POV Farel Mananta.
Setelah kejadian pagi itu Farel merasa canggung saat bertemu dengan Kania,begitu juga sebaliknya.Keduanya saling tau kalau tragedi romantis itu didalangi oleh Nenek Maria dan didukung oleh Bi Sumi sang Art senior.Tapi mereka tidak berani angkat suara,apa lagi memarahi Nenek Maria.
Jika ingat kejadian kemarin rasanya Farel masih tidak percaya.Kania seorang gadis muda yang baru berusia 18 tahun,tapi sudah berani berinisiatif melakukan tindakan mesum kepadanya.Padahal,wajah Kania terlihat polos dan lugu.Apakah karena pengaruh ramuan cinta padanya terlalu kuat?Entahlah,yang jelas Farel sangat menyukai sentuhan Kania saat itu.
Diruang kerja,konsentrasi Farel terganggu.Dia terus teringat pada wajah seksi Kania saat sedang merayunya.Bahkan des@h@n lembut dari istri bayarannya itu selalu terngiang-ngiang ditelinganya.Seketika milik Farel yang tertidur langsung bangun.
"Sial!"Ucap Farel.Sepertinya dia harus bekerja keras untuk menidurkan miliknya lagi hari ini,sama seperti kemarin.Benar benar merepotkan.
Sejak kepergian Angela sang kekasih bersama pria lain,Farel sangat trauma pada cinta dan benci pada wanita.Sakit yang dia rasakan terlalu dalam,sulit diobati apa lagi dilupakan.Bahkan dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa bangkit dari keterpurukannya saat itu.
Karena pengalaman buruknya yang gagal dalam bercinta,Farel tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis.Bahkan Farel sengaja menyebarkan rumor bahwa dirinya menderita impoten agar para wanita menjauhinya.Mungkinkah gairahnya jadi yang gampang naik itu karena rindu pada sentuhan seorang lawan jenis?
Tok...Tok...Tok...
Seseorang mengetuk pintu ruang kerja Farel.
"Siapa?"Tanya Farel.
"Aku,Kania,"sahut Kania.
"Masuk,"ucap Farel singkat.Jantung Farel tiba tiba berdegup sangat kencang seolah mau lepas dari tempatnya.
"Ada apa?"Farel bertanya sambil memperhatikan penampilan Kania dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Kania adalah gadis yang cantik,kecantikannya itu tertutupi oleh pakaian sederhana dan sedikit longgar yang sering dia pakai sehari hari.Bodohnya Farel baru menyadari hal itu sekarang,setelah sang Nenek menjebaknya dengan minum ramuan cinta.
"Kenapa aku?Apa otaku sudah rusak?"Farel menggeleng gelengkan kepalanya kuat.Pria itu mencoba untuk menepis kehadiran Kania dalam pikirannya.
"Tuan kenapa?"Kania menatap aneh.
"Tidak apa apa,"
"Sakit kepala?"Kania mencoba menebak.
"Aku bilang,aku tidak apa apa.Mau apa kamu datang kemari?"Farel memasang wajah dingin.
"Aku kesini mau meminta maaf,kemarin aku sudah menggoda mu Tuan,"ucap Kania sambil memainkan ujung kemejanya.Begitulah Kania saat sedang gugup,tanganya selalu tidak bisa diam.
"Sudahlah,lupakan saja hal itu.Lagi pula itu bukan salahmu,Nenek Maria yang mengerjai kita."Ucap Farel enteng.
Melupakan hal itu begitu saja?Apa yang mereka berdua lakukan kemarin benar benar tidak meninggalkan kesan?Entah kenapa,Kania merasa sedikit kecewa.Untuk pertama kalinya dia disentuh oleh seorang pria,tapi pria itu malah menganggap momen itu tidak berharga.
Farel menangkap ekspresi kecewa Kania,sepertinya gadis itu tidak suka dengan ocehan Farel tadi.Kania mungkin masih amatiran dalam hal bermesraan,tapi bukan berarti juga Farel tidak tergoda dan terkesan.Farel terpaksa harus berbohong pada Kania,dia terlalu gengsi untuk berkata jujur.
"Farel,Kania,"panggil Nenek Maria.Segera Farel mendekati Kania dan memeluknya erat.
"Apa yang sedang Tuan lakukan?"Protes Kania.
"Diam,jangan bergerak!"
"Tuan,"Kania menggerakkan tubuhnya.
"Kita harus menunjukan kemesraan kita pada nenek,agar dia beranggapan rencananya kemarin telah berhasil,"
"Oh,aku mengerti,"
Maria mengintip dari celah pintu yang terbuka.Senyum lebar mengembang diwajahnya saat melihat sang cucu sedang bermesraan dengan istri kecilnya.
"Akhirnya,tidak lama lagi aku akan punya cicit."Celoteh Maria lirih.Puas mengintip,Maria berlalu pergi meninggalkan ruang kerja Farel.
Semerbak parfum Kania tercium lembut oleh hidung Farel,begitu memabukkan dan membuat candu.Pria itu menutup kedua matanya agar lebih bisa menikmati aroma yang keluar dari tubuh Kania.
"Nenek sudah pergi,kenapa Tuan masih memelukku?"Bisik Kania ditelinga Farel.Suara itu berhasil membuat Farel merinding dan terbangun dari dunia khayalan.
"Ah,maaf."Farel melepas dekapannya dan berjalan menjauh dari Kania.Kania tersenyum kecil melihat kedua pipi suaminya memerah seperti kepiting rebus.
*
*
*
POV Kania Larasati.
Sejak awal pernikahan,Kania hanya tertarik dengan uang Tuan Farel Mananta.Tidak ada yang lain,hanya uang dan uang saja.Tapi semakin hari,pria galak yang selalu merasa paling benar itu terlihat semakin menggemaskan.
Kania harus mawas diri,jangan sampai perasaanya itu terus menjalar dan semakin menjadi jadi.Semua agar Kania tidak menyesal dikemudian hari karena perpisahan mereka berdua adalah hal yang sudah pasti.
Malam itu seperti biasa,Kania tidur diatas sofa.Bertemankan sebuah bantal guling dan selembar selimut yang berwarna senada dengan piyamanya.
Udara berhembus sangat dingin,Kania terbangun karena merasa ingin buang air kecil.Keluar dari kamar mandi Kania melirik kearah ranjang,dia mendapati suaminya sudah tertidur lelap disana.Wajah Farel terlihat tampan dan tenang,meskipun Kania mengamatinya dari jauh dengan pencahayaan yang remang remang.
Selangkah demi selangkah,Kania mendekati ranjang Farel.Dia mencuri waktu untuk mengamati bentuk wajah Farel Mananta saat sedang tertidur lelap.Hidung mancung,alis tebal,bibir tipis dan alis yang hitam seperti ulat bulu.Benar benar ciptaan Tuhan yang indah.
Dag...Dig...Dug...Kania bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup kencang.Dia juga bisa merasakan darah dalam tubuhnya mengalir lebih deras dari biasanya.Kania mengangkat tanganya dan mengusap pipi Farel pelan.Empuk,seperti bakpao yang baru saja diangkat dari kukusan.
Saat Kania hendak menarik tangannya menjauh,tiba tiba Farel membuka mata dan menahan tangan Kania.Keduanya saling menatap beberapa detik tanpa berkedip.
Farel menarik Kania kuat hingga terjatuh dalam pelukannya.
"Ingin tidur bersama my baby girl?"Suara Farel terdengar menggoda ditelinga Kania.
"Aku...Aku hanya...,"Kania bingung mau menjawab apa.Farel merebahkan tubuh mungil Kania diatas kasur dan mendekapnya erat.Kania hanya bisa diam tanpa melakukan melakukan apa apa,sementara Farel kembali menutup kedua matanya.
Hati Kania menolak tidur satu ranjang dengan Farel,tapi tubuhnya kebalikanya.Apa yang harus Kania lakukan?Haruskah dia berbaring disisi Farel sampai pagi?
Waktu semakin larut,Kania masih saja terjaga.Padahal,dia sudah berusaha dengan keras agar bisa segera tidur.Mulai dari menghitung puluhan anak domba khayalannya,menghitung dentingan jarum jam,sampai dengan menghitung bunyi detak jantungnya sendiri.
"Tuan Farel,aku tidak bisa tidur,"Keluh Kania.Merasa diacuhkan,Kania memencet ujung hidung suaminya.
Tak disangka,Farel melepaskan dekapannya.Dia mengusap usap punggung Kania pelan dengan ritme yang teratur.Kini,Kania sudah mirip dengan anak balita yang sedang ditidurkan oleh Ibunya.Aneh bin ajaib,rasa kantuk langsung menghampiri dan Kania bisa dengan mudah terbang ke alam mimpi.
--->🌻🌻🌻🌻🌻<---
Hati manusia bisa berubah ubah.Hari ini mungkin merasa benci,tapi hari esok rasa benci itu bisa saja berubah menjadi rasa cinta.Jangan terlalu berlebihan membenci seseorang,jangan pula terlalu berlebihan mencintai seseorang.Seperti sebuah lirik lagu dangdut"Yang sedang sedang saja...Yang sedang sedang saja.Hobah..."
🤣🤣🤣🤣😜
Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments