Rheana duduk di kursi taman rumahnya dengan perasaan menggebu. Pernikahan Velia dan Cakra akan segera dilangsungkan besok, dan ia bukan tidak senang. Justru ia memikirkan kakaknya yang sampai sekarang masih belum mau bicara dengannya.
Rheana menatap lurus ke arah bunga-bunga hasil tanaman sang Mama. Bunga yang baru saja mekar pasca terkena hujan beberapa Minggu lalu.
Rheana terhenyak sesaat, ia berpikir bahwa dirinya bisa seperti bunga itu, yang habis terkena badai dan akan kembali mekar, perumpamaan nya seperti itu.
Rheana bangkit dari duduknya, membuka tangannya lebar seraya menghirup udara segar di pagi hari. Sangat menyenangkan.
Rheana terdiam beberapa saat demi menenangkan pikirannya, lalu ia tersenyum dengan lebar.
"Mari lanjutkan hidup di negeri Paman Sam, Rhea." Celetuk Rheana terkikik seorang diri.
Rheana pun berjalan masuk kedalam rumah. Saat diruang tamu, ia berpapasan dengan asisten rumah tangganya yang paling ia sayangi.
"Bibi, aku mau makan salad buah buatan bibi." Ucap Rheana kepada asisten di rumahnya.
"Tumben, Non. Lagi berbunga-bunga nih hatinya?" tebak Bi Sum seraya menaik turunkan alisnya.
Rheana tergelak, asisten rumah tangganya yang satu ini memang sangat peka dan cekatan, terutama paling mengerti dirinya.
"Iya, Bi. Soalnya kan kakak mau nikah, ditambah lagi aku mau lanjut pendidikan." Jawab Rheana seraya merangkul Bi Sum.
Bi Sum tersenyum senang. Setelah beberapa hari lalu sempat melihat nona nya bersedih, hari ini keceriaan Rheana telah kembali, dan Bi Sum berdoa semoga Rheana selalu bahagia.
"Bi, aku tunggu di teras depan ya. Aku mau belajar bahasa Inggris dulu sebelum ke Paman Sam." Canda Rheana membuat Bi Sum tertawa.
"Non mah udah lancar bahasa Inggris, lah Bibi cuma bisa bahasa Jawa." Sahut Bi Sum.
"Alah sih Bibi bisa aja, jadi gemes aku lihatnya." Rheana berujar demikian kemudian pergi ke teras depan..
Rheana punya tujuan sendiri pastinya duduk di depan teras rumahnya. Ia ingin menunggu Velia yang sedang ke salon untuk bicara serius dengan kakaknya.
Kali ini ia akan bertekad untuk memperbaiki hubungan diantara mereka. Lagipula ia juga sudah rela, bahkan memilih untuk melanjutkan hidupnya.
"Ceria lebih enak daripada sedih." Ucap Rheana pelan.
Suara klakson tiba-tiba terdengar. Rheana tersenyum senang karena berpikir bahwa itu adalah mobil kakaknya.
Namun ternyata ia salah. Mobil itu menjadi salah satu mobil familiar untuk Rheana.
"Hai!!" sapa Cakra yang keluar dari mobil.
Rheana tersenyum simpul, ia membalas sapaan Cakra dengan melambaikan tangannya sebentar.
"Rhe, Veli ada?" tanya Cakra seraya berjalan mendekati Rheana.
Rheana menghindar dengan berpura-pura merapikan vas bunga di meja.
"Nggak ada, Kak. Lagi pergi ke salon sama temennya." Jawab Rheana tanpa menatap Cakra.
Cakra terheran, karena biasanya Velia akan pergi bersama Rheana, bahkan Velia pernah cerita bahwa ia lebih senang keluar dengan Rheana daripada teman-temannya.
"Kok tumben nggak minta anterin kamu, Rhe?" tanya Cakra seraya mengambil posisi duduk di kursi teras.
"Oh itu, saya lagi siapin berkas buat pergi ke USA, makanya nggak bisa nganterin." Jawab Rheana berbohong, tidak mungkin ia cerita tentang masalah hubungannya dengan Velia.
Cakra manggut-manggut.
"Jadi kau sungguh akan pergi ke negeri orang?" tanya Cakra dengan anda yang penuh arti.
"Hmm." Rheana hanya membalasnya dengan deheman.
"Apa kau tidak akan rindu dengan keluargamu dan juga calon kakak iparmu ini?" tanya Cakra usil.
Rheana menatap Cakra spontan saat mendengar ucapan pria itu.
"Saya masih ada urusan, anda silahkan masuk dan menunggu kak Veli di dalam." Ucap
Rheana mengalihkan pembicaraan.
"Nggak usah, saya cuma mau titip ini. Nanti tolong kasih Veli ya." Cakra memberikan paper bag kepada Rheana.
Rheana menerimanya, ia tersenyum tipis lalu menundukkan kepalanya sopan.
"Yaudah, saya pergi ya, Rhe." Cakra pun segera pergi dari rumah Rheana dan tidak lupa saling melambaikan tangan sebagai bentuk perpisahan.
Jika dulu mereka melambai bukan untuk berpisah, kini Rheana harus melakukannya demi perpisahan selamanya.
Bukan hanya secara fisik, tetapi Rheana harus memisahkan diri dari rasa kepada Cakra dan pastinya menerima Cakra sebagai kakak iparnya.
"Mencintai itu sakit, tetapi aku sanggup menahannya, asal dia tetap mengizinkannya." ~Rhena Dwika Chandrama
JANGAN LUPA KOMEN POSITIF BIAR AKU SEMANGAT UPDATE-NYA 🖤
BERSAMBUNG.............................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺
semangat rheana...tatap mada depan mu yang sudah menanti...
2022-09-04
0
Sumawita
Bikin velia menyesal tlah merebut Cakra dari adik Nya
2022-09-04
0
Nur Marine Isrin
semangat thor.selalu setia ngguin up up
2022-09-04
0