RIZAL
Pertemuan empat Kerajaan berjalan selancar yang aku harap. Walau pada awalnya sempat terkendala, namun pada akhirnya semuanya dapat memahami satu sama lain.
Hingga akhirnya setiap perwakilan kerajaan pamit undur diri. Sesuai dengan kesepakatan, pembahasan lebih lanjut akan dilakukan tiga hari lagi.
...
Di saat aku dan teman-temanku berkumpul untuk merayakan berhasilnya pertemuan hari ini. Dari arah halaman belakang istana, Andy memintaku menemui Frank di lapangan latihan tempur istana. Vivi, Halim, dan Akbar ingin menemaniku, namun Andy mengatakan bahwa Raja ingin berbicara berdua saja denganku.
Tanpa pikir panjang aku kemudian mendatangi Frank di lapangan latihan. Di sana aku melihat ratusan prajurit Herbor sedang berlatih mengayunkan pedang mereka. Dan di pinggir lapangan aku melihat Frank yang sedang berbicara dengan salah satu prajurit Herbor. Dengan memakai jubah biru kebesarannya, ekspresinya terlihat sangat serius saat ini.
Aku mencoba mendatanginya. Dengan senyum di wajahku, aku menyapanya.
Bukannya dibalas senyum, Frank menjawab sapaanku dengan wajahnya yang serius. Aku terkejut, belum pernah aku lihat Frank seserius ini, biasanya Frank adalah orang yang murah senyum.
“Rizal, tolong ikuti aku,” Frank mengajakku ke suatu tempat. Aku mengikuti Frank berjalan di sepanjang lapangan latihan.
“Kau lihat itu..Rizal?” Jari Frank menunjuk kearah para prajurit yang sedang berlatih, “Herbor sebenarnya belum benar-benar siap dengan perang ini. Banyak dari prajurit terbaik kami gugur dalam pertarungan sebelumnya, saat ini kami masih melatih pemuda-pemuda baru,” Jelas Frank.
"Apa?"
Aku sendiri sedikit kaget dengan pernyataan Frank. Kalau begini keadaannya, bagaimana kami bisa menantang Wrath dengan pasukan yang minim pengalaman? Namun aku harus tetap optimis. “Tenang Frank, kali ini Herbor tidak sendirian dalam pertempuran ini,” Ucapku menatap mata Frank.
Dengan wajah melihat keatas langit, Frank berkata, “Mirkav dan Yarashima maksudmu? Mereka mungkin terlihat memiliki banyak pasukan, namun prajurit prajurit mereka memiliki mental yang buruk.., bahkan lebih buruk dari Lynden."
Apa yang dimaksud Frank?
Lanjutnya, dia membeberkan jika pasukan Mirkav sangat labil. Dia memberikan contohnya disaat Meriam besar Mirkav berhasil melubangi salah satu sisi benteng Wrath saat pertempuran puluhan tahun lalu. Pasukan Mirkav langsung berpesta alkohol untuk merayakan apa yang sebenarnya tidak pantas dirayakan menurut Frank.
Frank menambahkan, jangankan ingin mengalahkan kerajaan Wrath, untuk melewati bentengnya saja rasanya hampir mustahil. “Jumlah pasukan Groth terus bertambah setiap harinya. Sepatutnya Herbor melakukan serangan ini sendirian saja.., tapi Aku takut 4.000 pasukan berkuda Herbor tidak mampu menembusnya,” Pungkas Frank.
Nampaknya Frank belum sepenuh hati walau sudah setuju bertempur bersama. Sepertinya aku harus menyadarkan orang tua ini lagi. “Frank.., siapa yang sudah pernah membuat tembok benteng Wrath berlubang?” Tanyaku.
Frank terlihat mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaanku. “Mirkav..,” Gumam Frank. “Kenapa memangnya?”.
“Sejak puluhan tahun lalu…, siapa yang mati-matian menahan gelombang pasukan Groth yang datang dari utara?” Tanyaku lagi.
“Yarashima..,” Gumam Frank, dia menghela napas seperti sudah tahu maksud yang ku bicarakan.
“Kau pasti juga sudah tahu, jika Mirkav dan Yarashima menyerah sejak dulu, sudah pasti serangan Wrath akan langsung tertuju ke Herbor bukan? Kau pasti juga sudah tahu kalau Lynden juga sudah berkembang pesat!” Ucapku, “Namun.. apakah kau tahu? siapa yang saat ini berhasil membuat mereka semua bersatu demi kebebasan negeri Equaterald? Yang pasti bukan kekuatan Mirkav... atau kecerdasan Lynden.., melainkan kebesaran hati dari Herbor yang masih mau berjuang untuk Equaterald walau pernah dijatuhkan oleh mereka! itulah Herbor yang sesungguhnya!”
Frank seperti tersadar dengan kata kataku. Aku harap sekarang dia dapat memahami pentingnya persatuan. Kekuatan Mirkav, keberanian Yarashima, Pengetahuan Lynden, serta kebesaran hati Herbor akan menjadi kesatuan yang sempurna dalam menghadapi pertempuran besar yang akan terjadi tidak lama lagi, “Kerajaan lain sudah mulai kembali mempercayai kita Frank.., kau juga harus percaya mereka.” Tandasku.
Frank meminta maaf kepadaku karena telah berpikiran seperti ini. Dia beranggapan hanya ingin menyelesaikan masalah yang dia buat sendiri tanpa mengorbankan orang lain.
Aku tahu betul apa yang Frank rasakan. Aku juga sebenarnya tidak ingin berada dalam situasi ini. Aku merasa bersalah kepada teman-temanku karena telah membawa mereka kesini.
Aku meyakinkan kepada Frank sekali lagi untuk memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk mempersatukan kembali negeri ini. Aku yakin dengan kepercayaan ini, negeri Equaterald dapat bersatu damai seperti dulu lagi.
Memang terkadang diriku merasa tidak dibutuhkan oleh teman. Namun aku tidak akan pernah tau apa yang teman butuhkan dari diriku.
...
“Terimakasih Rizal,” Gumam Frank yang duduk di sebelahku.
“Terimakasih untuk apa?”.
“karena kau sudah mau membantu kami.., aku tidak tahu apa jadinya jika kau tidak pernah datang,” Ucap Frank.
Aku hanya bisa tersenyum kepadanya dan dibalas senyum olehnya. Aku yakin harapan telah kembali ke negeri ini tidak lama lagi. Selama Kami semua bersama sama.
...
Matahari sudah tenggelam sepenuhnya. Pertanda hari bersejarah ini akan berlalu sebentar lagi. Frank terlihat masih mengawasi para prajurit baru dari Herbor yang masih berlatih walau sudah hampir malam.
Karena Aku ingin merasakan rasanya menjadi prajurit sejati, aku kemudian memutuskan ikut berlatih bersama prajurit Herbor malam ini. Aku ikut berlatih bersama pasukan Herbor hingga mencapai batasku.
Saking lelahnya berlatih, Aku sampai terhuyung-huyung karena aku memang jarang melakukan aktivitas fisik, keringatku bercucuran deras, lenganku sakit karena terlalu lama menahan busur. Malam ini aku ditunjukan rasanya menjadi prajurit sejati.
Aku tertawa lepas disaat berhasil menangkis serangan dari pasangan latihanku, Walau aku tidak memiliki kekuatan seperti teman temanku, namun aku harus tetap bisa mempertahankan diriku sendiri dalam latihan. Dan semua ini bisa ku lakukan berkat kerja kerasku sendiri.
“Cukup semuanya.., latihan akan kita lanjutkan besok. Malam ini.. kalian beristirahatlah dengan baik,” Ucap Frank kepadaku dan pasukan Herbor.
Banyak suka dan duka terjadi pada hari ini namun aku harus menatap hari esok dengan sungguh sungguh.
Kubasuh badanku yang berkeringat dalam dinginnya air sungai yang mengalir pada malam hari. Aku kembali merasakan tubuhku menjadi segar.
Setelah selesai membersihkan diri, aku kembali kedalam istana untuk beristirahat bersama teman temanku yang juga baru selesai melakukan aktivitas mereka masing masing.
Saat ini aku sedang berada di teras kamarku yang juga merupakan kamar teman-temanku juga. Aku bersantai sejenak di selimuti langit malam dengan gemerlap bintang yang indah. Hari ini akan sama sama kami ingat sebagai hari kebangkitan negeri ini. Di mana seluruh kerajaan akan kembali berjuang dibawah bendera Equaterald untuk menghancurkan dominasi kerajaan Wrath. Kuharap malam ini semuanya bermimpi indah.
Mataku sudah berat, tidur merupakan pilihan terbaik saat ini.
Kondisi seperti ini membuatku kembali teringat suasana rumahku pada malam hari. “Rizal.., makan dulu yuk nak,” Suara ayahku saat memintaku turun dari kamar untuk makan malam terngiang di telingaku.
Saat Ibuku memasak makanan kesukaanku..., “Yeayy, ayam goreng!” Fadhil memang cerewet, namun suara nyaringnya adalah hal yang paling kurindukan saat ini.
Dikala Aku menyantap makan malam ini dengan hati yang senang. Bersama keluarga, Suasana makan malam yang hangat seperti inilah yang selalu aku inginkan setiap hari. Namun hal ini jarang terjadi di hidupku.
Aku tahu ini adalah mimpi. Seringkali mimpiku lebih indah dari realitaku. Setiap malamnya, aku selalu ingin bermimpi lebih lama lagi dalam tidurku. Aku hanya ingin mimpi indahku tidak cepat berlalu. Namun aku tahu aku tidak bisa melakukan itu.
...
BYUUURR!
...
“WWOOAHAH..DINGIINN!”.
Apa ini? Bajuku basah?
“Bangun cuy! Kalo kesiangan nanti kena omel Frank lagi kayak kemaren!” Suara Halim yang masih samar samar kudengar. "Kalo lu gak bangun bangun bakal gue siram aer lagi nih..! satuu..dua..tiiii--,"
Andai aku bisa bermimpi..5 menit..lebih lama.
"Iyaa..iyaa! gue bangun nih!" Ucapku sebelum Halim kembali ingin mengguyurku dengan air yang ada di ember yang dia bawa.
Haha.., sungguh aneh. Biasanya aku bermimpi tentang dunia lain saat tidur di dunia asliku. Namun saat ini aku bermimpi tentang dunia asli didalam dunia lain. Aku hampir tidak bisa membedakan realita mana yang sebenarnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments