BAB 6 - Ketar-Ketir

"Mau bicara apa? Kalau tentang uang yang kamu maksudkan .. aku tidak punya untuk menggantinya, lagipula aku tidak memintanya tadi malam."

Bukan soal itu, Syakil tidak seperti Mikhail yang melakukan hal curang lantaran memiliki banyak uang. Meski bisa saja dia menuntut ganti rugi dengan cara yang lain, akan tetapi bagaimana Mikhail dulu cukup jadi pelajaran, Syakil tidak ingin memiliki awal yang buruk meski tujuan yang dicapai seindah itu.

"Tidak, lagipula aku tahu kau tidak akan punya uang untuk menggantinya."

Tanpa beban, tanpa khawatir lawan bicaranya akan sakit hati. Syakil mengutarakannya enteng sekali. Amara hanya menghela napas kasar mendengar kesombongan pria ini.

"Lalu kenapa masih mengejarku jika bukan mempermasalahkan uangmu?"

Dalam otak Amara jelas saja pria itu tengah berusaha membuatnya di posisi terpojok. Ya, hidup Amara tidak semulus situ, cukup banyak dia temui cara pria yang begini. Kebanyakan dari teman-teman Eva hendak memberikan sejumlah uang namun dengan syarat harus kencan dengannya sebagai balasan.

"Tidak ada ... aku hanya tidak terima kau pergi tanpa pamit, kau tau seberapa paniknya aku ketika kau sudah tidak berada dalam pelukanku?"

Amara tersentak sesaat, Syakil sadar jika memeluknya. Artinya dia sendiri yang tidak merasakan apa yang Syakil lakukan tadi malam. Tunggu, apa hanya sebatas peluk? Amara mulai berpikir macam-macam dan spontan menjauh.

"Kau mau kemana? Duduk yang benar!" titah Syakil menarik kursi Amara dengan mudahnya hingga tubuh wanita itu hampir kehilangan keseimbangan.

"Kau belum makan? Tubuhmu seringan ini, apa mungkin kurang nustrisi?"

Setelah tadi menghinanya tidak punya uang, kini mengatakan Amara kurang nutrisi. Ya, terserah Syakil saja. Bukan tubuh Amara yang terlalu ringan. Akan tetapi, tenaga Syakil saja yang terlalu besar.

Wanita itu berdebar tak karuan, jarak mereka yang tadinya masih menyisakan beberapa jengkal kini hampir tidak berjarak bahkan deru napas Syakil dapat Amara dengar kini.

"T-tapi aku tidak merasa kita pelukan, tidurpun kita saling membelakangi." Dia berbohong? Tentu saja, malunya bahkan melebihi ukuran tubuhnya sendiri. Syakil yang begini hanya membuat Amara makin pusing saja, bisa-bisanya dia dipertemukan dengan pria semacam Syakil.

"Tidurmu seperti mati, wajar saja tidak bisa merasakan."

Melihat Amara yang begini pikiran jahatnya mulai berdatangan. Wanita ini mungkin sama sekali belum pernah disentuh laki-laki, terlihat jelas dengan tubuhnya yang bergetar setiap Syakil menyentuhnya.

"Hahaha iya, kata kak Eva juga begitu."

Syakil tidak salah lihat, Amara terbahak bahkan menepuk pundak Syakil tiba-tiba. Nyatanya kaum wanita memang sama, salah tingkah sedikit tangan yang berbicara.

"Hm, wajar ... jadi kau tidak merasakan sama sekali apa yang kulakukan padamu?" tanya Syakil dengan sudut bibirnya yang tertarik begitu tipis.

Tawa Amara mendadak hilang, wajahnya berubah murung dan kini mengalihkan pandangan. Jika dipeluk saja dia tidak sadar, lalu bagaimana dengan yang lainnya.

"Memangnya ap-apa? Aku merasa tidurku nyenyak-nyenyak saja," jawab Amara dengan sejuta keyakinannya, rasanya tidak mungkin jika Syakil macam-macam dan dia tidak merasakan, pikirnya.

"Baguslah jika merasa nyenyak, artinya aku tidak menyakitimu."

Syakil mengerlingkan matanya, senyumnya melebar dan demi Tuhan Amaa jadi takut sekali. Syakil kembali menikmati orange juice yang sejak tadi baru berkurang setengah, dari samping pria ini memang begitu sempurna, kenapa bisa pesona manusia belum mandi sudah sekuat ini, pikirnya.

"Maksudmu apa? Memangnya apa yang kau lakukan padaku?"

Cemas, panik, takut dan khawatir menjadi satu. Hidup sebagai adik Eva yang memang hanya perihal becinta bahkan hampir setiap hari membuat Amara memandang pria memang sama saja. Meski sama sekali dia belum merasakan, setidaknya bagaimana Eva bercumbu dengan teman lelakinya sudah bisa jadi gambaran.

"Menurutmu? Aku pria dewasa ... dan kau juga sudah dewasa, tidak perlu dijelaskan secara detail kan, Amara?"

Semakin dia takut sendiri, Amara memeluk tubuhnya sendiri dan merenungi apakah ada rasa sakit di dalam tubuhnya. Karena sepengetahuan Amara dari beberapa teman sebayanya yang juga belum menikah sepakat jika melakukan hal semacam itu akan sakit.

"Bohong, buktinya tubuhku biasa saja ... tidak ada rasa sakit atau ngilu seperti yang teman-temanku katakan."

"Kau tau dari mana kalau sakit? Sesuai skill ... jika laki-lakinya bodoh iya sakit."

Pembicaraan mereka sudah seperti pasangan kekasih, Syakil bahkan tidak malu menyentuh bibir Amara yang kini terbuka lebar karena bingung dengan pernyataan pria ini.

"Tutup mulutmu, nanti kemasukan lebah."

Syakil tertawa sumbang, benar-benar sama dan dia belum menemukan bedanya. Bagaimana cara dia memandang Syakil di saat bingung dan terkejut mendengar sesuatu benar-benar semirip itu.

"Jangan melihatku begitu, aku menyukai matamu."

Dalam hati Amara mungkin bertanya siapa pria sinting ini, saat ini dia baru mengetahui nama. Itupun karena Syakil memberikan kartu namanya. Sungguh aneh sekali, Amara tidak mengenal pria ini akan tetapi diperlakukan persis wanita penting dalam hidupnya.

-

.

.

Waktu yang Syakil minta nyatanya cukup lama, bahkan dia baru bersedia mengantar Amara pulang ketika selesai makan siang. Sebagaimana layaknya seorang kekasih, Syakil mengembalikan Amara pulang ke tempat tinggalnya.

"Di sini saja, aku takut kakakku semakin marah."

"Kakakmu di rumah sekarang?" tanya Syakil kemudian melangkah mendekati Amara, bukankah semakin baik jika dia juga bertemu kakaknya? Penasaran sekaligus ingin memastikan sesuatu.

"Hm, biasanya siang begini dia belum pergi."

"Baguslah, aku masih punya hutang pada kakakmu ... sisa pembayaran yang dia inginkan belum aku berikan," tutur Syakil semakin membuat Amara tidak nyaman.

Belum bertemu saja Eva sudah berani membuat Syakil mengeluarkan uang. Padahal, di antara mereka bukanlah hubungan antara pelanggan dan penyedia jasa.

Amara melarang Syakil mendampinginya hanya karena malu sebenarnya, hendak dibawa kemana wajah Amara jika Syakil mengetahui bagaimana Eva yang sesungguhnya.

"Tidak usah, aku yang akan bicara padanya ... lagipula aku bukan wanita bayaranmu." Geli sekali dia mengutarakan ini, Eva yang bertindak sesuka hati membuat Amara seakan benar-benar murahan.

"Aku yang membawamu pergi, maka aku juga yang bertanggung jawab dan memastikan kau benar-benar kembali."

Keras kepala, pemaksa dan juga pria yang sudah berhasil membuat Amara ketar-ketir dengan pernyataannya. Namun, hendak kembali melarang juga percuma lantaran kini Syakil sudah berjalan lebih dulu darinya.

"Belok kiri ... di sana jalan buntu!!" teriak Amara, langkah syakil begitu semangat bahkan meninggalkan Amara cukup jauh seakan dia begitu paham kemana arah jalan pulangnya Amara.

"Ck, kenapa tidak bilang dari tadi?"

Selain bisa bersikap hangat, Syakil juga bisa memperlihatkan kesalnya dalam waktu sekejab. Dia mendengkus kesal kemudian berbalik dan menatap tajam Amara padahal dia yang salah.

Tbc

Terpopuler

Comments

Ida Faridah

Ida Faridah

fix kayaknya mmg Eva itu ganeta

2024-05-12

2

Noer Hidayah

Noer Hidayah

antara sikap zain ama zeshan ada di cerita ini😆😆😆😆thorrr gmna y gk mw ilang lo crita zain yg mati suri itu ya Allah ngakak dlu bacanya😆😆😆

2024-03-26

0

Khoirul Anam

Khoirul Anam

sifat dan kelakuan Zain bnr2 mewarisi sifat syakil sang Daddy nya y, pantes Zain begitu 😁

2024-02-05

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal Pertemuan
2 BAB 2 - Pria Asing
3 BAB 3 - Memastikan
4 BAB 4 - Sendiri
5 BAB 5 - Bukan Sekadar Kaya.
6 BAB 6 - Ketar-Ketir
7 BAB 7 - Ancaman Syakil
8 BAB 8 - Ngapel Tak Terduga.
9 BAB 9 - Restu Mama
10 BAB 10 - Lamaran Sepihak
11 BAB 11 - Calon Kakak Ipar Meresahkan (Lord Mikhail)
12 BAB 12 - Tanggung Jawab
13 BAB 13 - Monster
14 BAB 14 - Simulasi Jadi Istri Orang Kaya
15 BAB 15 - Awal/Akhir
16 BAB 16 - Empat Puluh Menit.
17 BAB 17 - Diskusi Masa Depan
18 BAB 18 - Ketakutan Amara.
19 BAB 19 - Keraguan Amara
20 BAB 20 - Luluh
21 BAB 21 - Pendekatan
22 BAB 22 - Perusak Suasana
23 BAB 23 - Dunia Begitu Sempit
24 BAB 24 - Tertembak
25 BAB 25 - Berdua (Salah Waktu)
26 BAB 26 - Gladi
27 BAB 27 - Pra
28 BAB 28 - Memulai (Sendiri)
29 BAB 29 - Permintaan Pertama (Amara)
30 BAB 30 - Harus Bagaimana?
31 BAB 31 - Pembohong
32 BAB 32 - Candy
33 BAB 33 - Pesan Terakhir.
34 BAB 34 - Kehidupan Sesungguhnya
35 BAB 35 - Kenapa Suamiku Berbeda?
36 BAB 36 - Tanggung Jawab
37 BAB 37 - Bakat Terpendam Syakil.
38 BAB 38 - Wanita Yang Sama?
39 BAB 39 - Hanya Milikku
40 BAB 40 - Bukan Solusi
41 BAB 41 - Belum Bisa Terima
42 BAB 42 - Kabar Baik
43 BAB 43 - Ilmu Sesat
44 BAB 44 - Love Doesn't Hurt
45 BAB 45 - Siaga Tingkat Satu
46 BAB 46 - Wanitaku
47 BAB 47 - Dosa.
48 BAB 48 - Ancaman Kematian
49 BAB 49 - My Lovely Angel
50 BAB 50 - Bisa Marah Juga
51 BAB 51 - Tragedi Menguntungkan.
52 BAB 52 - Analogi By Amara
53 BAB 53 - Baik Tak Selalunya Baik.
54 BAB 54 - Sama-Sama.
55 BAB 55 - Bukan Penyakit
56 BAB 56 - Masa Lalu
57 BAB 57 - Terlambat.
58 BAB 58 - Kesepakatan Pernikahan.
59 BAB 59 - Jodoh Cerminan Diri
60 BAB 60 - Bukan Bumil Biasa
61 BAB 61 - Musuh Dalam Selimut.
62 BAB 62 - Tidak Mau Kalah.
63 BAB 63 - The King Of Drama.
64 BAB 64 - Berbanding Terbalik
65 Promo Novel Momy Ida - Cinta Pertama Membawa Luka
66 BAB 65 - Belenggu Cinta
67 BAB 66 - Periksa Pertama
68 BAB 67 - Ilustrasi Masa Depan
69 BAB 68 - Salah Takutnya.
70 BAB 69 - Secebis Keraguan
71 BAB 70 - Tak Lagi Sama
72 BAB 71 - Jaga Dia
73 BAB 72 - Panik Setengah Waras
74 BAB 73 - Tidak Bisa Berpikir.
75 BAB 74 - Seperti Membalikkan Telapak Tangan.
76 BAB 75 - Kena Batunya (Mikhail)
77 BAB 76 - Berbagi Peran
78 BAB 77 - Kurang Asupan
79 BAB 78 - Bulan Dikekang Malam.
80 BAB 79 - Simbiosis Mutualisme
81 BAB 80 - Perintah Papa
82 BAB 81 - Kenapa Harus Papa?
83 BAB 82 - Perang Ibu Hamil
84 BAB 83 - Bukan Salah Amara.
85 BAB 84 - Bukan Harapan Begitu
86 BAB 85 - Kebenaran.
87 BAB 86 - Dipeluk Duka
88 BAB 87 - Jalan Terbaik
89 BAB 88 - Hak Dia
90 Promo karya Baru -TAWANAN CINTA PRIA DEWASA (MIKHAYLA) - Desy Puspita
91 BAB 89 - Terduga
92 BAB 90 - Dia Putriku.
93 BAB 91 - Buruk di antara yang buruk.
94 BAB 92 - Mengalah
95 BAB 93 - Seperti Biasa.
96 BAB 94 - Ganeta Sesungguhnya.
97 BAB 95 - Ipar Yang Akan Dirindukan.
98 BAB 96 - Malu Sampai Tua
99 BAB 97 - Bertemu
100 BAB 98 - Keraguan Kendrick.
101 BAB 99 - Pengganti Sesungguhnya
102 BAB 100 - Yang Penting Usaha (Syakil)
103 BAB 101 - Keluarga Sempurna
104 Bonus Chapter - Become The Best Daddy
Episodes

Updated 104 Episodes

1
BAB 1 - Awal Pertemuan
2
BAB 2 - Pria Asing
3
BAB 3 - Memastikan
4
BAB 4 - Sendiri
5
BAB 5 - Bukan Sekadar Kaya.
6
BAB 6 - Ketar-Ketir
7
BAB 7 - Ancaman Syakil
8
BAB 8 - Ngapel Tak Terduga.
9
BAB 9 - Restu Mama
10
BAB 10 - Lamaran Sepihak
11
BAB 11 - Calon Kakak Ipar Meresahkan (Lord Mikhail)
12
BAB 12 - Tanggung Jawab
13
BAB 13 - Monster
14
BAB 14 - Simulasi Jadi Istri Orang Kaya
15
BAB 15 - Awal/Akhir
16
BAB 16 - Empat Puluh Menit.
17
BAB 17 - Diskusi Masa Depan
18
BAB 18 - Ketakutan Amara.
19
BAB 19 - Keraguan Amara
20
BAB 20 - Luluh
21
BAB 21 - Pendekatan
22
BAB 22 - Perusak Suasana
23
BAB 23 - Dunia Begitu Sempit
24
BAB 24 - Tertembak
25
BAB 25 - Berdua (Salah Waktu)
26
BAB 26 - Gladi
27
BAB 27 - Pra
28
BAB 28 - Memulai (Sendiri)
29
BAB 29 - Permintaan Pertama (Amara)
30
BAB 30 - Harus Bagaimana?
31
BAB 31 - Pembohong
32
BAB 32 - Candy
33
BAB 33 - Pesan Terakhir.
34
BAB 34 - Kehidupan Sesungguhnya
35
BAB 35 - Kenapa Suamiku Berbeda?
36
BAB 36 - Tanggung Jawab
37
BAB 37 - Bakat Terpendam Syakil.
38
BAB 38 - Wanita Yang Sama?
39
BAB 39 - Hanya Milikku
40
BAB 40 - Bukan Solusi
41
BAB 41 - Belum Bisa Terima
42
BAB 42 - Kabar Baik
43
BAB 43 - Ilmu Sesat
44
BAB 44 - Love Doesn't Hurt
45
BAB 45 - Siaga Tingkat Satu
46
BAB 46 - Wanitaku
47
BAB 47 - Dosa.
48
BAB 48 - Ancaman Kematian
49
BAB 49 - My Lovely Angel
50
BAB 50 - Bisa Marah Juga
51
BAB 51 - Tragedi Menguntungkan.
52
BAB 52 - Analogi By Amara
53
BAB 53 - Baik Tak Selalunya Baik.
54
BAB 54 - Sama-Sama.
55
BAB 55 - Bukan Penyakit
56
BAB 56 - Masa Lalu
57
BAB 57 - Terlambat.
58
BAB 58 - Kesepakatan Pernikahan.
59
BAB 59 - Jodoh Cerminan Diri
60
BAB 60 - Bukan Bumil Biasa
61
BAB 61 - Musuh Dalam Selimut.
62
BAB 62 - Tidak Mau Kalah.
63
BAB 63 - The King Of Drama.
64
BAB 64 - Berbanding Terbalik
65
Promo Novel Momy Ida - Cinta Pertama Membawa Luka
66
BAB 65 - Belenggu Cinta
67
BAB 66 - Periksa Pertama
68
BAB 67 - Ilustrasi Masa Depan
69
BAB 68 - Salah Takutnya.
70
BAB 69 - Secebis Keraguan
71
BAB 70 - Tak Lagi Sama
72
BAB 71 - Jaga Dia
73
BAB 72 - Panik Setengah Waras
74
BAB 73 - Tidak Bisa Berpikir.
75
BAB 74 - Seperti Membalikkan Telapak Tangan.
76
BAB 75 - Kena Batunya (Mikhail)
77
BAB 76 - Berbagi Peran
78
BAB 77 - Kurang Asupan
79
BAB 78 - Bulan Dikekang Malam.
80
BAB 79 - Simbiosis Mutualisme
81
BAB 80 - Perintah Papa
82
BAB 81 - Kenapa Harus Papa?
83
BAB 82 - Perang Ibu Hamil
84
BAB 83 - Bukan Salah Amara.
85
BAB 84 - Bukan Harapan Begitu
86
BAB 85 - Kebenaran.
87
BAB 86 - Dipeluk Duka
88
BAB 87 - Jalan Terbaik
89
BAB 88 - Hak Dia
90
Promo karya Baru -TAWANAN CINTA PRIA DEWASA (MIKHAYLA) - Desy Puspita
91
BAB 89 - Terduga
92
BAB 90 - Dia Putriku.
93
BAB 91 - Buruk di antara yang buruk.
94
BAB 92 - Mengalah
95
BAB 93 - Seperti Biasa.
96
BAB 94 - Ganeta Sesungguhnya.
97
BAB 95 - Ipar Yang Akan Dirindukan.
98
BAB 96 - Malu Sampai Tua
99
BAB 97 - Bertemu
100
BAB 98 - Keraguan Kendrick.
101
BAB 99 - Pengganti Sesungguhnya
102
BAB 100 - Yang Penting Usaha (Syakil)
103
BAB 101 - Keluarga Sempurna
104
Bonus Chapter - Become The Best Daddy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!