bab 19

Begitu terasa sakit dan nyeri di ulu hati mendengar ucapan menyakitkan dari seorang pria yang dia sebut sebagai seorang suami.

Sosok pria yang mengambil cinta pertamanya yang tak terbalaskan, yang hanya mendapatkan pandangan sebelah mata.

Sosok pria yang pertama kali membuatnya tertarik kepada lawan jenis, dan juga yang pertama memberi luka hati.

Catherine masih terdiam di tempatnya dengan wajah sedih yang terus menunduk menumpahkan tangisan tertahan yang begitu sakit. Pundak rapuhnya terlihat bergetar dengan seiring tangisan dalam diam yang begitu pilu.

Sementara Jeffin hanya bisa menampilkan wajah puas, karena bisa membunuh rasa kepercayaan istri kecilnya itu dengan kata-kata kasarnya.

Ia masih mendudukkan dirinya di sofa tunggal yang terlihat mewah, sambil memandangi tubuh lunglai istri kecilnya dengan senyum licik.

Ia begitu puas melihat istrinya itu menderita, seperti sekarang ini ia lihat. Wajah menyedihkan istri kecilnya, bagaikan sebuah bongkahan berlian yang mampu membuatnya tertarik. Isakan perih sang istri,. Bagaikan irama melodi yang begitu menenangkan.

Di dalam kamar luas dan mewah itu, Jeffin hanya mendengar isakan lirih Catherine, yang begitu pilu.

Pria dengan wajah rupawan itu, ingin sekali tertawa puas akan ker hasilnya menyudutkan dan menghina istrinya.

Ia pun bangkit dari duduknya dengan angkuh dan menitipkan tatapan cemoohan kepada istrinya yang berdiri di hadapan.

"Cih! Sungguh, hidupmu begitu menyedihkan," sindir Jeffin dengan wajah sinis.

Lalu melanjutkan langkahnya untuk membuka pintu dan keluar dari kamar mewah itu. Ia merasa jengah berada satu udara dengan istri keduanya itu.

Namun saat menggapai handle pintu, langkah kaki dan gerakan tangannya terhenti, saat … mendengar penuturan — Catherine.

"Apa, yang harus aku lakukan agar kamu bisa menerimaku? Aku, hanya ingin menjalankan kewajibanku sebagai seorang istri, memberikan rasa nyaman dan tenang untuk suaminya. Memberikan kebahagiaan dan juga memenuhi segala kebutuhan pun keperluannya. Aku, hanya ingin dianggap, itu saja. Apa, begitu berat menerima semuanya?" Tutur Catherine yang disertai tangisan pilu.

"Please, katakan, bagaimana caranya untuk bisa membuatmu bahagia," sambung gadis itu yang kini membalikkan badannya menghadap kepada sang suami.

"Katakan, apa yang harus aku lakukan," sambungnya kembali dengan tatapan nanar ia berikan kepada Jeffin yang hanya memberikan tatapan tajam.

Jeffin berjalan mendekati istrinya dengan wajah tak bersahabat, ia tak sedikitpun memalingkan pandangan tajam dari istri kecilnya disertai rahang wajah yang mengeras.

Catherine hanya bisa membalas tatapan suami dengan perasaan hancur dan kecewa. Ia tidak takut sedikitpun dengan tatapan intimidasi sang suami. Ia merasa tidak perlu takut, ia sangat yakin suaminya suatu saat bisa menerima dirinya.

Matanya terpejam dan menahan suara pekikan, ketika dengan kasarnya, Jeffin meraih lengannya dan meremasnya kuat. Catherine dapat merasakan kuku jari kokoh Jeffin melukai kulit lengannya yang tidak tertutup oleh lengan dress-nya.

"Kamu, ingin tahu cara membahagiakanku, hm?" Bisik Jeffin tepat di samping wajah merah menahan sakit — Catherine.

Istrinya hanya mengangguk bersamaan air mata lagi-lagi meluruh dengan derasnya bersamaan dengan tekanan tangan Jeffin di lengan mungilnya.

"Apa, kamu yakin bisa melakukannya?" Bisik Jeffin kembali.

"A-aku akan melakukan apapun, asalkan itu tentang mu dan kebahagiaan juga kenyamanan mu," sahut Catherine di tengah menahan rasa sakit di lengannya.

Jeffin tidak menjawab, ia kini terus menatap lekat wajah sembab Catherine, tanpa rasa kasihan sedikitpun, Jeffin menarik kasar lengan istrinya sambil berjalan dengan langkah panjang.

Kembali Catherine hanya bisa meringis kesakitan sambil berjalan tersaruk-saruk di balik punggung kekar Jeffin.

Jeffin kini menarik kasar istrinya itu, menuju sebuah kamar yang tidak jauh dari kamarnya.

Tatapan para pelayan yang ada disana begitu berbinar melihat Catherine diperlakukan kasar oleh tuan muda mereka.

Mereka merasa puas, melihat wajah derita Catherine, yang tampak angkuh tadi pagi dan sok penguasa di kediaman Abraham.

"Cih! Rasakan gadis desa sialan," gumam salah satu pelayan yang begitu membenci sosok — Catherine.

Sepanjang menuju kamar yang mereka tujukan, Jeffin tak sedikitpun melepaskan genggaman tangan besarnya di lengan kecil istri keduanya itu.

Ia bahkan sengaja menekan tangannya, sudah di pastikan akan terdapat luka bekas kukunya di sana dan memar. Bukannya merasa khawatir atau cemas, Jeffin merasa puas.

"Clek"

Terpopuler

Comments

Leng Loy

Leng Loy

Parah banget

2024-07-22

0

Rice Btamban

Rice Btamban

kshn Caht 😭😭😭mn yatim piatu

2022-12-02

0

4U2C

4U2C

isteri pertama jeffin koma kenapa? kasihan cath..gadis tanpa dosa terus disiksa..

2022-11-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!