1 Minggu semenjak kejadian waktu itu, hubungan Aaron dan Anna semakin dekat karena sekarang sudah tidak ada lagi Daisy yang menjadi penghalang.
Selama 1 minggu mereka meresmikan hubungan tanpa penghalang, Anna sama sekali tidak pernah membiarkan Aaron untuk masuk ke dalam unitnya, atau pun Anna yang masuk ke dalam unit Aaron. Alasannya hanya satu, Bella tidak ingin Aaron berbuat macam-macam pada Anna. Bahkan selama beberapa hari terakhir, Anna seringkali mencari alasan untuk menghindar dari pria itu. Namun setelah dipikir-pikir, menghindar bukanlah jalan yang tepat untuk menyelesaikan masalah, ada misi yang mesti dia selesaikan.
"Sayang, kamu sedang apa?" tanya Aaron melalui telepon. Pagi-pagi sekali saat baru bangun tidur, pria itu langsung menghubungi kekasihnya, Anna.
"Aku baru saja selesai mandi. Kenapa?" balas Anna, seraya membuka lemari untuk mengambil pakaian ganti. Tubuhnya saat ini masih terbalut handuk kimono berwarna putih.
"Oh, tidak, tidak apa-apa, Sayang. Aku hanya merasa sangat merindukanmu. Beberapa hari ini kita sangat jarang bertemu, karena kamu lebih memilih berkumpul bersama dengan teman-temanmu ketimbang berduaan denganku," ujar Aaron.
Padahal, Bella tidak pergi menemui teman-teman Anna apalagi berkumpul bersama, tapi dia sebenarnya bersembunyi di unit lama milik Anna demi menghindari Aaron.
Sebenarnya Bella juga heran, selama 4 bulan lebih dia menggunakan tubuh Anna untuk dia pakai hidup kembali, tapi tidak ada satu pun teman atau pun sahabat yang datang mencari Anna. Jangankan teman, bahkan keluarganya dari pihak keluarga Harold pun tidak ada yang datang mencari. Bella juga tidak tahu kenapa, justru dia sangat penasaran akan hal itu. Apakah semasa hidup Anna tidak memiliki teman baik, atau mungkin setelah Bella mengambil alih tubuh Anna, tidak ada lagi yang mengenali gadis itu. Ah, entahlah. Bella juga sangat bingung dibuatnya.
Saat Anna dan Aaron masih asyik-asyiknya berbicara di telepon, tiba-tiba bel unit Anna berbunyi, tanpa berpikir panjang Anna pun segera beranjak untuk membukakan pintu, dia yakin jika yang datang itu adalah kurir yang mengantarkan menu sarapan yang dia pesan setengah jam yang lalu.
"Sepertinya ada yang datang," kata Aaron
"Iya. Pasti kurir pengantar makanan," jawab Anna.
"Oh, kalau begitu cepat buka pintunya."
"Iya, ini aku sudah ada di belakang pintu."
Ceklek. Pintu unit Anna dia buka setengahnya. Namun seketika dia menjadi sangat terkejut karena tiba-tiba saja sesosok laki-laki langsung menerobos masuk ke dalam unitnya, lalu dengan cepat pria itu menutup pintu dengan rapat lalu menguncinya.
"Kamu-"
"Aku sangat merindukanmu, Sayang."
Cup. Aaron mencium bibir Anna sekilas lalu memeluk gadis itu dengan erat.
Gawat. Ternyata bukan kurir pengantar makanan, tapi pria brengsyek ini. Batin Bella. Dia sadar, saat ini dia berada di situasi yang tidak aman, berada di dalam ruangan tertutup bersama dengan pria brengsyek seperti Aaron tentu saja sangat berbahaya, tapi Bella juga tidak bisa berbuat apa-apa apalagi berpikir untuk menghajar Aaron, mengingat masih ada 10 persen misi yang harus dia selesaikan dengan pria itu.
"Aa-Aaron." Anna mendorong pelan dada Aaron agar pria itu segera melepas pelukan darinya. "Ak-aku-"
"Ada apa, Sayang?" Aaron langsung mengurai pelukannya lalu menatap wajah cantik Anna lekat-lekat.
"A-ku ... aku ingin ganti pakaian sebentar," jawab Anna. Dia sadar jika saat ini dia masih mengenakan handuk kimono, dan itu tentu saja memudahkan Aaron jika pria itu ingin berbuat macam-macam padanya.
Bukannya melepas pelukan, Aaron justru kembali mempererat pelukannya.
"Tidak usah diganti Sayang, aku lebih suka jika kamu hanya mengenakan handuk seperti ini," bisik Aaron dengan nada sensual di dekat telinga Anna. Gadis itu bahkan bisa merasakan hembusan napas dari hidung pria itu.
Gawat! Ini benar-benar berbahaya. Apa yang harus aku lakukan? Batin Bella. Sebagai wanita yang sudah pernah menikah di kehidupan yang sebelumnya, apalagi dengan pria yang sama, Bella sangat tahu jika saat ini Aaron pasti sangat menginginkannya.
Jantung Bella semakin berdetak kencang saat Aaron tiba-tiba saja membopongnya menuju kamar. Dia ingin melakukan perlawanan serta menghajar pria itu hingga babak belur tapi lagi-lagi dia teringat akan misinya yang sedikit lagi tuntas.
Astaga ... astaga .... Apa yang harus aku lakukan? Aku sungguh tidak sudi jika pria ini melakukan hal tidak senonoh pada tubuh baruku. Batin Bella. Dia sungguh tidak sudi jika kesucian Anna direnggut oleh pria brengsyek itu.
Aaron mulai membaringkan tubuh Anna di atas tempat tidur dengan pelan, lalu mulai mencu*bui gadis cantik itu dengan lembut. Akhirnya, saat-saat yang sangat Aaron nanti-nantikan ini terjadi juga. Sejak pertama kali bertemu dengan Anna, gadis yang teramat cantik dan seksye di mata Aaron, pria itu memang sudah membayangkan, bagaimana rasanya tidur bersama dengan gadis cantik itu. Dan akhirnya, impiannya itu sedikit lagi terwujud.
Tidak ada yang bisa Bella lakukan selain hanya berusaha menahan diri untuk tidak menghajar Aaron. Pria ini benar-benar kurang dihajar, berani sekali dia menyentuh Anna tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Apa karena Anna hanyalah seorang pelakor yang selalu berpenampilam seksye dan menggoda sehingga membuat pria itu berpikir bahwa Anna hanyalah seorang gadis gampangan yang sangat mudah untuk disentuh dan ditiduri.
Saat Aaron tengah asyik membenamkan kepalanya di ceruk leher Anna, tiba-tiba pandangan Anna tertuju pada smartphone pemberian Dewa Harapan, seketika Anna teringat pada sosok tersebut.
Ya, Dewa Harapan! Sepertinya aku harus meminta bantuan padanya sekarang juga. Aku baru ingat jika di dalam ponsel itu tersedia tombol darurat untuk meminta bantuan. Batin Bella.
Dengan sekuat tenaga Bella meraih ponsel itu hingga akhirnya dia berhasil mendapatkannya, tapi tiba-tiba saja Aaron menyadari apa yang dia lakukan.
"Tidak usah bermain hp, Sayang. Nikmati saja waktu indah kita berdua, hm," kata Aaron, lalu melempar ponsel milik Anna ke sembarang arah, tapi masih di atas tempat tidur.
Anna mengangguk sambil tersenyum paksa. Untungnya tadi dia sempat memencet tombol darurat sebelum Aaron merebut ponsel itu darinya.
Dewa Harapan tolong cepat datang. Aku sudah tidak tahan disentuh oleh pria brengsyek ini. Pinta Bella dalam hati.
Jantung Bella semakin bergemuruh hebat saat melihat Aaron mulai melepas kancing piyamanya satu per satu, lalu setelah itu pria itu hendak menarik tali pengikat handuk kimono yang menutupi tubuh Anna saat ini.
Oh my godness! Rasanya Bella ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya memanggil nama Dewa Harapan agar segera datang menolongnya.
B e r s a m b u n g ...
...________________________________________...
...Sorry baru up karena kemarin ada acara keluarga🙏🏼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Alanna Th
jngn smp tbh anna dnodai, thor. bisa" othor ddemo emak" brdaster 😱👍😂🤣😘😍💗
2023-05-12
1
Adelia Rahma
huh.. ayo dewa harapan tolongin Bella dong..
kasian tubuh Anna di jamah Aron
2022-11-27
0
fifid dwi ariani
sehat selalu
2022-10-05
1