Perubahan sikap

Rheana yang patah hati tentu saja membuat sedikit perubahan dalam dirinya. Belakangan ini gadis itu sering berdiam diri di kamarnya, bahkan makan malam pun minta asisten rumah tangga yang membawakan nya.

Perubahan sikap Rheana tentu saja menjadi pertanyaan seluruh keluarganya, mereka heran dengan sikap Rheana yang pecicilan seakan hilang dalam diri gadis itu.

Ryan, terutama adik Rheana yang merasakan itu. Remaja belasan tahun itu tentu saja merasa heran akan sikap kakaknya belakangan ini.

"Ma, apa kak Rhea masih marah sama aku soal hari itu?" tanya Ryan sedih.

Mama Erina menatap putranya lalu tersenyum, ia menggenggam tangan putranya.

"Nggak kok, Ryan. Mama kenal Rhea, kakak kamu itu nggak akan bisa marah lama, apalagi sama keluarganya." Jawab Mama Erina, berusaha menghibur anaknya.

"Benar itu, Ryan. Mungkin saja kakak kamu itu kelelahan mengurus skripsinya, makanya ia lebih banyak dikamar." Timpal Papa Rama.

Saat mereka sedang makan malam bersama, tiba-tiba saja Velia pulang setelah menghadiri acara kantor di luar.

Velia sengaja menggantikan sang papa datang ke pertemuan, sebab dalam pertemuan tadi, ada Cakra juga.

"Malam, Ma, Pa." Sapa Velia lalu mencium pipi kedua orang tuanya.

"Malam, Sayang. Bagaimana pertemuannya?" tanya Papa Rama.

Velia menarik kursi lalu duduk, ia meletakkan tas kerjanya di meja makan.

"Lancar, Pa." Jawab Velia seraya menuang segelas air untuk ia minum.

Satu gelas air putih telah habis di minumnya, dan Velia tersadar saat tidak melihat adiknya disana.

Velia memang tahu bahwa beberapa hari ini Rheana sering di kamar, namun ia tidak tahu jika makan malam saja sampai di kamar juga.

"Rhea masih betah dikamar, Ma?" tanya Velia.

Mama Erina mengangguk. "Iya, Kak. Kayanya dia lagi ada masalah, nanti kamu coba temui dia ya." Jawab Mama Erina.

Velia tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Ia beranjak dari duduknya untuk mandi dan bersih-bersih, sebelum menemui adiknya.

"Kak, titip salam sama kak Rhea ya. Bilangin, aku minta maaf." Ucap Ryan pada sang kakak.

Velia membalasnya dengan senyuman, lalu benar-benar pergi ke kamarnya.

Velia hendak ke kamarnya langsung, namun saat ia melewati kamar Rheana, ia tanpa sengaja mendengar suara isak tangis dari kamar adiknya.

Velia penasaran, hal apa yang membuat Rheana sampai menangis. Dan memang benar, Velia melihat adiknya sedang menangis melalui celah pintu kamar yang tidak tertutup rapat.

"Hiks … kak Cakra, walaupun kau tidak mencintaiku, tapi aku sangat mencintaimu." Ucap Rheana sambil menangis.

Detik itu juga, Velia yang mendengarnya tentu terkejut dengan kenyataan yang ia dengar, bahwa adiknya mencintai Cakra, kekasihnya.

Velia tidak mendengarkan lagi ucapan adiknya, gadis itu langsung berlari masuk ke kamarnya dengan jantung yang berdetak kencang.

"Nggak, nggak mungkin Rheana suka juga sama Cakra, mereka kan hanya berteman." Gumam Velia.

Velia bukan hanya terkejut, namun juga merasa bersalah karena baru mengetahui bahwa adiknya itu mencintai Cakra.

Velia memang merasa bersalah, namun cintanya kepada Cakra juga besar, sehingga sampai kapanpun ia tidak akan pernah merelakan Cakra untuk adiknya.

"Maafin aku, Rhe. Tapi aku juga mencintai Cakra, dia kekasihku." Lirih Velia sedih.

Entah mengapa mereka harus mencintai pria yang sama dari sekian banyaknya pria di dunia ini.

"Aku nggak akan pernah melepaskan Cakra untuk siapapun, kamu bisa cari pria lain, Rhe." Batin Velia seraya memegangi dadanya.

Sementara itu, Rheana yang masih menangis sebenarnya tahu jika hari kakaknya sempat menguping.

Hal itu tentu saja membuatnya takut, ia takut Velia akan salah paham setelah mendengar suara ucapannya, padahal sejujurnya ia sudah berniat untuk melupakan Cakra.

"Semoga kamu tidak salah paham, Kak." Lirih Rheana seraya menjatuhkan kepalanya di bantal.

***

Rheana sudah bertekad untuk melupakan Cakra dan mengikhlaskan pria itu untuk kakaknya. Ia akan memulai kehidupan yang baru, sebagai Rheana yang sibuk dengan skripsi sehingga tidak akan memiliki waktu untuk memikirkan soal percintaannya yang kandas sebelum dimulai.

Rheana sudah rapi dan siap pergi ke pantai bawah untuk sarapan. Hari ini memang tidak ada jadwal ke kampus, sehingga ia akan memanfaatkan waktu untuk melakukan revisi.

Tanpa bantuan Cakra. Mulai sekarang Rheana harus melakukannya sendiri.

Saat Rheana sampai di meja makan, ia melihat kedua orang tua, kakak dan adiknya sudah duduk dan menunggu untuk sarapan.

Kedatangan Rheana membuat Velia langsung menatapnya tajam.

"Morning, All." Sapa Rheana riang.

"Akhirnya keluar kamar juga kamu, Rhe." Ucap Mama Erina geleng-geleng kepala.

"Iya, Rhea. Ryan sedih karena mengira kamu marah padanya," ucap Papa Rama ikut menyahut.

Rheana menatap adiknya yang pura-pura sibuk menggeser dan menscroll ponselnya, padahal tidak ada satupun yang menghubungi pria itu.

"Heh, lo kira gue marah?" tanya Rheana geleng-geleng kepala.

"Ya maaf, Kak. Gue pikir lo marah, makanya nggak ngajak gue." Ucap Ryan menyahut.

Rheana manggut-manggut.

"Gue nggak bakal marah, apalagi sama lo." Ucap Rheana jujur.

Rheana sangat menyayangi adik dan juga kakaknya, bahkan saking menyayanginya, ia rela melepaskan cinta pertamanya kepada sang kakak.

Sementara Velia masih sesekali melirik asiknya.

"Rhea." Panggil Velia membuat gadis itu menoleh.

"Iya, kenapa?" Sahut Rheana baik.

Velia menggeleng, ia menatap adiknya dengan penuh rasa curiga. Tidak mungkin Rheana melupakan begitu saja cintanya, apalagi cinta pertama.

"Rhea pasti sedang memainkan drama." Batin Velia tersenyum miris.

Terpopuler

Comments

ratna

ratna

idih apaan tu felia!!! baru hx kekasih!!! bukan tunangan apalgi suami!!! dah mulai nanam benih2 kebencian!!!!

2023-02-21

0

🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺

🌺aNNa baiTi khaRomaH🌺

velia sebagai kakak knp pemikirannya begitu???? g dewasa bngt, jangan sampai muncul ide² buruk di benak velia..rheana udah ikhlas kok...

2022-08-20

1

Sri Ayudesrisya46

Sri Ayudesrisya46

kok velia gitu sih cara berfikirnya? seharusnya sebagai saudara kenal banget masing2 karakter dan sifat saudara nya. seharusnya ga berfikir negatif kepada saudara nya sendiri.
itulah rasa cinta buta mengalahkan rasa cinta persaudaraan

2022-08-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu lagi
3 Bertukar nomor
4 Pesan tak terbalas
5 Ungkapan hati Cakra
6 Kenyataan pahit
7 Tangisan Rheana
8 Perubahan sikap
9 Jauhi dia!!
10 Ketidakpercayaan Velia
11 Menghibur diri
12 Sandiwara?
13 Pertemuan dua keluarga
14 Iri dengki
15 Obsesi Velia
16 Sakitnya perpisahan
17 Rencana Velia
18 Rencana Velia 2
19 Langkah Velia
20 Tuduhan besar
21 Pembelaan atau harapan?
22 Keputusan mengejutkan
23 Sahhhh
24 Tamparan pertama
25 Mengambil paksa
26 Selalu siksaan
27 Pemakaman Velia
28 Tidak akan diterima
29 Meminta keadilan
30 Hanya pemuas
31 Imbalan??
32 Menjadi pelayan?
33 Keputusan Rheana
34 Kepercayaan dan semangat Ryan
35 Dukungan penuh
36 Mencicipi masakan
37 Rutinitas yang menyiksa
38 Ada apa dengan Cakra?
39 Alasan Cakra
40 Kecupan hangat
41 Makan siang bersama
42 Pelukan di dapur
43 Sebuah rencana
44 Tipuan manis
45 Apa kau mencintaiku?
46 Cakra cemburu?
47 Hukuman
48 Pelaku dibalik rencana
49 Rindu keluarga
50 Rhea, aku mencintaimu
51 Kepercayaan Rheana
52 Mengenalinya
53 Kemana selama ini?
54 Mengingat kembali
55 Menyadari kesalahan
56 Rheana hancur
57 Terjatuh
58 Rheana keguguran
59 Velia menemui Rheana
60 Rheana pergi
61 Meninggalkan kenangannya
62 Merindukanmu
63 Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64 Aku melepasmu, Kak
65 Ingin sesuatu
66 Bertemu teman lama
67 Tekad mencari
68 Mencari seorang wanita
69 Menemukanmu
70 Kakak yang dirindukan
71 Pengaruh Rheana
72 Rheana kembali
73 Dia anakku!
74 Kata-kata pedas Rheana
75 Persyaratan dari Cakra
76 Pelukan yang kembali
77 Pagi yang indah
78 Ciuman di teras
79 Bibir semanis cherry
80 Kasih sayang Cakra
81 Cakra sakit
82 Aku juga mau
83 Obat paling enak
84 Periksa kandungan
85 Telepon menggemaskan
86 Ingin cepat nikah
87 Candaan di pagi hari
88 Mas Cakra
89 Nyaris tertabrak
90 Persiapan calon pengantin
91 Ryan patah hati
92 Hari pertunangan
93 Hari bahagia tapi sial
94 Peluk cium lebih
95 Villa nya berhantu tidak?
96 Biasa diselingkuhi
97 Berbagi pengalaman
98 Penderitaan Abel
99 Kepikiran Abel
100 Hari pernikahan
101 Malamnya pasutri baru
102 Pertolongan Ryan
103 Baby Peachyyy??
104 Ancaman Rizi
105 Pelukan nyaman dan aman
106 Interaksi baby Peachyyy
107 Menjenguk mama Abel
108 Mengenalkan Abel
109 Kok jadi pasrah??
110 Pengorbanan Ryan
111 Tatapan tajam dan menusuk
112 Menolak keras
113 Kabar duka
114 Pelaku kejahatan
115 Memberitahu Abel
116 Keadilan!!
117 Ingatan tentang permintaan
118 Syndrome couvade
119 Ada apa dengan Cakra?
120 Apapun untuk Rheana
121 Baby boy or girl?
122 Mikayla Zahra Dharmawan
123 Sikap manis di pagi hari
124 Surat perpisahan?
125 Pasangan manis-manis
126 Mau adu bibir, Sayang
127 Rencana Cakra
128 Tugas Abel
129 Menuju puncak keberhasilan
130 Rheana cantik, hanya milikku
131 Malam pertama?
132 Pagi indah untuk si cantik
133 Hadiah dari Cakra
134 Ketakutan Fikri
135 Mau susu kamu
136 Ayla, tolongin mama!!
137 Velia masuk rumah sakit
138 Kesadaran Velia
139 Gara-gara merokok
140 Waktu yang berlalu cepat
141 Tukar cincin
142 Keluarga kecil Cakra
143 Pengganggu
144 Pantai yang indah
145 Bakar-bakar atau ciuman?
146 Siap hamil lagi
147 Lewat mana?
148 Hari kelulusan
149 Cium aku
150 Bukan sakti, tapi ....
151 Hari Ryan dan Abel
152 First night
153 Ngidamnya papa Ca
154 Pagi penuh haru (End)
155 Ekstra part (Next)
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu lagi
3
Bertukar nomor
4
Pesan tak terbalas
5
Ungkapan hati Cakra
6
Kenyataan pahit
7
Tangisan Rheana
8
Perubahan sikap
9
Jauhi dia!!
10
Ketidakpercayaan Velia
11
Menghibur diri
12
Sandiwara?
13
Pertemuan dua keluarga
14
Iri dengki
15
Obsesi Velia
16
Sakitnya perpisahan
17
Rencana Velia
18
Rencana Velia 2
19
Langkah Velia
20
Tuduhan besar
21
Pembelaan atau harapan?
22
Keputusan mengejutkan
23
Sahhhh
24
Tamparan pertama
25
Mengambil paksa
26
Selalu siksaan
27
Pemakaman Velia
28
Tidak akan diterima
29
Meminta keadilan
30
Hanya pemuas
31
Imbalan??
32
Menjadi pelayan?
33
Keputusan Rheana
34
Kepercayaan dan semangat Ryan
35
Dukungan penuh
36
Mencicipi masakan
37
Rutinitas yang menyiksa
38
Ada apa dengan Cakra?
39
Alasan Cakra
40
Kecupan hangat
41
Makan siang bersama
42
Pelukan di dapur
43
Sebuah rencana
44
Tipuan manis
45
Apa kau mencintaiku?
46
Cakra cemburu?
47
Hukuman
48
Pelaku dibalik rencana
49
Rindu keluarga
50
Rhea, aku mencintaimu
51
Kepercayaan Rheana
52
Mengenalinya
53
Kemana selama ini?
54
Mengingat kembali
55
Menyadari kesalahan
56
Rheana hancur
57
Terjatuh
58
Rheana keguguran
59
Velia menemui Rheana
60
Rheana pergi
61
Meninggalkan kenangannya
62
Merindukanmu
63
Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64
Aku melepasmu, Kak
65
Ingin sesuatu
66
Bertemu teman lama
67
Tekad mencari
68
Mencari seorang wanita
69
Menemukanmu
70
Kakak yang dirindukan
71
Pengaruh Rheana
72
Rheana kembali
73
Dia anakku!
74
Kata-kata pedas Rheana
75
Persyaratan dari Cakra
76
Pelukan yang kembali
77
Pagi yang indah
78
Ciuman di teras
79
Bibir semanis cherry
80
Kasih sayang Cakra
81
Cakra sakit
82
Aku juga mau
83
Obat paling enak
84
Periksa kandungan
85
Telepon menggemaskan
86
Ingin cepat nikah
87
Candaan di pagi hari
88
Mas Cakra
89
Nyaris tertabrak
90
Persiapan calon pengantin
91
Ryan patah hati
92
Hari pertunangan
93
Hari bahagia tapi sial
94
Peluk cium lebih
95
Villa nya berhantu tidak?
96
Biasa diselingkuhi
97
Berbagi pengalaman
98
Penderitaan Abel
99
Kepikiran Abel
100
Hari pernikahan
101
Malamnya pasutri baru
102
Pertolongan Ryan
103
Baby Peachyyy??
104
Ancaman Rizi
105
Pelukan nyaman dan aman
106
Interaksi baby Peachyyy
107
Menjenguk mama Abel
108
Mengenalkan Abel
109
Kok jadi pasrah??
110
Pengorbanan Ryan
111
Tatapan tajam dan menusuk
112
Menolak keras
113
Kabar duka
114
Pelaku kejahatan
115
Memberitahu Abel
116
Keadilan!!
117
Ingatan tentang permintaan
118
Syndrome couvade
119
Ada apa dengan Cakra?
120
Apapun untuk Rheana
121
Baby boy or girl?
122
Mikayla Zahra Dharmawan
123
Sikap manis di pagi hari
124
Surat perpisahan?
125
Pasangan manis-manis
126
Mau adu bibir, Sayang
127
Rencana Cakra
128
Tugas Abel
129
Menuju puncak keberhasilan
130
Rheana cantik, hanya milikku
131
Malam pertama?
132
Pagi indah untuk si cantik
133
Hadiah dari Cakra
134
Ketakutan Fikri
135
Mau susu kamu
136
Ayla, tolongin mama!!
137
Velia masuk rumah sakit
138
Kesadaran Velia
139
Gara-gara merokok
140
Waktu yang berlalu cepat
141
Tukar cincin
142
Keluarga kecil Cakra
143
Pengganggu
144
Pantai yang indah
145
Bakar-bakar atau ciuman?
146
Siap hamil lagi
147
Lewat mana?
148
Hari kelulusan
149
Cium aku
150
Bukan sakti, tapi ....
151
Hari Ryan dan Abel
152
First night
153
Ngidamnya papa Ca
154
Pagi penuh haru (End)
155
Ekstra part (Next)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!