TMP - Bab 4 - Syarat Untuk Hidup Kembali

Perlahan-lahan rohku mulai terbangun meninggalkan ragaku. Aku langsung menutup mulutku saat melihat diriku sendiri tergeletak bersimbah darah di jalanan. Kemeja putih yang tadinya aku kenakan kini sudah berubah warna sebagian menjadi warna merah darah. 

Aku yang ketakutan melihat kondisiku yang tewas secara tragis seperti itu mulai menangis histeris. Aku tidak percaya dan tidak pernah menyangka bahwa aku akan mati sia-sia secepat ini. 

Aku melihat beberapa orang mulai berlari mengerumuniku. 

"Pak! Tolong saya, Pak! Tolong bawa saya ke rumah sakit!" pintaku pada beberapa orang yang datang mengerumuniku. 

Aku meminta bantuan mereka secara bergantian, tapi sepertinya percuma saja karena mereka seperti tidak bisa melihat dan tidak bisa mendengarku. 

"Bella! Bella! Bangun Sayang, bangun!" Pria brengsyek itu tiba-tiba datang lalu memangku tubuhku yang sudah bersimbah darah.

"Bel, Bangun, Bel. Bella ... jangan pergi! Bella! Huhuhu …." Wanita licik itu berteriak lalu menangis di samping jasadku. 

Melihat drama yang mereka berdua lakoni, seketika aku menjadi sangat emosi.

"Cih, kalian berdua pasti hanya berakting! Kalian berdua pasti hanya berpura-pura sedih kehilanganku! Kalian berdua hanya ingin menarik simpati orang lain! Dasar licik! Penipu! Kejadian ini menimpaku gara-gara kalian berdua! Aku juga akan mengirim kalian berdua ke alam baka! Hiyak!!!" Aku yang merasa sangat marah dan benci pada kedua orang itu segera menyerang dan mencoba menghajar mereka, tapi sayangnya seranganku hanya sia-sia saja. Jangankan menghajar mereka, menyentuhnya pun aku tidak bisa. 

"Aargh!!! Kenapa jadi seperti ini?!" Aku berteriak frustasi sambil masih menangis. Aku benar-benar tidak rela mati konyol seperti ini tanpa membalas semua perbuatan kedua pengkhianat itu. 

"Tuhan! Ini benar-benar tidak adil! Apa salah dan dosaku?! Kenapa engkau menghukumku separah ini?! Ini tidak adil! Benar-benar tidak adil! Huhuhu …." Aku menangis dengan keras sembari menjatuhkan diriku hingga terduduk di atas tanah.

Saat ini tidak ada yang bisa aku lakukan selain hanya menangis pilu meratapi nasibku yang menyedihkan ini.

JDAR!!! Tiba-tiba saja suara petir terdengar begitu menggelegar. Aku yang sejak kecil memang sangat takut pada suara petir hanya bisa menutup kedua telingaku menggunakan tangan, sambil memejamkan mataku kuat-kuat. Tidak akan ada lagi yang bisa aku mintai perlindungan disaat aku sedang berada di situasi menakutkan seperti itu.

Beberapa saat kemudian setelah aku merasa kondisinya sudah aman. Aku pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka mata. Namun, aku begitu terkejut saat membuka mata posisiku sudah tidak lagi berada di tempatku berada sebelumnya, tepatnya di lokasi kejadian tempat aku tewas.

"Dimana ini? Aku ada dimana?" Aku langsung bangkit dan berdiri dari dudukku, lalu memutar badan mengedarkan pandangaku melihat ke arah sekeliling dengan panik. Pemandangan di sekelilingku hanya berwarna putih polos,  seperti sebuah tempat tak berujung.

"Apa jangan-jangan, sekarang aku sudah berada di surga?" Aku mencoba menebak-nebak karena aku sadar bahwa aku sudah meninggal.

"Belum. Kamu belum sampai di surga." Seketika suara seorang pria begitu mengejutkanku. Sontak saja aku berbalik ke arah sumber suara. Terlihat seorang pria mengenakan pakaian serba putih tengah berdiri di belakangku. Dia terlihat masih nampak muda, kira-kira seumuran dengan presdir Huang.

"Kamu siapa? Kenapa bisa ada di sini juga? Apa jangan-jangan, kamu juga baru saja meninggal sama seperti aku, ya?" Aku memberondongi pria itu dengan beberapa pertanyaan. Jika tebakanku benar, berarti meninggal tidak semenyedihkan yang aku bayangkan sebelumnya. Buktinya di tempat ini sekarang aku punya teman, jadi tidak akan merasa kesepian.

"Bukan. Aku bukan manusia, jadi aku tidak akan pernah mengalami fase yang pasti akan dialami oleh semua makhluk hidup yang bernyawa, yaitu mati atau pun meninggal," jawabnya dengan raut muka datar.

"Bukan manusia?" tanyaku sedikit kebingungan. Namun sejurus kemudian aku langsung menutup mulutku dengan tangan.

Astaga. Jangan-jangan pria di hadapanku ini adalah sosok dewa kematian yang sedang merubah wujud dalam bentuk manusia.

"Kamu salah. Aku juga bukan dewa kematian," ucapnya. 

"Hah? Kenapa kamu bisa tahu? Aku 'kan hanya berbicara dalam hati."

"Jangankan kamu yang berbicara dalam hati, semut yang sedang mengobrol pun aku bisa tahu apa yang sedang mereka bicarakan," ungkapnya. 

"W-wah, lu-luar biasa sekali," pujiku, tapi sebenarnya dalam hati aku sudah mulai takut dengan sosok dingin yang berdiri di hadapanku saat ini.

"Jangan takut, karena aku adalah sosok Dewa Harapan yang akan mengabulkan keinginan terbesarmu sebelum kamu meninggal."

"De-Dewa Harapan? Mengabulkan keinginanku?" tanyaku. Aku masih belum bisa mencerna maksud ucapannya.

"Ya, bukankah kamu sangat ingin hidup kembali setelah meninggal? Aku adalah sosok dewa yang ditugaskan untuk mewujudkan keinginan terbesarmu itu."

"Benarkah? Apa bisa seperti itu?" tanyaku tidak percaya. Seumur-umur aku baru tahu bahwa ternyata orang yang sudah meninggal bisa memiliki kesempatan untuk hidup kembali.

"Tentu saja bisa, tapi dengan syarat kamu hanya boleh hidup kembali menggunakan identitas orang lain. Kamu tidak bisa lagi hidup menggunakan identitasmu di kehidupan sebelumnya," jelasnya.

"Kenapa harus seperti itu? Tidak bisakah aku hidup kembali sebagai diriku yang dulu, sebagai Bella?" tanyaku. 

Kalau aku hidup sebagai orang lain, lalu bagaimana caraku memperbaiki hubunganku dengan kedua orang tuaku? Bagaimana cara aku meminta maaf pada mereka nantinya? Mereka pasti tidak akan bisa mengenaliku dengan identitasku yang baru. Kalau pun aku mengatakan bahwa aku adalah putri mereka dan aku masih hidup, mereka pasti tidak akan percaya. Bisa-bisa mereka menganggap bahwa aku orang gila atau mungkin yang lebih parahnya lagi, mereka akan mengira bahwa aku adalah seorang penipu.

"Ya karena aturannya memang seperti itu. Jika kamu tidak setuju, maka aku akan memanggil dewa kematian untuk menjemputmu sekarang juga." Dari nada bicaranya terdengar seperti sedang mengancamku.

"Eh, jangan, jangan. Tolong jangan panggil dewa kematian. Aku menyetujui apa pun persyaratannya, asalkan aku bisa mendapatkan kesempatan untuk hidup sekali lagi," ucapku. 

Jika coba aku pikir-pikir, daripada tidak mendapatkan kesempatan untuk hidup kembali, lebih baik aku hidup menggunakan identitas orang lain. Tidak masalah, yang penting suatu saat nanti aku bisa membalaskan dendamku pada kedua pengkhianat itu. Dan juga setelah aku hidup nanti, aku akan mencari cara untuk meminta maaf pada kedua orang tuaku bagaimana pun caranya.

"Baiklah. Karena kamu sudah setuju, maka bersiaplah, karena sekarang aku akan membawamu ke suatu tempat."

B e r s a m b u n g ...

...__________________________________________...

...Makin banyak sawerannya a a a ... makin asyik goyangan jempolnya wkwkwk🤣...

Terpopuler

Comments

gaby

gaby

Aq baru gabung ka, awal crita yg bagus & babnya ga tll panjang. Seneng kalo nemu novel yg ga tll panjang & isinya menarik

2023-11-07

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

ceria selalu

2022-10-04

1

Nci

Nci

Semangat Bella gaspoll balas dendammu pada dua orang pengkhianat Aaron dan Daisy 🤗

2022-09-09

2

lihat semua
Episodes
1 TMP - Bab 1 - Pengkhianatan Suami Dan Sahabat
2 TMP - Bab 2 - Kejahatan Yang Direncanakan Sejak Lama
3 TMP - Bab 3 - Harapan Terakhir Sebelum Meninggal
4 TMP - Bab 4 - Syarat Untuk Hidup Kembali
5 TMP - Bab 5 - Transmigrasi Ke Tubuh Gadis Muda Yang Cantik
6 TMP - Bab 6 - Misi Kehidupan Yang Kedua
7 TMP - Bab 7 - Misi Pelakor Merebut Aaron Dari Daisy
8 TMP - Bab 8 - Godaan Tetangga Seksye Dan Cantik
9 TMP - Bab 9 - Godaan Saat Makan Malam
10 TMP - Bab 10 - Balas Dendam Yang Sesungguhnya Baru Dimulai
11 TMP - Bab 11 - Buaya Masuk Dalam Perangkap
12 TMP - Bab 12 - Gangguan Mental
13 TMP - Bab 13 - Ilfil
14 TMP - Bab 14
15 TMP - Bab 15 - Mask
16 TMP -Bab 16
17 TMP - Bab 17 - 40% Mission Completed
18 TMP - Bab 18 - Oh My Godness!
19 TMP - Bab 19 - Kamuflase
20 TMP - Bab 20 - Ancaman Untuk Aaron
21 TMP - Bab 21 - Misi Pertama Bagian Dua
22 TMP - Bab 22 - Kasih Sayang Tak Terhingga Orang Tua Terhadap Anaknya
23 TMP - Bab 23 - Cinta Yang Dimanfaatkan
24 TMP - Bab 24 - 100% Mission Completed
25 TMP - Bab 25 - Misi Kedua
26 TMP - Bab 26 - Masa Lalu Anna
27 TMP - Bab 27 - Ecamkan Itu!!!
28 TMP - Bab 28 - Kekesalan Terhadap Alex
29 TMP - Bab 29 - Perdebatan Dua Orang Sahabat
30 TMP - BAB 30 - Ada Apa Dengan Anna?
31 TMP - Bab 31 - Kerjasama Antara Anna Dan Kay
32 TMP - Bab 32 - Terngiang-Ngiang
33 TMP - Bab 33
34 TMP - Bab 33 - Mencari Kesalahan
35 TMP - Bab 34 - Rencana Gagal
36 TMP - Bab 35 - Keresahan Alex
37 TMP - Bab 36 - Kaysan Dan Carissa
38 TMP - Bab 37 - Anna Cemburu?
39 TMP - Bab 38 - Kegalauan Alex
40 TMP - Bab 39 - Jealous?
41 TMP- Bab 40 - Kenangan Apa Yang Ingin Dilupakan?
42 TMP - Bab 41 - Move On?
43 TMP - Bab 42 - Mr. Max Oh Mr. Max
44 TMP - Bab 43 - Merasa Dipermainkan
45 TMP - Bab 44 - Sekretaris Kesayangan
46 TMP - Bab 45 - Untuk Apa Aku Takut?
47 TMP - Bab 46 - Password
48 TMP - Bab 47 -
49 TMP - Bab 48
50 TMP - Bab 49
51 TMP - Bab 50
52 TMP - Bab 51 - Jangan Pergi Bella
53 TMP - Bab 52 - True Love?
54 TMP - Bab 53
55 TMP - Bab 54
56 TMP - Bab 55
57 TMP - Bab 56
58 TMP - Bab 57
59 TMP - Bab 58
60 TMP - Bab 59
61 TMP - Bab 60
62 TMP - Bab 61
63 TMP - Bab 62
64 TMP - Bab 63 - Playing Horse-Horse
65 TMP - Bab 64 - Pawang Mr. Max
66 TMP - Bab 65 - Bagaimana Dengan Kita?
67 PRIA NACKAL
68 TMP - Bab 66 - Surat-Surat Resmi
69 TMP - Bab 67 - Jangan Kurang Ajar!
70 TMP - Bab 68 - Misi Kedua Tuntas
71 TMP - Bab 69 - She's Mine
72 TMP - Bab 70 - Dewa Harapan?
73 TMP - Bab 71 - Permintaan Anna Harold
74 TMP - Bab 72 - Misi Ketiga Atau Misi Terakhir
75 TMP - Bab 73 - Sosok David
76 TMP - Bab 74 - Cara Menyelamatkan David
77 TMP - Bab 75 - Bukan Saat Yang Tepat
78 TMP - Bab 76 - Memikirkan Cara Untuk Pergi
79 TMP - Bab 77 - Amarah Dan Kekhawatiran Alex
80 TMP - Bab 78 - Kamu Marah Padaku?
81 TMP - Bab 79- ENDING
82 Promosi - One Night With Investor
83 Promosi Karya - Istri Wasiat Ayah (Menikahi Ibu Tiri)
Episodes

Updated 83 Episodes

1
TMP - Bab 1 - Pengkhianatan Suami Dan Sahabat
2
TMP - Bab 2 - Kejahatan Yang Direncanakan Sejak Lama
3
TMP - Bab 3 - Harapan Terakhir Sebelum Meninggal
4
TMP - Bab 4 - Syarat Untuk Hidup Kembali
5
TMP - Bab 5 - Transmigrasi Ke Tubuh Gadis Muda Yang Cantik
6
TMP - Bab 6 - Misi Kehidupan Yang Kedua
7
TMP - Bab 7 - Misi Pelakor Merebut Aaron Dari Daisy
8
TMP - Bab 8 - Godaan Tetangga Seksye Dan Cantik
9
TMP - Bab 9 - Godaan Saat Makan Malam
10
TMP - Bab 10 - Balas Dendam Yang Sesungguhnya Baru Dimulai
11
TMP - Bab 11 - Buaya Masuk Dalam Perangkap
12
TMP - Bab 12 - Gangguan Mental
13
TMP - Bab 13 - Ilfil
14
TMP - Bab 14
15
TMP - Bab 15 - Mask
16
TMP -Bab 16
17
TMP - Bab 17 - 40% Mission Completed
18
TMP - Bab 18 - Oh My Godness!
19
TMP - Bab 19 - Kamuflase
20
TMP - Bab 20 - Ancaman Untuk Aaron
21
TMP - Bab 21 - Misi Pertama Bagian Dua
22
TMP - Bab 22 - Kasih Sayang Tak Terhingga Orang Tua Terhadap Anaknya
23
TMP - Bab 23 - Cinta Yang Dimanfaatkan
24
TMP - Bab 24 - 100% Mission Completed
25
TMP - Bab 25 - Misi Kedua
26
TMP - Bab 26 - Masa Lalu Anna
27
TMP - Bab 27 - Ecamkan Itu!!!
28
TMP - Bab 28 - Kekesalan Terhadap Alex
29
TMP - Bab 29 - Perdebatan Dua Orang Sahabat
30
TMP - BAB 30 - Ada Apa Dengan Anna?
31
TMP - Bab 31 - Kerjasama Antara Anna Dan Kay
32
TMP - Bab 32 - Terngiang-Ngiang
33
TMP - Bab 33
34
TMP - Bab 33 - Mencari Kesalahan
35
TMP - Bab 34 - Rencana Gagal
36
TMP - Bab 35 - Keresahan Alex
37
TMP - Bab 36 - Kaysan Dan Carissa
38
TMP - Bab 37 - Anna Cemburu?
39
TMP - Bab 38 - Kegalauan Alex
40
TMP - Bab 39 - Jealous?
41
TMP- Bab 40 - Kenangan Apa Yang Ingin Dilupakan?
42
TMP - Bab 41 - Move On?
43
TMP - Bab 42 - Mr. Max Oh Mr. Max
44
TMP - Bab 43 - Merasa Dipermainkan
45
TMP - Bab 44 - Sekretaris Kesayangan
46
TMP - Bab 45 - Untuk Apa Aku Takut?
47
TMP - Bab 46 - Password
48
TMP - Bab 47 -
49
TMP - Bab 48
50
TMP - Bab 49
51
TMP - Bab 50
52
TMP - Bab 51 - Jangan Pergi Bella
53
TMP - Bab 52 - True Love?
54
TMP - Bab 53
55
TMP - Bab 54
56
TMP - Bab 55
57
TMP - Bab 56
58
TMP - Bab 57
59
TMP - Bab 58
60
TMP - Bab 59
61
TMP - Bab 60
62
TMP - Bab 61
63
TMP - Bab 62
64
TMP - Bab 63 - Playing Horse-Horse
65
TMP - Bab 64 - Pawang Mr. Max
66
TMP - Bab 65 - Bagaimana Dengan Kita?
67
PRIA NACKAL
68
TMP - Bab 66 - Surat-Surat Resmi
69
TMP - Bab 67 - Jangan Kurang Ajar!
70
TMP - Bab 68 - Misi Kedua Tuntas
71
TMP - Bab 69 - She's Mine
72
TMP - Bab 70 - Dewa Harapan?
73
TMP - Bab 71 - Permintaan Anna Harold
74
TMP - Bab 72 - Misi Ketiga Atau Misi Terakhir
75
TMP - Bab 73 - Sosok David
76
TMP - Bab 74 - Cara Menyelamatkan David
77
TMP - Bab 75 - Bukan Saat Yang Tepat
78
TMP - Bab 76 - Memikirkan Cara Untuk Pergi
79
TMP - Bab 77 - Amarah Dan Kekhawatiran Alex
80
TMP - Bab 78 - Kamu Marah Padaku?
81
TMP - Bab 79- ENDING
82
Promosi - One Night With Investor
83
Promosi Karya - Istri Wasiat Ayah (Menikahi Ibu Tiri)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!