bab 2

Satu Minggu kemudian.

Sebuah mobil mewah mengkilap menyusuri jalanan beraspal dan sempit. Untuk menuju ke sebuah perkebunan anggur.

Di balik mobil mewah itu, lebih tepatnya di bagian kursi penumpang belakang, sosok pria tampan berwajah tegas dengan penuh karismatik duduk dengan elegannya.

Garis wajah tegas, di lengkapi hidung mancung, mata tajam beriris biru terang, rahang wajah tegas yang ditumbuhi rambut-rambut halus di sekitarnya dan juga di atas bibir sempurnanya yang masih berwarna alami.

Garis wajahnya kini tampak terlihat datar dan dingin. Kelopak matanya tidak hentinya menatap tajam ke depan. Di mana dia dapat melihat dari jarak jauh, sebuah villa sederhana.

Seorang pekerja pria paruh baya, berlari membuka pintu gerbang villa tersebut, yang letaknya di tengah-tengah, perkebunan anggur.

Mobil itu pun berjalan pelan, hingga tiba di depan teras villa yang seluruhnya terbuat dari kayu hitam.

Seorang pria berusia 35 tahun, mendekati mobil hitam mewah itu dan segera membuka pintu pria yang masih duduk di kursi belakang dengan aura tegas.

"Selamat datang tuan, muda," sapa pria itu setelah melihat tuan mudanya turun dari mobil. Sambil membungkuk setengah badannya.

Pria dengan tinggi tubuh normal dan pahatan tubuh yang sangat diidamkan oleh banyak kaum wanita itu — terus merajuk langkah elegannya, tanpa memperdulikan sapaan hormat anak buahnya.

Pintu di depan pria bermata tajam bang elak itu terbuka dari dalam. Dan — terlihat seorang wanita paruh baya menyambutnya dengan seutas senyum lembut.

"Selamat, datang kembali, nak." Wanita bertubuh setengah berisi itu menyambut pria yang memiliki iris mata biru, dengan begitu hangat.

"Terimakasih, bibi." Pria dengan setelan rapi itu, mengeluarkan suara beratnya, setelah selama perjalanan hanya terdiam.

Wanita yang di panggil bibi itu, segera melepaskan baju tebal yang dikenakan pria rupawan tersebut dan menggantungnya di gantungan pakaian yang terletak di dekat pintu rumah. Wanita tersebut pun, mengambil sebuah sandal rumah buat tuan mudanya.

"Dimana, mommy?" Tanya pria yang berusia 37 tahun itu dengan pandangan merotasi seisi villa.

"Nyonya, sedang berada di halaman belakang, tuan," jawab wanita itu, dengan terus memperlihatkan senyum hangat.

"Nyonya, bersama …." Wanita setengah baya itu pun tidak melanjutkan ucapannya, setelah, melihat tuan muda itu meneruskan langkahnya ke arah halaman belakang villa.

__________

"Mom!" Seruan suara berat dan penuh aura kharismatik itu, membuat dua wanita beda usia yang sedang bercengkrama terkejut.

Nyonya Margaretha, segera memalingkan wajahnya ke belakang. Setelah itu, ia langsung berdiri. Menyambut putra semata wayangnya.

Sedangkan Catherine, masih menetralisir degupan jantungnya, saat Indar pendengarannya menangkap suara yang langsung membuat jantungnya berdegup kencang.

Catherine, masih berkeming di tempat asalnya, dengan rona wajah gugup, karena akan bertemu dengan calon suaminya.

Gadis pemilik mata hijau itu, masih belum siap melihat wajah calon suaminya. Mendengar suaranya saja, sudah membuatnya gugup, apalagi melihat wajah pria itu.

Catherine terus membeku dan gugup di tempatnya yang, memunggungi nyonya Margaretha dan putranya.

Sehingga suara nyonya Margaretha, tiba-tiba… memanggil dan menginginkan dirinya mendekati ibu dan anak itu.

"Cathy! Kemarilah, nak," panggil nyonya Margaretha, sambil memutar sedikit tubuhnya ke belakang.

Pria yang baru saja bertemu dengan mommy nya itu dan begitu khawatir saat, mendapatkan kabar dari bawahannya, kalau,sang mommy mengalami kecelakaan di desa.

Kebetulan pria dengan wajah tegas dan memiliki tubuh putih kemerahan itu, sedang melakukan perjalanan bisnis di negara lain. Hingga, kemarin baru lah, dirinya. Memiliki kesempatan untuk bisa melihat kondisi sang mommy.

Pria dengan potongan rambut klimis itu, mengikuti arah pandang sang mommy. Ia dapat menangkap, gambaran punggung mungil dengan leher jenjang putih. Rambut diikat tinggi keatas.

Pria dewasa itu, mengernyit heran. Melihat orang asing berada di lingkungan sekitar sang mommy.

"Kemarilah, sayang," sela nyonya Margaretha kembali.

Catherine pun terpaksa bangkit dari duduknya, dengan kondisi tubuh kaku. Ia memutar tubuh mungilnya tanpa mengangkat kepalanya ke atas dan menatap kedepan.

Catherine berjalan pelan dengan kedua jari jarinya saling menggenggam kuat.

Pria yang kini menatap sosok bertubuh mungil di hadapannya dengan kening terlipat dan tatapan tajam. Wajahnya pun datar dan dingin.

Berbanding terbalik dengan yang ada di pikiran, Catherine yang berharap calon suaminya adalah seorang yang sangat lembut dan ramah.

"Jeffin!" Sentak nyonya Margaretha, menyebutkan nama putranya.

"Hm! Gumam pria itu dengan suara beratnya.

"Kenalkan, gadis cantik ini. Namanya, Catherine Zeta Jones. Dia lah' yang menyelamatkan mommy dan merawat mommy selama di rawat di klinik kesehatan di sini," terang nyonya Margaretha, sambil meraih telapak tangan lembab Catherine dan menggenggamnya lembut.

Jeffin masih terdiam. Namun … tatapannya masih melekat kepada sosok mungil di samping sang mommy.

"Cathy!" Sela nyonya Margaretha kepada gadis di sampingnya.

"I-iya, nyonya," jawab Catherine terbata.

Nyonya Margaretha tersenyum, melihat wajah gugup Catherine dan merasakan tubuh gadis itu menegang.

"Kenalkan. Dia putra ku, Jeffin. Jeffin William Abraham." Sebut nyonya Margaretha.

Nyonya Margaretha memberikan lirikan mata kepada putranya untuk mengajak Catherine untuk lebih dulu berkenalan atau berjabat tangan.

"Ehem! Jeffin berdehem berat. Yang lagi-lagi berhasil, membuat tubuh Catherine membeku.

"Jeffin!" Sebut pria itu dengan suara dingin nan tegas. Tidak lupa, pria yang tingginya mencapai tubuh Catherine itu mengulurkan tangannya ke hadapan wajah Catherine yang masih tertunduk malu.

Catherine melihat, telapak tangan kokoh itu, yang begitu terlihat hangat dan menyenangkan. Catherine pun dengan gerakan tangan gemetar dan terbata, mencoba membalas uluran tangan kekar itu. Dengan suara lirih terbata.

"C-catherine," balasnya dengan suara lirih dan tangan nya yang gemetar pun dingin itu, kini berada di genggaman telapak tangan kekar pria di hadapannya.

Jantung Catherine semakin mendegup kencang, saat permukaan kulit telapak tangan dinginnya bertemu dengan telapak tangan kekar pria menjulang di hadapannya.

"Jeffin!" Balas pria berwajah datar itu dengan intonasi suara dingin.

Jeffin buru-buru melepaskan tautan tangan mereka dan diam-diam membersihkan bekas sentuhan tangan Catherine di belakang tubuhnya tanpa sepengetahuan, nyonya Margaretha dan Catherine.

"Angkat pandangan mu, sayang," bisik nyonya Margaretha di dekat telinga Catherine. Saat melihat kepala gadis itu terus menunduk.

Catherine terlihat menggeleng samar. Dan — nyonya Margaretha terkekeh tertahan melihat tingkah dan sikap Catherine yang lugu.

Nyonya Margaretha merasa pilihannya kali ini sangat tepat untuk menjadikan Catherine sebagai istri putranya.

Melihat ketulusan gadis di sampingnya dan juga sifat tangguh juga keluguan gadis ini. Gadis yang hanya mengetahui cara bekerja keras untuk menghidupi kehidupannya dan juga untuk bisa meraih cita-citanya.

Apalagi gadis ini, masih suci dan tidak pernah tersentuh oleh lelaki manapun, juga pikiran gadis di sampingnya masih sangat lah' polos.

"Lihatlah, dan pandangi lah' calon suami kamu, nak," bisik nyonya Margaretha kembali.

"Ayo!" Nyonya Margaretha, sedikit, memaksa Catherine untuk memilih wajah tampan putranya.

Dengan perlahan, Catherine mengangkat kepalanya dan ia pun semakin berdebar. Saat menangkap pemandangan menakjubkan di depannya ini. Sosok pria rupawan yang begitu menggetarkan hatinya.

Tanpa sengaja, manik mata keduanya saling bertemu dan saling memandang dalam waktu sebentar. Setelah, Jeffin membuang pandangannya dengan ekspresi wajah datar.

Sedangkan Catherine, masih menatap Jeffin dengan kekaguman. Tak hentinya ia melihat wajah tampan Jeffin. Meskipun, tidak mendapatkan respon hangat dari pria dewasa itu.

Terpopuler

Comments

Leng Loy

Leng Loy

Pastilah Catherine gugup donk pertemuan pertama dengan Jeffin

2024-07-22

0

viragoo

viragoo

lanjut

2023-12-26

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

moga saja cinta mu tak bertepuk sebelah tangan Catherine

2023-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!