Bab 12

Pagi ini, Geri bersiap-siap lebih pagi dari biasanya. Dia akan langsung ke perusahaan Investor penting tersebut, Geri sudah membuat janji temu agar memperbaiki semua nya.

Geri akan pergi bersama dengan Ayah Feri, dia juga akan ikut bersama Putra nya untuk meminta maaf atas keteledoran sang Anak.

"Opa, mau kerja sama Papa?" tanya Ayesha.

"Iya Nak, kamu sekolah bareng Oma ya. Doakan Opa agar bisa secepatnya bertemu dengan Mama mu" jawab Ayah Feri lembut.

"Iya Opa, aku sudah sangat rindu dengan Mama. Aku selalu bertemu dengan Mama di dalam mimpi, Mama sekarang cantik banget" celoteh Yesha semangat.

Deg.

"Aku sungguh sangat egois" gumam batin Geri dengan menatap nanar pada Putri nya.

Ayah Feri dan Geri pun pergi setelah Asisten sang Ayah tiba disana, sedangkan Asisten Geri akan menghandle semua di perusahaan.

Perjalanan mereka cukup lama, karena waktu pagi adalah waktu orang-orang beraktivitas.

Selama perjalanan, Geri membahas isi berkas yang sudah dia revisi semalaman.

"Bagus, itu baru berkas yang benar" puji Ayah Feri.

Geri tersenyum kecil, dia lalu menyimpan kembali berkas nya ke dalam tas kerja.

"Ayah, emang dimana pusat perusahaan nya?" tanya Geri.

"Di Jakarta pusat, disana perusahaan pusat ke dua nya dan yang utama ada di Amerika" jawab Ayah Feri.

"Wow berarti dia pendiri perusahaan terbesar?" tanya Geri dengan takjub.

Ayah Feri mengangguk, dia memang sangat hebat bisa membuat perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan Ghiston yang sangat luar biasa.

"Yang saya dengar dari karyawan disini, mereka sekeluarga baru pulang dari Amerika 1 minggu yang lalu. Dan mereka juga sudah menemukan Putri mereka yang hilang hampir 25 tahun yang lalu beberapa saat lalu" jelas Asisten Ayah Feri.

"Berarti sekarang kita akan bertemu dengan Tuan Ghiston dan Putri nya?" tanya Ayah Feri dengan kaget.

"Benar Tuan, Putri sulung nya yang akan meneruskan jejeak Tuan Ghiston, sedangkan Putra nya memilih menjadi Dokter dan Putri bungsu nya akan menjadi Desainer" jelas nya lagi.

Ayah Feri mengangguk pasti, dia memang sangat sering mendengar kabar dari keluarga milliuner itu.

"Kau rupanya banyak tahu, Paman" celetuk Geri terkekeh.

"Kabar ini sudah tersebar di mana-mana, bahkan kalangan Ibu-ibu juga sudah mengetahui nya" balas Asisten Yana santai.

"Heh mana tahu dia Yana, yang dia tahu hanya seputaran empang dan pancingan saja" ledek sang Ayah.

"Bahkan dia juga tidak tahu bagaimana Putri nya selama ini dan mengabaikan pencarian Selly" celetuk nya lagi dengan kesal.

Geri hanya menunduk, dia memang salah dan lalai.

Hingga tak berselang lama akhir nya mereka sampai juga di perusahaan Ghiston Group.

Glek.

"Besar sekali" gumam Geri yang memang baru pertama kali kesana.

Geri mengikuti langkah sang Ayah, dia dan Ayah nya langsung menuju ke ruangan dimana akan di adakan meeting dengan pemilik perusahaan itu.

Yana mengkonfirmasi terlebih dulu pada resepsionis di depan, setelah nya mereka mengikuti langkah salah satu karyawan disana yang mengantarkan mereka.

"Ayah, ini besar banget ya. Bagaimana dengan yang utama" bisik Geri pada sang Ayah.

"Kau benar, makanya jangan hanya memancing saja di otakmu" sindir sang Ayah.

Glek.

"Kesana lagi kesana lagi" gerutu Geri dengan lirih.

Mereka berhenti ketika sampai di lantai yang di tuju dan ruangan yang di tuju.

"Silahkan kalian masuk, sebentar lagi Tuan besar dan Nona muda akan tiba" ucap karyawan Ghiston dengan sopan.

"Baik, Terimakasih" balas Ayah Feri.

Ceklek.

Pintu terbuka setelah Yana membuka nya, lalu mereka bertiga masuk dan duduk di kursi yang sudah tersedia.

Selang beberapa saat, terdengar derap langkah yang menuju ke ruangan dimana Geri berada.

Ayah, Yana dan Geri langsung duduk dengan rapi dan begitu elegant.

Ceklek.

"Silahkan Tuan besar, Nona muda dan Nyonya besar" ucap Asisten Tuan Ghiston.

Tap.

Tap.

"Selamat pagi, Feri Wiliam" sapa Tuan Ghiston dengan penuh wibawa.

"Selamat pagi juga Tuan Ghiston" sapa balik Ayah Feri dengan mengulurkan tangan nya pada Tuan Ghiston.

Ayah Feri dan Geri melongo melihat siapa yang ada di samping Tuan Ghiston, namun Ayah Feri langsung merubah raut wajah nya dan berbeda dengan Geri yang masih bengong.

"Silahkan duduk" ucap Asisten Tuan Ghiston.

Pluk.

Ayah Feri menepuk Geri dengan cepat, dan akhir nya dia sadar juga dan langsung duduk dengan perasaan yang tak menentu.

"Langsung saja" ucap Tuan Ghiston

Ayah Feri mengangguk, lalu dia menatap Geri dengan tajam.

Geri langsung saja mengeluarkan berkas nya, dia memberikan salinannya pada Tuan Ghiston. Lalu dengan cepat dia memulai nya dengan menguatkan diri dan tetap fokus.

Hingga presentasi Geri pun selesai dengan sempurna.

"Ini baru bagus, saya akan tetap melakukan investasi di perusahaan anda. Namun, besok yang akan menangani bukan saya lagi, namun Putri saya ini" ucap Tuan Ghiston dengan tegas.

"Pasti kalian sudah tahu siapa dia, terutama anda Tuan Geri" ucap Tuan Ghiston lagi.

Glek.

Geri menelan ludah kasar, dia hanya menganggukan kepala saja dengan memalingkan wajah nya yang sejak tadi terus menatap Selly.

"Apa kabar, Ayah" sapa Selly yang sejak tadi diam.

Ya, wanita yang bersama Tuan Ghiston dan Istri nya itu adalah Selly.

"Kabar Ayah baik, Nak" jawab Ayah dengan tersenyum haru.

Drrt.

Drrt.

Ponsel Ayah terus bergetar sejak tadi, lalu dia menyuruh Yana untuk mengangkat nya dan pergi sejenak dari sana.

Hening.

Tak ada percakapan ataupun sapaan yang keluar dari mulut mereka semua, bahkan Mommy pun hanya diam dan terus menggenggam tangan Selly.

"Nanti malam, kalian semua saya undang untuk makan malam di mansion saya dan disana sudah tertera alamat nya" ucap Mommy sambil memberikan kartu nama Tuan Ghiston, sang Suami.

Ayah Feri mengangguk, lalu dia berdiri dan berpamitan pada Tuan Ghiston.

Geri dan Yana pun ikut serta dengan Ayah Feri keluar dari ruangan itu.

"Ayah, itu Selly" lirih Geri dengan menatap sang Ayah nanar.

"Lalu kau mau apa? Biarkan saja, nanti malam kita datang dan pasti akan tahu yang sebenarnya" ucap Ayah Feri dengan tegas.

Geri mengangguk, dia lalu melangkah pergi dari sana bersama-sama dengan sang Ayah.

"Ada apa sebenarnya ini, kenapa Selly bisa bersama dengan Tuan dan Nyonya Ghiston" batin Geri setelah dia masuk ke dalam lift.

Selama perjalanan pulang, tak ada yang keluar sama sekali dari mulut Ayah dan Geri. Kedua nya sama-sama diam dengan seribu bahasa.

Hingga mobil yang di kendarai Yana pun sampai di perusahaan Wiliam.

Geri langsung saja menuju ke ruangannya, dia akan menenangkan pikirannya sebentar saja.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Reny Kistiyaningsih

Reny Kistiyaningsih

up

2022-08-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!