis bersentuhan dengan aspal, alias terjatuh juga ke aspal.
"Eh! Sorry sorry gue enggak sengaja." ucap Tania masih dalam posisi terduduk menatap pria itu, pria itu terus meringis namun setelahnya ia mengernyit menatap Tania.
"Lo nangis?" tanyanya.
"Nggak! Gue nggak nangis," sahut Tania langsung berdiri, dirinya memang tidak menangis tapi matanya memerah karena menahan air mata yang hendak jatuh dari pelupuk matanya.
"Bantuin gue dong." pekik pria itu mengulurkan tangannya minta di batu oleh Tania, kemudian Tania menarik tangan pria itu untuk berdiri.
"E e Eh." pria itu yang berdirinya tidak seimbang dengan cepat Tania menangkap tubuhnya hingga pria itu merangkul bahu Tania.
Leo sempat terpaku dan terdiam di tempatnya namun tak lama dari itu Leo berlari mengejar Tania namun ketika Leo sudah di depan kantin bie'em Leo melihat seorang laki-laki merangkul pundak Tania hingga Leo tersentak kaget menghentikan langkahnya sembari mengepal kedua tangannya.
"Sial," umpat Leo karena Tania berpandangan satu sama lain dengan pria yang tidak Leo kenal, hingga dirinya tidak tahan melihat pemandangan yang tidak mengenakan untuk di lihat, Leo langsung berlari kembali ke belakang taman kantin bie'em.
"Hais! Kita duduk dulu di sana." ucap Tania memutus kontak matanya pada pria itu lalu ia melangkah ke kantin bie'em.
Setelah duduk di bangku, Tania menyuruh pria itu untuk menunggunya sebentar, tak lama dari itu Tania datang dengan membawa beberapa obat luka.
"Buat apa?" tanya pria itu.
"Luka sendiri kok nggak kerasa sih," ucap Tania menarik tangan pria itu, di mana ada pecahan beling yang tertancap di sana. Pria itu melihat tangannya yang terluka lalu ia mentap Tania.
"Nggak perlu di obat ...."
"Diem deh." ucap Tania menarik tangan pria itu dengan paksa dan ketika pria itu menatap ke depan tiba-tiba saja Tania mencabut serpihan beling di tangan pria itu.
Sebenarnya pria itu merasa sakit karena saat Tania mencabut serpihan beling itu, pria itu tidak di beri aba-aba sedikitpun tapu untungnya pria itu bisa menahan teriakan rasa sakitnya di dalam hati.
Tania membersihkan luka pria itu dengan sedikit cairan alkohol setelah itu menekan lukanya dengan kain steril agar pendarahannya berhenti, setelah menekan selama lima menit, Tania membersihkan luka pria itu dengan air bersih lalu mengoleskan salep antibiotik dan terakhir membalutnya dengan perban.
"Selesai, pengobatan dari gue nggak sempurna jadi lo bisa ke rumah sakit buat buka perban ini dan di obatin langsung oleh dokter nanti." ucap Tania menyodorkan uang 500 ribu.
"Nggak usah, ini udah cukup kok." ucap pria itu mendorong tangan Tania lalu ia menggoyangkan tangan kanannya.
"Lo pegang aja ...."
"Enggak." tolaknya cepat.
"Ya udah gue masukin lagi." ucap Tania memasukan uangnya kembali ke saku bajunya.
"Karena gue udah tanggung jawab, lo bisa pergi sekarang." ucap Tania mempersilahkan pria itu untuk pergi.
"Ngusir." sahut pria itu.
"Bukan gitu, maksud gue karena lo udah gue obatin jadi lo bisa kembali ke habitat lo lagi sekarang." ucap Tania tidak bisa mengontrol mulutnya untuk berkata kasar.
"Lo kira gue binatang." ucap pria itu.
"Lo ngerasa kayak binatang?" tanya Tania membuat pria mendengus kesal karena wanita yang tidak memiliki parasa cantik sedikitpun di sampingnya itu berani berbicara kasar dengannya.
"Lo sekolah di ECHS 'kan?" tanyanya.
"Kok lo tahu? Lo ngestalk gue ya." tuduh Tania tiba-tiba memelotot, dirinya tidak suka jika ada yang mencari tahu tentang dirinya.
"Gak usah kepedean, gue tahu karena lo pake seragam sekolahan ECHS." ucap pria itu membuat Tania memanyunkan bibirnya menatap seragam sekolahnya.
"Kalo lo tahu gue sekolah di ECHS kenapa lo nanya lagi sama gue." dengus Tania merasa malu.
"Cuma mau mastiin doang." ucapnya.
"Oh!" sahut Tania.
"Lo kelas berapa?" tanyanya.
"Kelas sebelas,' jawab Tania
"Kelas sebelas berapa?" tanyanya lagi
"Sebelas Ipa satu," jawab Tania.
"Lo kenal sama semua murid sekolahan?" tanyanya lagi dan lagi.
"Diki," jawab Tania.
"Oh." sahutnya.
"Lo kenal ...."
"Bisa enggak kalo nanya itu nggak usah berbelit-belit, langsung aja ke intinya." ucap Tania jengkel setengah mamp*s.
"Iya! Ini gue baru mau tanya, lo kenal sama namanya Karamel?" tanyanya membuat Tania mengerutkan dahinya.
Tania memutar bola matanya berfikir Karamel siapa yang pria itu cari, "Karamel siapa?" tanya Tania.
"Karamel Listra," sahut pria itu membuat Tania sedikit melebarkan matanya kaget.
"Bentar! Kayaknya gue enggak pernah denger nama itu di sekolahan ini," sahut Tania memutar bola matanya ke atas, dirinya berusaha sedang mengingat.
"Oh." sahutnya
"Siapa nama lo?" tanya Tania.
"Zayn." jawabnya.
"Oke gue catat Zayn, Zayn doang? Lo nggak punya nama kepanjangan gitu?" tanya Tania.
"Kenapa lo mau tahu nama kepanjangan gue?" tanya Zayn menatap Tania dengan tidak suka.
"Kalo gue ketemu sama yang namanya Karamel Listra, gue bisa kasih tahu dia kalo elo nyariin dia." ucap Tania malas.
"Enggk perlu." ucap Zayn berdiri dari duduknya lalu ia pergi meninggalkan Tania begitu saja.
"Bentar-bentar? Tadi gue ngobatin tangan dia, dia-nya ngomong makasih enggak sama gue?" tanya Tania menunjuk dirinya sendiri.
.......
.......
.......
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 268 Episodes
Comments
veve12479 😉
betul dugaan ku terhadap leo rasanya aneh
2021-01-19
0
Aliya Aja
dari pura pura jadi beneran nih si Leo..
terlalu mendalami peran sih..
2021-01-04
8
Anggun
Ih leo bener cinta gk si sma tania
2020-11-20
7