Geri dan kedua orangtua nya pergi ke Rumah terlebih dulu, apalagi Ayesha yang menangis mencari Mama dan Papa nya.
Sedangkan Dion sendiri pulang, dia tidak ikut karena bukan ranah nya.
*
"Papa" teriak Yesha saat melihat Geri turun dari mobil bersama Oma dan Opa.
"Sayang" ucap Geri dengan cepat membawa Ayesha ke pelukannya
Ayesha memeluk Geri dengan erat, dia menangis di pelukan sang Papa.
"Papa, Mama mana?" tanya Yesha yang mana membuat Geri dan orangtua nya diam membisu.
Ayesha menatap Opa dan Oma nya juga, namun mereka sama-sama diam seperti Papa nya, Geri.
Huh.
Lalu kaki kecil nya pergi melangkah ke pelayan, dia meminta di antarkan ke kamar nya saja oleh pelayan itu.
"Papa jahat, pasti Mama pergi karena Papa yang egois" pekik Ayesha dengan kesal.
"Mama ada kok sayang" balas Bunda Feli segera menenangkan Cucu nya.
"Kalian bohong, kalau Mama ada dia sudah pasti menemui aku. Papa jahat, Mama sering nangis karena Papa tak ada waktu buat kita" teriak nya lagi dengan cepat berlari ke arah kamar nya.
Brak.
Klik.
Pintu di tutup dengan kencang dan langsung di kunci oleh Ayesha, dia memang masih kecil namun dia selalu melihat Selly menangis diam-diam dan melihat Papa nya yang sudah tak memiliki waktu lagi dengan diri nya.
"Ini yang Ayah takutkan kala kamu kembali ke hobby mu, Geri" ucap Ayah Feri.
"Kamu itu egois dan hanya mementingkan kesenanganmu saja. Kamu tidak memikirkan Selly yang lelah seharian menjaga Putri kalian, namun di saat dia ingin refresing walau hanya sekedar ke Taman saja kamu tidak ada waktu" jelas Bunda Fila.
Huh.
Geri menatap kedua orangtua nya bergantian, dia lalu membuang nafas dengan kasar.
"Kenapa kalian selalu saja membela Selly, aku ini anak kalian dan bukan dia. Kalau dia memang sayang pada Ayesha maka dia akan menemui Ayesha walau sekedar singgah" ucap Geri dengan wajah penuh kesal.
"Dia saja tidak ingat pada Yesha makannya tidak kemari, sudahlah mungkin dia memang tidak butuh kita lagi" ucap nya lagi dengan nada cuek.
Deg.
Jantung Bunda Fila berdetak kencang, dia tidak menyangka bahwa Putra nya akan labil seperti ini.
"Apa kamu senang Selly pergi? Apa kamu tidak menyesal telah mengusir nya?" tanya Bunda.
"Aku menyesal Bun, tapi apa yang harus kita lakukan sekarang? Dia juga entah ada dimana rimba nya" jawab Geri.
"Sana pergi dan cari Selly, kalau kau belum menemukannya maka jangan harap bisa bertemu kami dan Ayesha" tegas Ayah Feri.
Hah.
Geri menatap Ayah nya dengan kaget, dia lalu mengerjapkan mata tak percaya.
"Ayah serius dan tidak bercanda Geri, pergi" teriak Ayah dengan nada yang lebih tegas.
Glek.
"Baiklah" balas Geri dengan susah payah menelan saliva nya.
Geri pergi dari mansion Ayah nya dengan wajah yang kesal, dia terus saja menggerutu karena Selly yang pergi dan dia yang menerima masalah nya.
"Sial, gue harus cari koneksi di Bandara" gumam nya dengan cepat menelpon sang Asisten.
**
Setelah kepergian Geri, Ayah dan Bunda Geri diam dengan helaan nafas kasar. Bahkan lelah yang menerpa tubuh paruh baya nya tidak di rasa oleh keduanya, mereka memutar otak nya agar mengetahui kemana pergi nya Selly berobat.
"Bagaimana ini Yah, kita seolah kehilangan Selly yang di telan bumi" lirih Bunda Fila.
"Sabar Bun, kita harus tenang lebih dulu agar semua nya bisa kita pikirkan dengan pikiran yang jernih" ucap Ayah Feri.
Bunda Fila hanya mengangguk, dia kemudian menghampiri kamar sang Cucu.
Sedangkan Suami nya beralih ke ruang kerja, dia akan menghubungi Asistennya untuk mengerahkan anak buah nya mencari Selly.
"Kamu kemana Nak? Apa kamu baik-baik saja, bagaimana bisa kamu kecelakaan dan sampai berobat ke luar Negeri" gumam Ayah Feri sendu.
"Maafkan Putra kami, Nak. Kami menyesal telah menikahkan kalian, aku kira kalian akan bahagia. Namun, Putra ku sendiri yang merusak semua nya" gumam Ayah Feri kembali.
Ayah Feri lalu memejamkan mata nya sejenak sambil menyenderkan kepala nya di kursi kerja, dia ingat saat dulu pertama kali bertemu dengan Selly yang sederhana.
"Kamu yang sederhana mampu menyihir ku dan Istriku, namun Geri juga ikut tersihir oleh kesederhanaanmu yang sangat memukau, Nak" gumam Ayah Feri.
***
1 Minggu kemudian, pencarian keuarga Wiliam pun terus berlanjut namun lagi dan lagi hasil nya nihil.
Keberadaan Selly seolah di tutupi oleh seseorang, bahkan Ayah Feri pun sempat meminta bantuan teman nya yang sangat ahli dalam IT.
Tak lupa juga anak buah nya yang selalu mencari di setiap sudut Kota.
Perubahaan Ayesha membuat Oma dan Opa nya sangat khawatir, Cucu nya itu berubah sangat dingin dan tak banyak bicara seperti biasa nya.
Apalagi jika sudah bertemu dengan Geri, dia akan terus memaki nya dan menyalahkan atas kepergian sang Mama.
Seperti saat ini, Geri hanya menatap Ayesha dari dalam mobil saja.
Dia menatap Ayesha yang sedang duduk menunggu jemputan bersama dengan salah satu pelayan orangtua nya.
"Maafkan Papa, Nak" gumam Geri.
"Papa akan mencari Mama dan membawa nya kembali pada kehidupan kita" gumam nya lagi sebelum pergi.
Geri melajukan mobil nya, dia menuju ke perusahaan karena jam istirahat sudah hampir selesai.
"Apa kamu baik-baik saja, Sell" monolog Geri dengan menatap jalanan dengan nanar.
Geri menyesal dengan semua sikap cuek nya, dia juga menyadari bahwa dia sangat egois.
Namun semua nya percuma, Selly sudah tak ada dan Geri pun tidak dapat menemukannya.
"Dimana kamu sayang? Apa kamu tidak rindu pada Ayesha" gumam nya.
"Maafkan aku yang egois ini, aku sangat bersalah padamu. Aku mohon kembalilah" gumam Geri kembali.
Hingga tak terasa mobil yang di lajukan Geri sampai di perusahaan. Dia langsung saja masuk ke ruangannya untuk bekerja.
*
Hari sudah malam, namun Geri malah bersiap untuk pergi memancing bersama Dion.
Dia akan melepaskan sejenak beban nya dengan memancing, meski sudah mencari Selly kemana-mana namun Geri tak dapat menemukannya.
Seolah-olah Selly sudah di telan bumi, hilang tak berbekas.
"Bagaimana kalau orangtua mu tau, Geri?" tanya Dion saat Geri sudah tiba di empang.
"Aku hanya sejenak, di Rumah sungguh mumet" jawab Geri dengan cepat.
Dion mengangguk, dia kemudian membantu Geri menyiapkan alat pancingan nya hingga selesai.
Geri bisa melupakan sejenak masalah nya dengan memancing, dia bahkan merasa beban di pundak nya sudah hilang entah kemana.
"Kalau Tuan Feri tau bisa gawat ini, aku mending pulang saja" gumam Dion sangat lirih.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Rini Gumilang
beban nya disantap ikan dikolam judi
2022-09-22
0
Rini Gumilang
mlepas beban mancing pinggir kali.
kalau mancing ujung2 nya judi itu bban sbnarnya
2022-09-22
0
Rini Gumilang
tuhkan edan deui...
2022-09-22
0