Setelah begitu banyaknya kejadian di acara pernikahan, tidak mempengaruhi sama sekali terhadap pernikahan Arman dan Azelia keduanya nampak berbahagia dengan senyuman yang tidak pernah surut di bibir keduanya. seolah olah kekacauan yang terjadi sebelum adalah sebagian dari pembuka acara.
"Bagaimana Nona Edelweis tentang tawaranku untuk menikah?, mari kita laksanakan pernikahan hari ini juga itupun jika kau bersedia menjadi pengantinku". Cerca Laki laki tampan berkulit bersih itu, tatapan matanya yang lembut seakan menghanyutkan siapa saja yang memandangnya.
"Aku tidak mengenalmu, tidak pula perduli tentang itu, tapi apa salahnya kalau kita menikah asalkan kau tidak sedang terikat hubungan dengan wanita lain Tuan... Kau harus berjanji kepadaku tidak akan menghadirkan perempuan lain jika kita masih terikat dengan pernikahan". Edel menjawab dengan nada putus asa, seakan pernikahan Laki laki pujaannya adalah akhir dari hidupnya.
Laki laki yang menawarkan pernikahan kepada Edelweis adalah Arsen Light putra bungsu dari keluarga Light, lebih tepatnya adik kandung sendiri dari Arman Light, Usia Arsen memasuki 26 tahun, sifatnya yang lembut dan hangat mampu membuat orang di sekitar Arsen nyaman berlama lama di dekat Pria itu. Senyuman dan tutur katanya bagai di bumbui pemanis yang selalu bisa menenangkan lawan bicaranya.. Sampai tidak sulit untuk Arsen meluluhkan hati wanita manapun yang ia inginkan untuk menghangatkan ranjang nya, Ya Arsen adalah seorang Casanova, pergaulannya di Negara Barat yang bebas mempengaruhi gaya hidupnya yang indah, Rupa dan Harta di milikinya untuk menjerat wanita wanita kelas atas untuk bersedia memuaskannya, Tidak jarang pula banyak wanita yang menjatuhkan dirinya dengan suka rela di pelukan Arsen Light itu.
Pada Akhirnya Arsen dan Edelweis melangsungkan pernikan dengan di hari yang sama denga Arman. Mama Arin menangis penuh haru kedua putranya kini telah menjadi suami dari kedua anak keturunan Chandra harapan seorang ibu tetap sama menginginkan kebahagiaan untuk anak anaknya, Papa Arya memeluk putra dan menantunya satu persatu tidak lupa nasihat nasihat pernikahan ia sampaikan.
Berbeda dengan keluarga besannya Papa Chandra justru nampak mendung seakan tidak rela melepas putri manjanya kepada seorang laki laki muda yang bahkan baru pertama di lihat nya, memang Arsen di besarkan dan di asuh di Negri kelahiran Kakek Neneknya di Amerika sana..
"Nak Edelweis adalah putri yang kuinginkan sekali dari dahulu meskipun dia putri sulungku tapi bagiku tetaplah seorang gadis kecil yang selalu bergantung padaku, Akulah orang pertama yang memeluk dan menyayanginya aku selalu memberikan yang terbaik untuknya tidak pernah Papa membuatnya merasa sakit, jika suatu saat nanti kau tidak menginginkannya lagi kembalian Edel kepada Papa, dengan senang hati Papa akan menerimanya." Papa Chandra mengucapkan kata demi kata dengan suara terdekat.
"Papa mertua Arsen memang bukan pria baik bahkan jauh dari kata menantu idaman, tapi Arsen selalu berpikir dahulu sebelum berkata dan menganbil tindakan apapun itu. Arsen akan selalu bertanggung jawab dengan apa yang Arsen lakukan, Papa tidak usah khawatir tentang Edel setelah ini, Arsen akan bertanggung jawab penuh atas dirinya, mohon doa dan restunya Papa".. seperti biasa kata kata Arsen selalu mampu menenangkan orang sekitarnya.
_________
Dikamar pengantin Edelweis dan Arsen.
Hanya keheningan yang tercipta di ruangan itu, Sepertinya Edelweis tidak mempunyai topik untuk membuka atau mencairkan suasana, keduanya tampak membeku dengan keheningan masing masing.
Entah apa yang harus di lakukan sampai waktu berlalu beberapa saat, Edel yang terlihat canggung sepertinya mulai membuka suara dengan tarikan dan hembusan nafas berat.
Haah..
"Ar..Arsen,. emh.. Apa apakah kau menyesal telah menikahiku". Edelweis bertanya dengan ragu ragu takutnya pria yang berada di ruangan yang sama dengannya tersinggung.
"Maksud maksudku, kau laki laki tampan dan mapan pasti mudah bagimu mencari perempuan manapun untuk kau jadikan istri, mengapa kau malah menikahi wanita menyedihkan seperti diriku". setelah mengatakan itu Edel menunduk, jari jemarinya meremas satu sama lain kegugupan nya terlihat nyata.
"Tampan dan mapan.?.. Aku pikir kau sedang memuji suamimu Edel.." sudut bibir Arsen terangkat dengan lebar.
Arsen mendekati Edelweis yang terduduk di atas ranjang tangannya bergerak mengangkat dagu istrinya sampai mendongak menatap manik mata lembut yang memancarkan keteduhan. "kalau berbicara denganku tataplah mataku Edel, apa kau sedang gugup, takut, atau sedang tersipu?. mengapa kau terlihat begitu mempesona dengan rona merah muda di kedua pipimu?." kata kata yang terkesan berlebihan tapi itu keadaannya.
Cuupp..
Arsen mengecup bibir istrinya sekilas, Dia benar benar tidak mampu menahan diri untuk tidak tergoda dengan bibir di depannya. Edelweis membuang muka dan pandangannya kesembarang arah untuk menghilangkan semua prasangka dalam dirinya. apa yang Arsen lakukan terhadapnya seakan menghentikan fokusnya, untuk sesaat Edel kehilangan kesadaran jika laki laki yang di depannya telah sah menjadi suaminya.
Edel mengedipkan matanya berkali kali di susul dengan semburat merah di wajahnya, warna merah itu merambat ke leher sampai ke daun telinganya, Malu tentu saja, pikiran nakalnya berlarian di kepala Edelweis. tindakan itu tidak lepas dari manik mata Arsen yang nampak menggemaskan sekali di matanya.
"Itu DP malam pertama kita, sisanya nanti menyusul setelah kita membersikan diri, persiapkan dirimu Edel, kau bisa memakai kamar mandiku aku akan membersihkan diri di kamar mandi lain." Arsen kemudian keluar dari kamar itu.
" Astaga apa katanya, malam pertama, bagai mana dia bisa berbicara selepas itu di depan ku, ya Tuhan... Apa aku harus melalui malam pertama dengan Pria asing itu tapi mau bagai mana dia suamiku kan?.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
⚜️Tania Sanjaya
jangan mau edel bikin arsen cinta dulu lagian kamu lagi hamil muda
2023-07-21
0