Bab 12

"Ada apa ini, ibu? Kok sampai marah- marah gini". Tanya Rehan lembut. Dia heran melihat wajah ibunya sudah merah padam entah sebab apa.

"Istri kamu ini mau membunuh aku!". Ujar Wahida penuh emosi, jari telunjuknya mengarah ke wajah Aisyah yang tertunduk.

Rehan kemudian beralih melihat Aisyah bingung, dia belum tahu cerita sebenarnya jadi dia tidak ingin membela siapa- siapa dulu.

"Ada apa ini, sayang? Kenapa ibu bisa sangat marah sama kamu sampai seperti itu?". Rehan bertanya dengan sedikit berbisik pada Aisyah.

Aisyah mendongak kaget suaminya memanggilnya sayang, bukannya senang dia dia dipanggil seperti itu, kini Aisyah malah merasa geli dan jijik mendengar panggilan manja itu. Dia mulai jijik dengan sikap lembut suaminya itu, saat dia bersama selingkuhannya, Rehan hanya memanggil namanya, sekali di rumah berubah sok romantis pula dia.

"Tanya kan aja sama ibu, mas! Apa yang dia lakukan?". Aisyah menjawab dengan nada terpaksa di lembut kan.

"Kalian kenapa, sih? Setiap hari selalu saja bertengkar, aku ingin mendengar penjelasan dari ibu, ada apa ini sebenarnya, kenapa sampai berhamburan seperti ini?". Tegas Rehan kesal melihat makanan berhamburan di meja dan lantai.

"Istri kamu masak makanan seperti masakan dari neraka, pedasnya ketulungan, baru sesuap ibu makan sudah membuat muka ibu merah seperti ini, daripada nanti kamu makan, lebih baik ibu buang masakannya ke lantai, baru tahu rasa dia!". Jelas Wahida memanas- manasi Rehan.

"Apa betul itu, sayang?".

"Mas! Aku itu masak untuk diri aku sendiri, aku tidak mempersilahkan pun ibu makan makanan itu, tapi ibu yang memaksa meminta makanan aku, aku yang baik hati beri aja makanan itu, padahal perut aku udah lapar banget sekarang, aku cuma ingin menjaga hati ibu aja, tapi ibu malah marah- marah". Aisyah membela diri sendiri.

"Masak untuk ibu juga kan nggak lama, kenapa sih kamu tega buat ibu meminta makanan kamu? Kan kasihan ibu juga mungkin sedang lapar sama seperti kamu". Bela Rehan pada ibunya, dia pikir Aisyah memang sengaja menyakiti ibunya.

"Betul itu Rehan! Sekarang ibu sangat lapar, tapi istri kamu hanya masak untuk dirinya sendiri". Ucap Wahida membantu api. Dia tersenyum menang mendapat pembelaan dari anaknya.

"Enak sekali hidupnya, datang ke sini bukannya membantu aku menjaga Albar, malah hanya ingin menyusahkan aku saja, setiap hari selalu mencari mencari cara menjatuhkan aku di mata anaknya, sekarang aku akan melawan, tidak seperti dulu aku hanya diam menerima segala perlakuan ibu kamu, mas! Aku bukan Aisyah dulu!". Gumam Aisyah dalam hati.

"Aku masak untuk ibu, mas! Itu masih OTW". Lalu melangkah mengambil hidangan yang baru matang. "Nah ibu! Lain kali belajar lah bersabar, jangan tahunya cuma marah- marah nggak jelas, nanti cepat mati loh!". Bisik Aisyah di telinga Wahida.

"Dasar menantu kurang ajar! Kamu sumpah aku cepat mati!". Hardik Wahida, wajahnya berubah menjadi seram.

"Sudah la ibu, itu Aisyah sudah masak untuk ibu, betul apa yang di katakan Aisyah, nanti tensi ibu naik lalu. . ..". Rehan tidak ingin melanjutkan omongannya, takut itu menjadi doa untuk ibunya.

"Kamu juga ingin ibu cepat mati?". Lirih Wahida menatap Rehan sedih.

Aisyah tidak ingin melihat drama yang akan dl lakonkan ibunya mertua, pasti nanti dua akan meminta Rehan untuk menceraikan aku agar dia bisa senang. Dia kemudian pergi masuk ke dalam kamar bersama Albar. Dia sengaja membuat kamar khusus Albar yang luas dan pasilitas yang lengkap agar anaknya tidak bosan di kamar dan dua juga betah bersama anaknya di kamar itu.

"Aku tidak bermaksud ngomong gitu, ibu. Aku cuma ingin menasihati ibu, ibu kenapa sih selalu marah- marah kayak gini? Beberapa hari ini ibu terlihat happy, kok semarang kesal lagi?".

"Ibu rindu ketemu dengan Mulan, calon menantu ibu itu kenapa tidak pernah datang lagi, sih? Kamu buat dia sakit hati lagi, yah?". Wahida bertanya dengan berpura- pura sedih.

"Nggak kok, ibu! Kami sekarang bekerja di kantor yang sama, dia di tugaskan memantau proyek kerja sama yang aku jalankan bersama perusahaan tempat nya berkerja. Jadi kami sekarang sedang sibuk banget, maka nya Desi tidak bisa datang". Rehan memberi alasan agar ibunya tidak sedih lagi.

" Jadi sekarang kalian sering bertemu, Han? Apa kalian menjalin hubungan lagi seperti dulu?". Tanya Wahida antusias.

Rehan mengangguk pasti. Senyuman terbit di sudut bibirnya menandakan dia juga bahagia bila bersama Desi.

Wahida yang mendengarnya menjadi sangat bahagia, sedikit lagi impiannya bermenantukan Mulan akan terwujud.

"Hanya dia calon menantu yang ibu inginkan, dia selalu membuat ibu ketawa dan merasakan bahagia, memandang wajahnya saja sudah menyejukkan hati ibu, tidak seperti istri kamu sekarang, dia hanya selalu membuat ibu naik tensi saja". Wahida mulai membandingkan Aisyah dan Desi.

"Bila kamu akan membawanya datang ke rumah lagi, Han? Katakan pada nya ibu sangat rindu dengan dia, pasti Mulan akan langsung datang jumpa ibu!".

"Nanti aku sampaikan yah ibu!". Bujuk Rehan.

Wahida memeluk Rehan erat, gembira anaknya tidak sakit hati lagi bila dia menyebut nama Mulan, malah sekarang Rehan kelihatan sangat ceria setelah ketemu kembali dengan Desi.

"Istri kamu memang tidak berguna, Rehan! Lihat Dapur berantakan, dia malah pergi begitu saja sebelum membersih kannya". Wahida kembali memanas- manasi Rehan agar memarahi Aisyah.

"Iya, nanti Rehan tegur dia yah ibu menginap di sini saja yah! Udah malam banget ini, aku pun ingin naik istirahat, ibu habis kan makanan ibu, lepas tu istirahat aja di kamar tamu". Pesan Rehan lalu pergi dai hadapan ibunya.

Aisyah yang berada di balik pintu dapur sedang menahan amarahnya sambil mengepalkan tangannya keras, setiap ucapan mereka terekam indah di ingatannya, dia semakin dendam kepada pasangan ibu dan anak itu. Dia dengan cepat berlari menaiki tangga sebelum Rehan melihatnya.

**

"Selamat pagi mbak". Suara genit dan terdengar menjengkelkan di telinga Aisyah.

Baru saja Aisyah menuruni anak tangga dan di kejutkan dengan kehadiran wanita yang berhasil memporak- perandakan rumah tangganya. Siapa lagi kalau bukan Desi Mulan Sari, mantan yang kini menjadi selingkuhan suaminya.

Aisyah menghampirinya dengan wajah datar. "Untuk apa kamu datang bertamu di sini pagi- pagi buta begini".

"Calon maduku yang tersayang, sekarang itu udah jam enam tiga puluh menit, udah pagi banget ini, aku aja udah siap berangkat ke kantor". Ujarnya sombong seolah merendahkan Aisyah yang pikirnya telat bangun.

Aisyah memang baru ingin menyediakan sarapan untuk suaminya, tapi dia sedari subuh sudah bangun melaksanakan kewajiban sebagai hamba Allah, menyediakan pakaian kerja Rehan, lalu masuk mengecek Albar di kamarnya, setelah merasa Albar aman, baru lah Aisyah turun untuk menyediakan sarapan, begitu lah rutinitas setiap pagi yang Aisyah lakukan.

"Terus kenapa kamu tidak ke kantor, malah datang ke rumah orang segala?".

"Bakal suami aku di mana? apa dia belum bangun lagi? Aku pergi kejutkan dia, yah?". Desi dengan cepat berlari naik ke tangga melewati Aisyah yang tidak sempat menghalanginya.

Sebelum sampai di anak tangga terakhir, Desi kembali menoleh ke arah Aisyah. "Mbak tidak usah repot- repot buat sarapan, calon madu mu yang baik ini sudah membawakan sarapan yang lezat dari rumah, mbak tolong sediakan saja di pinggan!". Dengan tidak tahu malu nya bersikap seolah perbuatannya tidak melanggar etika bertamu.

"Itu contoh istri yang baik, bangun pagi menyediakan sarapan untuk suami, pagi- pagi udah cantik, menyediakan semua keperluan suami dengan baik, dia juga mandiri tidak hanya mengharapkan uang suami". Puji Wahida yang tiba- tiba berdiri di belakang Aisyah sambil menatap punggung Desi menghilang.

"Tidak seperti menantu kebanyakan, bangun lambat, masak tidak enak, penampilan seperti pembantu, malas nya tidak ketulungan lagi!". Sambung Wahida menyindir menantunya.

Aisyah hanya menatapnya sekilas lalu mengambil makanan di meja ruang tamu untuk di sajikan sebagai sarapan.

Desi yang ingin mengetuk pintu kamar Rehan, urung karena melihat Rehan sudah berdiri di hadapannya dengan pakaian yang sudah rapi dan terlihat tampan.

"Mas udah bangun rupanya, aku jadi terpesona melihat ketampanan mas pagi ini". Berucap sambil tersenyum genit kepada Rehan. Desi membelai dada Rehan yang di balut kemeja dengan sentuhan yang menggoda iman.

"Kamu jangan memancing aku sekarang, sayang! ini masih di rumah, tunggu sampai di kantor ya". Bujuk Rehan menggenggam tangan Desi lembut lalu mengecupnya dengan penuh cinta.

Mereka kemudian bergandengan tangan menuruni anak tangga lalu menuju meja makan di mana Aisyah sedang sibuk menyajikan makanan yang Desi bawa tadi.

Aisyah menoleh kebelakang dan melihat Kemesraan yang di umbar kan suaminya bersama selingkuhannya tepat di depan matanya.

Terpopuler

Comments

Juragan Jengqol

Juragan Jengqol

pasang cctv tuh buat rekaman bukti

2023-05-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22 (18+)
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 POv Desi
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39 tamparan menyadarkan
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42 pergi
43 Bab 43 di grebek pula
44 Bab 44 iblis bertopeng wanita cantik
45 Bab 45 Frustasi
46 Bab 46 Selidik
47 Gelagat Aneh Anjas
48 Bab 48 Rasa yang aneh
49 Bab 49 Angan - angan tak terbatas
50 Bab 50 Jangan mimpi!
51 Bab 51 Anak kita
52 Bab 52 pertemuan Aisyah dan Rehan
53 Bab 53
54 Bab 54 Cleo cemburu lagi
55 Bab 55 ketakutan
56 Bab 56 siapa dia sebenarnya?
57 Bab 57 ternyata
58 Bab 58 Hamil
59 Bab 59 Rehan Kepo
60 Bab 60 Bertemu Rehan
61 Bab 61 Samsak mayat
62 Bab 62 kecupan di luar kesadaran
63 Bab 63 Tes DNA
64 Bab 64 pengadilan
65 Bab 65 Mawar Sadar
66 Bab 66 Terungkap sudah
67 Bab 67 surat penangkapan
68 Bab 68 Perasaan haru
69 Bab 69 Resmi bercerai
70 Bab 70 Kontrak
71 Bab 71 penjelasan Fatimah
72 Bab 72 Dipermainkan
73 Bab 73 tersudut
74 Bab 74 Ibu ingin pergi saja
75 Bab 75 Kejutan
76 Bab 76 Ruang introgasi
77 Bab 77 Kedatangan pasangan itu
78 Bab 78 Remaja? Lelaki?
79 Bab 79 terima kasih
80 bab 80 tetangga julit
81 Bab 81 Berbaikan
82 Bab 82 kantor polisi
83 Bab 83 Om Asri
84 Bab 84 Bebas
85 Bab 85 konferensi pers
86 Bab 86 kenyataan Pahit untuk Rehan
87 Bab 87 Khayalan setinggi langit
88 Bab 88 bertemu sahabat kecil
89 Bab 89 dua permintaan
90 Bab 90 dua pilihan
91 Bab 91 misi pasangan tidak tahu diri
92 Bab 92 di cuekin
93 Bab 93 Vila di pulau Dewata
94 Bab 94 Bu Yanti di tahan
95 Bab 95 Selimut penyesalan
96 Bab 96 bertemu rival
97 Bab 97 tidak berubah
98 Bab 98 Bertemu penggemar lama
99 Bab 99 Aisyah bertemu Rehan di kantornya
100 Bab 100 mengajak rujuk
101 Bab 100 mengajak rujuk
102 Bab 100 mengajak rujuk
103 Bab 101 Beri aku waktu
104 Bab 102 kecewa
105 Bab 103 mangsa baru
106 Bab 104 dipermalukan
107 Bab 105 Bucin tahap akut
108 Bab 106 dipecat secara tidak hormat
109 Bab 107 pembalasan di mulai
110 Bab 108 pertengkaran antara ibu dan anak
111 Bab 109 Mabuk
112 Bab 110 Perhatian Aldo ke Desi
113 Bab 111 canggung
114 Bab 112 Masalah baru
115 Bab 113 Tiada petunjuk sama sekali
116 Bab 114 Mencari solusi
117 Bab 115 khawatir
118 Bab 116 Pertempuran dua klan Mafia
119 Bab 117 Aisyah di sekap
120 Bab 118 Kesepakatan antara Aisyah dan Danial
121 Bab 119 Lari!!
122 Bab 120 Budi Rehan
123 Bab 121 keinginan Rehan sebagai syarat
124 Bab 122 Kekesalan Desi
125 Bab 123 Keputusan Jasmin
126 Bab 124 Pertemuan Aisyah dan Desi
127 Bab 125 Desi dijaili
128 Bab 126 Curhat
129 Bab 127 Sambutan kurang hangat
130 Bab 128 Sikap dan ucapan yang menguras emosi
131 Bab 129 Bu Wahida terlupakan
132 Bab 130 Bertemu pengacara menyebalkan
133 Bab 131 Terusir secara halus
134 Bab 132 Warisan
135 Bab 133 mengusir pemilik rumah
136 Bab 134 Berhasil
137 Bab 135 kenyataan baru
138 Bab 136 serakah
139 Bab 137 Menangis meraung
140 Bab 138 Sidang perceraian kedua untuk Rehan
141 Bab 139 Hari yang di tunggu sudah tiba
142 Bab 140 Penolakan secara halus
143 Bab 141 kenyataan pahit baru
144 Bab 142 PDKT
145 Bab 143 Aisah di mana?
146 Bab 144 Banci
147 Bab 145 Penyesalan yang tak berujung
148 Bab 146 Siapa orang itu?
149 Bab 147 Seandainya semua itu benar
150 Bab 148 Dobrak pintunya
151 Bab 149 sikap berlebihan Mega
152 Bab 150 Cleo
153 Bab 151 permintaan Aisyah
154 Bab 152 Tidak akan memaafkan
155 Bab 153 Markas di serang
156 Bab 154 Kembali lah ke sisi ku
157 Bab 155 Aisyah di culik
158 Bab 156 kenyataan pahit baru
159 Bab 157 Zack di tembak
160 Bab 158 Bos!!!!
161 Bab 159 kabar duka
162 Bab 160 Kekesalan Panji
163 Bab 161 Ide bu Wahida
164 Bab 162 Ide pembawa petaka
165 Bab 163 Kota Mati
166 Bab 164 Keberadaan Aisyah yang sebenarnya
167 Bab 165 yang terjadi pada malam hilangnya Aisyah
168 Bab 166 Buah misterius
169 Bab 167 Bertemu
170 Bab 168 Berhasil masuk
171 Bab 169 Perintah pertama untuk Rehan
172 Bab 170 kesempatan dalam kesempitan
173 Bab 171 Dilema
174 Bab 172 kehangatan keluarga
175 Bab 173 pasangan tua
176 Bab 174 rencana selanjutnya
177 Bab 175 Keharmonisan
178 Bab 176 keputusan Aisyah
179 Bab 177 pedesaan
180 Bab 178 pertengkaran dua wanita tua
181 Bab 179 Pesan terakhir dari Aisyah
182 Bab 180 Mbah Suryo
183 Bab 181 Aisyah pamit
184 Bab 182 Keinginan Rehan
185 Bab 183 Sikap Rehan yang berubah
186 Bab 184 Penyesalan
187 Bab 185 Pundas
188 Bab 186 kematian misterius
189 Bab 187 penyebab kematian mereka
190 Bab 188 flashback
191 Bab 189 Latihan ala hutan
192 Bab 190 ketemu
193 Bab 190 ketemu
194 Bab 191 Pulang
195 Bab 192 Berdebat karena ular
196 Bab 193 pertemuan Aisyah dan Zack
197 Bab 194 kucel dan bau
198 Bab 195 Rehan kesal
199 Bab 196 Ke Markas
200 Bab 197 menuju gubuk mbah Suryo
201 Bab 198 latihan pertama
202 Bab 199 Perbincangan antara dua hati
203 Bab 200 Rehan berada di dua lorong
204 Bab 201 Terbongkar sudah
205 Bab 202 pacar boongan
206 Bab 203 Empat pasang mata
207 Bab 204 Alena berubah
208 Bab 205 Merasa bersalah
209 Bab 206 Desi ketakutan
210 Bab 207 Balasan untuk pelakor di mulai
211 Bab 208 Deg - degan
212 Bab 209 Zack!
213 Bab 210 Mencintai dua pria yang sama
214 Bab 211 Rencana di mulai
215 Bab 212 Kamu di mana Aisyah?
216 Bab 213 buang saja ke jurang
217 Bab 214 Kejanggalan
218 Bab 215 takut bertemu Zack
219 Bab 216 Berhasil
220 Bab 217 Taat
221 Bab 218 Tuhan berkehendak lain
222 Bab 219 Salah paham
223 Bab 220 Pemainan pak Santo
224 Bab 221 Pertengkaran
225 Bab 222 kembali damai
226 Bab 223 Sistem Keamanan yang terlalu ketat
227 Bab 224 Alena muak
228 Bab 225 Rencana Alena membalas Rehan
229 Bab 226 Rehan yang percaya diri
230 Bab 227 Keangkuhan Rehan
231 Bab 228 Penghinaan bertubi - tubi
232 Bab 229 tinggal atau di pecat
233 Bab 230 Polisi emosian
234 Bab 231 Rehan terjerat masalah besar
235 Bab 232 Warga Demo
236 Bab 233 Awal kemiskinan Rehan
237 Bab 234 Iri pada Pundas
238 Bab 235 kisah silam Danish
239 Bab 236 Pasangan yang licik
240 Bab 237 Kondisi Rehan
241 Bab 238 Danish bertemu Shela
242 Bab 239 cerita sebenar
243 Bab 240 Shela semakin dendam pada Zack
244 Bab 241 Berpulang
245 Bab 242 memanas - manasi
246 Bab 243 Curiga
247 Bab 244 misi penyelamatan di mulai
248 Bab 245 pria banyak mulut
249 Bab 246 curiga
250 Bab 247 Ketahuan juga
251 Bab 248 Tanda pembeda
252 Bab 249 Cleo kabur
253 Bab 249 Cleo kabur
254 Bab 250 Hampir
255 Bab 251 Masalah selesai
256 Bab 252 kejujuran
257 Bab 253 Gombalan maut
258 Bab 254 Peringatan
259 Bab 255 Bercerita
260 Bab 255 Bercerita
261 Bab 256 Danish tersudut
262 Bab 257 Penjelasan
263 Bab 258 Niat kabur
264 Bab 259 detik - detik
265 Bab 260 alam bawa sadar
266 Bab 261 Rencana hampir berhasil
267 Bab 262 Hampir berhasil
268 Bab 263 pria bertopeng
269 Bab 264 Ke desa terpencil
270 Bab 265 Sudah terlambat
271 Bab 266 Ternyata
272 Bab 267 Ternyata 2
273 Bab 268 Ternyata 3
274 Bab 269 mbah Suryo beraksi
275 Bab 270 Beraksi
276 Bab 271 Beraksi 2
277 Bab 272 penjelasan Rafa
278 Bab 273 Penjelasan Rafa
279 Bab 274 Keysyah yang jahil
280 Bab 275 Bingung
281 Bab 276 Frustasi
282 Bab 277 Bagaimana?
283 Bab 278 momen bahagia Zack
284 Bab 279 Kehidupan Desi
285 Bab 280 teringat Mantan mertua
286 Bab 281 Detik - detik
287 Bab 282 Terharu
288 Bab 283 Rafa kabur
289 Bab 284 Rehan sadar
290 Bab 285 Menuju bahagia
291 Bab 285 Menuju bahagia
292 Bab 286 Menunda
293 Bab 287 Bertemu
294 Bab 288 Syarat dari Desi
295 Bab 289 Berita gembira
296 Bab 290 Syok
297 Bab 291 Tamat
Episodes

Updated 297 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22 (18+)
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 POv Desi
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39 tamparan menyadarkan
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42 pergi
43
Bab 43 di grebek pula
44
Bab 44 iblis bertopeng wanita cantik
45
Bab 45 Frustasi
46
Bab 46 Selidik
47
Gelagat Aneh Anjas
48
Bab 48 Rasa yang aneh
49
Bab 49 Angan - angan tak terbatas
50
Bab 50 Jangan mimpi!
51
Bab 51 Anak kita
52
Bab 52 pertemuan Aisyah dan Rehan
53
Bab 53
54
Bab 54 Cleo cemburu lagi
55
Bab 55 ketakutan
56
Bab 56 siapa dia sebenarnya?
57
Bab 57 ternyata
58
Bab 58 Hamil
59
Bab 59 Rehan Kepo
60
Bab 60 Bertemu Rehan
61
Bab 61 Samsak mayat
62
Bab 62 kecupan di luar kesadaran
63
Bab 63 Tes DNA
64
Bab 64 pengadilan
65
Bab 65 Mawar Sadar
66
Bab 66 Terungkap sudah
67
Bab 67 surat penangkapan
68
Bab 68 Perasaan haru
69
Bab 69 Resmi bercerai
70
Bab 70 Kontrak
71
Bab 71 penjelasan Fatimah
72
Bab 72 Dipermainkan
73
Bab 73 tersudut
74
Bab 74 Ibu ingin pergi saja
75
Bab 75 Kejutan
76
Bab 76 Ruang introgasi
77
Bab 77 Kedatangan pasangan itu
78
Bab 78 Remaja? Lelaki?
79
Bab 79 terima kasih
80
bab 80 tetangga julit
81
Bab 81 Berbaikan
82
Bab 82 kantor polisi
83
Bab 83 Om Asri
84
Bab 84 Bebas
85
Bab 85 konferensi pers
86
Bab 86 kenyataan Pahit untuk Rehan
87
Bab 87 Khayalan setinggi langit
88
Bab 88 bertemu sahabat kecil
89
Bab 89 dua permintaan
90
Bab 90 dua pilihan
91
Bab 91 misi pasangan tidak tahu diri
92
Bab 92 di cuekin
93
Bab 93 Vila di pulau Dewata
94
Bab 94 Bu Yanti di tahan
95
Bab 95 Selimut penyesalan
96
Bab 96 bertemu rival
97
Bab 97 tidak berubah
98
Bab 98 Bertemu penggemar lama
99
Bab 99 Aisyah bertemu Rehan di kantornya
100
Bab 100 mengajak rujuk
101
Bab 100 mengajak rujuk
102
Bab 100 mengajak rujuk
103
Bab 101 Beri aku waktu
104
Bab 102 kecewa
105
Bab 103 mangsa baru
106
Bab 104 dipermalukan
107
Bab 105 Bucin tahap akut
108
Bab 106 dipecat secara tidak hormat
109
Bab 107 pembalasan di mulai
110
Bab 108 pertengkaran antara ibu dan anak
111
Bab 109 Mabuk
112
Bab 110 Perhatian Aldo ke Desi
113
Bab 111 canggung
114
Bab 112 Masalah baru
115
Bab 113 Tiada petunjuk sama sekali
116
Bab 114 Mencari solusi
117
Bab 115 khawatir
118
Bab 116 Pertempuran dua klan Mafia
119
Bab 117 Aisyah di sekap
120
Bab 118 Kesepakatan antara Aisyah dan Danial
121
Bab 119 Lari!!
122
Bab 120 Budi Rehan
123
Bab 121 keinginan Rehan sebagai syarat
124
Bab 122 Kekesalan Desi
125
Bab 123 Keputusan Jasmin
126
Bab 124 Pertemuan Aisyah dan Desi
127
Bab 125 Desi dijaili
128
Bab 126 Curhat
129
Bab 127 Sambutan kurang hangat
130
Bab 128 Sikap dan ucapan yang menguras emosi
131
Bab 129 Bu Wahida terlupakan
132
Bab 130 Bertemu pengacara menyebalkan
133
Bab 131 Terusir secara halus
134
Bab 132 Warisan
135
Bab 133 mengusir pemilik rumah
136
Bab 134 Berhasil
137
Bab 135 kenyataan baru
138
Bab 136 serakah
139
Bab 137 Menangis meraung
140
Bab 138 Sidang perceraian kedua untuk Rehan
141
Bab 139 Hari yang di tunggu sudah tiba
142
Bab 140 Penolakan secara halus
143
Bab 141 kenyataan pahit baru
144
Bab 142 PDKT
145
Bab 143 Aisah di mana?
146
Bab 144 Banci
147
Bab 145 Penyesalan yang tak berujung
148
Bab 146 Siapa orang itu?
149
Bab 147 Seandainya semua itu benar
150
Bab 148 Dobrak pintunya
151
Bab 149 sikap berlebihan Mega
152
Bab 150 Cleo
153
Bab 151 permintaan Aisyah
154
Bab 152 Tidak akan memaafkan
155
Bab 153 Markas di serang
156
Bab 154 Kembali lah ke sisi ku
157
Bab 155 Aisyah di culik
158
Bab 156 kenyataan pahit baru
159
Bab 157 Zack di tembak
160
Bab 158 Bos!!!!
161
Bab 159 kabar duka
162
Bab 160 Kekesalan Panji
163
Bab 161 Ide bu Wahida
164
Bab 162 Ide pembawa petaka
165
Bab 163 Kota Mati
166
Bab 164 Keberadaan Aisyah yang sebenarnya
167
Bab 165 yang terjadi pada malam hilangnya Aisyah
168
Bab 166 Buah misterius
169
Bab 167 Bertemu
170
Bab 168 Berhasil masuk
171
Bab 169 Perintah pertama untuk Rehan
172
Bab 170 kesempatan dalam kesempitan
173
Bab 171 Dilema
174
Bab 172 kehangatan keluarga
175
Bab 173 pasangan tua
176
Bab 174 rencana selanjutnya
177
Bab 175 Keharmonisan
178
Bab 176 keputusan Aisyah
179
Bab 177 pedesaan
180
Bab 178 pertengkaran dua wanita tua
181
Bab 179 Pesan terakhir dari Aisyah
182
Bab 180 Mbah Suryo
183
Bab 181 Aisyah pamit
184
Bab 182 Keinginan Rehan
185
Bab 183 Sikap Rehan yang berubah
186
Bab 184 Penyesalan
187
Bab 185 Pundas
188
Bab 186 kematian misterius
189
Bab 187 penyebab kematian mereka
190
Bab 188 flashback
191
Bab 189 Latihan ala hutan
192
Bab 190 ketemu
193
Bab 190 ketemu
194
Bab 191 Pulang
195
Bab 192 Berdebat karena ular
196
Bab 193 pertemuan Aisyah dan Zack
197
Bab 194 kucel dan bau
198
Bab 195 Rehan kesal
199
Bab 196 Ke Markas
200
Bab 197 menuju gubuk mbah Suryo
201
Bab 198 latihan pertama
202
Bab 199 Perbincangan antara dua hati
203
Bab 200 Rehan berada di dua lorong
204
Bab 201 Terbongkar sudah
205
Bab 202 pacar boongan
206
Bab 203 Empat pasang mata
207
Bab 204 Alena berubah
208
Bab 205 Merasa bersalah
209
Bab 206 Desi ketakutan
210
Bab 207 Balasan untuk pelakor di mulai
211
Bab 208 Deg - degan
212
Bab 209 Zack!
213
Bab 210 Mencintai dua pria yang sama
214
Bab 211 Rencana di mulai
215
Bab 212 Kamu di mana Aisyah?
216
Bab 213 buang saja ke jurang
217
Bab 214 Kejanggalan
218
Bab 215 takut bertemu Zack
219
Bab 216 Berhasil
220
Bab 217 Taat
221
Bab 218 Tuhan berkehendak lain
222
Bab 219 Salah paham
223
Bab 220 Pemainan pak Santo
224
Bab 221 Pertengkaran
225
Bab 222 kembali damai
226
Bab 223 Sistem Keamanan yang terlalu ketat
227
Bab 224 Alena muak
228
Bab 225 Rencana Alena membalas Rehan
229
Bab 226 Rehan yang percaya diri
230
Bab 227 Keangkuhan Rehan
231
Bab 228 Penghinaan bertubi - tubi
232
Bab 229 tinggal atau di pecat
233
Bab 230 Polisi emosian
234
Bab 231 Rehan terjerat masalah besar
235
Bab 232 Warga Demo
236
Bab 233 Awal kemiskinan Rehan
237
Bab 234 Iri pada Pundas
238
Bab 235 kisah silam Danish
239
Bab 236 Pasangan yang licik
240
Bab 237 Kondisi Rehan
241
Bab 238 Danish bertemu Shela
242
Bab 239 cerita sebenar
243
Bab 240 Shela semakin dendam pada Zack
244
Bab 241 Berpulang
245
Bab 242 memanas - manasi
246
Bab 243 Curiga
247
Bab 244 misi penyelamatan di mulai
248
Bab 245 pria banyak mulut
249
Bab 246 curiga
250
Bab 247 Ketahuan juga
251
Bab 248 Tanda pembeda
252
Bab 249 Cleo kabur
253
Bab 249 Cleo kabur
254
Bab 250 Hampir
255
Bab 251 Masalah selesai
256
Bab 252 kejujuran
257
Bab 253 Gombalan maut
258
Bab 254 Peringatan
259
Bab 255 Bercerita
260
Bab 255 Bercerita
261
Bab 256 Danish tersudut
262
Bab 257 Penjelasan
263
Bab 258 Niat kabur
264
Bab 259 detik - detik
265
Bab 260 alam bawa sadar
266
Bab 261 Rencana hampir berhasil
267
Bab 262 Hampir berhasil
268
Bab 263 pria bertopeng
269
Bab 264 Ke desa terpencil
270
Bab 265 Sudah terlambat
271
Bab 266 Ternyata
272
Bab 267 Ternyata 2
273
Bab 268 Ternyata 3
274
Bab 269 mbah Suryo beraksi
275
Bab 270 Beraksi
276
Bab 271 Beraksi 2
277
Bab 272 penjelasan Rafa
278
Bab 273 Penjelasan Rafa
279
Bab 274 Keysyah yang jahil
280
Bab 275 Bingung
281
Bab 276 Frustasi
282
Bab 277 Bagaimana?
283
Bab 278 momen bahagia Zack
284
Bab 279 Kehidupan Desi
285
Bab 280 teringat Mantan mertua
286
Bab 281 Detik - detik
287
Bab 282 Terharu
288
Bab 283 Rafa kabur
289
Bab 284 Rehan sadar
290
Bab 285 Menuju bahagia
291
Bab 285 Menuju bahagia
292
Bab 286 Menunda
293
Bab 287 Bertemu
294
Bab 288 Syarat dari Desi
295
Bab 289 Berita gembira
296
Bab 290 Syok
297
Bab 291 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!