Bella yang tidak ingin kehilangan jejak Daisy pun segera mengikuti kemana pun wanita itu pergi. Saat Daisy kembali terpeleset untuk yang kesekian kalinya karena berlari dengan panik dan ketakutan dari kejaran sosok yang dia anggap sebagai hantu, disaat itulah Bella segera mengambil kesempatan untuk semakin mendekat padanya.
"PERGI!!! PERGI!!! JANGAN GANGGU AKU!!!" teriak Daisy sambil mengesot di lantai menuju pintu keluar. Melihat wajah pucat Bella yang menyeramkan sungguh membuatnya ingin pingsan saja, tapi jika dirinya pingsan, pasti akan memudahkan hantu Bella untuk melakukan sesuatu yang buruk padanya. Begitu pikir Daisy.
"Tolong pergi! Pergi, Bel, Pergi ...! Kamu benar-benar membuatku takut ..." pinta Daisy sambil terus beringsut mencari pegangan agar dia bisa segera bangkit dan berlari sejauh mungkin dari jangkauan hantu Bella. Kalau dibiarkan seperti ini terus, Daisy bukannya mati karena dicekik oleh hantu Bella, tapi dia akan mati karena ketakutan.
"Tidak, aku tidak akan pergi sebelum kamu membayar semua perbuatanmu padaku," balas Bella, sambil terus berjalan mendekati Daisy.
"Tidak, Bel, maafkan aku ... ampuni aku, Bel, aku bersalah," pinta Daisy.
Dengan susah payah Daisy menelan ludahnya sendiri. Dia semakin ketakutan saat melihat Bella menggerakkan kedua tangannya seolah-olah ingin mencekik lehernya.
"ARGH!!!" Daisy kembali berteriak histeris. Dia begitu takut mati dicekik oleh hantu Bella. Dengan cepat dan sekuat tenaga, Daisy segera bangkit dari posisinya. Beruntung karena sekarang dia sudah berada di dekat pintu, jadi dia bisa kabur secepat mungkin dari sana.
Ketika Daisy berlari dengan tergesa-gesa menuju lift, Bella terus mengikutinya dengan cepat dari belakang. Kejadian ini mengingatkan Bella pada suatu kejadian, saat dirinya berlari dengan panik dan ketakutan karena dikejar oleh Aaron dan Daisy. Namun kini ceritanya terbalik, justru Daisy sekarang yang berlari ketakutan karena dikejar oleh Bella. Mengingat hal itu tentu saja membuat Bella sedih dan sakit hati. Seketika dia semakin bersemangat untuk membalaskan dendamnya pada wanita itu.
Melihat Bella terus saja mengejarnya tiada henti, Daisy semakin lari terbirit-birit. Sialnya, tidak ada satu orang pun yang bisa dia mintai pertolongan. Karena tidak memiliki kesempatan untuk memencet tombol lift dan menunggunya hingga terbuka, Daisy pun memutuskan untuk kabur menggunakan tangga darurat. Adegan ini benar-benar sangat mirip dengan kejadian waktu itu, tapi lagi-lagi posisinya terbalik.
Setelah memastikan bahwa Daisy terus berlari ke bawah melalui tangga, Bella pun akhirnya melepaskan topengnya. Melihat wajah panik dan ketakutan Daisy dari dekat dan secara langsung tentu saja membuatnya merasa sangat puas. Bahkan ini jauh lebih menyenangkan ketimbang melihatnya di layar laptop.
"Tinggal selangkah lagi." Bella bergumam seraya melangkah menuju lift. Ini adalah waktu yang tepat untuk dia menemui Aaron yang sedang menunggunya di parkiran.
Kala Bella baru saja memasuki lift, ponselnya tiba-tiba berdering, panggilan dari Aaron. Melihat hal itu Bella sengaja me-reject panggilan pria itu agar Aaron semakin yakin bahwa Anna sedang marah karena pria itu sudah membuatnya menunggu.
Tidak berselang lama setelah Bella me-reject panggilannya, Aaron langsung mengirim sebuah pesan teks.
Aaron : Sayang, aku tahu kamu marah padaku. Aku benar-benar minta maaf. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan tidak akan pernah lagi membuatmu menunggu.
Karena Anna lagi-lagi mengabaikan pesannya, Aaron pun kembali mengirim satu buah pesan lagi.
Aaron : Sayang, kalau kamu tidak mau turun juga, 5 menit lagi aku akan naik menghampirimu.
Sebuah pesan bernada ancaman dari Aaron. Bella yang membaca pesan itu kembali tersenyum smirk.
"Cih, dia pikir dia siapa berani-beraninya mengancamku?" gumam Bella seraya keluar dari lift.
Tanpa membalas pesan dari Aaron, Bella lalu menghampiri mobil pria itu. Tapi sebelum dia menemui Aaron yang sudah menunggu di dalam mobil, terlebih dahulu Bella memasang wajah cemberut di wajah Anna. Itu agar Aaron berpikir bahwa dia sedang merajuk pada pria itu.
Sementara itu, Aaron yang menyaksikan bahwa saat ini Anna tengah berjalan ke arah mobilnya pun langsung menyunggingkan senyuman di wajah tampannya. Dia pikir dia sudah menang dari gadis itu dan berpikir bahwa sekarang Anna juga sudah tergila-gila padanya, sama seperti dirinya yang begitu mendambakan gadis cantik tersebut.
Aaron segera keluar dari mobilnya untuk membukakan pintu mobil untuknya Anna. Saat ini dia hanya ingin bersikap manis agar Anna berhenti marah padanya.
"Masuklah." Aaron memasang wajah tersenyum sambil mempersilahkan Anna untuk masuk ke dalam mobilnya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Anna segera masuk ke dalam mobil. Wajahnya masih saja cemberut sehingga membuat Aaron makin gemas saja padanya.
Setelah masuk kembali ke dalam mobilnya, Aaron lalu menggenggam tangan Anna. "Sayang, aku minta maaf, ya. Aku tahu aku salah, tapi tadi itu Daisy benar-benar tidak bisa aku tinggal. Kamu tahu 'kan kalau akhir-akhir ini Daisy sedang menderita tekanan mental?" kata Aaron. Dia berusaha untuk membujuk Anna.
Bella cukup tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Aaron sungguh jujur dan terbuka pada Anna? Apakah itu berarti sekarang Aaron sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis itu sehingga tidak ada yang ingin dia tutup-tutupi dari Anna, termasuk persoalan Daisy. Pikir Bella.
"Aaron, aku ingin bertanya sesuatu padamu? Tolong jawab pertanyaanku dengan jujur." Tiba-tiba saja Bella terpikir untuk melontarkan pertanyaan itu pada Aaron.
"Apa Sayang? Tanyakan saja padaku," balas Aaron, sambil menatap wajah cantik Anna dengan lekat.
"Sekarang ini, siapa yang lebih penting bagimu, aku, atau perempuan itu?"
B e r s a m b u n g ...
..._________________________________________...
...Ngantuk🥱...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Adelia Rahma
bagus Bella..tapi ingat juga jgn sampai kamu ketahuan juga oleh mereka..
kamu harus tetap hati hati
2022-11-27
3
fifid dwi ariani
sehat selalu
2022-10-05
1
Ajusani Dei Yanti
pertanyaan jebakam nih
2022-09-25
1