Pelakor Pilihan Mertua

Pelakor Pilihan Mertua

Bab 1

Seperti biasa aktivitas di awal pagi semua ibu rumah tangga di komplek perumahan Melati, selalu di sibukkan dengan urusan rumah. Ada yang memasak untuk ahli keluarga mereka, ada yang menjemur pakaian, ada yang sibuk bersiap pergi bekerja bagi wanita karir. Mereka melewati pagi ini dengan tenang dan damai seperti hari sebelumnya.

Tidak bagi Aisyah, selepas kepergian suaminya ke kantor, dia kembali di omeli dan di caci maki oleh mertuanya yang kejam.

"Kamu tuh becus nggak sih jaga rumah anak aku! Ini lihat debu di sana- sini! Dasar istri pemalas kamu ini!". Herdik Wahida yang berada di ruang tamu rumah Aisyah sambil menyeka debu di segala perabotan.

"Aku sibuk urusin Albar bu! Nanti aku usahakan membersihkan semuanya yah!". Aisyah membalas dengan suara lembut. Bukan karena takut pada mertuanya itu, tapi sebagai menantu, dia mesti menghormati ibu suaminya seperti ibunya sendiri.

Albar yang berada di gendongan Aisyah yang baru berusia delapan bulan sedang menangis karena mendengar suara neneknya tadi.

"Cup, cup sayang, ummi ada di sini sayang!". Gumam Aisyah menenangkan anaknya.

"Anak kamu juga kenapa nangis aja dari tadi? Kamu dengan anak kamu sama- sama tidak berguna!". Sambung Wahida memaki menantu dan cucu pertamanya.

"Istighfar buk! Ini juga anak bang Rehan, cucu ibu! Apa ibu tidak kasihan melihatnya seperti ini?". Imbuh Aisyah merasa sedih mendengar perkataan mertuanya.

Bukan hanya dia yang tidak di terima oleh mertuanya, bahkan anaknya juga ikut di benci, padahal anak kecil itu tidak mengetahui apa-apa. Sebagai ibu Albar, Aisyah begitu terluka jika anaknya di katakan yang tidak baik.

"Aku tidak mau tahu! kamu tidak membersihkan semua ruangan ini sebelum Rehan pulang! Dan tetap terlihat berantakan seperti sekarang, Aku akan ajak Mulan datang kesini bersihkan rumah anak aku".

"Dulu dia yang sering datang kemari membersihkan rumah ini sambil membawa masakan yang lezat hasil tangannya sendiri, kamu pula cuma pandai goreng telur melulu, bagaimana anakku mau sehat jika makan itu tiap hari". Sambung Wahida membandingkan Aisyah dengan calon menantu idamannya.

Aisyah memang selalu di banding- bandingkan seperti itu oleh mertuanya, tapi perempuan yang di maksud tidak pernah benar- benar datang ke rumahnya, semua itu hanya hayalan mertuanya saja.

Aisyah hanya mampu mengelus dadanya sambil meneteskan air mata. Dia dengan cepat menyeka air matanya, takut itu menjadi bahan lain mertuanya untuk menyudutkannya.

Hati menantu mana yang tidak sakit jika mertuanya terus saja membanding- bandingkan nya dengan perempuan lain? Bukan dia tidak pandai memasak, cuma keadaannya sekarang yang tidak memungkinkan dia untuk melakukan banyak pergerakan lantaran anaknya yang masih kecil dan perlu pengawasan dan kasih sayang lebih pada masa pertumbuhannya.

Wahida terus saja mengoceh yang membuat telinga Aisyah terbakar cemburu, tapi dia percaya suaminya pasti akan selalu setia padanya. Dia menutup telinga saja jika mertuanya datang hanya untuk memancing emosinya saja.

Albar terus rewel karena mendengar suara neneknya yang melengking, Aisyah membawa Albar masuk ke kamar untuk menidurkan anak itu.

"Kamu mau kemana itu? Orang tua bicara bukannya didengerin bagus- bagus, malah pergi begitu saja! Dasar tidak punya sopan santun kamu yah!". Wahida tidak mempedulikan Albar yang terus saja menangis dan tetap mengomel tidak jelas kepada Aisyah.

Aisyah menoleh ke arah mertuanya dan meminta maaf. "Maaf ibu! Aku akan tidurkan Albar dulu di kamar baru aku kembali menemani ibu lagi yah!". Bujuk Aisyah dengan suara lembut.

Wahida membuang muka mendengar ucapan Aisyah, jengkel dengan menantunya itu yang selalu bersikap lembut walaupun dia selalu memperlihatkan ketidaksukaannya pada menantunya itu.

Setelah menidurkan Albar, tanpa sengaja Aisyah turut menutup mata dan ikut terlelap di samping anaknya. Dia begitu lelah mengurus suami dan anaknya seorang diri tanpa ada keluarga yang datang membantunya.

Aisyah adalah anak yatim piatu yang di besarkan di sebuah panti asuhan sejak dia lahir. Dia tidak pernah tau siapa orang tuanya yang sebenar, dan tidak akan mencari tahu akan hal itu, 'orang tua yang tega membuang anaknya tidak ada gunanya di cari'. pikir Aisyah.

Wahida yang mulai lapar dan Aisyah belum muncul juga dari menidurkan anaknya, mulai naik tensi lagi dan pergi mencari Aisyah di kamarnya.

Tiba- tiba saja muncul tanduk di atas kepala Wahida ketika melihat menantu yang tidak di inginkan itu asik tidur di samping anaknya dan membiarkannya menunggu hingga tumbuh uban di kepala saking lamanya menunggu.

Wahida masuk ke dalam kamar menghampiri Aisyah dan menarik kasar menantunya itu turun dari kasurnya.

Aisyah sontak terbangun dari tidurnya dan kaget melihat wajah mertuanya berwarna merah karena marah padanya.

"Ada apa ini ibu?". Aisyah bertanya sambil mengucek matanya dengan satu tangan.

Wahida tidak menjawab dan tetap menarik tangan Aisyah keluar dari kamar. Sampai di dapur, baru lah Wahida melepaskan tangan Aisyah dengan mendorongnya dengan kasar, sangat kuat hingga membuat Aisyah terjatuh dan membentruk sudut meja yang tajam.

Aisyah memegang dahinya, dia terkejut karena melihat ada darah di tanganya. "Sakit ibu!". Keluh Aisyah kesakitan.

Wahida tidak merasa prihatin melihat Aisyah, dia tetap menyalahkan Aisyah. "Kamu itu terlalu lemah jadi perempuan! Baru begitu aja sakit, kamu cepat bersihkan luka kamu dan buat kan aku ayam goreng".

"Tapi dalam kulkas tiada ayam ibu, aku masakkan yang lain aja yah!". Tawar Aisyah lalu melangkah mencari kotak obat di ruang tamu. Setelah mengobati lukanya, Aisyah kembali ke dapur menemui mertuanya yang asik bermain ponsel entah dengan siapa.

"Udah?". Wahida bertanya tapi tetap menatap ponsel.

"Udah buk!"

"Sekarang kamu pergi beli ayam di pasar cepat! Jangan pake lama! Cepat!". Titah Wahida ketus.

Aisyah berfikir sejenak, ingin pergi tapi jarak dari sini ke pasar memakan waktu lima belas menit naik motor, jadi pulang pergi memakan waktu setengah jam, mana waktu memilih daging juga, sedang Aisyah Khawatir anaknya menangis selama dia di luar. Tapi menolak keinginan mertuanya sama saja menggali kuburan sendiri dengan mendengar cacian mertuanya itu jika dia menolak untuk pergi.

Akhirnya Aisyah setuju pergi ke pasar beli ayam.

"Ya udah aku pergi pasar belikan ibu ayam, tapi tolong jaga kan Albar sebentar ya buk!".

"Emmm".

Akhirnya Aisyah bisa lega menitipkan Albar bersama mertuanya, walau hatinya tidak begitu yakin.

Setelah bersiap dan memesan ojol di Aplikasi Gujek, Aisyah berdiri di depan gerbang menunggu di jemput oleh bang ojol.

Ada beberapa ibu- ibu kompleks yang berjalan di hadapan Aisyah sambil menatapnya dengan tatapan aneh. Mereka seolah mencibir penampilan Aisyah. Aisyah yang merasa di perhatikan, sontak memperhatikan penampilan dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Dia hanya memakai daster panjang selutut, rambut yang di ikat tanduk satu di belakang, menggunakan sandal jepit dan tidak memoles sedikit pun, baginya penampilan seperti itu tiada yang aneh menurutnya.

"Suaminya ganteng dan gagah banget, tapi kok dia penampilannya seperti itu sih? Nggak sepadan banget kan?". Ujar salah satu ibu yang melewati Aisyah tadi.

Aisyah tidak memasukkan ke hati omongan mereka yang terdengar meremehkan dirinya seperti mertuanya.

"Dia kan baru aja melahirkan jeng! Ya normal kok jika penampilannya seperti itu, lama- kelamaan juga kembali cantik lagi". Bela ibu satu nya lagi.

"Itu pun jika dia pandai merawat dirinya, jika tidak? Jangan salahkan suami jika nanti main dengan perempuan lain". Balas ibu yang tadi seolah memang tidak suka dengan Aisyah.

Suara ibu- ibu yang mencibir semakin jauh dan tidak jelas terdengar, perkataan ibu- ibu itu berhasil membuat Aisyah berpikir. Dia terus berfikir tentang masa kedepannya tentang hubungannya kelak bersama suami, apakah tetap seharmonis sekarang, meski mertua selalu mencela hubungan mereka?

Aisyah tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara motor yang berhenti di hadapannya.

**

Sepanjang kepergiannya, perasaan Aisyah terus saja gelisah memikirkan anaknya yang berada di rumah.

Setelah sampai ke rumah barulah dia merasa lega dan tidak lagi Khawatir dengan anaknya. Selama di luar, dia tidak mendengar suara tangis Albar, pikirnya mungkin mertuanya sedang menemani anaknya bermain.

Ketika membuka pintu rumahnya, Aisyah di kejutkan dengan kehadiran seseorang sambil menggendong Baby Albar.

Terpopuler

Comments

lina

lina

kasih sianida saja mertuamu

2023-06-20

0

Bella Safira

Bella Safira

jfhdhgd

2023-05-22

0

Bella Safira

Bella Safira

0854836584

2023-05-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22 (18+)
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 POv Desi
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39 tamparan menyadarkan
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 pergi
43 Bab 43 di grebek pula
44 Bab 44 iblis bertopeng wanita cantik
45 Bab 45 Frustasi
46 Bab 46 Selidik
47 Gelagat Aneh Anjas
48 Bab 48 Rasa yang aneh
49 Bab 49 Angan - angan tak terbatas
50 Bab 50 Jangan mimpi!
51 Bab 51 Anak kita
52 Bab 52 pertemuan Aisyah dan Rehan
53 Bab 53
54 Bab 54 Cleo cemburu lagi
55 Bab 55 ketakutan
56 Bab 56 siapa dia sebenarnya?
57 Bab 57 ternyata
58 Bab 58 Hamil
59 Bab 59 Rehan Kepo
60 Bab 60 Bertemu Rehan
61 Bab 61 Samsak mayat
62 Bab 62 kecupan di luar kesadaran
63 Bab 63 Tes DNA
64 Bab 64 pengadilan
65 Bab 65 Mawar Sadar
66 Bab 66 Terungkap sudah
67 Bab 67 surat penangkapan
68 Bab 68 Perasaan haru
69 Bab 69 Resmi bercerai
70 Bab 70 Kontrak
71 Bab 71 penjelasan Fatimah
72 Bab 72 Dipermainkan
73 Bab 73 tersudut
74 Bab 74 Ibu ingin pergi saja
75 Bab 75 Kejutan
76 Bab 76 Ruang introgasi
77 Bab 77 Kedatangan pasangan itu
78 Bab 78 Remaja? Lelaki?
79 Bab 79 terima kasih
80 bab 80 tetangga julit
81 Bab 81 Berbaikan
82 Bab 82 kantor polisi
83 Bab 83 Om Asri
84 Bab 84 Bebas
85 Bab 85 konferensi pers
86 Bab 86 kenyataan Pahit untuk Rehan
87 Bab 87 Khayalan setinggi langit
88 Bab 88 bertemu sahabat kecil
89 Bab 89 dua permintaan
90 Bab 90 dua pilihan
91 Bab 91 misi pasangan tidak tahu diri
92 Bab 92 di cuekin
93 Bab 93 Vila di pulau Dewata
94 Bab 94 Bu Yanti di tahan
95 Bab 95 Selimut penyesalan
96 Bab 96 bertemu rival
97 Bab 97 tidak berubah
98 Bab 98 Bertemu penggemar lama
99 Bab 99 Aisyah bertemu Rehan di kantornya
100 Bab 100 mengajak rujuk
101 Bab 100 mengajak rujuk
102 Bab 100 mengajak rujuk
103 Bab 101 Beri aku waktu
104 Bab 102 kecewa
105 Bab 103 mangsa baru
106 Bab 104 dipermalukan
107 Bab 105 Bucin tahap akut
108 Bab 106 dipecat secara tidak hormat
109 Bab 107 pembalasan di mulai
110 Bab 108 pertengkaran antara ibu dan anak
111 Bab 109 Mabuk
112 Bab 110 Perhatian Aldo ke Desi
113 Bab 111 canggung
114 Bab 112 Masalah baru
115 Bab 113 Tiada petunjuk sama sekali
116 Bab 114 Mencari solusi
117 Bab 115 khawatir
118 Bab 116 Pertempuran dua klan Mafia
119 Bab 117 Aisyah di sekap
120 Bab 118 Kesepakatan antara Aisyah dan Danial
121 Bab 119 Lari!!
122 Bab 120 Budi Rehan
123 Bab 121 keinginan Rehan sebagai syarat
124 Bab 122 Kekesalan Desi
125 Bab 123 Keputusan Jasmin
126 Bab 124 Pertemuan Aisyah dan Desi
127 Bab 125 Desi dijaili
128 Bab 126 Curhat
129 Bab 127 Sambutan kurang hangat
130 Bab 128 Sikap dan ucapan yang menguras emosi
131 Bab 129 Bu Wahida terlupakan
132 Bab 130 Bertemu pengacara menyebalkan
133 Bab 131 Terusir secara halus
134 Bab 132 Warisan
135 Bab 133 mengusir pemilik rumah
136 Bab 134 Berhasil
137 Bab 135 kenyataan baru
138 Bab 136 serakah
139 Bab 137 Menangis meraung
140 Bab 138 Sidang perceraian kedua untuk Rehan
141 Bab 139 Hari yang di tunggu sudah tiba
142 Bab 140 Penolakan secara halus
143 Bab 141 kenyataan pahit baru
144 Bab 142 PDKT
145 Bab 143 Aisah di mana?
146 Bab 144 Banci
147 Bab 145 Penyesalan yang tak berujung
148 Bab 146 Siapa orang itu?
149 Bab 147 Seandainya semua itu benar
150 Bab 148 Dobrak pintunya
151 Bab 149 sikap berlebihan Mega
152 Bab 150 Cleo
153 Bab 151 permintaan Aisyah
154 Bab 152 Tidak akan memaafkan
155 Bab 153 Markas di serang
156 Bab 154 Kembali lah ke sisi ku
157 Bab 155 Aisyah di culik
158 Bab 156 kenyataan pahit baru
159 Bab 157 Zack di tembak
160 Bab 158 Bos!!!!
161 Bab 159 kabar duka
162 Bab 160 Kekesalan Panji
163 Bab 161 Ide bu Wahida
164 Bab 162 Ide pembawa petaka
165 Bab 163 Kota Mati
166 Bab 164 Keberadaan Aisyah yang sebenarnya
167 Bab 165 yang terjadi pada malam hilangnya Aisyah
168 Bab 166 Buah misterius
169 Bab 167 Bertemu
170 Bab 168 Berhasil masuk
171 Bab 169 Perintah pertama untuk Rehan
172 Bab 170 kesempatan dalam kesempitan
173 Bab 171 Dilema
174 Bab 172 kehangatan keluarga
175 Bab 173 pasangan tua
176 Bab 174 rencana selanjutnya
177 Bab 175 Keharmonisan
178 Bab 176 keputusan Aisyah
179 Bab 177 pedesaan
180 Bab 178 pertengkaran dua wanita tua
181 Bab 179 Pesan terakhir dari Aisyah
182 Bab 180 Mbah Suryo
183 Bab 181 Aisyah pamit
184 Bab 182 Keinginan Rehan
185 Bab 183 Sikap Rehan yang berubah
186 Bab 184 Penyesalan
187 Bab 185 Pundas
188 Bab 186 kematian misterius
189 Bab 187 penyebab kematian mereka
190 Bab 188 flashback
191 Bab 189 Latihan ala hutan
192 Bab 190 ketemu
193 Bab 190 ketemu
194 Bab 191 Pulang
195 Bab 192 Berdebat karena ular
196 Bab 193 pertemuan Aisyah dan Zack
197 Bab 194 kucel dan bau
198 Bab 195 Rehan kesal
199 Bab 196 Ke Markas
200 Bab 197 menuju gubuk mbah Suryo
201 Bab 198 latihan pertama
202 Bab 199 Perbincangan antara dua hati
203 Bab 200 Rehan berada di dua lorong
204 Bab 201 Terbongkar sudah
205 Bab 202 pacar boongan
206 Bab 203 Empat pasang mata
207 Bab 204 Alena berubah
208 Bab 205 Merasa bersalah
209 Bab 206 Desi ketakutan
210 Bab 207 Balasan untuk pelakor di mulai
211 Bab 208 Deg - degan
212 Bab 209 Zack!
213 Bab 210 Mencintai dua pria yang sama
214 Bab 211 Rencana di mulai
215 Bab 212 Kamu di mana Aisyah?
216 Bab 213 buang saja ke jurang
217 Bab 214 Kejanggalan
218 Bab 215 takut bertemu Zack
219 Bab 216 Berhasil
220 Bab 217 Taat
221 Bab 218 Tuhan berkehendak lain
222 Bab 219 Salah paham
223 Bab 220 Pemainan pak Santo
224 Bab 221 Pertengkaran
225 Bab 222 kembali damai
226 Bab 223 Sistem Keamanan yang terlalu ketat
227 Bab 224 Alena muak
228 Bab 225 Rencana Alena membalas Rehan
229 Bab 226 Rehan yang percaya diri
230 Bab 227 Keangkuhan Rehan
231 Bab 228 Penghinaan bertubi - tubi
232 Bab 229 tinggal atau di pecat
233 Bab 230 Polisi emosian
234 Bab 231 Rehan terjerat masalah besar
235 Bab 232 Warga Demo
236 Bab 233 Awal kemiskinan Rehan
237 Bab 234 Iri pada Pundas
238 Bab 235 kisah silam Danish
239 Bab 236 Pasangan yang licik
240 Bab 237 Kondisi Rehan
241 Bab 238 Danish bertemu Shela
242 Bab 239 cerita sebenar
243 Bab 240 Shela semakin dendam pada Zack
244 Bab 241 Berpulang
245 Bab 242 memanas - manasi
246 Bab 243 Curiga
247 Bab 244 misi penyelamatan di mulai
248 Bab 245 pria banyak mulut
249 Bab 246 curiga
250 Bab 247 Ketahuan juga
251 Bab 248 Tanda pembeda
252 Bab 249 Cleo kabur
253 Bab 249 Cleo kabur
254 Bab 250 Hampir
255 Bab 251 Masalah selesai
256 Bab 252 kejujuran
257 Bab 253 Gombalan maut
258 Bab 254 Peringatan
259 Bab 255 Bercerita
260 Bab 255 Bercerita
261 Bab 256 Danish tersudut
262 Bab 257 Penjelasan
263 Bab 258 Niat kabur
264 Bab 259 detik - detik
265 Bab 260 alam bawa sadar
266 Bab 261 Rencana hampir berhasil
267 Bab 262 Hampir berhasil
268 Bab 263 pria bertopeng
269 Bab 264 Ke desa terpencil
270 Bab 265 Sudah terlambat
271 Bab 266 Ternyata
272 Bab 267 Ternyata 2
273 Bab 268 Ternyata 3
274 Bab 269 mbah Suryo beraksi
275 Bab 270 Beraksi
276 Bab 271 Beraksi 2
277 Bab 272 penjelasan Rafa
278 Bab 273 Penjelasan Rafa
279 Bab 274 Keysyah yang jahil
280 Bab 275 Bingung
281 Bab 276 Frustasi
282 Bab 277 Bagaimana?
283 Bab 278 momen bahagia Zack
284 Bab 279 Kehidupan Desi
285 Bab 280 teringat Mantan mertua
286 Bab 281 Detik - detik
287 Bab 282 Terharu
288 Bab 283 Rafa kabur
289 Bab 284 Rehan sadar
290 Bab 285 Menuju bahagia
291 Bab 285 Menuju bahagia
292 Bab 286 Menunda
293 Bab 287 Bertemu
294 Bab 288 Syarat dari Desi
295 Bab 289 Berita gembira
296 Bab 290 Syok
297 Bab 291 Tamat
Episodes

Updated 297 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22 (18+)
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 POv Desi
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39 tamparan menyadarkan
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 pergi
43
Bab 43 di grebek pula
44
Bab 44 iblis bertopeng wanita cantik
45
Bab 45 Frustasi
46
Bab 46 Selidik
47
Gelagat Aneh Anjas
48
Bab 48 Rasa yang aneh
49
Bab 49 Angan - angan tak terbatas
50
Bab 50 Jangan mimpi!
51
Bab 51 Anak kita
52
Bab 52 pertemuan Aisyah dan Rehan
53
Bab 53
54
Bab 54 Cleo cemburu lagi
55
Bab 55 ketakutan
56
Bab 56 siapa dia sebenarnya?
57
Bab 57 ternyata
58
Bab 58 Hamil
59
Bab 59 Rehan Kepo
60
Bab 60 Bertemu Rehan
61
Bab 61 Samsak mayat
62
Bab 62 kecupan di luar kesadaran
63
Bab 63 Tes DNA
64
Bab 64 pengadilan
65
Bab 65 Mawar Sadar
66
Bab 66 Terungkap sudah
67
Bab 67 surat penangkapan
68
Bab 68 Perasaan haru
69
Bab 69 Resmi bercerai
70
Bab 70 Kontrak
71
Bab 71 penjelasan Fatimah
72
Bab 72 Dipermainkan
73
Bab 73 tersudut
74
Bab 74 Ibu ingin pergi saja
75
Bab 75 Kejutan
76
Bab 76 Ruang introgasi
77
Bab 77 Kedatangan pasangan itu
78
Bab 78 Remaja? Lelaki?
79
Bab 79 terima kasih
80
bab 80 tetangga julit
81
Bab 81 Berbaikan
82
Bab 82 kantor polisi
83
Bab 83 Om Asri
84
Bab 84 Bebas
85
Bab 85 konferensi pers
86
Bab 86 kenyataan Pahit untuk Rehan
87
Bab 87 Khayalan setinggi langit
88
Bab 88 bertemu sahabat kecil
89
Bab 89 dua permintaan
90
Bab 90 dua pilihan
91
Bab 91 misi pasangan tidak tahu diri
92
Bab 92 di cuekin
93
Bab 93 Vila di pulau Dewata
94
Bab 94 Bu Yanti di tahan
95
Bab 95 Selimut penyesalan
96
Bab 96 bertemu rival
97
Bab 97 tidak berubah
98
Bab 98 Bertemu penggemar lama
99
Bab 99 Aisyah bertemu Rehan di kantornya
100
Bab 100 mengajak rujuk
101
Bab 100 mengajak rujuk
102
Bab 100 mengajak rujuk
103
Bab 101 Beri aku waktu
104
Bab 102 kecewa
105
Bab 103 mangsa baru
106
Bab 104 dipermalukan
107
Bab 105 Bucin tahap akut
108
Bab 106 dipecat secara tidak hormat
109
Bab 107 pembalasan di mulai
110
Bab 108 pertengkaran antara ibu dan anak
111
Bab 109 Mabuk
112
Bab 110 Perhatian Aldo ke Desi
113
Bab 111 canggung
114
Bab 112 Masalah baru
115
Bab 113 Tiada petunjuk sama sekali
116
Bab 114 Mencari solusi
117
Bab 115 khawatir
118
Bab 116 Pertempuran dua klan Mafia
119
Bab 117 Aisyah di sekap
120
Bab 118 Kesepakatan antara Aisyah dan Danial
121
Bab 119 Lari!!
122
Bab 120 Budi Rehan
123
Bab 121 keinginan Rehan sebagai syarat
124
Bab 122 Kekesalan Desi
125
Bab 123 Keputusan Jasmin
126
Bab 124 Pertemuan Aisyah dan Desi
127
Bab 125 Desi dijaili
128
Bab 126 Curhat
129
Bab 127 Sambutan kurang hangat
130
Bab 128 Sikap dan ucapan yang menguras emosi
131
Bab 129 Bu Wahida terlupakan
132
Bab 130 Bertemu pengacara menyebalkan
133
Bab 131 Terusir secara halus
134
Bab 132 Warisan
135
Bab 133 mengusir pemilik rumah
136
Bab 134 Berhasil
137
Bab 135 kenyataan baru
138
Bab 136 serakah
139
Bab 137 Menangis meraung
140
Bab 138 Sidang perceraian kedua untuk Rehan
141
Bab 139 Hari yang di tunggu sudah tiba
142
Bab 140 Penolakan secara halus
143
Bab 141 kenyataan pahit baru
144
Bab 142 PDKT
145
Bab 143 Aisah di mana?
146
Bab 144 Banci
147
Bab 145 Penyesalan yang tak berujung
148
Bab 146 Siapa orang itu?
149
Bab 147 Seandainya semua itu benar
150
Bab 148 Dobrak pintunya
151
Bab 149 sikap berlebihan Mega
152
Bab 150 Cleo
153
Bab 151 permintaan Aisyah
154
Bab 152 Tidak akan memaafkan
155
Bab 153 Markas di serang
156
Bab 154 Kembali lah ke sisi ku
157
Bab 155 Aisyah di culik
158
Bab 156 kenyataan pahit baru
159
Bab 157 Zack di tembak
160
Bab 158 Bos!!!!
161
Bab 159 kabar duka
162
Bab 160 Kekesalan Panji
163
Bab 161 Ide bu Wahida
164
Bab 162 Ide pembawa petaka
165
Bab 163 Kota Mati
166
Bab 164 Keberadaan Aisyah yang sebenarnya
167
Bab 165 yang terjadi pada malam hilangnya Aisyah
168
Bab 166 Buah misterius
169
Bab 167 Bertemu
170
Bab 168 Berhasil masuk
171
Bab 169 Perintah pertama untuk Rehan
172
Bab 170 kesempatan dalam kesempitan
173
Bab 171 Dilema
174
Bab 172 kehangatan keluarga
175
Bab 173 pasangan tua
176
Bab 174 rencana selanjutnya
177
Bab 175 Keharmonisan
178
Bab 176 keputusan Aisyah
179
Bab 177 pedesaan
180
Bab 178 pertengkaran dua wanita tua
181
Bab 179 Pesan terakhir dari Aisyah
182
Bab 180 Mbah Suryo
183
Bab 181 Aisyah pamit
184
Bab 182 Keinginan Rehan
185
Bab 183 Sikap Rehan yang berubah
186
Bab 184 Penyesalan
187
Bab 185 Pundas
188
Bab 186 kematian misterius
189
Bab 187 penyebab kematian mereka
190
Bab 188 flashback
191
Bab 189 Latihan ala hutan
192
Bab 190 ketemu
193
Bab 190 ketemu
194
Bab 191 Pulang
195
Bab 192 Berdebat karena ular
196
Bab 193 pertemuan Aisyah dan Zack
197
Bab 194 kucel dan bau
198
Bab 195 Rehan kesal
199
Bab 196 Ke Markas
200
Bab 197 menuju gubuk mbah Suryo
201
Bab 198 latihan pertama
202
Bab 199 Perbincangan antara dua hati
203
Bab 200 Rehan berada di dua lorong
204
Bab 201 Terbongkar sudah
205
Bab 202 pacar boongan
206
Bab 203 Empat pasang mata
207
Bab 204 Alena berubah
208
Bab 205 Merasa bersalah
209
Bab 206 Desi ketakutan
210
Bab 207 Balasan untuk pelakor di mulai
211
Bab 208 Deg - degan
212
Bab 209 Zack!
213
Bab 210 Mencintai dua pria yang sama
214
Bab 211 Rencana di mulai
215
Bab 212 Kamu di mana Aisyah?
216
Bab 213 buang saja ke jurang
217
Bab 214 Kejanggalan
218
Bab 215 takut bertemu Zack
219
Bab 216 Berhasil
220
Bab 217 Taat
221
Bab 218 Tuhan berkehendak lain
222
Bab 219 Salah paham
223
Bab 220 Pemainan pak Santo
224
Bab 221 Pertengkaran
225
Bab 222 kembali damai
226
Bab 223 Sistem Keamanan yang terlalu ketat
227
Bab 224 Alena muak
228
Bab 225 Rencana Alena membalas Rehan
229
Bab 226 Rehan yang percaya diri
230
Bab 227 Keangkuhan Rehan
231
Bab 228 Penghinaan bertubi - tubi
232
Bab 229 tinggal atau di pecat
233
Bab 230 Polisi emosian
234
Bab 231 Rehan terjerat masalah besar
235
Bab 232 Warga Demo
236
Bab 233 Awal kemiskinan Rehan
237
Bab 234 Iri pada Pundas
238
Bab 235 kisah silam Danish
239
Bab 236 Pasangan yang licik
240
Bab 237 Kondisi Rehan
241
Bab 238 Danish bertemu Shela
242
Bab 239 cerita sebenar
243
Bab 240 Shela semakin dendam pada Zack
244
Bab 241 Berpulang
245
Bab 242 memanas - manasi
246
Bab 243 Curiga
247
Bab 244 misi penyelamatan di mulai
248
Bab 245 pria banyak mulut
249
Bab 246 curiga
250
Bab 247 Ketahuan juga
251
Bab 248 Tanda pembeda
252
Bab 249 Cleo kabur
253
Bab 249 Cleo kabur
254
Bab 250 Hampir
255
Bab 251 Masalah selesai
256
Bab 252 kejujuran
257
Bab 253 Gombalan maut
258
Bab 254 Peringatan
259
Bab 255 Bercerita
260
Bab 255 Bercerita
261
Bab 256 Danish tersudut
262
Bab 257 Penjelasan
263
Bab 258 Niat kabur
264
Bab 259 detik - detik
265
Bab 260 alam bawa sadar
266
Bab 261 Rencana hampir berhasil
267
Bab 262 Hampir berhasil
268
Bab 263 pria bertopeng
269
Bab 264 Ke desa terpencil
270
Bab 265 Sudah terlambat
271
Bab 266 Ternyata
272
Bab 267 Ternyata 2
273
Bab 268 Ternyata 3
274
Bab 269 mbah Suryo beraksi
275
Bab 270 Beraksi
276
Bab 271 Beraksi 2
277
Bab 272 penjelasan Rafa
278
Bab 273 Penjelasan Rafa
279
Bab 274 Keysyah yang jahil
280
Bab 275 Bingung
281
Bab 276 Frustasi
282
Bab 277 Bagaimana?
283
Bab 278 momen bahagia Zack
284
Bab 279 Kehidupan Desi
285
Bab 280 teringat Mantan mertua
286
Bab 281 Detik - detik
287
Bab 282 Terharu
288
Bab 283 Rafa kabur
289
Bab 284 Rehan sadar
290
Bab 285 Menuju bahagia
291
Bab 285 Menuju bahagia
292
Bab 286 Menunda
293
Bab 287 Bertemu
294
Bab 288 Syarat dari Desi
295
Bab 289 Berita gembira
296
Bab 290 Syok
297
Bab 291 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!