bab 8

"Akh!" Pekik kesakitan, Catherine kembali terdengar menyedihkan. Saat mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya — Jeffin.

Pria itu, dengan teganya menarik kasar rambut Catherine untuk berdiri, dengan wajah suram, Jeffin mengapit kuat rahang wajah menyedihkan istri kecilnya itu, dengan menggunakan sebelah tangannya, dan tangan yang lain, ia gunakan untuk menarik rambut Catherine di bagian belakang, membuat gadis itu mendongakkan kepalanya dengan raut wajah kesakitan dan juga menyedihkan.

"Lepas!" Pinta Catherine dengan tatapan hibah dan suara serak lirih.

"Akh! Jeffin menyentakkan rambut belakang Catherine kuat, sehingga membuat gadis itu mengeluh teramat sakit di bagian belakang kepadanya.

"Apa, yang kamu katakan? Melepaskan' mu?" Bisik Jeffin dengan terkekeh mengerikan tepat di atas wajah sembab istrinya itu.

"Please. lepaskan, saya," pinta Catherine sekali lagi dengan wajah yang semakin menahan rasa sakit di bagian belakang kepalanya dan juga rahang wajahnya.

"Tidak, semudah itu untuk melepaskan mu, gadis murahan," bisik pria itu tepat, di telinga Catherine dengan suara dingin nan tajam. "Setelah, mengambil posisi istriku yang, malang. Dan — dengan bangganya, kamu menyebut dirimu seorang istri dan berbahagia di atas penderitaan istriku tercinta," bisik Jeffin dengan perkataan sarkas yang lagi-lagi membuat rasa sakit pada diri Catherine.

"T-tapi, saya tidak salah dalam hal ini, tuan. Saya, juga tidak mengetahui kalau anda sudah menikah," pungkas Catherine pelan, yang nada suara tertahan. Menahan rasa sakit pada belakang kepalanya dan juga hatinya.

"Cih! Kamu, pikir aku percaya? Pasti, ini adalah taktik kamu, untuk memperdaya mommy' kan?" Bisik Jeffin dengan intonasi suara penuh penekanan dan sekali lagi menarik kuat rambut Catherine dan mencengkram kedua sisi pipi istrinya.

"Akh!" Catherine hanya bisa menggeleng dengan wajah menahan rasa sakit begitu dalam. Ia juga sangat sulit mengeluarkan suara pekik kesakitan, karena saat ini, Jeffin mencengkram kedua pipinya.

Sakit. Itulah yang kini, Catherine rasakan pada fisik dan batinnya. Malam pertama yang indah yang ada dalam pikirannya, sebagai seorang istri dari pria tampan, kini hanya mendapatkan luka fisik dan batin.

Malam pertama yang ia harapkan indah kini hanya tinggal angan-angan semu, saat Catherine mengetahui tentang kebenaran pahit suaminya, yang sudah memiliki seorang istri yang begitu dicintainya.

"Pergilah, dari sini, murahan!" Sentak Jeffin kasar, sambil mendorong tubuh Catherine ke arah depan. Membuat istri kecilnya itu kembali terjatuh ke lantai.

"Argh!" Pekik kesakitan Catherine diikuti oleh tangisan pilu. Wajahnya pun begitu sangat menyedihkan. Pakaian pengantin ia kenakan kini sudah terlihat kusut. Rambut panjangnya yang di tata rapi kini terlihat berantakan dan make up sempurna yang menghiasi wajahnya kini, terlihat tak terbentuk, oleh air mata dan juga keringat dingin gadis itu yang membanjiri wajahnya.

"DIAM! JANGAN MENGELUARKAN SUARA MENJIJIKAN MU ITU, DISINI. SUARA MU MEMBUAT ISTRIKU KESAKITAN." Bentak Jeffin kasar sambil kembali menyakiti istri kecilnya itu dengan menginjak telapak tangan Catherine.

Catherine hanya bisa menahan rasa sakit pada telapak tangannya sambil menahan isakan tangisan pilu dengan raut wajah merah penuh air mata dan keringat dingin.

"BIBI BEATRICE!" Teriak Jeffin menggelegar, bersamaan turunnya hujan di luar sana.

Sang kepala pelayan yang sejak tadi menyaksikan, Catherine diperlakukan semena-mena oleh tuan mudanya itu, tersenyum penuh cemoohan dan licik.

"Ini, hanya permulaan, gadis kampung," batin wanita berwajah tegas tersebut, memasuki kamar istri pertama Jeffin.

"Bawa, dia keluar dan bersihkan tubuhnya juga lukanya, aku, tidak ingin mommy mengetahui ini," perintah dan peringatan Jeffin dingin, tanpa melihat kepala pelayan itu. Juga mengabaikan Catherine yang terkulai lemas di atas lantai dan sesekali terdengar isakan lirih dari mulut gadis itu dan bergantian, desisan tertahan yang menahan rasa sakit.

Pria bertubuh profesional itu, hanya memandangi sosok istri pertamanya yang terbaring lemah. Dan memandangnya penuh cinta dan kerinduan.

"Bawa, dia segera," sela Jeffin penuh penekanan.

"Baik, tuan muda," jawab bibi Beatrice patuh dengan membungkukkan badannya.

"Ayo!" Ucap wanita itu dengan raut wajah datar dan nada enggan.

Dengan tidak penuh perasaan, wanita berusia sekitaran 45 tahun itu, menarik kasar pergelangan tangan — Catherine. Yang membuat gadis bertubuh mungil itu kembali meringis sakit, saat telapak tangan bekas luka injakan kaki suaminya berdarah.

"Anda, tidak perlu terlihat menyedihkan disini. Karena tidak ada yang akan mengasihani, anda. Yang ada, semua yang ada di sini menyudutkan keberadaan anda yang sudah merebut suami dari wanita lain. Yang — mana wanita itu dalam keadaan koma. Dimana akal sehat, anda saat menginginkan pernikahan ini. Apa, hanya sebatas ini kehormatan yang anda punya?" Bibi Beatrice terus mengeluarkan kata-kata penyakit bagi Catherine, sambil menuntut Catherine ke sebuah kamar yang tidak jauh dari kamar istri pertama Jeffin.

"Masuklah!" Pinta bibi Beatrice dengan ketus.

"Mulai, sekarang ini adalah kamar anda. Dan … jangan terlalu lancang membuka kamar, tuan dan nyonya. Karena, anda hanya dianggap orang luar disini," sarkas bibi Beatrice sinis.

"Akan, ada seorang pelayan yang akan membantu anda, untuk membersihkan tubuh anda dan juga luka anda. Dan … ingat. Jangan sampai kejadian ini, sampai ke telinga nyonya Margaretha. Kalau, sampai itu terjadi, maka saya pastikan, tuan muda akan murka." Terang bibi Beatrice dengan wajah arogan. Dan tidak acuh.

Wanita itu pun meninggalkan Catherine yang kini sudah terduduk di depan pintu kamarnya yang tak semewah, milik istri pertama Jeffin.

Catherine, kembali menangisi nasibnya yang begitu menyedihkan. Memikirkan, hidupnya kedepan. Mengapa dirinya harus menerima kenyataan ini, kalau pada akhirnya ia akan menderita. Kenapa dan kenapa. Begitulah isi hati, Catherine yang hanya ada penyesalan.

Baru sehari menjadi nyonya di kediaman Abraham, ia sudah mendapatkan perlakuan kasar dan tidak di hargai. Di hina, di maki dan cemoohan dipandang rendah oleh suaminya sendiri dan juga para pelayan.

Bagaimana dengan nasibnya kedepan, dapatkah ia bertahan dengan kondisi seperti ini, dimana suaminya yang begitu ia kagumi membenci dirinya dan memandang rendahan.

Rasa sakit pada luka fisik yang diterimanya, tak sebanding dengan rasa sakit akan kebenaran yang ia ketahui dan juga cacian dan makian suaminya yang lebih dominan mengusik perasaannya saat ini.

Catherine, menegakkan punggungnya dan menghapus kasar air matanya, ia lalu bangkit dengan tertatih, sambil menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya.

Ia berjalan tersaruk-saruk ke arah kamar mandi, ia ingin menemui nyonya Margaretha. Ia ingin mengatakan semua perasaan yang kini ia rasakan. Ia ingin melayangkan sebuah kenyataan pahit kepada nyonya Margaretha yang tidak jujur dengan keadaan putranya.

Catherine berdiri di bawah pancuran air shower dengan pakaian pengantin yang masih melekat di tubuhnya. Ia, membiarkan air dingin membersihkan seluruh tubuhnya yang kini tersakiti dan hatinya yang terluka.

Catherine, kembali menangis pilu sembari memukuli dadanya yang terasa begitu sesak saat mengingat segala perlakuan kasar Jeffin.

Gadis malang itu kembali merosot ke lantai, sambil memeluk kedua kakinya yang sudah bergetar kedinginan. Namun… Catherine mengabaikannya dan terus menangis menyedihkan.

Pernikahan macam apa yang sudah ia jalani ini, pernikahan yang penuh rasa sakit dan luka.

Dapatkah, ia bertahan dengan pernikahan penuh luka ini? Atau… haruskah ia menyerah saja? Persetan dengan omongan dan cemoohan orang-orang di desanya. Yang … terpenting, Catherine tidak tersakiti lagi.

Terpopuler

Comments

Leng Loy

Leng Loy

Ga ada yang bener majikan sama pembantu

2024-07-22

0

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

majikan sama pembantu biadab 😀😀

2024-02-08

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kasian sekali Catherine..
mantap visualnya 👍👍

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!