Diluar Rencana

RIZAL

Aku masih mencoba mengumpulkan niat untuk bangun dari tempat tidur.

“Udah yok..bangun bangun, kita udah ditunggu Frank di depan tuh.” Halim mengangkat tubuhku dari tempat tidur.

Aku menyadari ternyata hanya aku sendiri yang belum bangun. Terlihat kasur Vivi, dan Akbar sudah tertata rapi, sepertinya mereka sudah bangun dari tadi.

Benar saja ketika aku dan Halim keluar kamar, didepan pintu kami sudah berdiri Frank serta Vivi dan Akbar. Mereka nampak menungguku. Hingga kemudian Frank mulai berbicara kepada kami berempat. Dia berkata bahwa malam tadi, kerajaan Lynden telah di serang oleh pasukan Groth. Penduduk yang tidak menduga kedatangan musuh dari utara membuat mereka tidak siap. Hampir semua orang di Lynden gugur.

Saat ini, rakyat Lynden yang tersisa sudah berada di wilayah istana Herbor untuk mengungsi sementara.

"Apa?!"

Begitu mendengar perkataan Frank, aku langsung pergi keluar istana untuk menemui para pengungsi.

Rasa benciku kepada Wrath semakin menjadi jadi, begitu melihat banyak anak kecil dari Lynden yang menangis di pengungsian ini.

...

Kemudian aku dan yang lainya mendatangi salah satu tenda pengungsian dimana terdapat seorang perempuan muda yang sedang menggendong bayi yang sedang menangis.

Aku mencoba bertanya kepada perempuan itu apa yang sebenarnya terjadi. “I'm sorry, you are the mother of this baby?” Tanyaku kepada perempuan itu.

Perempuan itu menoleh kearah ku. Sambil diiringi isak tangis, perempuan itu menjawab, “N..No..,this is my little sister.., both my parents died in the Groth attack last night,”

Mataku berkaca kaca setelah mendengar perkataan perempuan itu. Teman-temanku, dan Frank yang mendengar perkataan gadis ini juga tak bisa menahan air mata mereka. Bagaimana tidak, gadis ini adalah kakak dari adiknya yang masih bayi, kedua orang tua mereka dibunuh oleh para Groth dalam serangan tadi malam.

Aku tidak bisa berkata kata lagi, makhluk macam apa Groth ini? kenapa mereka seperti tidak punya belas kasihan.

“KING FRANKLIN!”

Dalam hiruk-pikuk pengungsi Lynden, seseorang memanggil Frank dari dalam kerumunan. Masih belum jelas siapa orang yang memanggil Frank.

Dan terlihat lambaian tangan seorang wanita yang dari tadi memanggil Frank. Ternyata itu adalah Putri Stella! Dengan balutan perban luka di kepala yang menutupi rambut pirangnya, dia mendatangi kami.

Aku mecoba menenangkan Stella yang dalam keadaan lemas.

Dengan napas yang terengah-engah, Putri Stella mencoba mengatakan jika Lynden sudah direbut musuh.

Begitu banyak pasukan musuh hingga membuat Lynden tidak bisa menahan mereka lagi. ditambah lagi dengan gugurnya Ayah Stella, sang Raja Lynden dalam tragedi ini. “We lost.., Lynden lost.., there are too many of them, we cant hold them anymore, Lynden..has been taken by the enemy.., my Father is dead.., I cant protect Him.. I am so sorry..," Air mata mengalir di pipinya.

“Frank, it seems that news of the united Equaterald has reached Quentin’ ears!” Lanjut Stella.

Menurut Stella, Raja Quentin sang pemimpin Wrath sudah mengetahui kabar tentang kembali bersatunya seluruh kerajaan yang ada di Equaterald.

Aku sadar kenapa Raja Quentin bisa mengetahui ini, aku ingat kejadian disaat aku dan teman temanku bertemu penyihir jahat dari Wrath, yaitu Vera yang menyerupai Frank pada saat hari pertama aku tiba di negeri ini. Tepatnya di ruang bawah tanah kerajaan Herbor.

Raja Quentin pasti tidak mau Equaterald kembali bersatu. Mereka ingin menghancurkan satu persatu kerajaan agar persatuan tidak akan kembali terjadi.

Oleh karena itu, Frank lantas mengutus Halim dan Akbar untuk memberitahu Mirkav dan Yarashima dari kemungkinan serangan Wrath ke kerajaan mereka.

Aku sebenarnya ingin ikut dengan mereka, namun Aku sadar jika akan sangat berbahaya jika aku berkeliaran disaat seperti ini dengan diriku yang belum memiliki kekuatan seperti layaknya teman-temanku. Akhirnya Akbar dan Halim pergi ke Timur dengan memacu kuda mereka. Aku harap mereka cepat kembali.

Sementara itu aku, Vivi, dan yang lain tetap di Herbor untuk merawat para pengungsi Yarashima.

...

Disaat aku sedang berjalan menyusuri tempat pengungsian, aku melihat sosok Putri Stella yang terlihat masih tergeletak lemas di salah satu tenda yang terbuka. Selain itu, kulihat juga wajah para mengungsi yang masih tegang dan syok akibat serangan Groth malam tadi.

Semua orang di Herbor saat ini membantu para pengungsi hingga larut malam, begitu juga aku. Hingga tak terasa aku tidak tidur hingga melewati malam. Tapi akhirnya menjelang pagi aku malah tertidur hingga siang hari.

Begitu bangun pada tengah hari, aku langsung kembali membantu para pengungsi sampai aku kelelahan, tidak ada kata istirahat untukku.

...

Waktu berlalu dan Sudah hampir sehari namun Akbar dan Halim belum kembali.

Langit sudah berwarna jingga pertanda malam akan segera datang, Aku masih membantu Vivi mengurus para mengungsi yang masih tegang dan syok akibat serangan Groth malam sebelumnya.

Disaat jeda makan malam, Aku yang masih penasaran, bertanya kepada Putri Stella seperti apa bentuk makhluk Groth ini? kenapa mereka begitu kejam?

Aku mendatangi tenda dimana Putri Stella dirawat. Nampaknya kondisi Stella mulai membaik. Saat ini dia sudah bisa berjalan dan beraktivitas normal.

Vivi yang berada di sampingku juga mendengarkan jawaban dari Putri Stella mengenai rupa makhluk Groth ini.

Putri Stella kemudian mengatakan ciri ciri makhluk ini. Dia menyebutkan bahwa makhluk ini sebenarnya seukuran manusia biasa, bentuk tubuhnya juga sama seperti manusia biasa. Hanya saja mereka berkulit hitam legam dengan bulu halus disekujur tubuh mereka membuat Groth sulit dideteksi pada malam hari.

Stella menambahkan kalau Groth juga memiliki kecepatan di atas rata- rata. Menurut Stella, lebih baik melawan daripada melarikan diri yang tidak ada gunanya.

Meski begitu, menurutku Akbar mungkin lebih cepat dari Groth.

Belum selesai sampai disitu, Stella juga mengatakan jika mata mereka juga mampu melihat dalam kegelapan, Karena itulah mereka lebih sering melancarkan serangan pada malam hari. Stella juga memperingatkan kalau Groth adalah makhluk yang tidak memiliki rasa takut, walau mereka tau musuh mereka lebih handal dan kuat, mereka masih berani mengayunkan senjata.

Darimana Stella bisa mengetahui semua ini?

Stella berkata jika Hampir setiap bulannya Wrath selalu menyerang Kerajaan Lynden dengan pasukan Groth mereka. Mungkin itulah sebabnya Putri Stella bisa sangat paham dengan para Groth itu.

Mendengarkannya saja membuatku ngeri membayangkannya. Apakah Groth setangguh itu? “Don’t they have any weakness?” Aku bertanya kepada Stella apakah Groth memiliki kelemahan.

Stella menatapku saat dia berkata, “Groth’s are strong in the dark, but they are weak in the sun,” Dia menjelaskan jika Groth sangat kuat pada malam hari. Namun mereka menjadi lemah jika terkena cahaya matahari.

Kelemahan Groth ini membuatku memiliki ide.

“Vi, aku pergi sebentar yak,”

Aku langsung berlari menuju istana.

“Lahh, kamu mau kemana? jangan tinggalin aku sendiri! Rizal! Kok kamu tiba tiba pergi sih?!”.

Vivi sengaja kutinggal di tenda pengungsian agar mampu membantu yang lainya.

Dengan tergesa-gesa aku meninggalkan tenda. Saking terburu-burunya diriku hingga sesekali menabrak orang orang yang sedang lewat.

Aku terus berlari hingga hampir sampai ke istana, pintunya sudah terlihat. Tinggal beberapa langkah lagi agar bisa melewati pintu istana Herbor.

“Frank!”,

Suaraku memecah keheningan aula istana. Membuat Frank yang sedang membahas sesuatu dengan Andy dan para pengurus istana menoleh kearah pintu istana dimana aku berteriak memanggilnya.

Frank berdiri dan menatap kearahku. Aku melanjutkan langkahku menuju kehadapan Frank. “Frank, kita harus menolong Lynden merebut kembali tanah mereka!” Ucapku.

Andy dan Orang lain didalam istana mendengarku dengan wajah heran. Mereka seperti tidak mengerti apa yang aku bicarakan. Lantas Frank pun terlihat menyudahi pertemuannya dengan para petinggi istana. Dia kemudian mengajakku untuk berbicara di tempat lain.

“Apa yang mau kau katakan?” Tanya Frank begitu para pengurus kerajaan lainnya sudah pergi menjauh.

“Kita harus merebut kembali Lynden!” Ujarku.

Langkah Frank terhenti begitu mendengar ucapanku barusan. “Apa kau gila Rizal? Lynden sudah di penuhi musuh. Keselamatan kita lebih penting saat ini,” Kata Frank. "Untuk apa mempertaruhkan nyawa kita demi merebut Lynden?" Lanjut Frank.

Kedua alis mataku menyatu. “Apa kau tidak mengerti? Kalau kita bisa kembali merebut Lynden, itu akan mengembalikan garis pertahanan kita! Jika kita tidak segera bertindak maka aku yakin Lynden akan menjadi markas baru yang kuat untuk musuh!”

Frank diam tak bergeming mendengar perkataanku.

Aku melanjutkan perkataanku. “Dengar Frank. Bayangkan jika Lynden menjadi markas para pasukan Groth.., itu akan membuat Herbor dalam keadaan bahaya. Kita dapat diserang dari Barat melalui Lynden, atau langsung dari Wrath di Utara!”

Kali ini perkataanku membuat Frank mata Frank melihat kemana mana karena panik. “Kau benar! kalau begitu sekarang juga kita akan merebut Lynden kembali, kau memang selalu berpikir kedepan Rizal!” Ucap Frank sambil memegangi pundakku.

Akhirnya Frank mengerti.

“Jangan, terburu buru! Kita tidak boleh menyerbu mereka malam ini, Gorth sangat kuat ketika malam,” Ucapku yang menahan Frank yang ingin pergi menuju barak pasukan Herbor.

Frank memegang kepalanya. “Iya juga, aku hampir lupa. Terimakasih sudah mengingatkan,” Ucapnya. “kalau begitu kapan menurutmu waktu yang tepat untuk pergi ke Lynden?”.

“Kita akan pergi besok. Jika kita berkuda tanpa henti, Perkiraanku kita akan sampai di Lynden keesokan harinya. Dan disaat itu, kita harus dengan cepat menghabisi para Groth,”

Frank setuju dan mengangguk kepadaku.

“Baiklah Rizal, rencanamu akan kembali dipakai. Aku yakin kau tidak akan mengecewakanku.” Ucap Frank dengan senyumnya kepadaku.

Sesaat setelah percakapan kami, Frank pergi untuk memberi perintah kepada Andy yang menunggu cukup jauh dari posisiku dan Frank. Nampaknya tugas sebagai Jendral sekaligus pengawal Raja sangat Andy emban dengan penuh tanggung jawab. Dengan sigap, Andy langsung berlari keluar menaiki kudanya.

Aku mengikuti Andy dan Frank dari belakang secara perlahan disaat mereka keluar istana. Kulihat dari ujung tebing didepan istana, dimana terlihat Andy sebagai seorang Jenderal yang berkharisma. Dia seperti sedang memerintah sejumlah prajurit yang langsung ikut pergi keluar istana dengannya.

Andy beserta rombongannya sudah menghilang dibalik hutan disisi Timur Kerajaan ini. Aku dan Frank masih berdiri di pinggir tebing depan istana, dimana aku bisa melihat segala penjuru Equaterald dengan jelas dari sini.

...----------------...

Episodes
1 Sore yang Dingin
2 Main yukk!
3 Mengingat masa lalu
4 Setelah Vivi pulang
5 Masih penasaran
6 Semuanya terlihat begitu nyata
7 Tak seindah yang terlihat
8 Gara gara Pak Gus
9 Zanetti | ittenaZ
10 Kejutan Pertama
11 Tekad yang sudah bulat
12 Misi Pertama: Lynden
13 Misi Pertama: 4 Kerajaan
14 Sekutu lama
15 Saatnya mengukir sejarah baru
16 Diluar Rencana
17 Dilema Hebat
18 Pilihan Terakhir
19 Bersatu!
20 Perjalanan menuju Lynden
21 Gerbang utama
22 Battle of Lynden
23 Ini bukanlah kemenangan
24 Raja Baru
25 Keberanian dan keputusan
26 Jangan ragu akan dirimu!
27 Datang untuk kembali
28 Akibat salah perhitungan
29 Mirkav! Tolong!
30 Menggantung nasib
31 Musuh terkuat
32 Datang pada waktu yang tepat
33 Menemukan Jatidiri
34 Peluang terakhir
35 Menuju akhir
36 Equaterald
37 Bangkit dari keterpurukan
38 Melihat lebih jauh kedepan
39 Belajar untuk menerima
40 Bertindak sebagai Raja
41 Kedatangan 'mereka'
42 Datang dari tempat yang berbeda
43 Blair Desmond
44 Mencari cahaya dalam gelap
45 Mereka tidak berbahaya
46 Rindu disaat yang salah
47 Untuk terakhir kalinya
48 Seseorang yang tepat
49 Permintaan maaf
50 Permohonan
51 Mencari kepastian
52 Keputusan Blair
53 Misi pencarian
54 The Lord of Wrath
55 Semangat yang belum padam
56 Realita sebenarnya
57 Untuk Vivi
58 Gurun kematian
59 Kemenangan dan kekalahan
60 Pertaruhan
61 Pertaruhan: Final Battle
62 Memenuhi Takdir
63 Sebuah janji
64 Hari Terakhir
65 Beri aku tiga jam
66 Ruang dan waktu
67 Deja vu
68 Alasan dibalik keputusan
69 Sulit menjaga sesuatu
70 Panggilan
71 Pagi yang Cerah
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Sore yang Dingin
2
Main yukk!
3
Mengingat masa lalu
4
Setelah Vivi pulang
5
Masih penasaran
6
Semuanya terlihat begitu nyata
7
Tak seindah yang terlihat
8
Gara gara Pak Gus
9
Zanetti | ittenaZ
10
Kejutan Pertama
11
Tekad yang sudah bulat
12
Misi Pertama: Lynden
13
Misi Pertama: 4 Kerajaan
14
Sekutu lama
15
Saatnya mengukir sejarah baru
16
Diluar Rencana
17
Dilema Hebat
18
Pilihan Terakhir
19
Bersatu!
20
Perjalanan menuju Lynden
21
Gerbang utama
22
Battle of Lynden
23
Ini bukanlah kemenangan
24
Raja Baru
25
Keberanian dan keputusan
26
Jangan ragu akan dirimu!
27
Datang untuk kembali
28
Akibat salah perhitungan
29
Mirkav! Tolong!
30
Menggantung nasib
31
Musuh terkuat
32
Datang pada waktu yang tepat
33
Menemukan Jatidiri
34
Peluang terakhir
35
Menuju akhir
36
Equaterald
37
Bangkit dari keterpurukan
38
Melihat lebih jauh kedepan
39
Belajar untuk menerima
40
Bertindak sebagai Raja
41
Kedatangan 'mereka'
42
Datang dari tempat yang berbeda
43
Blair Desmond
44
Mencari cahaya dalam gelap
45
Mereka tidak berbahaya
46
Rindu disaat yang salah
47
Untuk terakhir kalinya
48
Seseorang yang tepat
49
Permintaan maaf
50
Permohonan
51
Mencari kepastian
52
Keputusan Blair
53
Misi pencarian
54
The Lord of Wrath
55
Semangat yang belum padam
56
Realita sebenarnya
57
Untuk Vivi
58
Gurun kematian
59
Kemenangan dan kekalahan
60
Pertaruhan
61
Pertaruhan: Final Battle
62
Memenuhi Takdir
63
Sebuah janji
64
Hari Terakhir
65
Beri aku tiga jam
66
Ruang dan waktu
67
Deja vu
68
Alasan dibalik keputusan
69
Sulit menjaga sesuatu
70
Panggilan
71
Pagi yang Cerah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!