Hari yang paling ditunggu tunggu oleh Kania akhirnya tiba,hari dimana dia akan bertemu dengan kedua adiknya Dian dan Dion.
Kania sudah mempersiapkan banyak hal sejak jauh hari,seperti membeli aneka camilan kesukaan adik adiknya dan membeli beberapa jenis mainan favorit mereka.Berkat bantuan Bi Sumi Kania bisa mendapatkan semua barang berharga itu,memiliki orang dalam dikediaman Mananta ternyata sangat amat membantu memudahkan segala urusan.
"Mereka pasti akan senang mendapatkan hadiah hadiah ini,"Kania tersenyum manis sambil membayangkan wajah ceria kedua adiknya.
Kania memasukan barang bawaannya kedalam tote bag berukuran besar,tentunya agar Farel tidak bisa mengetahui barang apa saja yang dia bawa saat pergi keluar rumah.Termasuk beberapa butir buah buahan yang Kania ambil dari kulkas di dapur tanpa izin.
"Bawa Rio bersamamu,"Farel berjalan menghampiri Kania yang sedang duduk ditepi ranjang.
Kania tersentak kaget,dia langsung melipat ujung tote bag dengan rapi dan menutupinya dengan bantal.
"Tidak mau,aku hanya pergi sebentar sebentar saja untuk apa membawa asisten segala,"tolak Kania.
"Kamu istri seorang Farel Mananta,banyak wanita yang iri pada posisimu.Apa kamu mau dicakar dan dijambak oleh wanita wanita itu jika bertemu di jalan?"Ucap Farel dengan nada penuh percaya diri.
Kania melongo,memang masih ada wanita yang tergila gila pada Farel?Apa benar mereka bisa bertindak seekstrem itu?Kania hampir saja tidak percaya dengan omongan suaminya,tapi dia ingat Farel adalah seorang pria kaya raya dan berparas tampan.Mungkin saja masih ada wanita yang suka padanya walaupun tau dia impoten,wanita matre maksudnya.
"Baiklah,aku akan membawa Rio."Ucap Kania.
Kania dan Rio masuk kedalam mobil,Farel terus mengamati mereka dari balik jendela hingga mobil itu pergi meninggalkan kediaman Mananta.
"Bagaimana ini?Rio ikut denganku.Semoga saja dia bisa diajak kerja sama,"oceh Kania dalam hati.
Sepanjang perjalanan Kania melamun,dia memikirkan bagaimana cara agar Rio mau bekerja sama denganya.Lamunan itu membuat Kania tidak fokus sampai tidak mendengar Rio telah memanggilnya berkali kali sejak tadi.
"Nona,kita mau pergi kemana?"Tanya Rio.
"Lampu merah kedua belok kiri.Ada pertigaan belok kanan,masuk kearah kampung tiga ratus.Ada minimarket kiri jalan,kita berhenti disitu."Sahut Kania jelas dan detail.Rio mengangguk tanda paham pada instruksi Kania.
Rio berwajah polos,terlihat penurut dan memiliki pembawaan yang lembut.Tapi dia adalah asisten pribadi Farel,tidak mungkin dia tidak melaporkan apapun yang dia lihat tentang Kania hari ini pada bosnya itu.Jika Kania ketahuan berbohong,Farel tidak hanya akan memotong gaji bulanannya tapi juga mengulitinya hidup hidup.
Tak lama,mereka tiba ditempat yang Kania tuju.Sebuah rumah sederhana dengan cat tembok yang sudah mulai pudar disana sini.Rumah itu memiliki halaman yang sempit,tidak ada kolam ikan apa lagi tanaman bunga.Berbeda dengan rumah rumah yang ada disekitarnya,rumah Kania terlihat sangat apa adanya juga sedikit tidak terurus.
"Rio,apa aku boleh meminta tolong sesuatu padamu?"Kania memasang wajah serius.
"Minta tolong apa Nona?"Tanya Rio balik.
"Tolong jangan beritahukan hal ini pada Farel.Sebenarnya hari ini aku tidak pergi ke acara ulangtahun temanku,aku berbohong pada Farel agar dia mengizinkanku keluar."Ucap Kania jujur.
"Lalu,Nona mau kemana?"Tanya Rio lagi.
"Aku mau menjenguk kedua adikku Dian dan Dion,"Jelas kania.
"Tuan Farel tidak menyuruh saya untuk mengawasi Nona,dia hanya menyuruh saya untuk menemani saja.Jadi jangan khawatir,saya tidak akan mengadukan apapun pada Tuan."Rio tersenyum.Senyuman itu membuat Kania merasa lega.
Pintu rumah itu terbuka,dua anak keluar dan berdiri diteras.Mereka mengamati sebuah mobil mewah yang terparkir didepan rumah.Kania dan Rio keluar dari dalam mobil secara bersamaan.
"Itu Kakak,"Teriak Dian keras.Anak perempuan itu melompat lompat karena kegirangan.
"Kakak,"Dion berlari kearah Kania.Kania menangkap tubuh Dion dan mendekapnya erat erat.
"Bagaiman kabarmu sayang?"Tanya Kania.
"Baik,Kakak sendiri bagaimana?"Tanya Dion balik.
"Baik,"Kania melepaskan dekapannya.
Dion menarik sang kakak masuk kedalam rumah,Rio mengikuti dari belakang.Bocah gembul itu mulai penasaran dengan sosok pria bertubuh tinggi ramping yang sejak tadi mengikuti Kania.
"Siapa pria itu?"Bisik Dion.
"Dia teman Kakak,"Sahut Kania santai.
"Bukan pacar Kakak kan?"Dion menatap Kania ragu.
"Tentu saja bukan."Kania mencoba meyakinkan.
Renata keluar dari ruang tengah,dia sedikit kaget saat mendekati Kania datang bersama Rio.Sejak awal,Renata tidak pernah berkata jujur pada Farel kalau Kania memiliki dua adik yang masih kecil dan saat ini dititipkan kepadanya.Seperti Kania,Renata juga merasa sedikit takut.
"Kenapa kamu membawa Rio kerumah?"Bisik Renata.
"Tenang saja,dia mau bekerja sama denganku,"sahut Kania santai.
"Kamu yakin?"Renata sedikit ragu.
"Yakin,"Kania meyakinkan Renata lagi.
"Syukurlah kalau begitu."Renata menarik nafas lega.
Tidak seperti Kania,Renata sulit sekali untuk percaya pada orang lain.Dia tidak pernah membagikan hal hal rahasia kepada orang lain kecuali kepada Kania dan Ibunya.
Renata masuk kedapur,beberapa menit kemudian dia keluar sambil membawa nampan berisi satu toples kue dan beberapa gelas minuman dingin.Rio terus menatap Renata tanpa berkedip,dia mengamati wanita berkacamata itu dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki.
Kania melirik kearah Rio,aura seseorang yang sedang jatuh cinta terpampang nyata disana.Jangankan Kania,orang buta saja bisa tau kalau Rio sedang jatuh cinta pada Renata.
Sadar sedang diperhatikan oleh Kania,Rio langsung memalingkan wajahnya kearah lain karena malu.
"Pantas saja Rio bersikap baik padaku,ternyata dia suka pada Renata."Ujar Kania lirih.
Kania tersenyum licik,dia berniat untuk memanfaatkan rasa suka Rio kepada Renata.Kania ingin membuat Rio tunduk pada perintahnya secara perlahan dengan menjadikan Renata sebagai tumbal,tentu saja sahabatnya itu jangan sampai tau.Kalau sampai tau Renata pasti akan marah besar,terlebih wanita berkacamata kuda itu kurang tertarik pada laki laki.
Dian membuka tote bag yang dibawa oleh Kania dan mengeluarkan semua barang yang ada didalamnya.Mata bocah itu berbinar binar seolah baru saja menemukan harta karun.
"Asyik,ada makanan dan mainan kesukaan kita,"Dion menari nari kecil.
"Makasih ya Kak,"Dian dan Dion mencium pipi Kania secara bergantian.
"Renata,aku belum bisa memberimu uang minggu ini.Aku belum gajian,"Kania memasang wajah sedikit murung.
"Tidak apa apa,besok saja kalau kamu sudah gajian,"sahut Renata santai.
"Uang untuk cadangan kamu dan anak anak masih ada kan?"
"Masih kok,kamu tenang saja"Renata mengelus pundak Kania lembut.
"Kalau Nona butuh,saya bisa meminjami dulu,"Rio menawarkan sebuah bantuan.
"Serius?"Kania menatap mata Rio.
"Iya,serius.Nona mau pinjam berapa?"Tanya Rio.
"Tiga juta ada tidak?"Tanya Kania balik.
Rio membuka dompet dan mengeluarkan sejumlah uang dari dalamnya.Kania tak menyangka,Rio bisa memiliki uang sebanyak itu.
"Tiga juta kan?Ini,"Rio mengulurkan uang itu kepada Kania.Kania menerimanya dan mengoper uang itu kepada Renata.
"Terimakasih ya Rio,aku akan segera mengembalikannya jika sudah mendapat uang dari Farel."Ucap Kania.Rio mengangguk dan tersenyum kecil.
--->🌻🌻🌻🌻🌻<----
Harta yang paling berharga didunia ini adalah keluarga,jagalah selalu keharmonisan dan kehangatan keluargamu.
Kemanapun engkau pergi,keluarga adalah sebaik baiknya tempat untuk kembali.Ketika dunia dan seluruh isinya menyakitimu,keluarga akan selalu ada untuk mendukung dan menghiburmu.
Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Eka Djayalangkara
kapan ya mereka bersatu dengan adiknya
2025-03-12
0
Tarmi Widodo
kenapa tuh si Rio???
2023-11-02
0
Nurma sari Sari
benar keluarga adalah segalanya, sekalipun di luaran sana orang membenci dan menghujat tapi keluarga yg lebih tau siapa kita, baik dan buruknya kita, keluarga pasti akan selalu mendukung dan melindungi kita
2023-02-07
0