"Kau menuduhku Mas? Apa kamu lupa siapa Ayah mu? Dia adalah ATASAN mu di perusahaan" tekan Selly.
"Apa mau mu sekarang Mas? Aku sudah bersabar 1 tahun ini menghadapi mu, sudah berapa kali kau berbohong padaku, hmm?" ucap Selly kembali dengan lantang.
Plak.
"Kau semakin kurang ajar saja, Sell" bentak Geri dengan tangan yang sudah menampar Selly.
Selly menatap Geri dengan nanar, dia lalu menyeka air mata nya.
"Sekarang terserah kamu Mas, jika kamu sudah berbohong maka kamu sudah tidak butuh ku lagi. Aku akan pulang, Mas" ucap Selly.
"Pulanglah sana, tapi kau jangan coba-coba membawa Ayesha atau aku akan membuat Panti asuhan itu runtuh" balas Geri dengan penuh emosi.
Deg.
"Pergi sana dan jangan membawa apapun dari sini" usir Geri kembali.
"Baik, semoga setelah kepergian ku kamu akan lebih baik dan juga bebas. Aku titip Yesha" ucap Selly.
Selly lalu masuk ke kamar nya, dia membawa baju dan barang yang dia punya. Tak lupa juga dia membawa tabungan hasil jerih payah nya.
Setelah selesai, Selly menatap kamar nya dengan air mata yang menetes.
"Kau berubah Mas, kau mementingkan ego mu daripada keutuhan keluarga" gumam Selly berjalan keluar kamar.
Geri hanya menatap Selly, dia bahkan tidak menghentikannya ataupun menegur.
Tak lupa juga Selly membawa motor yang memang milik nya dulu sebelum menikah dengan Geri.
"Maafkan Mama, Nak" gumam Selly menyeka air mata nya.
Selly lalu pergi dari sana dengan melajukan motor nya, dia tidak akan pulang ke Panti karena takut mertua nya akan menemukan dia.
**
Sedangkan Geri, setelah kepergian Selly dari Rumah nya, dia memejamkan mata nya. Dia meredakan emosi yang sudah ke ubun-ubun.
"Ini yang terbaik" gumam Geri.
Dia kemudian pergi bersiap, malam ini dia akan pergi memancing kembali dan akan melupakan semua yang terjadi hari ini.
Geri pergi begitu saja, dia seolah tak ada beban ataupun masalah. Bahkan dia terkesan melupakannya begitu saja, dia juga tak peduli pada Istri nya yang sudah pergi.
"Ck, kau memang hanya menganggu kesenanganku saja" gerutu Geri kala mengingat Selly.
Padahal sudah lama Geri tak memberikan nafkah yang layak pada Selly, dia seolah melupakan nafkah lahir maupun batin nya.
Geri hanya fokus pada kesenangan nya saja, tanpa dia tahu perlahan namun pasti itu akan membunuh nya.
Setiba nya di tempat pemancingan, Geri langsung duduk dan bersiap untuk mengeluarkan alat-alat nya.
"Wih, tumben lu full seharian ini disini" ucap teman sepemancingannya.
"Lagi mumet nih di Rumah" balas Geri.
"Kenapa lagi, bukannya kata lu udah aman?" tanya nya sambil duduk di samping Geri.
"Gue usir bini gue, gue yakin dia sudah ngadu sama orangtua gue hingga mereka murka pada gue" jelas Geri.
Teman Geri langsung menghentikan aktifitas nya, dia lalu menatap Geri dengan tak percaya.
"Terus setelah lu usir lu bahagia? Gue yakin lu akan nyesel, jangan berbuat yang akan merugikan lu sendiri kawan" ucap temannya dengan santai.
"Maksud lu?" tanya Geri.
"Dulu awal gue memancing sembunyi-bunyi dari bini, bahkan gue sampe motong jatah uang bulanannya. Namun apa yang gue dapat? Gue malah jatuh sejatuh nya karena sudah dzolim pada Istri gue" jelas temannya.
Geri masih diam, dia mencerna ucapan temannya.
"Dan kau lihat sekarang? Meskipun gue jarang ikut lomba ataupun tiket, namun gue adem anyem aja karena gak pernah debat dan motong jatah anak, bini gue" lanjut nya lagi.
"Ck, mana ada begitu! Gue gak percaya" ucap Geri memalingkan wajah nya.
"Ya itu terserah lu aja" balas temannya.
Kemudian kedua nya diam kembali, mereka hanya fokus pada pancingan di depan nya.
Dion tidak kesana karena memang sudah tak ingin memancing, dia hanya sesekali jika Geri membutuhkan teman saja.
*
Hampir tengah malam Geri baru pulang ke Rumah, terlihat Rumah nya yang sepi dan juga lampu belum di nyalakan.
Geri melangkah dengan lunglai, dia langsung masuk dan menyalakan lampu.
Saat masuk ke dapur, dia menghela nafas karena tidak ada apapun untuk di makan.
"Selly" gumam Geri saat mengingat Istri nya.
Geri melangkah ke kamar, lagi dan lagi dia hanya menghela nafas kasar.
Drrt.
Ponsel di saku nya bergetar, dia lalu merogoh dan melihat siapa yang mengirim pesan tengah malam.
"Assalamualaikum Nak Geri, Maaf Ibu mengganggu waktu istirahat nya. Tolong sampaikan pada Selly besok akan ada acara di Panti dan kami mengundang diri nya"
Begitulah isi pesan dari Ibu Panti yang mana membuat Geri kaget.
"Loh bukannya Selly pergi kesana" gumam Geri.
Geri lalu mencoba menghubungi Selly, sudah hampir 3X percobaan namun tetap saja nomor ponsel nya tidak aktif.
"Kenapa pergi nya Selly kalau tidak ke Panti, apa pergi ke Rumah Bunda" gumam Geri.
Tut.
"Halo Tuan muda" sapa penjaga di mansion Ayah Feri.
"Apakah Selly ada kesana?" tanya Geri langsung.
"Maaf Tuan muda, sejak pagi tadi tidak ada Nona Selly. Disini hanya ada Nona muda Ayesha saja" jawab nya dengan yakin.
"Apa kau yakin Selly tidak kesana, coba kau cek Cctv siapa tahu aja ada di mansion" ucap Geri kembali.
"Saya yakin Tuan dan kebetulan ini saya sedang memantau Cctv" balas nya.
"Oh yasudah" ucap Geri.
Tut.
Geri menyimpan ponsel nya, dia lalu duduk di ranjang dengan pikiran yang kalut.
"Kamu kemana Sell" gumam nya dengan khawatir.
"Maafkan aku, aku tadi emosi" gumam nya lagi.
Geri memutuskan untuk mandi terlebih dulu, baru setelah nya dia akan mencari Selly.
*
Geri mencari Selly di temani Dion, mereka naik motor milik Dion dan berkeliling Jakarta untuk mencari Selly.
"Apa lu gak tau teman-teman Selly?" tanya Dion sambil menghentikan laju motor nya di Taman.
"Dia gak punya teman sejak dulu juga" jawab Geri frustasi.
"Lu udah coba telepon lagi?" tanya Dion kembali.
Geri mengangguk namun tak ada jawaban sama sekali dari Selly, bahkan nomor nya pun masih tak aktif.
"Kita pulang dulu aja, ini udah mau subuh" ajak Geri pada Dion.
"Lu istirahat saja di Rumah gue, biar besok kita nyari lagi" lanjut Geri.
"Oke kalau begitu" balas Dion.
Lalu kedua nya pun pergi dari sana, mereka sudah cukup jauh mencari Selly namun hasil nya nihil.
Geri belum memberitahu pada Orangtua nya, dia tidak ada keberanian untuk hal itu.
"Lu lapor sama bokap lu aja, dia kan banyak koneksi" usul Dion.
"Gue bakal di gorok kayak nya" balas Geri bergedik.
"Emang apa sih masalah nya sampai lu usir dia?" tanya Dion penasaran.
Geri menceritakan semua nya, Dion hanya menjadi pendengar di sepanjang jalan dengan fokus melajukan motor.
"Gila bener nih anak" gerutu Dion saat Geri selesai bicara.
Geri menghembuskan nafas nya kasar, dia cukup menyesal karena sudah bertindak gegabah.
*
Mereka sampai di Rumah sudah lewat subuh, karena memang pencarian mereka sudah cukup jauh.
Deg.
Jantung Geri serasa berhenti berdetak saat melihat di halaman Rumah nya sudah ada Ayah dan Bunda yang menanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Rini Gumilang
wahhhh dion jdi joki
2022-09-22
0
Rini Gumilang
benar2 diluar akal sehat geri bener2 lupa diri,selamat geri salut kemiskinan dn pndritaan mnyambutmu
2022-09-22
0
Junida Susilo
Semoga azab Allah akan turun kepada suami yang ringan tangan dan menelantarkan istri....suami seperti Geri tidak layak untuk dicintai dia hanya bisa menyakiti hati seorang istri 😠😠
2022-08-22
1