BAB 2 - Pria Asing

"Aaaarrgghh pelan-pelan ... sakit!!"

Syakil gelap mata, kepalanya terasa sakit hingga memaksa wanita masuk ke mobilnya. Tanpa peduli wanita itu mau atau tidak, yang jelas saat ini Syakil ingin membawanya pergi jauh lebih dulu.

Pertemuan pertama tapi pria itu sudah menggila, terlepas dari pria hidung belang bukannya dia aman namun justru kian takut. Amara Nairy, wanita cantik yang merupakan seorang karyawan biasa menelan pil pahit kala sang kakak menjualnya kepada salah satu pengusaha kaya di ibu kota.

Dengan dalih gaji Amara terlalu kecil, wanita itu mengambil jalan pintas dan membuat adiknya hampir terjebak lubang kemaksiatan itu. Kini, setelah berhasil lepas, Amara justru dibuat takut oleh penyelamatnya sendiri.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa bisa di sana?"

Alih-alih menjawab wanita itu justru dibuat bingung dengan pria yang ada di hadapannya kini. Tangannya bahkan mengepal, tatapan tajam menusuk Amara bahkan terlihat seperti hendak mengulitinya, gurat kemarahan kian jelas di mata pria yang hingga detik ini belum dia ketahui namanya.

"Kamu dengar aku?"

"Hm, dengar."

Amara menjawab dengan suara bergetarnya, saat ini pikiran wanita itu sudah kemana-mana. Terlebih lagi sebelum berhasil membawanya pergi, pria itu membayar dengan harga tinggi dan ini adalah hal yang patut dia curigai.

"Kakakku yang memintaku mendatangi tempat itu, aku tidak tahu jika hal ini akan benar-benar terjadi."

Bingung sendiri kenapa bisa hal semacam itu terjadi padanya. Jika ditanya apakah Amara mau melakukannya sama sekali dia tidak berniat sedikitpun.

"Sudah makan?"

Amara menggeleng, dia ingin berbohong namun kenyataannya memang merasakan lapar. Sejak tadi siang perutnya sama sekali tidak bertemu makanan, bukan karena tidak ada makanan, melainkan tidak ada keinginan.

Tanpa bertanya ingin makan apa, Syakil kini memilih salah satu restoran terdekat demi nembuat wanita ini lebih baik, perihal mau dibawa kemana dia nantinya, Syakil tidak begitu peduli.

Sejak tadi Syakil tak mengalihkan pandangannya, wajah manis Amara berhasil meraih perhatian Syakil. Tidak ada yang berbeda, bahkan cara makannya pun sama. Syakil menopang dagu kemudian menarik sudut bibir kala wanita itu menatap ke arahnya.

"Siapa namamu?"

Merasa di antara mereka kembali kaku tanpa pembicaraan, Syakil bertanya perihal nama wanita itu. Jika Syakil lihat-lihat, tampaknya pemilik mata bulat itu bukanlah seorang wanita yang banyak bicara.

"Amara," jawabnya singkat, tanpa inisiatif bertanya balik dan kembali meneruskan makannya dengan elegan.

Amara, Syakil tersenyum getir kala mendengar namanya. Telinganya tidak salah dan memang bukan Ganeta yang keluar dari bibir wanita itu. Lagi dan lagi, Syakil harus mengubur impiannya dalam-dalam, tidak ada Ganeta yang dia rindukan meski sudah semirip itu.

Entah dia yang terlalu merindu atau memang mereka yang terlalu mirip hingga Syakil merasa Amara adalah mantan kekasihnya. Meski demikian, dia tidak memperlihatkan betapa gilanya dia kala menemukan Amara.

"Rumahmu dimana?"

Amara terdiam sesaat, pulang sebenarnya hanya membuat telinga semakin sakit saja. Erangan dan desa-han sang kakak mulai membuat Amara tidak tahan dan kerap kali sengaja tidak pulang untuk beberapa hari.

"Malam ini aku tidur di penginapan saja, aku tidak mau pulang."

Amara menunduk, sebenarnya dia juga takut mengatakan hal ini. Akan tetapi, pulang juga bukan pilihan yang baik. Ada banyak kegelisahan dalam diri Amara jika dia memutuskan pulang ke apartemen yang mana di sana mereka tingggal berdua.

-

.

.

.

Gaya hidup Eva, sang kakak yang luar biasa tinggi membuat Amara harus ikut berjuang demi terpenuhinya kebutuhan Eva. Sulit memang, hendak melepaskan diri juga percuma karena setelah kematian orang tuanya, Amara hanya memiliki Eva seorang.

"Penginapan? Dengan penampilanmu yang begini? Kau ingin memperjelas stigma orang lain tentangmu?"

Syakil sedikit meninggi mengutarakannya, entah kenapa dia emosi tiba-tiba kala membayangkan wanita ini mendatangi penginapan dan tidur sendirian di sana.

"Aku tidak mau pulang, jika Eva tahu aku kabur dan meninggalkan client yang dia maksudkan, maka aku bisa dikurung esok hari."

Begitu banyak ketakutan Amara jika dirinya memilih pulang, sedikit tidak masuk akal namun memang saudaranya yang hanya berjarak dua tahun itu semakin menggila kala orang tua mereka menjadi korban kecelakaan pesawat beberapa tahun lalu.

Terlahir dari keluarga yang sempat kaya, mereka kehilangan segalanya kala pihak bank justru menyita seluruh harta akibat hutang yang ditinggalkan mendiang papanya. Ya, jika dilihat dari hal ini baik Eva maupun Amara keduanya sama-sama terluka.

"Baiklah jika itu maumu."

Untuk kali ini Syakil belum bisa memaksakan. Meski dia bahkan ingin membawa Amra pulang ke rumahnya. Akan tetapi, jika sampai benar terjadi kemungkinan Kanaya akan marah akan jauh lebih besar.

Amara belum selesai makan, dering ponsel membuatnya berhenti dan cepat-cepat merogoh tas kecil di kursi sebelahnya.

"Siapa? Kenapa tidak diangkat?"

Syakil bertanya demikian lantaran Amara justru terdiam namun tidak menolak panggilan itu, hanya dia biarkan mati sendiri. Panggilan tersebut kembali datang berkali-kali hingga membuat telinga Syakil sakit sendiri.

Syakil yang kesal lantaran Amara tidak menjawab segera menarik ponselnya tanpa aba-aba, meski tidak ada gerakan kasar namun jelas saja apa yang yang dia lakukan membuat Amara tidak nyaman sebagai orang yang baru mengenal.

"Jangan diangkat!!"

Syakil mengerutkan dahi, dia penasaran apa yang akan dia dengar jika mengangkat panggilan dari Eva tersebut.

"Kenapa?"

"Jangan saj_"

"Hallo."

Terlambat, Syakil sudah menerima panggilan itu lebih dulu. Amara gelagapan dan panik kala mendengar teriakan sang kakak dari benda pipih itu.

Belum selesai satu kalimat, Syakil justru mendengar berbagai macam cacian dan semuanya sangat menyakitkan untuk didengar. Tentu saja itu adalah bentuk kemarahan dari wanita itu kepada Amara yangtiba-tiba pergi padahal tugasnya belum selesai.

"Adikmu bersamaku," ucap Syakil dingin setelah caci maki itu sempat membuat telinganya panas.

"Bersamamu? Siapa ini? Karena kau membawanya pergi, pria yang menyewanya tidak mau membayar sisa pembayaran sebagaimana kesepakatan awal!!"

Ternyata masalah itu, Syakil menarik sudut bibir. Sejak kapan wanita bisa di cicil begitu, pikirnya menggeleng pelan. Mendengar hal itu Syakil hanya tertawa sumbang, terlihat santai dan sama sekali tidak ada beban.

"Lalu kau mau apa?"

"Ganti rugi!! Kau yang membawanya kan? Bayar!!"

"Apa yang bisa aku dapatkan jika aku memberikan uangnya padamu? Adikmu, apa boleh menjadi milikku?"

Deg

Mata Amara membulat sempurna, sejak detik ini dia simpulkan jika pria ini tidak ada bedanya. Sama gilanya seperti pria hidung belang yang ada di club tadi.

Sebelum terlambat, Amara segera beranjak dan tidak lagi peduli meski ponselnya masih di tangan pria misterius yang benar-benar membuatnya kian takut. Berlari dengan sekuat tenaga meninggalkan Syakil tanpa aba-aba dan membuat pria itu panik tentu saja.

"Amara tunggu!!"

Syakil berlari keluar setelah meninggalkan beberapa lembar uang di meja, dia tidak tahu berapa yang harus dia bayar. Hingga semua yang tersisa di dompetnya dia keluarkan seluruhnya.

"Shitt!! Mau kemana dia ... jangan coba-coba lari dariku." Bertahun-tahun dia kehilangan, jelas saja ketika kembali dipertemukan takkan pernah dia lepaskan.

Tbc

Terpopuler

Comments

Wani Ihwani

Wani Ihwani

udah 3x aku baca gak nya ya novel ini Mikhail pun dah 3x juga

2025-01-08

0

Halimah As Sa'diyah

Halimah As Sa'diyah

tapi kan bukan Ganeta?

2025-01-14

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

syakil amara ntu takut ama kamuu

2024-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal Pertemuan
2 BAB 2 - Pria Asing
3 BAB 3 - Memastikan
4 BAB 4 - Sendiri
5 BAB 5 - Bukan Sekadar Kaya.
6 BAB 6 - Ketar-Ketir
7 BAB 7 - Ancaman Syakil
8 BAB 8 - Ngapel Tak Terduga.
9 BAB 9 - Restu Mama
10 BAB 10 - Lamaran Sepihak
11 BAB 11 - Calon Kakak Ipar Meresahkan (Lord Mikhail)
12 BAB 12 - Tanggung Jawab
13 BAB 13 - Monster
14 BAB 14 - Simulasi Jadi Istri Orang Kaya
15 BAB 15 - Awal/Akhir
16 BAB 16 - Empat Puluh Menit.
17 BAB 17 - Diskusi Masa Depan
18 BAB 18 - Ketakutan Amara.
19 BAB 19 - Keraguan Amara
20 BAB 20 - Luluh
21 BAB 21 - Pendekatan
22 BAB 22 - Perusak Suasana
23 BAB 23 - Dunia Begitu Sempit
24 BAB 24 - Tertembak
25 BAB 25 - Berdua (Salah Waktu)
26 BAB 26 - Gladi
27 BAB 27 - Pra
28 BAB 28 - Memulai (Sendiri)
29 BAB 29 - Permintaan Pertama (Amara)
30 BAB 30 - Harus Bagaimana?
31 BAB 31 - Pembohong
32 BAB 32 - Candy
33 BAB 33 - Pesan Terakhir.
34 BAB 34 - Kehidupan Sesungguhnya
35 BAB 35 - Kenapa Suamiku Berbeda?
36 BAB 36 - Tanggung Jawab
37 BAB 37 - Bakat Terpendam Syakil.
38 BAB 38 - Wanita Yang Sama?
39 BAB 39 - Hanya Milikku
40 BAB 40 - Bukan Solusi
41 BAB 41 - Belum Bisa Terima
42 BAB 42 - Kabar Baik
43 BAB 43 - Ilmu Sesat
44 BAB 44 - Love Doesn't Hurt
45 BAB 45 - Siaga Tingkat Satu
46 BAB 46 - Wanitaku
47 BAB 47 - Dosa.
48 BAB 48 - Ancaman Kematian
49 BAB 49 - My Lovely Angel
50 BAB 50 - Bisa Marah Juga
51 BAB 51 - Tragedi Menguntungkan.
52 BAB 52 - Analogi By Amara
53 BAB 53 - Baik Tak Selalunya Baik.
54 BAB 54 - Sama-Sama.
55 BAB 55 - Bukan Penyakit
56 BAB 56 - Masa Lalu
57 BAB 57 - Terlambat.
58 BAB 58 - Kesepakatan Pernikahan.
59 BAB 59 - Jodoh Cerminan Diri
60 BAB 60 - Bukan Bumil Biasa
61 BAB 61 - Musuh Dalam Selimut.
62 BAB 62 - Tidak Mau Kalah.
63 BAB 63 - The King Of Drama.
64 BAB 64 - Berbanding Terbalik
65 Promo Novel Momy Ida - Cinta Pertama Membawa Luka
66 BAB 65 - Belenggu Cinta
67 BAB 66 - Periksa Pertama
68 BAB 67 - Ilustrasi Masa Depan
69 BAB 68 - Salah Takutnya.
70 BAB 69 - Secebis Keraguan
71 BAB 70 - Tak Lagi Sama
72 BAB 71 - Jaga Dia
73 BAB 72 - Panik Setengah Waras
74 BAB 73 - Tidak Bisa Berpikir.
75 BAB 74 - Seperti Membalikkan Telapak Tangan.
76 BAB 75 - Kena Batunya (Mikhail)
77 BAB 76 - Berbagi Peran
78 BAB 77 - Kurang Asupan
79 BAB 78 - Bulan Dikekang Malam.
80 BAB 79 - Simbiosis Mutualisme
81 BAB 80 - Perintah Papa
82 BAB 81 - Kenapa Harus Papa?
83 BAB 82 - Perang Ibu Hamil
84 BAB 83 - Bukan Salah Amara.
85 BAB 84 - Bukan Harapan Begitu
86 BAB 85 - Kebenaran.
87 BAB 86 - Dipeluk Duka
88 BAB 87 - Jalan Terbaik
89 BAB 88 - Hak Dia
90 Promo karya Baru -TAWANAN CINTA PRIA DEWASA (MIKHAYLA) - Desy Puspita
91 BAB 89 - Terduga
92 BAB 90 - Dia Putriku.
93 BAB 91 - Buruk di antara yang buruk.
94 BAB 92 - Mengalah
95 BAB 93 - Seperti Biasa.
96 BAB 94 - Ganeta Sesungguhnya.
97 BAB 95 - Ipar Yang Akan Dirindukan.
98 BAB 96 - Malu Sampai Tua
99 BAB 97 - Bertemu
100 BAB 98 - Keraguan Kendrick.
101 BAB 99 - Pengganti Sesungguhnya
102 BAB 100 - Yang Penting Usaha (Syakil)
103 BAB 101 - Keluarga Sempurna
104 Bonus Chapter - Become The Best Daddy
Episodes

Updated 104 Episodes

1
BAB 1 - Awal Pertemuan
2
BAB 2 - Pria Asing
3
BAB 3 - Memastikan
4
BAB 4 - Sendiri
5
BAB 5 - Bukan Sekadar Kaya.
6
BAB 6 - Ketar-Ketir
7
BAB 7 - Ancaman Syakil
8
BAB 8 - Ngapel Tak Terduga.
9
BAB 9 - Restu Mama
10
BAB 10 - Lamaran Sepihak
11
BAB 11 - Calon Kakak Ipar Meresahkan (Lord Mikhail)
12
BAB 12 - Tanggung Jawab
13
BAB 13 - Monster
14
BAB 14 - Simulasi Jadi Istri Orang Kaya
15
BAB 15 - Awal/Akhir
16
BAB 16 - Empat Puluh Menit.
17
BAB 17 - Diskusi Masa Depan
18
BAB 18 - Ketakutan Amara.
19
BAB 19 - Keraguan Amara
20
BAB 20 - Luluh
21
BAB 21 - Pendekatan
22
BAB 22 - Perusak Suasana
23
BAB 23 - Dunia Begitu Sempit
24
BAB 24 - Tertembak
25
BAB 25 - Berdua (Salah Waktu)
26
BAB 26 - Gladi
27
BAB 27 - Pra
28
BAB 28 - Memulai (Sendiri)
29
BAB 29 - Permintaan Pertama (Amara)
30
BAB 30 - Harus Bagaimana?
31
BAB 31 - Pembohong
32
BAB 32 - Candy
33
BAB 33 - Pesan Terakhir.
34
BAB 34 - Kehidupan Sesungguhnya
35
BAB 35 - Kenapa Suamiku Berbeda?
36
BAB 36 - Tanggung Jawab
37
BAB 37 - Bakat Terpendam Syakil.
38
BAB 38 - Wanita Yang Sama?
39
BAB 39 - Hanya Milikku
40
BAB 40 - Bukan Solusi
41
BAB 41 - Belum Bisa Terima
42
BAB 42 - Kabar Baik
43
BAB 43 - Ilmu Sesat
44
BAB 44 - Love Doesn't Hurt
45
BAB 45 - Siaga Tingkat Satu
46
BAB 46 - Wanitaku
47
BAB 47 - Dosa.
48
BAB 48 - Ancaman Kematian
49
BAB 49 - My Lovely Angel
50
BAB 50 - Bisa Marah Juga
51
BAB 51 - Tragedi Menguntungkan.
52
BAB 52 - Analogi By Amara
53
BAB 53 - Baik Tak Selalunya Baik.
54
BAB 54 - Sama-Sama.
55
BAB 55 - Bukan Penyakit
56
BAB 56 - Masa Lalu
57
BAB 57 - Terlambat.
58
BAB 58 - Kesepakatan Pernikahan.
59
BAB 59 - Jodoh Cerminan Diri
60
BAB 60 - Bukan Bumil Biasa
61
BAB 61 - Musuh Dalam Selimut.
62
BAB 62 - Tidak Mau Kalah.
63
BAB 63 - The King Of Drama.
64
BAB 64 - Berbanding Terbalik
65
Promo Novel Momy Ida - Cinta Pertama Membawa Luka
66
BAB 65 - Belenggu Cinta
67
BAB 66 - Periksa Pertama
68
BAB 67 - Ilustrasi Masa Depan
69
BAB 68 - Salah Takutnya.
70
BAB 69 - Secebis Keraguan
71
BAB 70 - Tak Lagi Sama
72
BAB 71 - Jaga Dia
73
BAB 72 - Panik Setengah Waras
74
BAB 73 - Tidak Bisa Berpikir.
75
BAB 74 - Seperti Membalikkan Telapak Tangan.
76
BAB 75 - Kena Batunya (Mikhail)
77
BAB 76 - Berbagi Peran
78
BAB 77 - Kurang Asupan
79
BAB 78 - Bulan Dikekang Malam.
80
BAB 79 - Simbiosis Mutualisme
81
BAB 80 - Perintah Papa
82
BAB 81 - Kenapa Harus Papa?
83
BAB 82 - Perang Ibu Hamil
84
BAB 83 - Bukan Salah Amara.
85
BAB 84 - Bukan Harapan Begitu
86
BAB 85 - Kebenaran.
87
BAB 86 - Dipeluk Duka
88
BAB 87 - Jalan Terbaik
89
BAB 88 - Hak Dia
90
Promo karya Baru -TAWANAN CINTA PRIA DEWASA (MIKHAYLA) - Desy Puspita
91
BAB 89 - Terduga
92
BAB 90 - Dia Putriku.
93
BAB 91 - Buruk di antara yang buruk.
94
BAB 92 - Mengalah
95
BAB 93 - Seperti Biasa.
96
BAB 94 - Ganeta Sesungguhnya.
97
BAB 95 - Ipar Yang Akan Dirindukan.
98
BAB 96 - Malu Sampai Tua
99
BAB 97 - Bertemu
100
BAB 98 - Keraguan Kendrick.
101
BAB 99 - Pengganti Sesungguhnya
102
BAB 100 - Yang Penting Usaha (Syakil)
103
BAB 101 - Keluarga Sempurna
104
Bonus Chapter - Become The Best Daddy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!