Setelah acara makan malam kecil-kecilan waktu itu berlalu, Aaron jadi makin besar kepala. Dia mengira bahwa Anna juga tertarik padanya, jadi dia diam-diam sering menghubungi Anna ketika Daisy tidak ada di dekatnya. Juga saat dia tidak sengaja berpapasan dengan Anna di dalam lift, tak canggung-canggung pria itu merangkul bahu Anna dengan mesra. Tentu saja Anna tidak melakukan penolakan mau pun perlawanan, apalagi saat melihat presentasi pencapaian misinya sudah mencapai 10 persen, itu artinya usahanya sudah membuahkan sedikit hasil.
Ting tong.
Pagi-pagi saat Anna baru saja terbangun, tiba-tiba ada yang memencet bel unitnya dari luar.
"Siapa sih?" gumam Anna seraya beranjak turun dari tempat tidur. Setelah melihat sosok di balik pintu melalui layar monitor, gadis itu terburu-buru membasuh muka dan merapikan penampilan. Dia tetap harus tampil cantik dan segar meski pun baru bangun tidur dan masih mengenakan piyama tidurnya.
"Mau apa dia pagi-pagi sudah datang menghampiriku?" gumam Anna seraya berjalan membukakan pintu.
"Hai, good morning." Aaron menyapa Anna sambil tersenyum ceria.
"Oh, hai. Morning," balas Anna sambil ikut tersenyum. Gadis itu lalu mengedarkan pandangannya ke kiri dan ke kanan. Dia yakin, Aaron pasti berani datang menghampirinya karena Daisy sedang pergi keluar.
"Boleh aku masuk?" tanya pria itu.
"Hah?" Anna cukup terkejut mendengarnya. Apa pun alasannya, dia tidak akan membiarkan pria itu masuk ke dalam unitnya.
Gawat. Jika aku membiarkan dia masuk, bisa saja dia berbuat macam-macam padaku. Apalagi selama ini aku yang diam-diam sering menggodanya. Dia pasti berpikir bahwa aku ini bukan perempuan baik-baik yang dengan mudahnya bisa dia ajak untuk kumpul kebo.
Melihat Anna malah terdiam, Aaron jadi merasa tidak enak. Untuk mendapatkan gadis idamannya ini, dia mesti ekstra bersabar, tidak boleh gegabah. Jangan sampai Anna ilfil padanya jika dia memaksakan kehendaknya pada gadis itu.
"Kalau kamu keberatan juga tidak apa-apa. Aku hanya ingin membawakan menu sarapan ini untukmu. Kamu pasti belum sarapan, 'kan?" tanya Aaron. Dia menyerahkan sebuah paper bag berukuran kecil pada Anna.
Anna mengangguk, lalu menerima pemberian pria tersebut. "Terima kasih."
Setelah Anna menerima pemberiannya, Aaron pun segera pergi. Hal itu tentu saja membuat Anna merasa sangat lega.
Untung dia tidak memaksa untuk masuk. Kalau tidak, bisa bahaya. Aku sangat tidak ingin tubuh ini dikotori oleh pria brengsyek seperti dia. Batin Bella.
.
.
Hari-hari berikutnya, Aaron menjadi semakin sering datang menghampiri Anna saat Daisy sedang pergi keluar, tapi hingga detik ini, Anna tidak kunjung membiarkan pria itu untuk masuk ke dalam unitnya dengan berbagai alasan. Entah dia berkata ingin pergi ke salon, mall, janjian dengan teman, dan lain sebagainya, yang penting pria itu tidak sampai melewati pintu masuk unitnya.
Seperti biasa, setelah Daisy pergi, Aaron pasti akan mengambil kesempatan untuk menghampiri Anna. Pria itu sekarang sudah berdiri di depan pintu unit gadis pujaannya sambil memencet bel meminta untuk dibukakan pintu.
Ting tong!
Mendengar suara bel berbunyi, Anna segera menyambar tas dan kacamatanya. Untungnya dia sudah memasang kamera tersembunyi di dalam unit Aaron dan Daisy, jadi dia bisa tahu kapan pria itu akan datang menghampirinya.
"Boleh aku masuk?" tanya Aaron ketika Anna membukakan pintu untuknya.
"Maaf, tapi aku sedang buru-buru," tolak Anna, sambil menutup pintu unitnya dari luar.
Melihat penampilan Anna yang saat ini sudah lengkap dan siap jalan, Aaron percaya-percaya saja jika gadis itu memang benar-benar ingin pergi keluar.
"Memangnya kamu ingin pergi kemana? Mau aku antar?" tawar Aaron. Sebenarnya dia merasa agak kecewa karena hingga detik ini dia tidak kunjung bisa menyentuh gadis berparas cantik dan seksye tersebut. Apalagi penampilan Anna setiap harinya selalu membuatnya tergoda dan tidak tahan.
"Aku mau pergi ke salon," jawab Anna. "Mm ... memangnya Daisy tidak marah kalau kita ketahuan sering jalan berdua?"
Aaron tertawa. "Daisy sedang pergi keluar bersama teman-temannya, jadi kita berdua tidak mungkin ketahuan," jawabnya berusaha meyakinkan Anna.
.
.
Hari demi hari berlalu, Aaron menjadi semakin sering mengambil kesempatan untuk pergi bersama Anna. Bisa dibilang sekarang Aaron sudah seperti sopir pribadi Anna yang selalu siap siaga mengantar gadis itu kemana pun dia pergi.
Semakin lama Aaron semakin dalam jatuh ke dalam perangkap Anna. Semua itu bisa dilihat dari persentase pencapaian misi yang semakin hari semakin maju. Sekarang Aaron bahkan sering mencari alasan untuk pergi keluar bersama Anna meski pun terkadang Daisy masih ada di rumah.
Jika Daisy sedang ada di rumah, Aaron akan mengajak Anna untuk bertemu di parkiran atau pun di tempat lain. Semakin lama Aaron merasa sudah mulai tergila-gila pada Anna. Setiap kali Anna pergi ke salon mau pun berbelanja di mall, Aaron tidak akan segan-segan membiayai perawatan Anna, juga membelikan barang-barang mahal dan bagus untuk gadis itu.
Sementara Anna yang diperlakukan demikian oleh Aaron tentu saja tidak mau menolak. Bukan karena dirinya perempuan materialistis, melainkan karena Anna tahu jika semua uang yang dipakai Aaron untuk menyenangkan dirinya adalah miliknya sendiri yang sudah diambil alih oleh pria itu saat dirinya meninggal.
Kini Anna dan Aaron baru saja sampai di parkiran. Siang ini Aaron sengaja mengajak Anna untuk keluar jalan-jalan karena Daisy baru saja keluar untuk berkumpul bersama teman-temannya.
"Aaron, sepertinya aku lupa sesuatu. Bolehkah aku naik mengambilnya sebentar?" tanya Anna, sambil pura-pura mencari sesuatu di dalam tasnya.
"Naiklah. Aku akan menunggumu di sini," balas Aaron. Pria itu segera masuk ke dalam mobilnya untuk menunggu Anna.
Anna menyeringai tipis saat dia berlalu meninggalkan Aaron menuju lift. Rupanya dia sudah merencanakan sesuatu untuk menakut-nakuti Daisy. Lebih tepatnya meneror Daisy menggunakan nama Bella.
Setelah masuk ke dalam unit lamanya, tepatnya di dalam unit Aaron dan Daisy, Bella lalu menulis namanya sendiri di cermin lemari rias milik Daisy menggunakan lipgloss berwarna merah terang. Dia membiarkan tulisan di cermin itu meluber kebawah sehingga jika dilihat secara tidak langsung, tulisan itu nampak tertulis dari darah. Bella yakin, setelah Daisy nanti kembali, dia pasti akan histeris ketakutan saat melihat tulisan tersebut.
"Kita lihat perempuan ja*ang, apalah kamu bisa hidup dengan tenang seperti sekarang setelah kamu kembali dan melihat kejutan ini?" Bella tersenyum menyeringai lalu bergegas keluar dari dalam unit tersebut. Misi balas dendam yang sesungguhnya baru akan dimulai dari sekarang.
B e r s a m b u n g ...
..._________________________________________...
...Dukungannya jangan pernah lupa teman-teman😉 Dan jangan lupa mampir juga di karya-karyaku yang lain👇...
📌 One Night Love Devil
📌 RANIAKU, CANDUKU
📌 Affair With My Step Brother
📌 Janda Kesayangan Dokter Duda
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Adelia Rahma
nah lo Daisy.
teror baru di mulai..
tunggulah kejutan kejutan dari Bella untuk mu
2022-11-27
2
fifid dwi ariani
sehat selalu
2022-10-04
1
Ajusani Dei Yanti
wihhh seru thorrrrr kuh
2022-09-25
1