BAB 10 - Lamaran Sepihak

"Dia kenapa lagi?"

Setelah membuat ulah dan menyebabkan Kanaya sakit kepala. Malam ini, Syakil kembali pergi tanpa Kanaya tahu apa tujuannya. Hendak bertanya pada Mikhail dia malas karena biasanya jawaban Mikhail akan mengada-ngada dan membuat Kanaya semakin khawatir saja, sudah tentu tidak jauh dari ancaman bahwa Syakil mulai terkontaminasi pergaulan Pedro dan juga Kevin.

"Sudahlah, Ma ... mungkin dia pulang kali ini untuk mengubah hidupnya, kita nggak tahu kan tujuannya apa."

Untuk Ibra yang sudah semakin tua, dia tidak lagi hendak membuat semuanya rumit. Mungkin saat Mikhail muda dia bisa ikut campur, akan tetapi untuk ikut campur juga masalah Syakil, dia memilih enggan.

"Mama cuma khawatir, Mas ... Syakil sekarang sering pulang malam, setelah itu pergi lagi, padahal disini juga nggak ada kerjaan."

Beberapa tahun lalu, jangankan keluar malam. Pulang setelah azan magrib saja adalah hal yang langka bagi Syakil. Pikiran Kanaya semakin macam-macam, apa mungkin selama di luar negeri anaknya bukan semata-mata bisnis, pikirnya.

"Ya anggap saja dia cari angin, lagipula sudah dewasa ... dia pasti mampu membatasi diri, kamu tenang saja, iman Syakil sedikit lebih tebal daripada MIkhail," tutur Ibra kemudian, sebegitu percayanya dia pada Syakil bahwa tidak akan macam-macam.

Iman tebal tidak menjamin, bisa saja Syakil lebih sinting dari Mikhail. Buktinya, kemarin dia mendaratkan seisi minimarket bahkan Kanaya harus mengetuk pintu tetangganya demi membagikan sembako dan yang lainnya karena khawatir berasnya kutuan.

"Semoga saja, kalau dia begini terus besok Mama usir saja ... biar pulang ke LA." Mungkin baru kali ini ada orangtua yang ingin cepat-cepat putranya kembali lantaran tidak kuat jika Syakil terus di sini.

"Oma."

"Sean aku tabrak ya!!"

Belum selesai pusingnya Kanaya tentang Syakil, kini kedua putra Mikhail yang memang menginap dengan alasan ingin berkumpul bersama Syakil juga membuat kepala Kanaya semakin sakit.

"Zean tidur!! Besok lanjut lagi mainnya," tutur Kanaya memijit pelipisnya, lagipula kenapa harus main motor-motoran jam segini, pikir Kanaya bingung sendiri.

"Ah Oma nggak seru ... kata Papa kalau belum ngantuk masih boleh main kok," ucap Zean mengerucutkan bibirnya, alasan mereka suka dibawa ke rumah kakeknya hanya ini, Mikhail membuat mereka bebas.

"Papa kalian mana?"

"Papa tidur, katanya kecapekan."

Halah, kecapekan apanya? Paling-paling cari keringat. Kanaya membatin sembari mengelus dadanya, memang sudah jadi kebiasaan Mikhail jika berada di rumahnya akan seenak jidat. Jam sembilan dia akan mengunci pintu kamar dan buah hatinya akan menjadi tanggung jawab Rani.

Terserah, Kanaya tidak begitu peduli dan saat ini dia memilih kembali ke kamar dan tidak ingin terlalu memusingkan kaum pria di rumahnya ini. Kehadiran kedua cucunya mungkin menjadi hiburan bagi Ibra, terbukti meski pingggangnya kadang sakit, Ibra masih kerap menggendong cucunya yang bukan bayi lagi itu.

-

.

.

Sementara di sisi lain, sesuai dengan ketakutan kanaya. Syakil memang keluar malam untuk urusan wanita. Meski bukan berbuat nakal, akan tetapi dia berada di apartment Amara. Bukan sebagai tamu, karena apartment ini dia yang membelinya.

Sepeninggal Amara mengganti pakiannya, pria itu memeriksa sekeliling apartement demi memastikan semuanya memang sesuai keinginan. Tidak hanya memastikan hal yang terlihat saja, akan tetapi Syakil juga memastikan hal penting lainnya.

"Sudah?"

"Hm, sudah."

Amara kaku sekali, Syakil yang tidak pulang-pulang justru membuatnya sedikit terkekang. Bahkan Amara berpikir apa mungkin pria itu penggangguran, akan tetapi jika memang pengangguran kenapa semudah itu mengeluarkan uang.

"Cantik," puji Syakil memang merasa wanita itu cantik dengan piyama putih polosnya.

Hanya memberikan senyum sebagai jawaban, ada begitu banyak pertanyaan dalam benak Amara saat ini. Jika hanya sekali mungkin dia bisa lewatkan, hanya saja pengorbanan Syakil sejauh ini membuatnya bingung sendiri.

"Boleh aku bertanya?"

"Boleh saja, apa memangnya?" tanya Syakil pelan seraya menatap lekat wanita itu.

"Semua yang kamu berikan, maksudnya apa?"

Wajar saja jika dia bertanya, dipertemukan pria seroyal ini. Bahkan mantan kekasihnya saja tidak pernah memberikan hadiah mahal, dan kini hanya pria yang baru saja dikenal kenapa bisa dengan mudah memberikan segalanya.

"Tidak ada maksud, kenapa pertanyaanmu begitu?"

Syakil bertanya kemudian menegak air dingin yang sejak tadi dia nikmati dengan sekali tenggak. Pertanyaan Amara membuatnya tidak suka, pria itu bahkan tidak lagi menatap Amara.

"Bingung saja, kita baru saja mengenal ... tapi, kamu memberikan banyak hal padahal aku tidak melakukan apapun untukmu," tutur Amara jujur sekali, dia mengatakan ini bukan tanpa alasan. Prinsip hidup give and take, artinya ketika menerima sesuatu maka harus memberikan sesuatu juga.

"Kau berpikir apa? Apa kau takut aku mencari keuntungan darimu?"

"Tidak sama sekali, lagipula aku sadar diri tidak ada yang berharga dariku ... mana bisa membayarmu."

Sesaat keduanya terdiam, Syakil mengalihkan pandangan begitupun dengan Amara. Keduanya mendadak jadi pendiam, tidak ada yang berani bicara, Amara bingung sendiri setelah ini harus apa.

"Tadi Kakakku bertanya, apa mungkin aku akan segera menikah ... aku sudah terlanjur jawab iya, aku harus bagaimana?"

Pertanyaan aneh, derita dia kenapa jawab iya. Lalu kenapa harus Amara yang bingung, wanita itu mengerutkan dahi, dari sekian banyak pertanyaan kenapa baru kali ini dia menemukan hal paling tidak masuk akal.

"Ya menikah, sudah ada calon istrinya kan?"

"Ada, dia sedang berdiri di hadapanku."

Amara bungkam sejenak, bahkan dia sampai menoleh demi memastikan apa mungkin ada orang lain lagi di belakangnya. Nyatanya, tidak ada sama sekali.

"Hahaha kau boddoh!!"

Mulutnya memang seenak hati, Syakil tergelak kemudian meletakkan gelasnya kembali ke meja. Pria itu mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya, Amara yang bingung jelas saja mengerutkan dahi dan bertanya-tanya maksud Syakil apa.

"Aku melamarmu malam ini, Amara."

Dasar gila, lamaran macam apa ini? Amara menatapnya dengan sorot tajam yang membola. Jika pria lain nekat memintanya hanya jadi pacar, lain halnya dengan Syakil. Pria ini mengikatnya tiba-tiba dan membuang cincin pertama yang ada di jari manis Amara.

"Suka cincinnya?

Hoel ... pertanyaan yang seharusnya adalah apakah Amara terima atau tidak. Bukannya justru bertanya suka cincinnya atau tidak. Mimpi apa Amara ada pria kaya yang tiba-tiba melamarnya, setelah disia-siakan mantan kekasihnya lantaran Amara menolaknya berhubungan badan, kini ada pria yang tidak dia ketahui asalnya dari mana melamarnya tiba-tiba.

"Tunggu, apa maksudmu? Kenapa tiba-tiba begin_"

"Shuut, jangan menolak, Amara ... sebelum perutmu membesar, ada baiknya kita menikah lebih cepat. Kalau sampai Mama tahu aku menghamili anak gadis orang, bisa-bisa aku dicoret dari KK."

Perut apanya? Siapa yang hamil? Amara ketar-ketir sementara cincin itu sudah tersemat di jemarinya. Syakil menariknya dalam pelukan, kecupan Syakil di keningnya bahkan tak lagi dia rasa. Yang ada hanya bingung yang melamarnya ini waras atau gila.

"Syakil lepaskan, jangan ngaco!!"

"Maaf, Amara ... sama sekali aku tidak bermaksud, tapi malam itu aku tidak bisa menahan diri, terima ini sebagai bukti tanggung jawabku."

Tanggung jawab apanya, mengecup bibirnya saja Syakil belum pernah. Hanya saja, dia tidak punya cara lain yang lebih cepat selain ini. Jika benar-benar dia hamili, maka artinya dia tidak berbeda dari Mikhail, sementara Syakil sudah bersumpah tidak akan ada lagi Zia yang selanjutnya setelah sang kakak merampas kehormatan sahabatnya dengan cara paksa.

Ingin menangis, tapi dia tidak merasa sebagai korban pemerkkosaan. Akan tetapi, Syakil yang begini membuat keyakinannya tiba-tiba patah.

"Besok kita temui Mama, aku akan jelaskan semuanya."

Matilah dia, Amara khawatir kejadian di masa lalu terulang lagi. Apalagi saat ini statusnya masih sama, hanya karyawan minimarket biasa yang pergi pagi pulang saat hari sudah gelap, jika dia dihina lagi bagaimana, pikirnya.

Bagaimana netizen, cara Syakil melamar sweet sekali bukan😎

Tbc

Guys, buat Erlangga aku terpaksa harus hapus dulu. Mungkin bulan depan aku up lagi sekaligus tabung babnya, aku harus fokus di satu karya biar mateng idenya dan ga tumpul. On-going dua dan aku udah ketuker Amara sama Aruna.

Dah Bye, biar fokus di Syakil dulu ya.

Terpopuler

Comments

Halimah As Sa'diyah

Halimah As Sa'diyah

ah jadi pengen masuk kedunia halu

2025-01-14

0

Erna Wati

Erna Wati

syakil syakil bener bener gila cara melamarnya

2024-08-05

2

Lili

Lili

Syakil... Syakil... seenak jidatnya aja 😂😂😂

2024-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal Pertemuan
2 BAB 2 - Pria Asing
3 BAB 3 - Memastikan
4 BAB 4 - Sendiri
5 BAB 5 - Bukan Sekadar Kaya.
6 BAB 6 - Ketar-Ketir
7 BAB 7 - Ancaman Syakil
8 BAB 8 - Ngapel Tak Terduga.
9 BAB 9 - Restu Mama
10 BAB 10 - Lamaran Sepihak
11 BAB 11 - Calon Kakak Ipar Meresahkan (Lord Mikhail)
12 BAB 12 - Tanggung Jawab
13 BAB 13 - Monster
14 BAB 14 - Simulasi Jadi Istri Orang Kaya
15 BAB 15 - Awal/Akhir
16 BAB 16 - Empat Puluh Menit.
17 BAB 17 - Diskusi Masa Depan
18 BAB 18 - Ketakutan Amara.
19 BAB 19 - Keraguan Amara
20 BAB 20 - Luluh
21 BAB 21 - Pendekatan
22 BAB 22 - Perusak Suasana
23 BAB 23 - Dunia Begitu Sempit
24 BAB 24 - Tertembak
25 BAB 25 - Berdua (Salah Waktu)
26 BAB 26 - Gladi
27 BAB 27 - Pra
28 BAB 28 - Memulai (Sendiri)
29 BAB 29 - Permintaan Pertama (Amara)
30 BAB 30 - Harus Bagaimana?
31 BAB 31 - Pembohong
32 BAB 32 - Candy
33 BAB 33 - Pesan Terakhir.
34 BAB 34 - Kehidupan Sesungguhnya
35 BAB 35 - Kenapa Suamiku Berbeda?
36 BAB 36 - Tanggung Jawab
37 BAB 37 - Bakat Terpendam Syakil.
38 BAB 38 - Wanita Yang Sama?
39 BAB 39 - Hanya Milikku
40 BAB 40 - Bukan Solusi
41 BAB 41 - Belum Bisa Terima
42 BAB 42 - Kabar Baik
43 BAB 43 - Ilmu Sesat
44 BAB 44 - Love Doesn't Hurt
45 BAB 45 - Siaga Tingkat Satu
46 BAB 46 - Wanitaku
47 BAB 47 - Dosa.
48 BAB 48 - Ancaman Kematian
49 BAB 49 - My Lovely Angel
50 BAB 50 - Bisa Marah Juga
51 BAB 51 - Tragedi Menguntungkan.
52 BAB 52 - Analogi By Amara
53 BAB 53 - Baik Tak Selalunya Baik.
54 BAB 54 - Sama-Sama.
55 BAB 55 - Bukan Penyakit
56 BAB 56 - Masa Lalu
57 BAB 57 - Terlambat.
58 BAB 58 - Kesepakatan Pernikahan.
59 BAB 59 - Jodoh Cerminan Diri
60 BAB 60 - Bukan Bumil Biasa
61 BAB 61 - Musuh Dalam Selimut.
62 BAB 62 - Tidak Mau Kalah.
63 BAB 63 - The King Of Drama.
64 BAB 64 - Berbanding Terbalik
65 Promo Novel Momy Ida - Cinta Pertama Membawa Luka
66 BAB 65 - Belenggu Cinta
67 BAB 66 - Periksa Pertama
68 BAB 67 - Ilustrasi Masa Depan
69 BAB 68 - Salah Takutnya.
70 BAB 69 - Secebis Keraguan
71 BAB 70 - Tak Lagi Sama
72 BAB 71 - Jaga Dia
73 BAB 72 - Panik Setengah Waras
74 BAB 73 - Tidak Bisa Berpikir.
75 BAB 74 - Seperti Membalikkan Telapak Tangan.
76 BAB 75 - Kena Batunya (Mikhail)
77 BAB 76 - Berbagi Peran
78 BAB 77 - Kurang Asupan
79 BAB 78 - Bulan Dikekang Malam.
80 BAB 79 - Simbiosis Mutualisme
81 BAB 80 - Perintah Papa
82 BAB 81 - Kenapa Harus Papa?
83 BAB 82 - Perang Ibu Hamil
84 BAB 83 - Bukan Salah Amara.
85 BAB 84 - Bukan Harapan Begitu
86 BAB 85 - Kebenaran.
87 BAB 86 - Dipeluk Duka
88 BAB 87 - Jalan Terbaik
89 BAB 88 - Hak Dia
90 Promo karya Baru -TAWANAN CINTA PRIA DEWASA (MIKHAYLA) - Desy Puspita
91 BAB 89 - Terduga
92 BAB 90 - Dia Putriku.
93 BAB 91 - Buruk di antara yang buruk.
94 BAB 92 - Mengalah
95 BAB 93 - Seperti Biasa.
96 BAB 94 - Ganeta Sesungguhnya.
97 BAB 95 - Ipar Yang Akan Dirindukan.
98 BAB 96 - Malu Sampai Tua
99 BAB 97 - Bertemu
100 BAB 98 - Keraguan Kendrick.
101 BAB 99 - Pengganti Sesungguhnya
102 BAB 100 - Yang Penting Usaha (Syakil)
103 BAB 101 - Keluarga Sempurna
104 Bonus Chapter - Become The Best Daddy
Episodes

Updated 104 Episodes

1
BAB 1 - Awal Pertemuan
2
BAB 2 - Pria Asing
3
BAB 3 - Memastikan
4
BAB 4 - Sendiri
5
BAB 5 - Bukan Sekadar Kaya.
6
BAB 6 - Ketar-Ketir
7
BAB 7 - Ancaman Syakil
8
BAB 8 - Ngapel Tak Terduga.
9
BAB 9 - Restu Mama
10
BAB 10 - Lamaran Sepihak
11
BAB 11 - Calon Kakak Ipar Meresahkan (Lord Mikhail)
12
BAB 12 - Tanggung Jawab
13
BAB 13 - Monster
14
BAB 14 - Simulasi Jadi Istri Orang Kaya
15
BAB 15 - Awal/Akhir
16
BAB 16 - Empat Puluh Menit.
17
BAB 17 - Diskusi Masa Depan
18
BAB 18 - Ketakutan Amara.
19
BAB 19 - Keraguan Amara
20
BAB 20 - Luluh
21
BAB 21 - Pendekatan
22
BAB 22 - Perusak Suasana
23
BAB 23 - Dunia Begitu Sempit
24
BAB 24 - Tertembak
25
BAB 25 - Berdua (Salah Waktu)
26
BAB 26 - Gladi
27
BAB 27 - Pra
28
BAB 28 - Memulai (Sendiri)
29
BAB 29 - Permintaan Pertama (Amara)
30
BAB 30 - Harus Bagaimana?
31
BAB 31 - Pembohong
32
BAB 32 - Candy
33
BAB 33 - Pesan Terakhir.
34
BAB 34 - Kehidupan Sesungguhnya
35
BAB 35 - Kenapa Suamiku Berbeda?
36
BAB 36 - Tanggung Jawab
37
BAB 37 - Bakat Terpendam Syakil.
38
BAB 38 - Wanita Yang Sama?
39
BAB 39 - Hanya Milikku
40
BAB 40 - Bukan Solusi
41
BAB 41 - Belum Bisa Terima
42
BAB 42 - Kabar Baik
43
BAB 43 - Ilmu Sesat
44
BAB 44 - Love Doesn't Hurt
45
BAB 45 - Siaga Tingkat Satu
46
BAB 46 - Wanitaku
47
BAB 47 - Dosa.
48
BAB 48 - Ancaman Kematian
49
BAB 49 - My Lovely Angel
50
BAB 50 - Bisa Marah Juga
51
BAB 51 - Tragedi Menguntungkan.
52
BAB 52 - Analogi By Amara
53
BAB 53 - Baik Tak Selalunya Baik.
54
BAB 54 - Sama-Sama.
55
BAB 55 - Bukan Penyakit
56
BAB 56 - Masa Lalu
57
BAB 57 - Terlambat.
58
BAB 58 - Kesepakatan Pernikahan.
59
BAB 59 - Jodoh Cerminan Diri
60
BAB 60 - Bukan Bumil Biasa
61
BAB 61 - Musuh Dalam Selimut.
62
BAB 62 - Tidak Mau Kalah.
63
BAB 63 - The King Of Drama.
64
BAB 64 - Berbanding Terbalik
65
Promo Novel Momy Ida - Cinta Pertama Membawa Luka
66
BAB 65 - Belenggu Cinta
67
BAB 66 - Periksa Pertama
68
BAB 67 - Ilustrasi Masa Depan
69
BAB 68 - Salah Takutnya.
70
BAB 69 - Secebis Keraguan
71
BAB 70 - Tak Lagi Sama
72
BAB 71 - Jaga Dia
73
BAB 72 - Panik Setengah Waras
74
BAB 73 - Tidak Bisa Berpikir.
75
BAB 74 - Seperti Membalikkan Telapak Tangan.
76
BAB 75 - Kena Batunya (Mikhail)
77
BAB 76 - Berbagi Peran
78
BAB 77 - Kurang Asupan
79
BAB 78 - Bulan Dikekang Malam.
80
BAB 79 - Simbiosis Mutualisme
81
BAB 80 - Perintah Papa
82
BAB 81 - Kenapa Harus Papa?
83
BAB 82 - Perang Ibu Hamil
84
BAB 83 - Bukan Salah Amara.
85
BAB 84 - Bukan Harapan Begitu
86
BAB 85 - Kebenaran.
87
BAB 86 - Dipeluk Duka
88
BAB 87 - Jalan Terbaik
89
BAB 88 - Hak Dia
90
Promo karya Baru -TAWANAN CINTA PRIA DEWASA (MIKHAYLA) - Desy Puspita
91
BAB 89 - Terduga
92
BAB 90 - Dia Putriku.
93
BAB 91 - Buruk di antara yang buruk.
94
BAB 92 - Mengalah
95
BAB 93 - Seperti Biasa.
96
BAB 94 - Ganeta Sesungguhnya.
97
BAB 95 - Ipar Yang Akan Dirindukan.
98
BAB 96 - Malu Sampai Tua
99
BAB 97 - Bertemu
100
BAB 98 - Keraguan Kendrick.
101
BAB 99 - Pengganti Sesungguhnya
102
BAB 100 - Yang Penting Usaha (Syakil)
103
BAB 101 - Keluarga Sempurna
104
Bonus Chapter - Become The Best Daddy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!