Malam hari setelah pernikahan.
Arman dan Azelia menempati kamar yang telah di sulap menjadi kamar pengantin yang sangat indah kelopak bunga mawar merah bertebaran diatas ranjang mereka, tidak lupa pula bunga bunga hidup memenuhi seantara penjuru kamar, lilin lilinpun dinyalakan seakan menambah hidup kesan romantis di kamar tersebut.
Berbeda dari kamar pengantin Edelweis dan Arsen yang nampak kecanggungan antar keduanya, tapi di ruangan ini yang tercipta hanya kebahagian, setelah keduanya membersihkan diri, Arman mulai membuka suara yang diawali dengan deheman yang penuh akan maksud.
Azelia nampak seksi menggunakan gaun malam berwarna merah menyala yang memang sepertinya sudah ia persiapkan dari jauh jauh hari.
"Kemarilah..!" Arman menepuk kedua pahanya yg kini sedang duduk berselonjor di atas ranjang.
Azelia mendekat dengan anggun, kemudian duduk diatas pangkuan suaminya.
Tanpa membuang waktu Arman langsung menarik pinggang istrinya dan melabuhkan kecupan basah di atas bibir Azelia, seakan tidak puas dengan tindakannya, Arman kembali menarik tengkuk leher lawannya mencium bibir wanitanya dengan sangat menuntut tidak lupa pula lidahnya dia lesatkan untuk menjelajahi rongga mulut istrinya, Azelia mengalungkan tangan di leher sang suami, lengu*han dan desa*han kecil lolos dari bibir Azelia
Setelah beberapa lama melakukan pergulatan bibir, ciu*man Itu perlahan turun ke bawah leher dan dagu bahkan belakang telinga tidak lolos dari sapuan basah lidah sang pemain utama, Entah sejak kapan tubuh Azelia polos tidak mengenakan sehelai benang pun.
"Tunggu, aku ke kamar mandi sebentar". Arman menghentikan cumbuannya dan bergegas ke kamar mandi.
Azelia hanya menatap nanar punggung laki laki yang kini telah menjadi suami. dalam benaknya tentu saja banyak pertanyaan yang timbul dengan sendirinya, kemudian dia menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
Sedang di kamar mandi Arman nampak gelisah langkah lebarnya mondar mandir tidak karuan.."Apa yang terjadi pada diriku?, mengapa senjataku tidak berdiri, atau bahkan merespon rangsangan yang baru saja terjadi, Aku pasti ada kelainan, atau aku hanya kelelahan,? Ya mungkin kelelahan karna apa yang terjadi hari ini". Arman bertanya serta menjawab pertanyaannya sendiri, cukup lama Arman berdiam diri di kamar mandi.
Ceklek...
Pintu kamar mandi terbuka, yang nampak Azelia telah terlelap sudah lengkap dengan pakaian tidurnya serta selimut sebatas pinggang.. mungkin karna terlalu lama menunggu Arman.
"Arsen aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu, Emh,,, mengenai malam pertama kita".. Edel memberanikan dirinya mengatakan hal memalukan itu.
"Tentu saja kita harus menunaikan malam pertama, ini hal yang paling di nanti setiap pengantin". Arsen menyebut dengan menggoda.
"Seperti yang pernah aku katakan, Aku bukanlah gadis perawan".
"Tidak masalah".
"Tapi aku tidak bisa memberikan hak mu malam ini".
"Mengapa seperti itu? Kau istriku sekarang dan seterusnya, kapanpun dan di manapun aku menginginkan dirimu kau harus bersedia melayaniku". Arsen melirik tajam ke arah Edelweis.
"Iya aku memang berkewajiban melayanimu, tapi aku benar benar tidak tau apakah aku sedang hamil atau tidak saat ini, aku hanya meminta waktu Arsen".
"Layani aku malam ini istriku". Arsen meminta dengan lembut
"Aku hanya ingin memastikan jika aku hamil ayah dari bayiku adalah satu pria bukan harus pusing memikirkan siapa ayahnya kau atau laki laki itu, Aku harap kau mengerti maksudku Arsen".
"Aku lebih dari kata mengerti bahkan aku paham betul maksudmu, dan satu lagi jika seandainya kamu hamil entah itu anak siapa dia akan tetap menjadi anak pertama kita dan aku akan menyayanginya seperti anakku sendiri." Ucap Arsen tegas.
Perasaan Edelweis menghangat seketika dia dapat menilai ketulusan dari bibir suaminya itu,.
"Lebih baik kita tidur ini sudah malam, besok kita lanjut lagi pembicaraan ini, Aku minta waktu untuk menyerahkan diriku dengan suka rela dalam kendalimu, tapi untuk saat tolong berbelas kasih lah terhadap diriku". ucapnya lelah.
" Baiklah... lagi pula aku tidak suka memaksa partner ranjangku, kemarilah dan tidurlah dalam pelukanku aku tidak akan melewati batasanku, mulai saat ini aku bertanggung jawab penuh atas dirimu".
Edelweis menurut saja dia sudah terlalu lelah untuk sekedar berpendapat atau menolak keinginan suaminya. "Terimakasih". lirihnya.
Tidak lama Edel terlelap dan sepertinya terbuai akan mimpi, di pandanginya wajah menenangkan itu tangan Arsen tergerak untuk membuai wajah cantik yang penuh ketenangan itu. ." Edel, Aku tidak tahu separah dan sedalam apa luka yang kau derita, semoga saja aku dapat meringankan rasa sakitmu, Entahlah Aku juga tidak mengerti mengapa aku melakukan ini, kasihan kah atau lainnya aku benar benar tidak memahaminya". setelahnya Arsen mengecup kening Edel dengan penuh perasaan kemudian dia ikut terlelap menyusul Edel ke alam mimpi.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nurwana
langsung tunai karmanya.
2023-10-10
0
Sulaiman Efendy
KUTUKAN EDEL SUNGGUH MEMPAN, SAYANG TDI OTHOR TK TAMPILKN SUASANA MENCEKAM, DN SUARA GUNTUR ATAU PETIR SAAT EDEL LEPASKN KUTUKANNYA KE ARMAN.. BILA PRLU CAMPUR GETARAN SEPRTI HAWA GEMPA DITEMPAT PRNIKAHAN MREKA..
2023-09-24
1
Endah Setyati
waaahh kutukan Edel mulai bekerja,,senjata Arman ga mau tegak 🤣🤣🤣🤪🤪
2023-09-16
0