Dalam hidup Edel hanya pernah mencintai satu Pria saja, cinta yang baginya begitu menyakitkan perjuangan dan pengorbanan hanya sia sia, Edel menyukai Arman dimulai dari saat Ia remaja di umurnya yang masih 14 tahun dia sudah menyukai Arman yang jarak usianya 6 tahun diatasnya, perbedaan usia dengan laki laki pujaan nya tidak berpengaruh untuk dirinya meraih cintanya, 10 tahun sudah Edel memperjuangkan cintanya yang berujung dengan rasa sakit.
Edelweis saat ini sedang dirawat inap di Rumah sakit terdekat di karnakan kelemahannya saat kini tengah hamil muda bahkan dia sudah di Ruang rawat VIP itu sudah dua hari dua malam, Arsen menemani dan memenuhi semua kebutuhan istrinya meskipun sekarang Arsen bisa di katakan irit sekali mengeluarkan suaranya.
"Arsen pulang lah dulu kau juga butuh istirahat dan membersihkan diri, jangan sampai kau juga ikut sakit, biarlah Mama dan Arman yang menjaga Edel malam ini". Mama Arin berpendapat di karnakan dirinya tak tega dengan Arsen, Mama Arin tentu mengetahui kemelut Rumah tangga Anak bungsunya itu.
Arsen hanya membisu dengan tatapan datarnya ia terlalu enggan menanggapi ucapan ibunya itu yang kemarin jelas jelas menyuruhnya untuk bercerai dengan Edel di saat Arman memberitahu kebenarannya.
"Mama benar Arsen kamu jangan egois dengan memaksakan dirimu seperti ini". Arsen benar benar muak mendengar Arman mengeluarkan suaranya tapi ia tidak punya pilihan selain menurut, selama ia menemani istrinya di rumah sakit ia benar benar tidak bisa beristirahat, Entahlah matanya sulit sekali terpejam otaknya terus saja memikirkan hal hal yang belum tentu terjadi.
Arsen pulang kerumah, semoga kali ini dia bisa beristirahat. Dengan berat hati Arsen meninggalkan Edel.
///////
Arman masuk ke kamar Edel, sedang mama Arin membiarkan Arman menemui menantunya itu, Mama Arin hanya ingin memberi ruang untuk Anaknya membicarakan apa yang terjadi dengan baik. seperti sedang melihat ke adaan aman di karnakan Azelia tengah ada pekerjaan di luar kota.
"Ehem..." Arman berdehem untuk sekedar memecah kesunyian.
Edel hanya melirik sekilas lalu membuang pandang.
"Ada yang kau butuhkan?".
"Tidak".
"Ku dengar orang hamil kadang menginginkan sesuatu, barangkali kau ingin memakan sesuatu?."
"Aku cukup tahu diri dengan merepotkan orang lain" Edel berbicara dengan nada ketus tanpa menoleh atau melirik kakak iparnya.
Arman cukup terkejut dengan respon yang di berikan Edel, Dia termangu dengan tanya perempuan manja yang ia kenal telah menjelma menjadi wanita mengerikan dengan kalimat tajamnya.
"Edel Setidaknya saat kau berbicara dengan orang yang lebih tua tatap lah matanya, Bagai manapun Aku Kakak iparmu".
"Cih.. seharusnya sebelum Kau berkata seperti itu berkacalah terlebih dahulu".
"Apa maksudmu?".
"Sebelumnya bahkan kau enggan untuk berbicara denganku, Lantas setelah kau mengetahui Aku mengandung Anakmu, kau ingin berubah menjadi Pria hangat dan penuh cinta begitu?.. Haha selera humormu sungguh buruk Tuan Arman" Edel tertawa mengejek.
"Maaf!!.."
"Tidak papa Tuan Arman... Tidak usah merasa tak enak apa lagi merasa bersalah, tidak usah berpura pura seperti ini, jadilah Arman yang selalu Arogan dan pemarah itu kesan ramah tidak cocok denganmu, Sungguh aku tidak berbohong."
"Aku mengaku bersalah Edel tidak seharusnya aku menempatkanmu pada posisi seperti ini, katakan dengan cara apa aku harus memperbaikinya?". Arman melembutkan suara ia tidak ingin menyinggung wanita dengan selang infus di tangannya.
"Tidak Ada. Aku sudah menerima takdirku, lanjutkan saja hidup indahmu., seperti dulu tidak peduli seperti apa yang aku lakukan kau tidak pernah menoleh terhadapku, jangan terpengaruh dengan bayiku". Edel tersenyum dengan perih yang nyata.
Arman bingung harus melakukan apa saat ini.
🔪🔪🔪🔪🔪
Arsen berpikir tindakannya untuk menetap di rumah orangtuanya menjadi keputusan buruk. Dengan segera ia harus pindah tidak hanya pindah Rumah, sepertinya memang Arsen dan Edel harus pindah negara menjauhi Kakak serta kedua orang tuanya, Edel adalah tanggung jawabnya semua keputusan dan masa depan keluarga kecilnya ada di tangannya, tekadnya sudah bulat di tambah Papa Arya mendukung keputusannya menjadi pacuan untuk dirinya mempertahankan Rumah tangganya.
"Kau memang Anak bungsu Papa tapi pemikiranmu lebih dewasa dari kakakmu". Papa memuji dengan bangga.
Lantas haruskah ia kembali ke Negara yang di mana melibatkan Luka hati untuk dirinya demi menyembuhkan luka baru haruskah ia membuka luka lamanya?...
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Endah Setyati
arsen jadi cassanova krna di sakiti wanita rupanya,,😌😌
2023-09-16
0
Alea
ohh Arsen luka
2023-08-11
0
⚜️Tania Sanjaya
salut sama sikap arsen yang gentel 😍🥰
2023-07-27
1