Aaron dengan panik mulai mencari tempat persembunyian yang pas. Dia melompat masuk ke dalam bath up yang kering lalu menutup tirainya, tapi beberapa detik kemudian dia merasa tempat itu bukanlah tempat yang aman untuk dia tempati bersembunyi. Seketika matanya tertuju pada lemari.
"Sepertinya aku harus bersembunyi di dalam sana." Dengan cepat Aaron melompat keluar dari bath up. Namun, baru saja dia membuka pintu lemari, tiba-tiba saja suara deheman keras seorang laki-laki mengintrupsi indera pendengarannya.
"Ekhm!"
*****. Aku ketahuan. Batin Aaron. Dengan terpaksa dia kembali menutup pintu lemari itu dengan sangat pelan tanpa menimbulkan suara, lalu segera memasang wajah tersenyum dan berbalik menatap pria paruh baya berwajah galak yang saat ini berdiri di ambang pintu kamar mandi.
"Se-selamat pagi O-om," ucapnya.
Eh, astaga. Bukankah ini tuan Harold? Jadi ternyata Anna adalah putri pemilik salah satu perusahaan ternama di kota ini. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa aku baru tahu sekarang? Gumam Aaron. Jiwa materialistisnya kembali meronta ketika menyadari bahwa ternyata kekasihnya adalah anak konglomerat yang terkenal, sama seperti Bella dulu yang juga merupakan anak pengusaha kaya raya di kotanya.
Tidak sia-sia aku membuang Daisy demi Anna. Rupanya Anna adalah putri dari keluarga Harold. Batin Aaron.
.
.
Kini Anna dan Aaron sudah duduk di atas sofa panjang bersama. Sementara tuan Harold palsu mulai berjalan kesana kemari di depan keduanya sambil menginterogasi pria yang baru saja dia pergoki bersembunyi di dalam kamar mandi putrinya.
Aura mengintimidasi yang ada dalam diri tuan Harold palsu mampu membuat nyali Aaron menciut. Serentetan pertanyaan yang keluar dari mulut ayah kekasihnya itu mampu membuat Aaron sadar bahwa tuan Harold pasti akan sulit memberikan restu untuk hubungannya dengan Anna nantinya. Bukan hanya itu, dari nada bicara tuan Harold, seolah pria paruh baya itu merendahkan Aaron dan berkata bahwa Aaron tidaklah pantas untuk Anna putrinya.
"Tapi, Tuan, saya sungguh sangat mencintai Anna. Saya juga sangat tulus mencintainya. Saya rela melakukan apa saja untuk tetap bisa bersamanya," jelas Aaron. Dia sungguh sangat tidak rela dipisahkan dengan Anna. Bahkan sebelum dia tahu jika ternyata Anna adalah putri bungsu dari keluarga Harold pun dia tidak rela berpisah dengan gadis itu, apalagi setelah dia tahu yang sebenarnya. Dia pasti akan melakukan apa pun untuk bisa menjadi bagian dari keluarga Harold yang kaya raya.
"Cih, ternyata nyalimu besar juga anak muda, tapi tidak akan semudah itu. Putriku Anna tidak akan aku nikahkan dengan pria sembarangan. Jadi sebaiknya kamu menyerah saja dan pergi dari sini, atau aku akan melaporkanmu ke polisi karena kamu sudah berani melecehkan putriku," ancamnya dengan penuh penekanan.
"Tapi, Tuan-"
"PERGI!" bentaknya memotong ucapan Aaron. "Dan aku peringatkan sekali lagi, jangan pernah berani-berani mengganggu putriku lagi, atau aku akan membuatmu menyesal!"
Bukannya pergi, Aaron malah menggenggam tangan Anna erat-erat. Jangan sampai impiannya untuk menjadi bagian dari keluarga Harold lenyap begitu saja sebelum dia tertidur.
"Tuan, tolong dengarkan penjelasan saya dulu-"
"AKU BILANG PERGI!!! APA KAMU TULI?!! HAH?!!" bentak tuan Harold palsu.
"Pergilah dulu. Jangan sampai Papaku menghajarmu sampai babak belur," bisik Anna seraya berusaha melepaskan tangan Aaron yang menggenggam sebelah tangannya secara sembunyi-sembunyi.
"Tapi Sayang," bisik Aaron dengan ekspresi wajah tidak rela.
"Pergilah. Nanti kita bicara di telepon, ya," bisik Anna, mencoba membujuk pria itu.
Karena tidak punya pilihan lain, Aaron pun dengan berat hati melepaskan genggaman tangannya dari tangan Anna. Nyalinya semakin menciut saat melihat wajah garang ayah kekasihnya.
Setelah Aaron benar-benar pergi, barulah Bella bisa bernapas dengan sangat lega. "Akhirnya, pria brengsyek itu pergi juga."
Bella menatap Dewa Harapan yang kini sudah berubah kembali ke wujud aslinya semula. "Aku benar-benar sangat berterima kasih padamu. Jika saja kamu tidak datang tepat waktu, tubuh Anna pasti sudah dinodai oleh pria cacingan itu."
"Tidak perlu berterima kasih, karena itu memang sudah menjadi tugasku. Dalam setiap misi yang kamu jalankan, kamu memang berhak mendapatkan 1 kali kesempatan untuk menekan tombol darurat, dan disaat itulah aku akan datang membantu apa pun yang kamu butuhkan," jawabnya. "Aku sarankan agar kamu segera meninggalkan tempat ini. Tempat ini sangat tidak aman untukmu karena dekat dengan tempat tinggal lelaki itu. Jika kejadian seperti tadi kembali terulang, maka maaf, karena aku tidak bisa lagi datang membantumu. Kesempatanmu untuk meminta bantuanku melalui tombol darurat hanya akan kembali tersedia saat kamu menjalankan misi kehidupmu yang kedua dan yang ketiga. Yah, itu pun kalau kamu berhasil menyelesaikan misi pertamamu ini tepat waktu."
Bella terdiam. Setelah dia pikir-pikir, yang dikatakan oleh Dewa Harapan ada benarnya juga, tempat ini memang sudah tidak aman untuknya karena dekat dengan tempat tinggal Aaron. Bisa saja pria itu kembali nekat melakukan hal tidak senonoh demi untuk mendapatkan restu dari tuan Harold. Tapi ada satu hal yang membebani pikrian Bella, mengingat tadi tuan Harold palsu sempat memperlakukan Aaron dengan kasar. Bella sangat takut jika hal itu akan menghambat pencapaian misi pertamanya.
"Tidak perlu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu. Apa kamu lupa, seperti apa sifat mantan suamimu itu? Dia itu sangat serakah dan gila harta. Apa kamu pikir dia akan melepaskanmu begitu saja setelah tahu bahwa kamu adalah putri keluarga Harold yang terkenal?" kata Dewa Harapan setelah membaca isi pikiran Bella.
Lagi-lagi Bella membenarkan ucapan Dewa Harapan. "Semua yang kamu katakan selalu benar. Meski pun kamu tidak menerima ucapan terima kasihku, tapi aku tetap akan berterima kasih padaku. Sepertinya kamu sudah memberiku petunjuk baru untuk menyelesaikan misi pertamaku ini secepat mungkin," ucap Bella, lalu tersenyum.
"Baguslah. Aku harap kamu bisa menyelesaikan misimu tepat waktu. Aku pergi dulu. Kita akan kembali bertemu saat kamu berhasil menuntaskan misi pertamamu hingga 100 persen," kata Dewa Harapan dan langsung mendapat anggukan disertai senyuman dari Bella. Kemudian dalam sekejap mata sosok pria berperawakan tinggi itu hilang tanpa jejak di hadapan Bella.
B e r s a m b u n g ...
..._________________________________________...
...3 Bab untuk hari ini sudah cukup ya guys. Sebenarnya ini untuk menutupi 2 kali absen kemarin karena Author sibuk dengan acara keluarga....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Adelia Rahma
semangat Bella..buat pria cacingan itu kapok
2022-11-27
1
fifid dwi ariani
bahagia selalu
2022-10-05
2
Fenty Izzi
lanjut🥰😘😘
2022-09-02
2