Hari pernikahan...
"Persetan dengan rasa malu yang ku miliki saat ini aku tidak memperdulikannya". berkali kali Edel memohon kepada Arman, Azel dan ke dua orang tua mereka untuk membatalkan pernikan antara Arman dan Azel tidak membuahkan hasil sama sekali.
Edel bermodalkan kenekadan dirinya menghampiri semua orang yang akan menyaksikan pernikahan termasuk keluarga serta kedua mempelai sebentar lagi pernikahan akan di mulai.
Dengan memakai kebaya sederhana berwarna putih Edelweis berjalan tergesa dan berteriak lantang."Tunggu sebentar aku ingin membuat pengakuan"..
"Aku telah menghabiskan malam panjang dengan Pria itu". ucapnya tegas secara menunjuk Laki laki yang tampak tenang itu.
"Jadi aku ingin Pria itu bertanggung jawab atas semua yang Dia lakukan terhadapku, tentang kesucian yang Dia ambil dari diriku"., imbuhnya secara mendekati Arman "Nikahi aku".
"Aku mohon nikahi Aku Arman"
Lagi lagi Edel memohon.
Semua orang seakan tidak percaya dengan apa yang di katakan Edelweis termasuk Papa Chandra dan Mama Ave menatapnya dengan mata kecewa dan seakan apa yang terlontar dari bibir mungilnya hanya bualan semata. yang dimana hampir semua orang mengetahui bahwa Edelweis putri sulung dari Tuan Chandra itu tergila gila terhadap Arman.
Seluruh orang yang ada di sana seakan merendahkan dan menelanjaginya. Merasa terhina, tentu saja "Ternyata aku hanya mempermalukan diriku sendiri". Batinnya Edel.
"Jangan mencoba menjatuhkanku Edel, Karna hanya dirimulah sendiri yang akan merasakan sakit". Arman berujar tanpa beban.
"Kau sedang berpura pura lupa tentang malam itu, untuk harga dirimu Arman, katakan kalimat mana yang menurutmu menjatuhkanmu, sikaf tenang dan keadaan mu yang baik baik saja, kebahagian dan senyumu hari ini tidak sebanding dengan penderitaan yang kau hadirkan untuk diriku setelah malam itu.", Edelweis benar benar kehilangan kendalinya.
"Kau tidak tahu bagai mana aku menyesali semuanya, Bahkan aku hampir gila memikirkan bagaimana kalau saat ini di Rahimku sudah tumbuh benihmu yang kau lepas tanpa pengaman mengingat waktu itu adalah hari suburku. lalu paginya kau mengaku telah melepaskan keperjakaanmu selama 30 tahun denganku, Bahkan kau melakukannya berkali kali malam itu aku ingatkan bila kau lupa Arman"., kali ini Edel benar benar melupakan Aibnya sendiri.
"Bagaimana kalau aku hamil Arman?". lirihnya kemudian.
"Aku tidak akan sudi memiliki anak dari wanita sepertimu, lebih baik aku tidak memiliki anak sama sekali, dari pada anakku harus terlahir darimu, Berhenti berbicara omong kosong disini Edel." Arman terdiam setelahnya Ia menyesali kata kata yang keluar begitu saja mengapa Dirinya begitu Emosi, mungkin karna Ia merasa telah di permalukan.
"Maka jadilah seperti itu Arman, Kalian semua harus menjadi saksi atas pernyataan pria itu". kali ini tidak ada lagi air mata yang keluar dari mata indahnya hanya menyodorkan amarah dan kemurkaan..
"Setelah ini nikahi wanita manapun yang kau mau,.. Aku mengutukmu Arman jika semua yang aku katakan adalah keberan, kau tidak akan memiliki anak dari wanita manapun selain aku bagai manapun caranya," Semoga Tuhan berbaik hati padaku setidaknya untuk kali ini saja, Setelahnya Edel bersimpuh lemah ke lantai bagai tanpa tulang.
Arman memaku kata kata yang telah Ia persiapkan tertelan habis seiring kutukan yang terlontar dari wanita yang telah memberinya kenikmatan dunia untuk yang pertama kali.
"Jika semua yang terjadi adalah salahku akan ku biarkan karma mendatangiku sampai tugasnya usai, tapi jika ini salahmu maka akan ku pastikan orang yang datang setelah aku, Dia adalah luka.
"Bangunlah Nak". Papa Chandra membantu Edel untuk bangkit, "Papa mempercayaimu".
"Menikahkan denganku Nona, akan ku sembuh kan lukamu dengan caraku"....
...
..
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Endang Sulistia
mantap kata2 mu del
2025-03-13
0
Ismei Dhamayanti
Zeruu sekali
2023-02-12
1
Clair
aaaaaa ayo cepet
2023-01-18
2