Ungkapan hati Cakra

Velia sengaja berdandan secantik mungkin karena akan datang menemui Cakra untuk makan malam bersama. Awalnya Cakra ingin menjemputnya, namun ia menolak karena masih terlalu malu dengan pertanyaan keluarganya tentang hubungan mereka.

Saat Velia keluar dari kamarnya dan bersiap untuk pergi, ia tanpa sengaja berpapasan dengan Rheana yang ingin pergi ke meja makan untuk bersiap makan malam juga.

“Wahhh, udah cantik aja, Kak. Ada acara dengan orang kantor?” tanya Rheana tersenyum hangat.

Velia mengangguk singkat. “Iya, cuma makan malam biasa.” Jawab Velia berbohong.

Rheana manggut-manggut. “Oke deh, have fun ya kak!” ucap Rheana kemudian pergi meninggalkan sang kakak.

Rheana pergi ke meja makan dimana semua keluarganya sudah menunggu. Rheana yang datang sendiri tentu saja menjadi pertanyaan keluarganya.

“Lho, Re. Velia mana?” tanya Mama Erina.

“Mau makan malam diluar sama orang kantor, Ma.” Jawab Rheana seraya menarik kursi untuknya duduk.

Mama Erina dan Papa Rama saling pandang, mereka tampak mengerutkan keningnya. Dan tidak lama kemudian, Velia datang dengan penampilan yang sudah rapi.

“Kak, cantik banget. Acara orang kantor, atau ketemu gebetan?” tanya Ryan menggoda kakaknya.

Velia terkekeh, ia mengacak rambut adiknya sebentar sambil geleng-geleng kepala.

"Huss, anak kecil nggak boleh tau urusan orang dewasa." Balas Velia.

"Mau makan malam dengan siapa, Vel?" tanya Papa Rama serius.

Velia menghentikan tawanya, ia menatap sang papa dan mama nya bergantian.

"Teman kantor, Pa. Hanya makan malam, setelah itu pulang." Jawab Velia tersenyum malu-malu.

Papa Rama menghela nafas pelan, lalu menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, tapi langsung pulang ya." Tutur Papa Rama.

Velia tersenyum lebar, ia dengan cepat menyalami tangan kedua orang tuanya bergantian.

"Aku permisi ya, Ma, Pa." Pamit Velia.

"Hati-hati ya, Kak." Balas Mama Erina lembut.

Velia mengangguk, ia juga berpamitan kepada kedua adiknya sebelum akhirnya benar-benar pergi.

Setelah kepergian Velia, mereka pun melanjutkan makan malam nya.

"Kak Velia aja udah mau jalan sama pacarnya, lo kapan Kak?" tanya Ryan menggoda kakak keduanya.

Rheana menoleh dengan sorot mata yang tajam, ia reflek menggeplak lengan adiknya yang selalu saja meledeknya.

"Gini-gini gue kakak lo, nggak bosen apa lo ngeledek gue terus." Ucap Rheana serius.

Ryan langsung terdiam mendengar suara Rheana yang begitu serius, dan berbeda dari biasanya.

Biasanya Rheana akan balik menggoda adiknya, namun hari ini berbeda.

"Kak, lo ngambek?" tanya Ryan takut.

"Nggak." Ketus Rheana tanpa menatap adiknya.

Mama Erina hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kedua anaknya yang selalu saja ada kesempatan untuk berdebat.

Sementara Rheana memang benar-benar kesal kepada adiknya yang selalu meledeknya tidak punya pacar, ditambah lagi sampai sekarang pesan yang ia kirim untuk Cakra belum dibalas.

"Aku sudah selesai, aku langsung ke kamar ya." Rheana bangkit dari duduknya kemudian pergi ke kamarnya.

"Ma, kak Rhea marah?" Tanya Ryan terlihat tidak enak.

Mama Erina mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

"Lagian kamu juga sih, gangguin aja terus kakak kamu. Marah lah dia," sahut Papa Rama.

"Yahh, terus gimana dong. Lagian kan aku biasa godain dia, kok sekarang nggak kaya biasanya." Ryan menghela nafas kecewa sekaligus merasa bersalah kepada kakaknya.

"Lanjutkan makan malamnya, lalu minta maaflah sama kakak kamu." Ucap Mama Erina menasehati.

Ryan mengangguk patuh.

Sementara itu di tempat lain, Velia baru saja sampai di restoran yang menjadi tempatnya janjian dengan Cakra.

Ia mencari-cari sosok Cakra, namun tidak kunjung ketemu, sampai seorang pelayan mendatanginya.

"Nona Velia?" tanya pelayan itu dijawab anggukan oleh Velia.

"Anda sudah ditunggu pak Cakra, mari saya antar." Ucap pelayan itu mempersilahkan Velia.

Velia mengikuti langkah pelayan itu membawanya, sampai dimana ia berada di rooftop restoran yang terlihat sudah dihias sedemikian rupa.

"Silahkan, Nona." Tutur pelayan itu kemudian pergi.

Velia menatap pria yang ada di hadapannya dengan senyuman merekah. Malam ini Cakra tampak begitu tampan dengan jas biru langit, celana panjang putih dan kaos putih polos yang mencetak jelas bentuk tubuhnya.

Cakra berjalan mendekati Velia, mengulurkan tangannya kepada gadis itu dengan gerakan yang semanis mungkin.

Velia terkekeh, ia meraih tangan Cakra dan ikut kemana pria itu membawanya.

Sebelah tangan Cakra menggenggam tangan Velia, sementara tangan lainnya ia gunakan untuk menarik kursi tempat Velia akan duduk.

"Terima kasih." Ucap Velia lembut.

"Sama-sama." Balas Cakra tidak kalah lembut.

Velia menatap ke sekitar, meniti tempat yang terlihat begitu cantik dengan hiasan bunga serta lilin di sekitar.

"Vel." Panggil Cakra dengan suara pelan.

Velia menoleh, ia melihat Cakra yang tengah menatapnya dengan tatapan penuh arti. Pria itu tiba-tiba meraih tangannya dan menggenggamnya erat.

"Ada apa?" Tanya Velia.

"Aku mencintaimu sejak pertama kali melihat, dan sejak saat itulah aku selalu mencari cara agar bisa selalu melihatmu." Ungkap Cakra terlihat tulus.

Velia tentu saja terkejut dengan pengakuan yang Cakra katakan. Ia kira Cakra tertarik kepada adiknya, karena hari itu mereka pulang bersama, namun kenyataannya ia ketahui hari ini.

"Kau mencintaiku, lalu Rheana?" tanya Velia gugup.

"Apa maksudnya, aku dan Rheana hanya berteman. Meskipun dia belum tau perasaanku padamu, tapi dia turut membantuku agar bisa bertemu denganmu." Jawab Cakra.

"Aku berteman dengan Rheana karena dia gadis baik dan menyenangkan, dan secara bersamaan juga aku menggunakan kesempatan untuk mendekatimu." Lanjut Cakra.

Velia tersenyum bahagia, ia sangat senang karena ternyata Cakra juga menyukai dirinya.

"Sungguh?" tanya Velia menyakinkan.

"Ya, dan apakah kamu mau menjadi kekasihku?" tanya Cakra terlihat takut, takut mendapat penolakan dari Velia.

Velia menutup mulutnya, tidak menyangka jika dirinya akan mengetahui perasaan Cakra dalam waktu dekat.

Velia mencintai Cakra juga, dan tentu saja ia tidak akan menolaknya.

"Ya, aku mau." Jawab Velia dengan cepat.

Cakra tersenyum lebar, ia bangkit dari duduknya lalu memeluk Velia erat, sebagai bentuk rasa bahagia karena ternyata Velia tidak menolaknya.

Cakra juga akan berterima kasih kepada Rheana karena secara tidak langsung, gadis itulah yang membuatnya berani mendekati Velia.

"Rhea, kamu memang teman yang baik." Batin Cakra tersenyum lebar.

OALAH MAS CAKRA, NGGAK TAU AJA KAMU KALO RHEA JUGA SUKA KAMU 😩

Bersambung.......................................

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

wah kurang ajar kau mrmnag cakra

2024-04-07

0

Sophia Aya

Sophia Aya

kasihan Rhea thor, cuma di anggap temen

2023-07-09

0

Neneng cinta

Neneng cinta

mg Rhea segera tau cakra cinta sm k2nya biar ga berharap lebih....

2023-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu lagi
3 Bertukar nomor
4 Pesan tak terbalas
5 Ungkapan hati Cakra
6 Kenyataan pahit
7 Tangisan Rheana
8 Perubahan sikap
9 Jauhi dia!!
10 Ketidakpercayaan Velia
11 Menghibur diri
12 Sandiwara?
13 Pertemuan dua keluarga
14 Iri dengki
15 Obsesi Velia
16 Sakitnya perpisahan
17 Rencana Velia
18 Rencana Velia 2
19 Langkah Velia
20 Tuduhan besar
21 Pembelaan atau harapan?
22 Keputusan mengejutkan
23 Sahhhh
24 Tamparan pertama
25 Mengambil paksa
26 Selalu siksaan
27 Pemakaman Velia
28 Tidak akan diterima
29 Meminta keadilan
30 Hanya pemuas
31 Imbalan??
32 Menjadi pelayan?
33 Keputusan Rheana
34 Kepercayaan dan semangat Ryan
35 Dukungan penuh
36 Mencicipi masakan
37 Rutinitas yang menyiksa
38 Ada apa dengan Cakra?
39 Alasan Cakra
40 Kecupan hangat
41 Makan siang bersama
42 Pelukan di dapur
43 Sebuah rencana
44 Tipuan manis
45 Apa kau mencintaiku?
46 Cakra cemburu?
47 Hukuman
48 Pelaku dibalik rencana
49 Rindu keluarga
50 Rhea, aku mencintaimu
51 Kepercayaan Rheana
52 Mengenalinya
53 Kemana selama ini?
54 Mengingat kembali
55 Menyadari kesalahan
56 Rheana hancur
57 Terjatuh
58 Rheana keguguran
59 Velia menemui Rheana
60 Rheana pergi
61 Meninggalkan kenangannya
62 Merindukanmu
63 Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64 Aku melepasmu, Kak
65 Ingin sesuatu
66 Bertemu teman lama
67 Tekad mencari
68 Mencari seorang wanita
69 Menemukanmu
70 Kakak yang dirindukan
71 Pengaruh Rheana
72 Rheana kembali
73 Dia anakku!
74 Kata-kata pedas Rheana
75 Persyaratan dari Cakra
76 Pelukan yang kembali
77 Pagi yang indah
78 Ciuman di teras
79 Bibir semanis cherry
80 Kasih sayang Cakra
81 Cakra sakit
82 Aku juga mau
83 Obat paling enak
84 Periksa kandungan
85 Telepon menggemaskan
86 Ingin cepat nikah
87 Candaan di pagi hari
88 Mas Cakra
89 Nyaris tertabrak
90 Persiapan calon pengantin
91 Ryan patah hati
92 Hari pertunangan
93 Hari bahagia tapi sial
94 Peluk cium lebih
95 Villa nya berhantu tidak?
96 Biasa diselingkuhi
97 Berbagi pengalaman
98 Penderitaan Abel
99 Kepikiran Abel
100 Hari pernikahan
101 Malamnya pasutri baru
102 Pertolongan Ryan
103 Baby Peachyyy??
104 Ancaman Rizi
105 Pelukan nyaman dan aman
106 Interaksi baby Peachyyy
107 Menjenguk mama Abel
108 Mengenalkan Abel
109 Kok jadi pasrah??
110 Pengorbanan Ryan
111 Tatapan tajam dan menusuk
112 Menolak keras
113 Kabar duka
114 Pelaku kejahatan
115 Memberitahu Abel
116 Keadilan!!
117 Ingatan tentang permintaan
118 Syndrome couvade
119 Ada apa dengan Cakra?
120 Apapun untuk Rheana
121 Baby boy or girl?
122 Mikayla Zahra Dharmawan
123 Sikap manis di pagi hari
124 Surat perpisahan?
125 Pasangan manis-manis
126 Mau adu bibir, Sayang
127 Rencana Cakra
128 Tugas Abel
129 Menuju puncak keberhasilan
130 Rheana cantik, hanya milikku
131 Malam pertama?
132 Pagi indah untuk si cantik
133 Hadiah dari Cakra
134 Ketakutan Fikri
135 Mau susu kamu
136 Ayla, tolongin mama!!
137 Velia masuk rumah sakit
138 Kesadaran Velia
139 Gara-gara merokok
140 Waktu yang berlalu cepat
141 Tukar cincin
142 Keluarga kecil Cakra
143 Pengganggu
144 Pantai yang indah
145 Bakar-bakar atau ciuman?
146 Siap hamil lagi
147 Lewat mana?
148 Hari kelulusan
149 Cium aku
150 Bukan sakti, tapi ....
151 Hari Ryan dan Abel
152 First night
153 Ngidamnya papa Ca
154 Pagi penuh haru (End)
155 Ekstra part (Next)
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu lagi
3
Bertukar nomor
4
Pesan tak terbalas
5
Ungkapan hati Cakra
6
Kenyataan pahit
7
Tangisan Rheana
8
Perubahan sikap
9
Jauhi dia!!
10
Ketidakpercayaan Velia
11
Menghibur diri
12
Sandiwara?
13
Pertemuan dua keluarga
14
Iri dengki
15
Obsesi Velia
16
Sakitnya perpisahan
17
Rencana Velia
18
Rencana Velia 2
19
Langkah Velia
20
Tuduhan besar
21
Pembelaan atau harapan?
22
Keputusan mengejutkan
23
Sahhhh
24
Tamparan pertama
25
Mengambil paksa
26
Selalu siksaan
27
Pemakaman Velia
28
Tidak akan diterima
29
Meminta keadilan
30
Hanya pemuas
31
Imbalan??
32
Menjadi pelayan?
33
Keputusan Rheana
34
Kepercayaan dan semangat Ryan
35
Dukungan penuh
36
Mencicipi masakan
37
Rutinitas yang menyiksa
38
Ada apa dengan Cakra?
39
Alasan Cakra
40
Kecupan hangat
41
Makan siang bersama
42
Pelukan di dapur
43
Sebuah rencana
44
Tipuan manis
45
Apa kau mencintaiku?
46
Cakra cemburu?
47
Hukuman
48
Pelaku dibalik rencana
49
Rindu keluarga
50
Rhea, aku mencintaimu
51
Kepercayaan Rheana
52
Mengenalinya
53
Kemana selama ini?
54
Mengingat kembali
55
Menyadari kesalahan
56
Rheana hancur
57
Terjatuh
58
Rheana keguguran
59
Velia menemui Rheana
60
Rheana pergi
61
Meninggalkan kenangannya
62
Merindukanmu
63
Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64
Aku melepasmu, Kak
65
Ingin sesuatu
66
Bertemu teman lama
67
Tekad mencari
68
Mencari seorang wanita
69
Menemukanmu
70
Kakak yang dirindukan
71
Pengaruh Rheana
72
Rheana kembali
73
Dia anakku!
74
Kata-kata pedas Rheana
75
Persyaratan dari Cakra
76
Pelukan yang kembali
77
Pagi yang indah
78
Ciuman di teras
79
Bibir semanis cherry
80
Kasih sayang Cakra
81
Cakra sakit
82
Aku juga mau
83
Obat paling enak
84
Periksa kandungan
85
Telepon menggemaskan
86
Ingin cepat nikah
87
Candaan di pagi hari
88
Mas Cakra
89
Nyaris tertabrak
90
Persiapan calon pengantin
91
Ryan patah hati
92
Hari pertunangan
93
Hari bahagia tapi sial
94
Peluk cium lebih
95
Villa nya berhantu tidak?
96
Biasa diselingkuhi
97
Berbagi pengalaman
98
Penderitaan Abel
99
Kepikiran Abel
100
Hari pernikahan
101
Malamnya pasutri baru
102
Pertolongan Ryan
103
Baby Peachyyy??
104
Ancaman Rizi
105
Pelukan nyaman dan aman
106
Interaksi baby Peachyyy
107
Menjenguk mama Abel
108
Mengenalkan Abel
109
Kok jadi pasrah??
110
Pengorbanan Ryan
111
Tatapan tajam dan menusuk
112
Menolak keras
113
Kabar duka
114
Pelaku kejahatan
115
Memberitahu Abel
116
Keadilan!!
117
Ingatan tentang permintaan
118
Syndrome couvade
119
Ada apa dengan Cakra?
120
Apapun untuk Rheana
121
Baby boy or girl?
122
Mikayla Zahra Dharmawan
123
Sikap manis di pagi hari
124
Surat perpisahan?
125
Pasangan manis-manis
126
Mau adu bibir, Sayang
127
Rencana Cakra
128
Tugas Abel
129
Menuju puncak keberhasilan
130
Rheana cantik, hanya milikku
131
Malam pertama?
132
Pagi indah untuk si cantik
133
Hadiah dari Cakra
134
Ketakutan Fikri
135
Mau susu kamu
136
Ayla, tolongin mama!!
137
Velia masuk rumah sakit
138
Kesadaran Velia
139
Gara-gara merokok
140
Waktu yang berlalu cepat
141
Tukar cincin
142
Keluarga kecil Cakra
143
Pengganggu
144
Pantai yang indah
145
Bakar-bakar atau ciuman?
146
Siap hamil lagi
147
Lewat mana?
148
Hari kelulusan
149
Cium aku
150
Bukan sakti, tapi ....
151
Hari Ryan dan Abel
152
First night
153
Ngidamnya papa Ca
154
Pagi penuh haru (End)
155
Ekstra part (Next)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!