Rehan dan Desi sedang bersantai di kantor, mereka duduk bersandar di sofa sambil berpelukan, sesekali Desi memainkan jari lentiknya di permukaan dada Rehan. Rehan hanya tersenyum dan mengecup kening Desi.
"Istri kamu kok nggak marah dengan kita mas? Dia cuma terlihat kesal sedikit tapi dia tetap tidak marah- marah, apa dia memang istri kamu yang bodoh mas?".
"Ssstt, kamu jangan bilang dia seperti itu, kan bagus kalau dia tidak marah dan merestui hubungan kita, kita tidak perlu sembunyikan hubungan kita dari dia. Aisyah itu istri yang memang penurut dan sangat sayang sama aku jadu apa pun yang membuat aku bahagia pasti dia akan turuti. . .". Puji Rehan membuat Desi menjauh darinya, mukanya di buat masam dan cemberut.
"Puji aja terus istri kamu mas, aku ingin pergi aja!". Lalu beranjak daribtempet duduknya, belum sempat melangkah, Tangan Desi di tahan oleh Rehan lalu menariknya duduk kembali di sampingnya.
"Kenapa marah sih, sayang? Kan aku belum habis ngomong, maksud mas puji Aisyah itu karena dia tau kalau mas itu sangat sayang sama kamu, dia tidak akan perna mampu menentang hubungan kita, dia itu tidak memiliki siapa- siapa di dunia ini, tiada harta dan masa depannya itu suram banget, kalau tiada aku yang menolongnya maka tiada dia sekarang ini, jika dia ingin menentang kita, maka bersiap lah dia untuk menjadi gelandangan di luar sana". Bujuk Rehan.
Desi seumbringan mendengar ucapan Rehan. Dia merasa tersanjung karena masih di cintai begitu dalam oleh Rehan.
"Ok lah mas, aku juga tidak akan mempermasalahkan pernikahan kamu dengan dia , asal nanti setelah kita menikah tetap aku yang kamu utamakan, kamu harus ada setiap aku butuh kamu, paham!". Ancam Desi dengan nada manja.
"Iya sayang, walaupun nanti status kamu adalah istri kedua, tapi kamu yang akan menjadi prioritas aku kelak". Janji Rehan.
"Bila kamu akan menikahi aku mas? Aku mau kita segera melangsungkan pernikahan, aku tidak mau seperti ini terus, di kantor ini aku di guncingkan oleh kariawan kamu katanya aku hanya menjadi simpanan kamu aja, tidak akan kamu nikahi sama sekali, kamu jadikan aku hanya untuk pelampiasan karena istri kamu baru saja melahirkan dan terlihat dekil, jadi setelah istri kamu kembali cantik, kamu akan membuang aku kembali dan. . .". Cari telunjuk Rehan di letakakn di bibir Desi agar berhenti mengoceh.
"Sssttt, kamu jangan tersinggung dengan omongan mereka! Kita yang jalani, kita yang rasakan, aku akan membuktikan kalau ucapan mereka itu tidak benar".
"Jadi kamu mau nikahi aku secepatnya?". Tanya Desi antusias.
Rehan mengangguk perlahan dan membingkai bibirnya dengan senyuman yang sangat manis.
"Terima kasih, sayang". Desi memeluk erat Rehan, dia begitu bahagia setelah memastikan bahwa Rehan akan segera menikahinya.
"Sama- sama sayang".
"Hati ini aku ingin datang lagi ke rumah kamu, yah! Aku ingin bertemu dengan mbak Aisyah dan anak kamu yang ganteng itu, siapa namanya, . Albar, anak itu sunghuh mirip dengan mu, aku sudah sangat rindu dengannya". Ujar Desi genit.
"Boleh sayang, aku akan meminta Aisyah memasakkan lauk kesukaan kamu nanti malam, kamu akan datang jam berapa?". Tanya Rehan memastikan.
"Aku akan ikut kamu langsung ke rumah, aku akan membantu Mbak Aisyah memasak, aku juga ingin belajar masak sesuatu darinya agar aku makin dekat dengan calon Madu ku itu".
"Baik la, sayang".
Rehan begitu bahagia, dia merasa sangat beruntung karena kedua wanita yang sangat oenting dalam hidupnya kini bisa bersatu dalam hatinya tanpa harus mengorbankan salah satunya, dia tidak akan melepas salah satu dari mereka karema keduanya sanagt berarti dalam hidupnya. Desi adalah cinta pertamanya, yang selalu mengisi hatinya, hanya dengan kehadirannya, hiduo Rehan akan lebih berwarna karena cinta. Sedang kan Aisyah adalah wanita yang sangat berjasa dalam hidupnya karena sudi menemaninya saat dia sedang sangat terpuruk dan terjatuh.
**
Di dalam kamar, Aisyah bersama Albar sedang bersantai sambil bermain. Aisyah menemani Albar yang sedang aktif bergerak dan bermain sambil berbaring melentang di lantai yang sudah di lapisi tilam bayi.
"Sayang lagi aktif ya main nya, sebentar lagi pasti kamu akan merangkak ke sana kesini sendiri". Gumam Aisyah seneng lihat anaknya sehat dan aktif.
Aisyah fokus memperhatikan Albar bermain sambil mengajaknya ngobrol sesekali, tiba- tiba terdengar notifikasi pesan masuk di ponselnya.
"Apa aku bisa menghubungimu sekarang? Ada hal yang ingin aku bicarakan". Aisyah membaca pesan itu yang di kirim oleh Zack. Kemudian berinisiatif untuk menghubungi Zack sendiri.
"Waalaikumsalam Zack". Sapa Aisyah setelah panggilan suara terhubung.
"Hahahahah, kamu ini lucu deh, kan aku belum beri salam, kok kamu udah jawab aja salam nya?". Zack tertawa merasa lucu dengan Aisyah.
"Kan kamu udah beri salam di Chat kamu tadi, tapu aku belum jawab kan? Hah, sekaranga aku jawab salam kamu dalam chat tadi". Lawak Aisyah.
"Oh, iya yah, aku lupa soalnya aku cuma ingat kamu aja di kepala aku". Gombal Zack.
Aisyah terdiam mendengar gombalan Zack, dia tiba- tiba merasa malu dan salah tingkah, kemudia mengalihkan pembicaraan ke inti nya saja.
"Kamu mau ngomong apa tadi?".
"Oh, iya aku sampai lupa karena ke bayang wajah kamu. Itu, kamu ada waktu nggak sekarang? Pengacara yang aku bilang hari itu ingin ketemu kamu nanti, aku sudah menceritakan info yang aku tahu tentang kamu ke dia, dan dia mau menolongmu terlepas dari jeratan pernikahan tidak sehat kamu itu". Zack antusias menyampaikan maksudnya menghubungi Aisyah tadi.
"Benar kah? Pasti, aku pasti ada waktu, share aja alamat dan waktunya, aku akan segera datang". Ujar Aisyah semangat tapi tidak seantusias Zack di sana.
"Ok, nanti aku share lokasi nya di watsipp yah". Panggilan di matikan sepihak oleh Zack. Beberapa saat kemudian, masuk pesan darinya yang tertulis nama tempat bertemu dan waktumya satu jam dari sekarang.
Masuk pesan kedua dari Zack.
"Mau berangkat bareng nggak? aku masih ada di rumah juga nih, kita bisa ke sana bareng".
Aisyah berpikir sejenak, lalu menyetujui tawaran Zack untuk pergi bareng karema rumah mereka berjarak beberapa rumah aja. Dia tidak perlu capek menunggu taksi online lagi.
Setelah mempersiapkan diri dan Albar, Aisyah kemudia mengirim pesan kepada Zack mengatakan dirinya sudah siap untuk berangkat. Keluar dari gerbang, mobil Zack sudah terparkir di depannya.
Aisyah langsung masuk ke dalam mobil tepat di belakang Zack. Dia beranggapan mobil itu adalah taksi online supaya orang tidak curiga dirinya sedang keluar bersama lelaki lain.
"Kamu pikir aku ini supir taksi?". Omel Zack sedikit kesal.
Aisyaj hanya tersenyum, dan tetap fokus pada anaknya yang belum tidur. Sepanjang perjalanan, tiada interaksi antara Zack dan Aisyah, mereka saling membisu hingga Aisyah berhasil menidurkan Albar.
"Terima kasih ya kamu sudi membantu aku, kamu sampai mau mempertemukan aku lang msung dengan pengacarananya, aku tidak tahu harus membalas dengan cara apa?". Imbuh Aisyah dengan suara pelan. Dia tidak ingin membangunkan anaknya lagi.
"Aku ikhlas kok nolongin kamu, kamu tidak usah segan begitu, kebetulan hari ini aku off dan aku bisa membawamu langsung ketemu dengan pengacara yang aku maksud hari itu". Balas Zack.
Sesekali Zack melirik Aisyah di kaca spion, dan kebetulan Aisyah juga ingin melirik Zack, mata mereka bertembung dan menimbulkan gejolak hangat di hati mereka. Zack kembali menatap ke hadapan karena hampir menabrak sesuatu. Aisyah tertunduk malu karena sikap dirinya sendiri.
Mobil berhenti tepat di depan kafe Matahari. Mereka melangkah beriringan seperti sepasang suami istri dengan anak yang terlelap di pelukan ibunya. Merka mencari kelibat pengacara yang sudah membuat temu janji dengan Zack di kafe itu.
Seorang pelayan menghampiri mereka dan menuntun ke ruangan khusus di mana pengacara itu berada.
"Assalamualaikum mbak, perkenalkan nama saya Jasmin, pengacara anda". Sapa pengacara Jasmin mengulurkan tangannya ke arah Aisyah.
Aisyah menyambutnya dan tersenyum hangat. "Waalaikumsalam, mbak, mana aku Nur Aisyah, teman Zack".
"Saya udah tahu kok, sila kan duduk, berbincang sambil menikmati hidangan ringan ini, yuk!". Ajak Jasmin ramah.
"Aku di cuekin lah nih". Ujar Zack merajuk.
Jasmin tetap tidka menghiraukan Zack yang berpura- pura merajuk dengannya, dia tahu lelkai itu selalu mencari perhatian kesemua orang. Lelaki tebar pesona, bukan untuk menggoda tapi hanya ingin bergurau saja.
Jasmin dan Aisyah asik mengobrol sambil menikmati hidangan di hadapan mereka, Jasmin gemes dengan Albar yang sedang tidur lelap di pelukan Aisyah sesekali mencoba membangunkannya, tapi Albar tidak kunjung bangun.
Setelah menghabiskan hidangan mereka, Jasmin mulai bertanya tentang masalah sebenar yang di alami oleh Aisyah.
"Mbak yakin ingin menggugat cerai suami mbak? Mbak sudah pikir matang- matang?". Pertanyaan yang biasa di tanyakan oleh pengacara sebelum melanjutkan kasus perceraian kliennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 297 Episodes
Comments
🥀HartiQueenn_Dee🥀
lanjut thor aku suka sm ceritanya
2022-11-17
0
Wiwin Anwar
bagus banget ceritanya kk author
2022-10-20
0