RIZAL
Gegap gempita suara rakyat Mirkav merayakan keputusan Raja Mirkav untuk ikut berjuang kembali melawan Wrath bersama tiga kerajaan lainnya. Aku berharap Vivi dan Akbar juga berhasil dalam misi mereka di Lynden, agar persatuan Empat kerajaan kembali terjadi.
Aku sangat senang sekaligus sedikit terkejut. Betapa hebatnya strategi siasat yang Akbar ajarkan kepadaku bisa membuat Krapov, sang Raja Mirkav bisa menyetujui dengan cepat ajakanku untuk kembali bersatu dengan kerajaan lainnya demi melawan dominasi kerajaan Wrath.
Aku bersyukur semalam aku bertanya kepada Akbar tentang bagaimana caranya agar lawan bicara dapat menyetujui ajakan dengan cepat. Masih kudengar suara Akbar semalam saat mengajariku.
“..Gue udah sering diajarin orang tua Gue cara memikat perusahaan lain agar mau kerjasama dengan perusahaan keluarga Gue”
Akbar memang hebat.
Sebenarnya urusan kami di sini sudah selesai sejak tadi. Namun Krapov meminta kami agar disini lebih lama lagi untuk merayakan hari bersatunya Mirkav dan kerajaan lainnya yang kembali berjuang bersama.
Untuk urusan mengajak Yarashima, Raja Krapov bilang bahwa dia sendiri yang akan mengabari Kaisar Hirose dari Yarashima.
Dengan keadaan seperti ini, aku rasa misi ini sudah selesai. Rasanya misi ini terlalu mudah.
Saat ini, aku sedang berada di luar istana Mirkav.., mencoba menjauhi kerumunan untuk menenangkan pikirku sejenak, namun aku tidak bisa tenang sedikitpun.
Aku mencoba merenung di saat bersandar di tembok batu istana. Kembali berpikir tentang apa yang harus di lakukan setelah ini. Aku juga belum tahu apa yang seharusnya aku lakukan. Namun aku merasa bahwa tindakan yang aku lakukan sudah benar.
...
Hari semakin gelap, Halim juga sudah kembali dari perbincangannya bersama Raja Krapov. Kami akhirnya pamit kepada semuanya yang ada disini dan kemudian kembali ke Herbor menunggangi sepasang kuda.
…
Dalam perjalanan kami kembali ke Herbor, Aku dan Halim hanya berkuda dengan santai dan tidak terburu-buru. Aku hanya ingin menikmati keberhasilan pertama dalam misi pertamaku ini. Halim juga tidak henti hentinya memujiku sepanjang jalan.
“Hebat banget lu Jal, gak sampe satu jam Rajanya langsung setuju buat kerjasama!”.
“Ah, biasa aja kali, gue udah sering latian bareng Akbar belakangan ini, kan orang tua dia kan punya banyak perusahaan yang kerjasama sama perusahaan lain, makanya Akbar dah ngerti cara mikat perusahaan lain”.
“Emang cara yang lu pake sama persis kaya yang Akbar ajarin?” Tanya Halim.
“Ya.., hampir sama sih, cuman Gue ubah-ubah sedikit,”.
Aku sangat senang karena kami bisa melalui misi ini dengan lancar tanpa hambatan. Dan sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan, bahwa lusa, setiap perwakilan dari masing masing kerajaan akan melakukan pertemuan di Herbor untuk membahas strategi penyergapan musuh.
...
...
...
Malam sudah terlalu larut. Kami melanjutkan perjalanan keesokan harinya dan berkuda hingga langit kembali gelap. Dan sampailah sudah kami kembali ke Herbor. Perjalanan satu hari satu malam yang cukup melelahkan.
Di sana, kami sudah ditunggu Akbar dan Vivi di depan gerbang istana.
Kami berempat kemudian berkumpul dalam kehangatan persahabatan, saling bercerita mengenai pengalaman kami masing masing saat berada di kerajaan Mirkav ataupun Lynden yang diceritakan oleh Vivi dan Akbar.
Hingga terlihat langit sudah penuh dipenuhi oleh gemerlap bintang, menggiring kami untuk pergi ketempat tidur untuk beristirahat dan mempersiapkan diri kami untuk besok yang merupakan hari besar.
…
...
...
Hingga keesokan harinya, aku terbangun saat dini hari sebelum matahari terbit.
Sepanjang malam aku susah tidur karena masih terbayang-bayang keberhasilan misiku. Namun yang kutahu, rencana sebenarnya baru akan dimulai hari ini.
Beberapa saat kemudian Frank menemuiku disaat aku berada di dapur untuk membuat sarapan. Frank mengatakan bahwa tengah hari nanti, setiap perwakilan dari Yarashima, Mirkav, dan Lynden akan datang ke istana Herbor untuk melakukan perencanaan serangan. Aku bersama yang lainya diminta mengikuti pertemuan itu. Dengan senang hati aku menyetujui ajakan Frank.
Aku kemudian kembali ke kamar untuk membangunkan teman temanku, “Ayo semuanya, bangun."
Aku membangunkan teman temanku dan kemudian mengajak mereka sarapan sebelum melakukan kegiatan lain.
Di meja makan, aku memberitahu pesan Frank kepada teman temanku. “Btw nanti siang kita semua disuruh Frank buat ikut ke pertemuan para utusan kerajaan”.
“Oh, oke Zal!” Ucap Vivi bersemangat.
“Yaelah.., ngapain sih disuruh ikut?” Sahut Halim.
“Udahlah Lim, ikut aja napa sih lu?” Celetuk Akbar.
…
HALIM
Dan seperti biasa, urusan sarapan yang enak selalu disiapin sama chef Rijal. Kalo habis makan.. enaknya mandi, air disini seger banget.
Oh iya, Tadi katanya Rijal nanti bakal ada pertemuan antar kerajaan. Gue sebenernya males banget cuy, Gue sih yakin pertemuan nanti bakal lancar walaupun Gue sama lainnya gak dateng. Tapi, mau gimana lagi, Vivi sama Akbar dah setuju ikut otomatis Gue juga ikut dong.
Akbar ngikut mungkin karena dia emang serius ngurusin rencana ini. kalo si Vivi mah pasti cuman mau deket-deket sama Rijal doang ini mah, mau ngapain lagi coba si Vivi ikutan? Hadeh, Emang bener-bener si Rijal, apa dia gak tau Gue lagi capek? Sabar..,sabar.
Dahlah, mending Gue nyariin Akbar, keburu siang nih. Biasanya ini anak ada di perpustakaan istana nih. Nggak disini, nggak di dunia asal. Akbar kerjaannya cuman baca buku terus. Emangnya kalo baca buku terus jadi lebih pinter? Haha, emang jadi pinter sih.
Gue pun nyari Akbar ke perpustakaan istana.
Bener aja kan. Akbar emang ada di perpustakaan. “Apakah Profesor Akbar ada disini? Hehe,” Padahal Gue tau si Akbar ada, Gue cuman becanda aja hihi.
“Mohon maaf ya.., Profesor Akbar sedang ke toilet,” Kata Akbar pake nada Resepsionis.
“Hahaha, bisa juga lu diajak becanda!”.
“Kalo becandanya gitu mah gapapa Lim,” Kata Akbar yang matanya masih fokus ke buku.
“Hiya hiya hiya, eh lu kok seneng banget ke sini ngapain sih Bar?”.
“Di sini tuh bukunya bagus dan lengkap lengkap, nih contohnya kayak buku yang Gue baca,” Akbar nunjukin bukunya ke Gue. “Liat nih, buku ini nunjukin cara dagang yang baik dan benar, kan Gue jadi tau kriteria berdagangnya orang barat Lim, jadinya kalo besok kalo dah gede Gue bisa ngajak investor Luar negeri buat masuk ke perusahaan Gue,”
“Niat bener lu Bar,” Heran Gue sama tekad ini anak.
Gak tau kenapa Gue malah jadi ikutan baca baca buku di Perpustakaan bareng Akbar. Sambil berharap si Andy gak nemuin Gue disini, kalo ketemu pasti langsung di ajak latihan lagi nih.
…
VIVI
Suara kicauan burung menemani disaat aku sedang duduk bersantai di rumput halaman istana. Memandang langit biru jernih membuat hatiku yang sedang bimbang menjadi tenang.
Aku tahu hari ini adalah hari yang penting untuk semua orang. Untuk itu, aku tidak ingin mengacau lagi pada hari ini agar tidak seperti saat aku dan Akbar di Lynden tiga hari lalu.
Disaat sedang termenung, suara orang yang kukenal terdengar mendekatiku.
“Vivi..,”.
Aku memalingkan pandanganku sejenak kearah datangnya suara orang yang memanggilku.
“Lagi ngapain nih, seneng banget ya liat pemandangan,” Sudah pasti suara itu datang dari Rizal yang selalu menemaniku disini.
Kami berdua bersenda gurau sambil menanti datangnya para perwakilan kerajaan lain siang ini. Nasib negeri ini bergantung pada pertemuan siang ini. pertemuan yang membahas strategi penyergapan musuh untuk bisa mengalahkan Wrath.
Entah kenapa namun tiba-tiba di pikiranku terbesit pertanyaan ini. “Zal, kalo aku nanti gausah ikutan gimana?”.
“Gausah ikutan gimana maksudnya?” Rizal kembali menanyaiku.
“Kamu tau sendiri kan zal, aku udah cerita kemaren kalo aku hampir nggagalin misi kita pas aku sama Akbar di Lynden. Aku gak mau kali ini ngacoin pertemuannya, aku takut aku bakal--,”
Mendadak Rizal memegang erat tanganku dan berkata, “Vi, kok kamu jadi begini sih? Vivi yang aku tau gak bakal takut menghadapi sesuatu apapun itu, Vivi yang aku tau gak bakal takut buat berpergian jauh menunggangi kuda ke Lynden. Walau dia diusir pergi dari Lynden tapi dia tetep berusaha memperbaiki kesalahannya, Itu baru Vivi yang aku tau!”
Kata kata Rizal membuatku tersadar akan peranku dalam rencana ini, bahwa akulah orang yang membuat Lynden bergabung dengan kami.
Sifat Rizal yang selalu optimistis inilah yang kusuka darinya. Teman yang paling bisa membuatku tertawa di saat berpikir bahwa aku mungkin tidak akan bisa tersenyum kembali. “Zal.., makasih ya,” Gumamku.
Rizal tersenyum dan mengangguk paham apa yang aku maksud.
Hingga Waktu berlalu membuat matahari semakin meninggi, tak terasa sudah dekat acara pertemuan para utusan kerajaan.
“Habis ini tolong ajak yang lain ke aula istana ya!” Ucap Rizal saat meninggalkanku sembari melambaikan tangannya kepadaku hingga membaur tak terlihat di kerumunan para pelayan istana yang sedang menyiapkan kedatangan para Raja.
…
RIZAL
Jantungku menderu tak bisa berhenti. Tegang diriku menanti pertemuan penting ini, namun aku tidak boleh terlihat tegang. Dari kejauhan kulihat Frank yang samar-samar sedang mengatur para pengurus kerajaan. Sementara aku masih mencari dimana Halim dan Akbar. Aku belum melihat mereka semenjak sarapan tadi.
“Rizal!”
Aku tersentak mendengar seseorang memanggilku.
Aku membalikkan badanku dan mencari asal suara itu. Aku menyadari yang memanggilku adalah Frank yang menghampiriku bersama beberapa pengawalnya. Frank mengatakan padaku bahwa Lynden mengutus utusan lain untuk menggantikan Raja mereka yang tidak bisa hadir. Namun dia belum tahu alasan sang Raja Lynden tidak bisa hadir.
Sangat ku sayangkan bahwa beliau tidak bisa menghadiri pertemuan penting ini.
Frank melihat-lihat sekeliling sebelum dia bertanya kepadaku, “Oh iya, dimana Halim dan Akbar? Sebentar lagi pertemuan besar akan segera dilakukan, sebaiknya kau cari mereka secepatnya!” Frank menyuruhku untuk mencari Halim dan Akbar yang tak kunjung kemari.
“Baik Frank, akan kutemukan mereka secepatnya!”.
Baru ingin mencari mereka berdua, tiba tiba Halim, Akbar, dan Vivi sudah datang dari arah belakang, mereka menyapa diriku dan Frank.
Frank sepertinya tidak suka dengan keterlambatan mereka.
“Halim.., Akbar.., Vivi. Seorang Ksatria harus disiplin dalam hal apapun. Lain kali jangan sampai terlambat seperti ini, contohlah Rizal,” Frank pun menasehati mereka berdua.
Aku merasa tidak enak kepada Vivi karena dia terlambat karena berbincang bincang denganku sebelumnya.
Namun setelah itu terdengar suara terompet dari luar istana. Kami kemudian menuju kedepan pintu istana untuk menghampiri asal bunyi. Ternyata itu adalah bunyi terompet yang menandakan datangnya iring-iringan pasukan Mirkav yang mengawal Raja Krapov yang gagah menunggangi kuda di barisan paling depan.
“Make way..make way!”
Itulah suara yang kudengar dari para prajurit istana Herbor yang berada dijalanan penduduk untuk membersihkan jalan untuk dilewati Raja Mirkav.
Frank menyambut Kedatangan Krapov dengan senang hati. Mempersilakan sang Raja Mirkav untuk duduk di tempat duduk yang sudah disiapkan untuknya.
Setelah Kami sudah duduk di meja pertemuan, Frank bertanya kepada Krapov, apakah Kaisar Hirose tidak datang.
Lalu Krapov mengatakan bahwa Kaisar Hirose sedang ada urusan penting sehingga menunjuk sang jendral besar Yarashima yaitu Jendral Tadano Oda, untuk menggantikannya di pertemuan ini. Jendral Tadano sendiri sudah datang bersama dengan Krapov. sekarang kami hanya tinggal menunggu Perwakilan dari Lynden.
…
Disela-sela waktu menunggu, Tadano dan Krapov penasaran terhadap Vivi dan Halim. Wajah mereka terlihat asing untuk orang Yarashima ataupun Mirkav. Namun Frank mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa kami bukanlah berasal dari kerajaan manapun.
Frank menjelaskan bahwa kami adalah jawaban dari ramalan agung, kami adalah utusan dari negeri yang sangat jauh, kami datang untuk membantu negeri ini untuk bebas dari kutukan dengan menghancurkan kerajaan Wrath.
“Honkidesu ka?” Ucap Tadano.
“Ne shuti so mnoy! Frank, they look like kids!” Ucap Krapov.
Tadano dan Krapov terlihat tidak mempercayai penjelasan Frank. Jika aku jadi mereka kau juga tidak akan percaya semudah itu.
Frank kembali meyakinkan Tadano dan Krapov kalau ramalan agung tidak akan salah. Walaupun begitu, mereka terlihat masih setengah tidak percaya kalau kami berempat adalah orang orang yang dimaksud dalam ramalan agung itu.
Ditengah perdebatan kecil ini, Andy datang kepada kami. Dia memberitahu kalau perwakilan dari Lynden telah datang.
“Tell them to come in right away! we have something to discuss!” Kata Frank.
Segera setelah itu, Andy bergegas menghampiri perwakilan Lynden untuk segera masuk ke istana.
Hingga Akhirnya perwakilan dari Lynden sudah tiba di istana, berjalan beriringan dengan andy hingga sampai kedepan meja pertemuan.
Sesosok perempuan kemudian menghampiri Frank. “My name is Stella from Lynden, daughter of the King. My father sent me to take his place,”.
Nampaknya pengganti sang Raja Lynden adalah seorang perempuan. Dia bernama Stella, dia adalah putri dari Raja Lynden. Stella terlihat cantik dan anggun dengan Gaunnya.
Baiklah, nampaknya sekarang semuanya sudah datang. Tadinya aku sangat gugup, namun sekarang rasa itu sudah hilang. Yang ada sekarang hanya rasa semangat untuk sekali lagi membangun persaudaraan antar kerajaan yang sudah lama pudar.
“Its time…, for us to come back together! To destroy the darkness…, and return the light to this land.., once again!” Ucapan frank membangkitkan semangat kami semua. Sudah saatnya bagi semuanya untuk bersatu melawan kejahatan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Revan
🤗🤗🤗🤗🤗
2022-09-14
2