Rencana Velia

Rheana menatap kakaknya dengan tatapan penuh pertanyaan. Usai beberapa menit yang lalu Velia membuka dan menutup pintunya dengan kasar.

"Kenapa, Kak?" tanya Rheana pelan.

"Bilang ke mama, kita mau pergi, tapi jangan lo kasih tau tempatnya." Jawab Velia tanpa senyuman di wajahnya.

"Tapi, kita mau kemana?" tanya Rheana lagi, ada keraguan di wajah gadis itu saat mendengar permintaan sang kakak.

"Lo mau gue maafin atau nggak, atau lo mau gue bilang ke Cakra kalo lo suka sama dia?" tanya Velia, terdengar seperti ancaman.

Velia melangkah mendekati adiknya. Tangan yang terlipat di dada menambah kesan tersendiri bagi Rheana yang melihatnya.

"Lo pasti sadar kan kalo Cakra sampai tau lo suka sama dia, apa yang akan terjadi?" tanya Velia lagi. Tercetak senyuman evil diwajahnya.

Rheana menarik nafas lalu membuangnya perlahan, ia berusaha untuk tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Oke, Kak. Demi maaf dari kakak, aku akan melakukannya." Sahut Rheana dengan yakin.

"Gue tunggu satu jam lagi di mobil." Ucap Velia membuat Rheana hanya bisa mengangguk

Velia kemudian langsung pergi meninggalkan kamar Rheana tanpa mengucapkan sepatah  kata lagi.

Kini di kamar tersebut tinggal lah Rheana seorang diri. Demi maaf dari Velia dan baiknya hubungan mereka, maka ia rela melakukan apapun, termasuk menuruti permintaan Velia.

Rheana segera mengganti pakaiannya, tidak lupa ia juga merias sedikit wajahnya agar terlihat lebih cantik dan fresh.

Rheana memakai dress cokelat susu dengan panjang selutut lalu pergi, tidak lupa ia juga membawa tas selempang kecil untuk menaruh ponsel dan beberapa peralatan pribadinya.

Rheana bergegas keluar dari kamarnya, hanya tersisa 15 menit waktu yang Velia berikan, ia tidak mau sampai membuat kakaknya itu marah kembali dengan keterlambatan nya.

"Ma!!" panggil Rheana seraya mengetuk pintu kamar sang Mama.

Tidak lama kemudian pintu pun terbuka, terlihat Mama Erina yang baru selesai melaksanakan solat.

"Kenapa, Rhea. Kamu mau kemana, kok rapi banget?" tanya Mama Erina heran.

"Iya, Ma. Aku dan kakak mau pergi sebentar, boleh kan?" tanya Rheana lembut.

"Pergi, tapi kakak kamu besok akan menikah, dan tidak baik jika calon pengantin pergi." Ujar Mama Erina memberitahu.

"Hanya sebentar, Ma. Sebagai bentuk pe perpisahan sebelum kakak nikah besok." Jelas Rheana mencoba merayu.

Mama Erina menghela nafas. "Emangnya kamu mau pergi kemana?" tanya Mama Erina.

Rheana menggeleng. "Ada pokoknya, Ma. Hanya sebentar, aku janji." Jawab Rheana tanpa menyebutkan kemana mereka akan pergi.

"Aku pergi, Ma. Assalamualaikum," Rheana mencium punggung tangan ibunya lalu segera pergi meninggalkan rumah.

Saat sampai di lantai bawah, Rheana berpapasan dengan Ryan yang baru saja kembali dari sekolahnya.

"Cantik banget, Kak. Mau kemana?" tanya Ryan basa-basi.

"Jalan-jalan dong." Jawab Rheana dengan riang.

"Bahagia banget lo, Kak. Ikut dong gue!" pinta Ryan dengan tidak kalah semangat.

"Enak aja, nggak boleh! Sana masuk, ini urusan orang dewasa." Tolak Rheana kemudian segera keluar dari rumahnya.

Rheana masuk ke dalam mobil dimana sudah ada Velia yang duduk di kursi kemudi. Ia duduk di sebelah Velia yang hanya diam tanpa menoleh kepadanya.

"Aku sudah bilang sama Mama, katanya kita tidak boleh pergi terlalu lama." Ucap Rheana memberitahu.

"Tapi kita akan menginap sampai besok." Sahut Velia seraya menjalankan mobilnya.

"Kak, kau besok menikah dan bagaimana mungkin kita akan menginap di luar?" tanya Rheana mengingatkan.

Velia menoleh sesaat kepada Rheana, dan secara tiba-tiba gadis itu terkekeh.

"Kenapa?" tanya Velia.

"Kenapa lo memikirkan itu, bukankah seharusnya lo senang kalo gue nggak jadi nikah." Lanjut Velia.

Rheana terdiam lagi, ia menggenggam tangan nya sendiri untuk memberi semangat dan kesabaran untuk dirinya.

"Kak, kita sudah membahas ini." Ucap Rheana mengingatkan.

"Oh ya, maaf. Gue lupa," balas Velia.

Suasana mobil pun hening, baik Rheana ataupun Velia tidak ada yang bicara.

"Kemarikan ponsel mu." Pinta Velia mengulurkan tangan nya.

"Untuk apa?" tanya Rheana.

"Kemarikan saja, aku tidak akan membaca pesanmu dan Cakra." Jawab Velia aneh.

Tidak mau membuat perdebatan, Rheana pun memberikan ponselnya kepada Velia.

Bisa ia lihat dengan jelas Velia menonaktifkan ponselnya, dan juga ponsel milik Velia sendiri.

"Tidak ada yang akan bisa mengganggu kita, gue mau lo nurutin semua permintaan gue hari ini." Ucap Velia dengan nada bicara yang terdengar seperti ancaman.

"Iya." Balas Rheana nurut.

Velia tersenyum simpul, ia senang karena bisa dengan mudah membuat adiknya ketakutan. Semua rencananya sejauh ini berjalan lancar.

BERSAMBUNG........................

Terpopuler

Comments

Juan Sastra

Juan Sastra

kasiahan banget velia,, sakit jiwa tu anak

2024-05-24

0

Reny Razka

Reny Razka

gila velia

2024-05-11

0

sherly

sherly

sakit jiwa nih si velia

2023-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu lagi
3 Bertukar nomor
4 Pesan tak terbalas
5 Ungkapan hati Cakra
6 Kenyataan pahit
7 Tangisan Rheana
8 Perubahan sikap
9 Jauhi dia!!
10 Ketidakpercayaan Velia
11 Menghibur diri
12 Sandiwara?
13 Pertemuan dua keluarga
14 Iri dengki
15 Obsesi Velia
16 Sakitnya perpisahan
17 Rencana Velia
18 Rencana Velia 2
19 Langkah Velia
20 Tuduhan besar
21 Pembelaan atau harapan?
22 Keputusan mengejutkan
23 Sahhhh
24 Tamparan pertama
25 Mengambil paksa
26 Selalu siksaan
27 Pemakaman Velia
28 Tidak akan diterima
29 Meminta keadilan
30 Hanya pemuas
31 Imbalan??
32 Menjadi pelayan?
33 Keputusan Rheana
34 Kepercayaan dan semangat Ryan
35 Dukungan penuh
36 Mencicipi masakan
37 Rutinitas yang menyiksa
38 Ada apa dengan Cakra?
39 Alasan Cakra
40 Kecupan hangat
41 Makan siang bersama
42 Pelukan di dapur
43 Sebuah rencana
44 Tipuan manis
45 Apa kau mencintaiku?
46 Cakra cemburu?
47 Hukuman
48 Pelaku dibalik rencana
49 Rindu keluarga
50 Rhea, aku mencintaimu
51 Kepercayaan Rheana
52 Mengenalinya
53 Kemana selama ini?
54 Mengingat kembali
55 Menyadari kesalahan
56 Rheana hancur
57 Terjatuh
58 Rheana keguguran
59 Velia menemui Rheana
60 Rheana pergi
61 Meninggalkan kenangannya
62 Merindukanmu
63 Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64 Aku melepasmu, Kak
65 Ingin sesuatu
66 Bertemu teman lama
67 Tekad mencari
68 Mencari seorang wanita
69 Menemukanmu
70 Kakak yang dirindukan
71 Pengaruh Rheana
72 Rheana kembali
73 Dia anakku!
74 Kata-kata pedas Rheana
75 Persyaratan dari Cakra
76 Pelukan yang kembali
77 Pagi yang indah
78 Ciuman di teras
79 Bibir semanis cherry
80 Kasih sayang Cakra
81 Cakra sakit
82 Aku juga mau
83 Obat paling enak
84 Periksa kandungan
85 Telepon menggemaskan
86 Ingin cepat nikah
87 Candaan di pagi hari
88 Mas Cakra
89 Nyaris tertabrak
90 Persiapan calon pengantin
91 Ryan patah hati
92 Hari pertunangan
93 Hari bahagia tapi sial
94 Peluk cium lebih
95 Villa nya berhantu tidak?
96 Biasa diselingkuhi
97 Berbagi pengalaman
98 Penderitaan Abel
99 Kepikiran Abel
100 Hari pernikahan
101 Malamnya pasutri baru
102 Pertolongan Ryan
103 Baby Peachyyy??
104 Ancaman Rizi
105 Pelukan nyaman dan aman
106 Interaksi baby Peachyyy
107 Menjenguk mama Abel
108 Mengenalkan Abel
109 Kok jadi pasrah??
110 Pengorbanan Ryan
111 Tatapan tajam dan menusuk
112 Menolak keras
113 Kabar duka
114 Pelaku kejahatan
115 Memberitahu Abel
116 Keadilan!!
117 Ingatan tentang permintaan
118 Syndrome couvade
119 Ada apa dengan Cakra?
120 Apapun untuk Rheana
121 Baby boy or girl?
122 Mikayla Zahra Dharmawan
123 Sikap manis di pagi hari
124 Surat perpisahan?
125 Pasangan manis-manis
126 Mau adu bibir, Sayang
127 Rencana Cakra
128 Tugas Abel
129 Menuju puncak keberhasilan
130 Rheana cantik, hanya milikku
131 Malam pertama?
132 Pagi indah untuk si cantik
133 Hadiah dari Cakra
134 Ketakutan Fikri
135 Mau susu kamu
136 Ayla, tolongin mama!!
137 Velia masuk rumah sakit
138 Kesadaran Velia
139 Gara-gara merokok
140 Waktu yang berlalu cepat
141 Tukar cincin
142 Keluarga kecil Cakra
143 Pengganggu
144 Pantai yang indah
145 Bakar-bakar atau ciuman?
146 Siap hamil lagi
147 Lewat mana?
148 Hari kelulusan
149 Cium aku
150 Bukan sakti, tapi ....
151 Hari Ryan dan Abel
152 First night
153 Ngidamnya papa Ca
154 Pagi penuh haru (End)
155 Ekstra part (Next)
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu lagi
3
Bertukar nomor
4
Pesan tak terbalas
5
Ungkapan hati Cakra
6
Kenyataan pahit
7
Tangisan Rheana
8
Perubahan sikap
9
Jauhi dia!!
10
Ketidakpercayaan Velia
11
Menghibur diri
12
Sandiwara?
13
Pertemuan dua keluarga
14
Iri dengki
15
Obsesi Velia
16
Sakitnya perpisahan
17
Rencana Velia
18
Rencana Velia 2
19
Langkah Velia
20
Tuduhan besar
21
Pembelaan atau harapan?
22
Keputusan mengejutkan
23
Sahhhh
24
Tamparan pertama
25
Mengambil paksa
26
Selalu siksaan
27
Pemakaman Velia
28
Tidak akan diterima
29
Meminta keadilan
30
Hanya pemuas
31
Imbalan??
32
Menjadi pelayan?
33
Keputusan Rheana
34
Kepercayaan dan semangat Ryan
35
Dukungan penuh
36
Mencicipi masakan
37
Rutinitas yang menyiksa
38
Ada apa dengan Cakra?
39
Alasan Cakra
40
Kecupan hangat
41
Makan siang bersama
42
Pelukan di dapur
43
Sebuah rencana
44
Tipuan manis
45
Apa kau mencintaiku?
46
Cakra cemburu?
47
Hukuman
48
Pelaku dibalik rencana
49
Rindu keluarga
50
Rhea, aku mencintaimu
51
Kepercayaan Rheana
52
Mengenalinya
53
Kemana selama ini?
54
Mengingat kembali
55
Menyadari kesalahan
56
Rheana hancur
57
Terjatuh
58
Rheana keguguran
59
Velia menemui Rheana
60
Rheana pergi
61
Meninggalkan kenangannya
62
Merindukanmu
63
Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64
Aku melepasmu, Kak
65
Ingin sesuatu
66
Bertemu teman lama
67
Tekad mencari
68
Mencari seorang wanita
69
Menemukanmu
70
Kakak yang dirindukan
71
Pengaruh Rheana
72
Rheana kembali
73
Dia anakku!
74
Kata-kata pedas Rheana
75
Persyaratan dari Cakra
76
Pelukan yang kembali
77
Pagi yang indah
78
Ciuman di teras
79
Bibir semanis cherry
80
Kasih sayang Cakra
81
Cakra sakit
82
Aku juga mau
83
Obat paling enak
84
Periksa kandungan
85
Telepon menggemaskan
86
Ingin cepat nikah
87
Candaan di pagi hari
88
Mas Cakra
89
Nyaris tertabrak
90
Persiapan calon pengantin
91
Ryan patah hati
92
Hari pertunangan
93
Hari bahagia tapi sial
94
Peluk cium lebih
95
Villa nya berhantu tidak?
96
Biasa diselingkuhi
97
Berbagi pengalaman
98
Penderitaan Abel
99
Kepikiran Abel
100
Hari pernikahan
101
Malamnya pasutri baru
102
Pertolongan Ryan
103
Baby Peachyyy??
104
Ancaman Rizi
105
Pelukan nyaman dan aman
106
Interaksi baby Peachyyy
107
Menjenguk mama Abel
108
Mengenalkan Abel
109
Kok jadi pasrah??
110
Pengorbanan Ryan
111
Tatapan tajam dan menusuk
112
Menolak keras
113
Kabar duka
114
Pelaku kejahatan
115
Memberitahu Abel
116
Keadilan!!
117
Ingatan tentang permintaan
118
Syndrome couvade
119
Ada apa dengan Cakra?
120
Apapun untuk Rheana
121
Baby boy or girl?
122
Mikayla Zahra Dharmawan
123
Sikap manis di pagi hari
124
Surat perpisahan?
125
Pasangan manis-manis
126
Mau adu bibir, Sayang
127
Rencana Cakra
128
Tugas Abel
129
Menuju puncak keberhasilan
130
Rheana cantik, hanya milikku
131
Malam pertama?
132
Pagi indah untuk si cantik
133
Hadiah dari Cakra
134
Ketakutan Fikri
135
Mau susu kamu
136
Ayla, tolongin mama!!
137
Velia masuk rumah sakit
138
Kesadaran Velia
139
Gara-gara merokok
140
Waktu yang berlalu cepat
141
Tukar cincin
142
Keluarga kecil Cakra
143
Pengganggu
144
Pantai yang indah
145
Bakar-bakar atau ciuman?
146
Siap hamil lagi
147
Lewat mana?
148
Hari kelulusan
149
Cium aku
150
Bukan sakti, tapi ....
151
Hari Ryan dan Abel
152
First night
153
Ngidamnya papa Ca
154
Pagi penuh haru (End)
155
Ekstra part (Next)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!