Rheana kembali menjalankan kehidupannya seperti sebelumnya, sebagai gadis sederhana yang tidak terlalu memperdulikan masalah percintaan.
Ia telah berdamai dengan hatinya dan bertekad untuk melupakan Cakra. Rheana tidak mau sampai menyakiti kakaknya, apalagi sampai berimbas pada hubungan saudara antara dirinya dan Velia.
Hari ini Rheana datang ke kampus untuk memeriksa skripsinya yang sudah selesai disusun.
Bab demi bab telah Rheana revisi sesuai dengan perintah dosen, dan hari ini merupakan pemeriksaan di bab terakhir. Jika ada kesalahan, maka Rheana harus merevisinya lagi.
"Rhe, skripsi lo aman?" tanya teman satu prodi dengan Rheana, bahkan satu pembimbing.
"Iya, lo gimana?" tanya Rheana balik.
Gadis bernama Tia itu tampak menghela nafas. Ia sudah beberapa kali melakukan revisi, namun tetap saja ada yang salah.
"Gue paham, jadi sabarin aja daripada lo nggak lulus," ucap Rheana paham dengan kondisi hati teman seperjuangannya.
Tia mengangguk saja. Gadis itu pun beranjak dari tempatnya dan meninggalkan Rheana.
Kini Rheana duduk seorang diri di koridor kampus, melihat pemandangan pasangan muda-mudi yang saling bergandengan tangan dan menebar kemesraan di kampus.
Rheana iri? bahkan dulu ia tidak pernah peduli dengan hal itu, namun semenjak hatinya melabuh pada Cakra, sejak saat itulah Rheana berkeinginan seperti gadis lain yang bisa jalan bersama.
Rheana dulu sempat berkhayal, suatu saat ia bisa berjalan di sebelah Cakra sebagai pasangan sah yang diakui oleh pria itu.
Namun semua benar-benar khayalan semata, karena kenyataanya Cakra justru jadian dengan kakak kandungnya.
Saat sedang melamun, tiba-tiba saja ponselnya mendapatkan notifikasi pesan dari aplikasi hijau.
"Rhea, bagaimana skripsimu. Saya harap lancar," tulis Cakra dalam pesannya.
Rheana hanya membaca, ia tidak berniat untuk membalasnya. Bukan karena Rheana merasa kecewa dengan Cakra, justru ia tidak mau jika hatinya sampai terus menempel pada pria yang merupakan kekasih kakaknya.
Rheana menghela nafas, ia sedikit menyipitkan matanya karena silau matahari di siang hari.
Sudah tidak ada kepentingan di kampus usai memeriksa skripsi, sehingga Rheana memutuskan untuk langsung pulang saja ke rumahnya.
Rheana hari ini bawa mobil, entah mengapa, menurutnya hal yang paling menyenangkan saat sedih adalah, mengendarai mobil sendiri, sambil menangis.
Namun kali ini Rhea tidak menangis. Gadis itu sudah cukup lelah karena beberapa hari lalu terus saja mengeluarkan air mata patah hati yang dialaminya.
"Oke, Rhea. Semangat, hidupmu masih panjang!" ucap Rheana menyemangati dirinya sendiri.
Rheana pun segera tancap gas meninggalkan area kampusnya, ia harus sampai di rumah dan tidur.
Sementara itu ditempat lain, tampak seorang gadis memasuki gedung mewah dengan belasan lantai.
Wanita yang berpakaian rapi ala orang kantoran itu masuk ke dalam lift dan menekan lantai tujuannya.
"Cakra pasti kaget lihat aku." Gumam Velia terkekeh.
Ya, gadis itu adalah Velia. Kedatangan Velia yang tiba-tiba dikantor Cakra tentu saja memiliki sebuah tujuan.
Setelah berpikir tadi pagi, Velia memutuskan untuk memberitahu Cakra tentang perasaan adiknya kepada sang kekasih, dengan harapan Cakra bisa mencoba sedikit menjauhi adiknya.
"Apa pak Cakranya ada?" tanya Velia kepada sekretaris Cakra.
"Sudah buat janji sebelumnya, Bu?" tanya sekretaris itu.
Velia mengangguk. "katakan saja, Velia yang datang." Sahut Velia.
Sekretaris Cakra pun menghubungi atasannya, dan setelah beberapa saat barulah ia mempersilahkan Velia untuk masuk ke ruangan bos.
"Sayang!!" panggil Velia dengan bahagia.
Gadis cantik berbaju putih itu langsung berlari memeluk kekasihnya yang menyambut nya dengan tangan terbuka.
"Ada apa nih tiba-tiba datang ke kantor aku?" tanya Cakra lembut.
Cakra menggenggam tangan kekasihnya lalu mengajaknya untuk duduk di sofa.
"Aku bawakan kamu makan siang, kamu pasti belum makan 'kan?" tanya Velia lalu mengambil tentengan yang ia bawa.
Cakra memperhatikan Velia yang sedang menyiapkan makan siang. Sepertinya Velia beli jadi, sebab tidak mungkin Velia bisa memasak di tengah kesibukannya.
"Oh ya, Sayang. Sebenarnya aku ada yang harus disampaikan makanya datang ke kantor kamu." Ucap Velia seraya menyuapi Cakra.
Cakra mengerutkan keningnya, namun ia tetap melahap suapan kekasihnya.
"Ada apa, Sayang. Semua baik-baik saja?" Tanya Cakra dan Velia menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Sebenarnya …" Velia menggantung ucapannya, gadis itu tampak ragu-ragu untuk bicara dengan kekasihnya.
"Ada apa?" Tanya Cakra lagi.
"Bisakah kamu jangan terlalu dekat dengan
Rheana?" tanya Velia ragu-ragu.
Awalnya Velia ingin langsung memberitahu perasaan Rheana pada Cakra, namun entah mengapa ia merasa takut mengatakannya.
"Kenapa kamu bicara begitu?" tanya Cakra tampak terkejut.
Velia menggigit bibirnya, ia harus memikirkan alasan yang jelas atas ucapannya barusan.
"Ya … ya aku cemburu dong, Sayang." Jawab Velia terbata.
"Pokoknya aku mau kamu jauhi adikku, aku cemburu lihat kedekatan kalian." Lanjut Velia.
Cakra tergelak, ia mengacak rambut kekasihnya sambil geleng-geleng kepala.
"Kamu aneh banget sih, masa sama adik kandung aja cemburu. Aku sama Rhea itu tidak ada hubungan apa-apa selain aku menganggapnya sebagai adik." Jelas Cakra.
"Tidak tahu saja kamu, bahwa Rhea mencintai kamu." Batin Velia tersenyum remeh.
"Jadi kamu nggak mau jauhin Rheana?" Tanya Velia menekuk wajahnya.
"Dia sudah aku anggap adik, Sayang." Sahut Cakra lembut.
Velia menghela nafas, penolakan kekasihnya semakin membuat ia ketakutan. Takut jika nantinya Cakra akan memiliki rasa yang sama seperti Rheana.
Cinta hadir karena terbiasa, dan itulah yang mengganggu pikiran Velia.
Jika mereka saling bertemu, maka kemungkinan Cakra jatuh cinta pada Rheana itu besar.
Velia semakin waspada kepada adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
zizi.
velia jangan berpikir negatif sebelum memastikan kebenarannya, sama adik sendiri lagi😌
2022-08-23
2
Joan Glarysilvia
lanjut lg dnk
2022-08-21
0
Nova Yuliati
makin seru
2022-08-21
0