Bertemu lagi

Tampak seorang gadis tengah  menyemprot parfum di beberapa titik tubuhnya, lalu tidak lupa berkaca diri sebelum bergegas pergi ke kampus.

Hari ini Rheana sedikit santai untuk datang ke kampus, namun alasan ia bangun pagi-pagi sekali adalah ia harus ke mall untuk mencari buku referensi dan melakukan riset mendalam tentang judul skripsi yang ia ambil.

Rheana melangkah menuju meja makan. Ia yang biasanya selalu terlambat datang untuk sarapan, hari ini justru ia yang paling awal datang.

“Eeeee … Nona cantik sudah bangun, tumben nih datang awal ke meja makan.” Ucap Bi Jumi, asisten rumah tangga yang cukup akrab dengan Rheana.

Rheana tertawa mendengarnya. Ia mengacungkan ibu jarinya disertai dengan cengiran manis di wajahnya.

“Biasa, Bi. Putri tidur aku lagi cuti, makanya hari ini aku bangun pagi. Hahaha!” sahut Rheana dengan asik.

Asisten rumah tangga itu hanya geleng-geleng kepala dengan tingkah nona mudanya. Nona mudanya yang satu ini sangat ramah, bahkan receh jika dengan pekerja di rumah. Berbeda dengan Velia, gadis itu bersikap lembut, dan tegas. Jarang sekali Velia mau berbaur dengan para pekerja seperti Rheana.

Sementara dengan Ryan, ia mengikuti jejak Rheana yang suka berbaur dan bersenda gurau dengan art disana.

Kursi meja makan yang awalnya kosong, kini mulai terisi oleh seluruh keluarga Chandrama. Tidak ada yang bicara saat makan, kecuali Ryan.

“Kak, tumben banget lo bangun pagi?” bisik Ryan meledek.

Rheana berdecak, ia mengangkat tangannya denga ancang-ancang memukul, namun tidak benar-benar ia lakukan. Mana berani Rheana melakukan itu kepada anak laki-laki bungsu yang sangat dimanja mama dan papa.

“Berisik lo.” Sahut Rheana ketus.

“Rhe, Ryan. Makan dengan benar!” tegur Mama Erina, menatap kedua anaknya bergantian,

Rheana dan Ryan langsung kikuk, mereka lanjut makan dengan tenang karena takut dengan tatapan mama Erina yang hangat, namun mengandung banyak ancaman.

“Bagaimana dengan belajar Ryan semalam, Ma?” tanya Velia seraya melahap sarapannya.

“Lumayan, Kak. Ya walaupun masih kaya anak tk yang belajar saja harus di dikte dulu orang tua dulu,” jawab Mama Erina.

Rheana tertawa meledek, ia memukul pelan adiknya yang tampak tertunduk malu dengan ucapan sang mama barusan.

“Jangan meledek Ryan, Rhe. Dulu kamu juga sama bandelnya dengan Ryan, bahkan kami sampai pernah dipanggil ke sekolah karena kamu bertengkar.” Timpal Papa Rama yang balik meledek putrinya.

“Aaaa … Papa membuka kartuku, aku kan sedang meledek dia.” Rengek Rheana membuat semuanya tertawa.

Rheana menekuk wajahnya, ia melirik jam tangan yang melingkar cantik di pergelangan tangan. Rheana bangkit, ia meraih tas nya kemudian mencium punggung tangan papa dan mamanya bergantian.

“Dih, lo ngambek Kak?” tanya Ryan masih asik mengganggu kakaknya.

“Ryan, kakak kamu mau berangkat ke kampus. Sudahlah, jangan mengganggunya.” Tegus Velia tegas.

“Iya, Kak.” Balas Ryan nurut dan langsung diam.

“Emang reseh dia tuh.” Timpal Rheana kemudian menyalami tangan Velia dan Ryan bergantian.

Rheana pun bergegas untuk pergi ke mall. Karena tidak terlalu buru-buru, alhasil Rheana minta diantar oleh sopir pribadi keluarganya. Ingin Rheana naik ojol saja, namun saat tahu sopirnya akan dipecat karena ia tidak digunakan jasanya apalagi di rumahnya sudah ada 2 sopir, Rheana akhirnya mau naik mobil.

Rheana tidak bisa memberikan pekerjaan yang lebih kepada sopirnya yang sudah berumur itu, namun setidaknya ia masih bisa mencegah pak Joko agar tidak dipecat.

“Pak, udah sarapan?” tanya Rheana.

“Sudah, Non. Tadi dikasih roti sama bi Jumi.” Jawab pak Joko sopan.

Rheana manggut-manggut. Sarapan roti saja tidak cukup, sehingga Rheana mengorder makanan yang outletnya ada di mall yang akan ia datangi.

Saat sampai, Rheana mengambil pesanan nya. dan memberikannya kepada pak Joko, sebelum akhirnya ia masuk ke dalam mall.

“Baik banget memang non Rhea.” Ucap pak Joko sambil menatap makanan yang Rheana berikan.

Rheana pergi ke lantai 3, dimana toko buku yang akan ia datangi ada disana.

“Perasaan tadi baru jam delapan, waktu jalan apa lari sih!” gerutu Rheana seraya terus memperhatikan detik jam yang berjalan.  Bukan apa, tapi Rheana merasa bahwa waktu cepat sekali, ia saja baru sampai di toko, belum cari-cari.

Rheana yang terus melihat jam tangannya, menjadi tidak fokus dengan langkahnya. Kesalahan itulah yang membuat Rheana menabrak orang tiba-tiba sampai ponsel milik orang yang ia tabrak jatuh ke lantai.

“Aduh … maaf, Pak. Saya tidak memperhatikan jalan saya, saya benar-benar minta maaf.” Ucap Rheana seraya memungut ponsel orang itu.

“Rheana, kamu Rheana kan?” tanya orang itu tiba-tiba.

Rheana pun bengkit dengan ponsel yang sudah ia pungut itu.

“Pak Cakra, anda disini?” tanya Rheana tampak berbinar. Entah takdir atau bagaimana, tetapi Rheana akan menganggap ini sebagai pertemuan yang kemungkinan jodoh.

“Ya, saya iseng saja. Melihat-lihat dan memilih buku di toko sudah lama tidak saya lakukan.” Jawab Cakra seraya mengantongi sebelah tangannya di celana kerjanya.

Rheana melongo melihat penampilan Cakra yang begitu rapi. Setelan jas yang melekat di tubuhnya tampak begitu pas, bahkan mencetak jelas dada bidang pria itu.

“Kamu sendiri kenapa ada di sini?” tanya Cakra

balik.

“Ketemu anda, Pak.” Jawab Rheana spontan. “Eh, maksud saya mencari buku.” Ralat Rheana sangat malu, bisa-bisanya ia keceplosan.

Cakra terkekeh, bahkan tangan pria itu refleks mengusap kepala Rheana pelan.

“Umur kita memang beda, tapi setidaknya jangan panggil saya pak.” Ucap Cakra pelan.

Rheana terkekeh, melihat profil Cakra semalam membuat Rheana tau bahwa Cakra dan dirinya beda 5 tahun. Rheana yang 23 tahun, sementara Cakra 28 tahun.

“Baiklah, Kak. Saya harus segera mencari buku atau saya akan terlambat datang ke kampus.” Ucap Rheana teringat pada waktu.

“Buku apa yang kamu cari, siapa tau saja saya bisa bantu?” tanya Cakra menawarkan diri.

Rheana pun mengatakan bahwa ia mencari buku referensi untuk skripsinya, dan siapa sangka jika mereka dari prodi yang sama. Fakultas bisnis, prodi manajemen bisnis.

“Wahh, ternyata saya ketemu alumni kampus saya nih.” Celetuk Rheana karena mereka juga berasal dari universitas yang sama.

Cakra mengejar S-1 nya di Indonesia, sementara S-2 nya dilanjutkan ke London.

“Ya, saya juga tidak menyangka sama sekali bisa bertemu dengan adik tingkat saya. Jadi bagaimana dengan dosen pembimbing kamu?” tanya Cakra lagi.

Mereka pun asik berbincang, bahkan tampak keduanya sama-sama tertawa hanya karena hal sepele. Baik Cakra maupun Rheana merasa nyambung untuk bicara satu sama lain.

Cakra dengan mudah menemukan beberapa buku yang menurutnya sesuai dengan judul skripsi Rheana, ia juga tentu sudah bertanya kepada Rheana sendiri.

“Wahh, jadi dulu cumlaude nih?” tanya Rheana meledek.

“Jelas, saya ini mahasiswa pintar.” Jawab Cakra sombong, atau lebih tepatnya hanya bergurau.

Rheana menunjukkan kedua ibu jarinya, ia tentu setuju dengan apa yang Cakra ucapkan barusan.

Usai membayar buku yang dibeli, mereka pun bergegas keluar dari toko buku. Rheana pamit untuk pergi ke kampus, dan Cakra menawarkan untuk mengantarnya karena arah kantornya sama dengan Rheana.

Awalnya Rheana menolak, namun ujungnya ia mau juga. Penolakan Rheana diawal agar ia tidak terlihat menginginkan sekali, padahal jelas ia ingin satu mobil dengan pria pujaan hatinya.

DITUNGGU KOMEN POSITIFNYA :)

Bersambung ........................

Terpopuler

Comments

murianto aminullah

murianto aminullah

lanjut thor

2024-02-06

0

KING'Tozis - Fingerstyle Ndr

KING'Tozis - Fingerstyle Ndr

lanjut

2023-12-27

0

Mamah Kekey

Mamah Kekey

yes ceritanya sat set sat set...😅

2023-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu lagi
3 Bertukar nomor
4 Pesan tak terbalas
5 Ungkapan hati Cakra
6 Kenyataan pahit
7 Tangisan Rheana
8 Perubahan sikap
9 Jauhi dia!!
10 Ketidakpercayaan Velia
11 Menghibur diri
12 Sandiwara?
13 Pertemuan dua keluarga
14 Iri dengki
15 Obsesi Velia
16 Sakitnya perpisahan
17 Rencana Velia
18 Rencana Velia 2
19 Langkah Velia
20 Tuduhan besar
21 Pembelaan atau harapan?
22 Keputusan mengejutkan
23 Sahhhh
24 Tamparan pertama
25 Mengambil paksa
26 Selalu siksaan
27 Pemakaman Velia
28 Tidak akan diterima
29 Meminta keadilan
30 Hanya pemuas
31 Imbalan??
32 Menjadi pelayan?
33 Keputusan Rheana
34 Kepercayaan dan semangat Ryan
35 Dukungan penuh
36 Mencicipi masakan
37 Rutinitas yang menyiksa
38 Ada apa dengan Cakra?
39 Alasan Cakra
40 Kecupan hangat
41 Makan siang bersama
42 Pelukan di dapur
43 Sebuah rencana
44 Tipuan manis
45 Apa kau mencintaiku?
46 Cakra cemburu?
47 Hukuman
48 Pelaku dibalik rencana
49 Rindu keluarga
50 Rhea, aku mencintaimu
51 Kepercayaan Rheana
52 Mengenalinya
53 Kemana selama ini?
54 Mengingat kembali
55 Menyadari kesalahan
56 Rheana hancur
57 Terjatuh
58 Rheana keguguran
59 Velia menemui Rheana
60 Rheana pergi
61 Meninggalkan kenangannya
62 Merindukanmu
63 Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64 Aku melepasmu, Kak
65 Ingin sesuatu
66 Bertemu teman lama
67 Tekad mencari
68 Mencari seorang wanita
69 Menemukanmu
70 Kakak yang dirindukan
71 Pengaruh Rheana
72 Rheana kembali
73 Dia anakku!
74 Kata-kata pedas Rheana
75 Persyaratan dari Cakra
76 Pelukan yang kembali
77 Pagi yang indah
78 Ciuman di teras
79 Bibir semanis cherry
80 Kasih sayang Cakra
81 Cakra sakit
82 Aku juga mau
83 Obat paling enak
84 Periksa kandungan
85 Telepon menggemaskan
86 Ingin cepat nikah
87 Candaan di pagi hari
88 Mas Cakra
89 Nyaris tertabrak
90 Persiapan calon pengantin
91 Ryan patah hati
92 Hari pertunangan
93 Hari bahagia tapi sial
94 Peluk cium lebih
95 Villa nya berhantu tidak?
96 Biasa diselingkuhi
97 Berbagi pengalaman
98 Penderitaan Abel
99 Kepikiran Abel
100 Hari pernikahan
101 Malamnya pasutri baru
102 Pertolongan Ryan
103 Baby Peachyyy??
104 Ancaman Rizi
105 Pelukan nyaman dan aman
106 Interaksi baby Peachyyy
107 Menjenguk mama Abel
108 Mengenalkan Abel
109 Kok jadi pasrah??
110 Pengorbanan Ryan
111 Tatapan tajam dan menusuk
112 Menolak keras
113 Kabar duka
114 Pelaku kejahatan
115 Memberitahu Abel
116 Keadilan!!
117 Ingatan tentang permintaan
118 Syndrome couvade
119 Ada apa dengan Cakra?
120 Apapun untuk Rheana
121 Baby boy or girl?
122 Mikayla Zahra Dharmawan
123 Sikap manis di pagi hari
124 Surat perpisahan?
125 Pasangan manis-manis
126 Mau adu bibir, Sayang
127 Rencana Cakra
128 Tugas Abel
129 Menuju puncak keberhasilan
130 Rheana cantik, hanya milikku
131 Malam pertama?
132 Pagi indah untuk si cantik
133 Hadiah dari Cakra
134 Ketakutan Fikri
135 Mau susu kamu
136 Ayla, tolongin mama!!
137 Velia masuk rumah sakit
138 Kesadaran Velia
139 Gara-gara merokok
140 Waktu yang berlalu cepat
141 Tukar cincin
142 Keluarga kecil Cakra
143 Pengganggu
144 Pantai yang indah
145 Bakar-bakar atau ciuman?
146 Siap hamil lagi
147 Lewat mana?
148 Hari kelulusan
149 Cium aku
150 Bukan sakti, tapi ....
151 Hari Ryan dan Abel
152 First night
153 Ngidamnya papa Ca
154 Pagi penuh haru (End)
155 Ekstra part (Next)
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu lagi
3
Bertukar nomor
4
Pesan tak terbalas
5
Ungkapan hati Cakra
6
Kenyataan pahit
7
Tangisan Rheana
8
Perubahan sikap
9
Jauhi dia!!
10
Ketidakpercayaan Velia
11
Menghibur diri
12
Sandiwara?
13
Pertemuan dua keluarga
14
Iri dengki
15
Obsesi Velia
16
Sakitnya perpisahan
17
Rencana Velia
18
Rencana Velia 2
19
Langkah Velia
20
Tuduhan besar
21
Pembelaan atau harapan?
22
Keputusan mengejutkan
23
Sahhhh
24
Tamparan pertama
25
Mengambil paksa
26
Selalu siksaan
27
Pemakaman Velia
28
Tidak akan diterima
29
Meminta keadilan
30
Hanya pemuas
31
Imbalan??
32
Menjadi pelayan?
33
Keputusan Rheana
34
Kepercayaan dan semangat Ryan
35
Dukungan penuh
36
Mencicipi masakan
37
Rutinitas yang menyiksa
38
Ada apa dengan Cakra?
39
Alasan Cakra
40
Kecupan hangat
41
Makan siang bersama
42
Pelukan di dapur
43
Sebuah rencana
44
Tipuan manis
45
Apa kau mencintaiku?
46
Cakra cemburu?
47
Hukuman
48
Pelaku dibalik rencana
49
Rindu keluarga
50
Rhea, aku mencintaimu
51
Kepercayaan Rheana
52
Mengenalinya
53
Kemana selama ini?
54
Mengingat kembali
55
Menyadari kesalahan
56
Rheana hancur
57
Terjatuh
58
Rheana keguguran
59
Velia menemui Rheana
60
Rheana pergi
61
Meninggalkan kenangannya
62
Merindukanmu
63
Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64
Aku melepasmu, Kak
65
Ingin sesuatu
66
Bertemu teman lama
67
Tekad mencari
68
Mencari seorang wanita
69
Menemukanmu
70
Kakak yang dirindukan
71
Pengaruh Rheana
72
Rheana kembali
73
Dia anakku!
74
Kata-kata pedas Rheana
75
Persyaratan dari Cakra
76
Pelukan yang kembali
77
Pagi yang indah
78
Ciuman di teras
79
Bibir semanis cherry
80
Kasih sayang Cakra
81
Cakra sakit
82
Aku juga mau
83
Obat paling enak
84
Periksa kandungan
85
Telepon menggemaskan
86
Ingin cepat nikah
87
Candaan di pagi hari
88
Mas Cakra
89
Nyaris tertabrak
90
Persiapan calon pengantin
91
Ryan patah hati
92
Hari pertunangan
93
Hari bahagia tapi sial
94
Peluk cium lebih
95
Villa nya berhantu tidak?
96
Biasa diselingkuhi
97
Berbagi pengalaman
98
Penderitaan Abel
99
Kepikiran Abel
100
Hari pernikahan
101
Malamnya pasutri baru
102
Pertolongan Ryan
103
Baby Peachyyy??
104
Ancaman Rizi
105
Pelukan nyaman dan aman
106
Interaksi baby Peachyyy
107
Menjenguk mama Abel
108
Mengenalkan Abel
109
Kok jadi pasrah??
110
Pengorbanan Ryan
111
Tatapan tajam dan menusuk
112
Menolak keras
113
Kabar duka
114
Pelaku kejahatan
115
Memberitahu Abel
116
Keadilan!!
117
Ingatan tentang permintaan
118
Syndrome couvade
119
Ada apa dengan Cakra?
120
Apapun untuk Rheana
121
Baby boy or girl?
122
Mikayla Zahra Dharmawan
123
Sikap manis di pagi hari
124
Surat perpisahan?
125
Pasangan manis-manis
126
Mau adu bibir, Sayang
127
Rencana Cakra
128
Tugas Abel
129
Menuju puncak keberhasilan
130
Rheana cantik, hanya milikku
131
Malam pertama?
132
Pagi indah untuk si cantik
133
Hadiah dari Cakra
134
Ketakutan Fikri
135
Mau susu kamu
136
Ayla, tolongin mama!!
137
Velia masuk rumah sakit
138
Kesadaran Velia
139
Gara-gara merokok
140
Waktu yang berlalu cepat
141
Tukar cincin
142
Keluarga kecil Cakra
143
Pengganggu
144
Pantai yang indah
145
Bakar-bakar atau ciuman?
146
Siap hamil lagi
147
Lewat mana?
148
Hari kelulusan
149
Cium aku
150
Bukan sakti, tapi ....
151
Hari Ryan dan Abel
152
First night
153
Ngidamnya papa Ca
154
Pagi penuh haru (End)
155
Ekstra part (Next)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!