"Jangan harap kalian berdua bisa hidup bahagia di atas penderitaanku. Karena setelah ini, aku pasti akan melaporkan kalian berdua ke polisi. Ecamkan itu! Dasar kalian berdua, penipu!" teriakku dengan penuh amarah dan penekanan.
"Oh, ya? Siapa takut? Beruntung kalau kamu masih bisa keluar dari sini dalam keadaan bernyawa. Hahaha!" Wanita j****g itu berkata lalu tertawa mengejekku.
Ucapannya membuat emosiku semakin meluap-luap. Dengan gerakan cepat aku segera bangkit dan melompat ke arah wanita ****** itu, hingga akhirnya dia jatuh terhuyung ke lantai dan langsung ditung*gangi olehku.
Bruk!
"Akh! To-to-long."
Wanita ****** itu kesusahan untuk berteriak karena kedua tanganku sudah melingkar mencekik lehernya dengan keras. Namun aksi bar-barku itu tidak berlangsung lama karena pria brengsyek itu segera menolong selingkuhannya dari seranganku. Dia menarik tubuhku dengan kasar dari belakang lalu melempar tubuhku hingga kepalaku terbentur dengan keras pada dinding tembok kamar.
Bruk!
"Akh!" pekikku. Aku merasakan sakit yang begitu luar biasa pada area keningku. Setelah aku meraba lukaku, ternyata lukaku mengeluarkan darah segar.
Diwaktu yang bersamaan, wanita ****** itu terbatuk-batuk setelah cekikan keras kedua tanganku terlepas dari lehernya. Dia lalu menatapku dengan tajam dan penuh amarah. Berselang beberapa detik kemudian, tangannya langsung menarik lampu tidur kamarku dengan kasar. Sepertinya dia ingin menggunakan benda itu untuk memukuliku.
Aku yang menyadari bahwa saat ini aku sedang dalam kondisi yang berbahaya pun segera bangkit dengan cepat dan berlari keluar dari kamar. Aku harus pergi secepatnya dari sini sebelum mereka melakukan suatu hal yang membahayakan nyawaku.
"Jangan lari kamu, Bella!" teriak wanita ****** itu.
"Kamu mau kemana Bella?! Jangan kabur!" Pria brengsyek itu juga ikut berteriak.
Seberapa keras pun mereka berteriak memanggilku, aku tetap tidak peduli dan tidak akan pernah berhenti berlari sebelum aku benar-benar aman dari mereka. Jika mereka berdua berhasil menangkapku, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan mereka perbuat padaku.
Akhirnya aku berhasil keluar dari unit apartemenku. Namun sialnya, tidak ada seorang pun yang bisa aku mintai pertolongan di luar. Saat aku memencet tombol lift, pintunya tidak kunjung mau terbuka. Aku yang khawatir akan tertangkap jika terus-terusan berdiri menunggu hingga pintu liftnya terbuka pun memutuskan untuk kabur lewat tangga darurat.
Napasku terengah-engah karena berlari menuruni tangga darurat selama beberapa menit, tapi aku akhirnya berhasil juga sampai di lantai dasar. Sayangnya usahaku itu sia-sia saja karena ternyata mereka berdua sudah menungguku di bawah sana. Mereka bahkan langsung menangkapku begitu aku keluar dari pintu tangga darurat.
"Kena kamu. Jangan pernah bermimpi untuk kabur." Wanita ******* itu berkata seraya tersenyum licik dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada seperti seorang bos. Sementara pria brengsyek itu sekarang sedang mengunci tubuhku dari belakang.
"Lepaskan! Kalau tidak, aku akan berteriak!" ancamku.
"Teriak saja sampai suaramu habis, karena di sini tidak ada siapa-siapa selain hanya kita bertiga." Wanita licik itu berkata lalu tertawa penuh kemenangan.
Aku heran, selama ini aku buta atau bodoh? Kenapa aku baru bisa melihat betapa liciknya perempuan ****** ini beserta pria iblis yang ada di belakangku saat ini.
"Ayo naik." Pria brengsyek itu berusaha menyeretku menuju lift, tapi aku masih berusaha untuk melawan. Aku harus lolos dari mereka bagaimana pun caranya.
Karena merasa sangat benci melihat wanita ******* itu tertawa penuh kemenangan di hadapanku, aku pun segera menendang perutnya dengan keras hingga dia jatuh tersungkur ke lantai. Sementara itu, aku menggigit lengan pria brengsyek itu dengan sangat keras hingga akhirnya dia kesakitan dan melepaskan kuncian tangannya dariku.
Sebelum kembali kabur, aku juga mengambil kesempatan untuk menendang bagian inti pria brengsyek itu hingga dia menjerit kesakitan.
Saat aku berlari jauh meninggalkan mereka, aku berlari tergesa-gesa sehingga tidak memperhatikan keadaan di sekitar. Ternyata sebuah mobil sedang melaju dengan cepat ke arahku.
"ARGH!!!" Aku hanya bisa berteriak histeris saat melihat mobil itu sedikit lagi menghantam tubuhku.
CIIIT!!!
BRUK!
Dalam sekejap tubuhku langsung terlempar dan berguling-guling sepanjang beberapa meter di jalanan. Aku merasakan sakit yang begitu luar biasa di sekujur tubuhku. Sepertinya tulang-tulangku sudah remuk dan patah. Kepalaku juga terasa sangat pusing dan sakit. Berselang beberapa detik kemudian, perlahan-lahan penglihatanku mulai kabur dan berputar-putar, dan telingaku juga terasa berdengung, mungkin inilah detik-detik terakhir di dalam kehidupanku.
Andai aku memiliki kesempatan untuk hidup kembali, aku pasti akan membalas perbuatan kedua pengkhianat itu. Lirihku dalam hati sebelum akhirnya aku menghembuskan napasku yang terakhir.
B e r s a m b u n g ...
...___________________________________________...
...Jejaknya laik, komen, vot, kembang, saweran iklan jangan kelupaan Guys! Hehe😁🤭 ****Biar makin semangat****....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
꧁༒『ℤ𝕖𝕥𝕒ˢˢᴶ』༒꧂
wow... harta membutakan semua🤔
2023-03-23
1
fifid dwi ariani
sabar selalu
2022-10-04
1
aniya_kim
AWAL nya sudah tragis .. 5th bersama tidak ada artinya, laki² seperti ini sangat menakutkan
2022-09-18
1