Pertemuan dua keluarga

Rheana menatap pantulan dirinya dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya. Ia tentu saja merasa senang karena Velia telah memaafkan dirinya, yang artinya hubungan mereka juga telah baik-baik saja.

Rheana mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, ia memang baru saja selesai mandi dan bersiap untuk makan malam.

Saat masih mengeringkan rambutnya, terdengar suara pintu kamarnya terbuka cukup kasar, bahkan menutupnya pun sama.

"Kakak." Gumam Rheana melihat kedatangan Velia ke kamarnya.

Tampak jelas terlihat nafas Velia yang memburu, sorot mata tajam dan mengintimidasi.

"Kak, ada apa?" tanya Rheana kebingungan.

"Jangan basa-basi, Rhe. Kau pasti tadi sengaja mencari muka depan Cakra 'kan, makanya kekasihku sampai membelamu!" cecar Velia dengan nada tinggi.

Rheana memejamkan matanya, ia khawatir akan ada yang mendengar suara Velia, sebab kamarnya tidak kedap suara.

"Kak, apa maksudmu. Kita sudah membicarakan ini sebelumnya 'kan." Sahut Rheana pelan.

Velia menggeleng tegas.

"Kau pikir aku sudah memaafkanmu, begitu?" tanya Velia diakhiri senyuman sinis.

"Aku tidak akan pernah memaafkan mu, Rhe. Aku justru sangat membencimu, benar-benar membencimu." Lanjut Velia.

Rheana menutup mulutnya, ia tidak menyangka akan mendengar kalimat demikian dari bibir kakaknya.

Velia mengatakan bahwa ia membencinya, hal yang tidak pernah terbayangkan selama ini adalah bahwa hubungannya dan Velia akan rusak karena seorang pria.

"Kakak." Panggil Rheana berusaha mendekati Velia.

"Cukup memanggilku kakak, kau bukan lagi adikku." Tolak Velia.

"Dengar aku baik-baik, Rheana. Aku akan segera menikah dengan Cakra dan kau sudah tidak bisa lagi untuk mendekati kekasihku." Ucap Velia dengan begitu bangga.

Rheana menggelengkan kepalanya. Sejak kemarin-kemarin ia sudah tidak menaruh perasaan lagi kepada Cakra, dan apabila kakaknya itu ingin menikah, maka ia akan senang.

"Kak, aku sudah tidak menaruh perasaan kepada kak Cakra, aku sudah melupakannya." Jelas Rheana.

"Mustahil!" balas Velia.

Velia segera keluar dari kamar adiknya, tidak lupa ia juga membanting pintu kamar Rheana sampai membuat si pemilik terkejut.

Di dalam kamar, Rheana menangis. Tawa yang tadi tercetak jelas di wajah gadis itu, kini berubah menjadi air mata.

Rheana sakit hati dengan ucapan Velia yang terus saja menuduhnya, padahal jelas-jelas ia sudah melupakan Cakra.

Apakah Rheana membenci Velia? Tentu jawabannya tidak, ia justru membenci dirinya sendiri.

"Hiks … kenapa aku harus jatuh cinta kepadanya ya Tuhan, aku benci suasana seperti ini!!!" Lirih Rheana seraya memukuli dadanya.

Rheana menenggelamkan wajahnya di bantal demi meredam suara tangisannya, ia tidak mau jika ada yang tahu tentang kondisinya saat ini.

"Kak, buruan. Lo ditunggu Mama–"

Pintu kamar Rheana terbuka secara tiba-tiba, tampak Ryan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu yang mana membuat remaja itu bisa melihat kakaknya yang sedang menangis.

"Kak, lo kenapa?" tanya Ryan mendekati kakaknya.

Rheana buru-buru menyeka air matanya, ia memalingkan wajahnya agar adiknya itu tidak melihat tangisannya.

"Kak, lo nangis. Kenapa, ada masalah?" tanya Ryan lagi, seraya memegang kedua bahu kakaknya.

Rheana menggeleng tanpa bicara, ia menghapus air matanya yang tidak henti menetes.

"Kalo lo nggak mau cerita, gua aduin ke mama papa." Ancam Ryan seraya bangkit dari posisi jongkok.

Rheana panik, ia tidak mau jika kedua orang tuanya sampai mengetahui bahwa dirinya menangis. Jika mereka tahu, mereka pasti akan bertanya alasannya, dan Rheana bingung menjelaskannya.

Rheana dengan cepat memegang tangan adiknya, mencegah Ryan yang sudah diambang pintu.

"Jangan! Lo mau gue diamuk Papa?" tanya Rheana sedih.

"Dih, lagian lo nggak mau cerita." Sahut Ryan ketus.

"Lo kenapa?" tanya Ryan kesekian kalinya.

"Diomelin dosen, skripsi yang seharusnya nggak di revisi, malah gue revisi." Jawab Rheana berbohong.

Ryan mengerutkan keningnya, ia tampak aneh dan kurang percaya dengan alasan yang kakaknya buat.

"Perasaan lo nggak bodoh-bodoh banget, Kak. Masa begitu aja salah sampe kena omel." Cetus Ryan.

Rheana menyeka air matanya, ia melotot mendengar adiknya mengatai nya dengan kalimat demikian.

"Kurang ajar lo jadi Adek." Ketus Rheana.

 

Setelah perdebatan kecil diantara kakak beradik itu, keduanya turun bersama menuju meja makan.

Disana sudah ada kedua orang tua, dan Velia juga tentunya yang hanya diam.

"Akhirnya turun juga, muka kamu sembab kenapa?" tanya Mama Erina saat sadar wajah putrinya.

Rheana spontan memegangi wajahnya.

"Nggak kok, Ma. Abis nonton drakor sedih banget," jawab Rheana lagi-lagi berbohong.

"Jangan di tonton kalo, Rhe. Mata sampai sembab begitu," timpal Papa Rama.

Rheana hanya tersenyum, ia melirik sesekali kepada kakaknya yang hanya diam.

***

Seminggu usai perdebatan antara Rheana dan Velia, hari ini Velia sudah janjian dengan Cakra untuk mempertemukan keluarga mereka.

Keduanya sudah serius dengan hubungan yang terjalin, bahkan mereka sudah membicarakan pernikahan.

Itulah alasan mengapa keduanya ingin keluarga mereka segera tahu.

Sementara itu Rheana, ia memilih untuk menyibukkan diri dengan tugas-tugas kampus, daripada terus memikirkan masalahnya dengan Velia yang tak kunjung selesai.

Bukan karena Rheana tidak ingin berdamai, ia hanya lelah berusaha untuk menjelaskan kepada Velia, sementara kakaknya itu sangat jutek.

Malam ini, disebuah hotel berbintang, tampak dua keluarga sedang duduk dengan wajah bingung masing-masing.

Tentu saja mereka bingung karena tiba-tiba dipanggil dan diminta datang ke restoran dengan janji makan malam.

Kedua keluarga itu adalah adalah keluarga Chandrama dan keluarga Dharmawan.

"Ada apa ini, Cakra?" tanya Wawan, ayah Cakra.

Cakra tersenyum, ia menatap semua yang hadir disana dengan senang.

"Sebelumnya saya minta maaf jika meminta bertemu secara tiba-tiba, namun saya melakukan ini karena ada tujuan baik yang ingin saya sampaikan kepada kalian semua." Ucap Cakra dengan senyuman yang tidak pernah hilang.

Cakra lalu beralih menatap kekasihnya, memberi kode giliran gadis itu yang bicara.

"Kami ingin menikah." Ucap Velia to the point.

Kedua orang tua masing-masing tampak terkejut mendengar ucapan Velia. Bahkan Mama Erina sampai menutup mulut saking terkejutnya.

"Menikah, maksudnya?" tanya Papa Rama.

"Aku dan Cakra ingin menikah, sudah lumayan lama aku dan dia berhubungan, dan kami ingin hubungan ini dibawa ke jenjang yang lebih serius." Jawab Velia menjelaskan.

"Astaga!! Selamat!!" pekik Mama Mila, Ibunda Cakra.

Mama Mila dan Mama Erina saling berpelukan, mereka tentu saja senang jika anak mereka memiliki hubungan, apalagi sampai membuat rencana pernikahan.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Papa Rama dan Papa Wawan.

"Nggak nyangka gue kak Velia ternyata pacar kak Cakra, awalnya gue kira lu yang pacarnya." Celetuk Ryan tiba-tiba.

Rheana menoleh, ia tidak menyahut ucapan adiknya dan memilih tetap diam.

Rheana tentu ikut bahagia mendengar kakaknya akan menikah, meskipun dalam hati kecilnya masih ada sedikit rasa sakit, ia berusaha menepisnya.

Velia tersenyum senang, ia melirik adiknya yang terlihat sedih dan itu malah membuatnya seakan menjadi pemenang.

NGGAK ADA YANG LAGI BERTANDING PADAHAL, VEL😰

Bersambung.............................

Terpopuler

Comments

zizi.

zizi.

hmm penasaran, kira² konflik apa yang membuat ceritanya dinikahi calon kakak ipar yaaa

lanjut lagi othor semangat ✊🏻

2022-08-28

2

Sri Ayudesrisya46

Sri Ayudesrisya46

aq merasa sifat velia ga baik krn menyakiti rhea dengan kata2 bahkan tidak mrnganggap rhea sebagai adiknya lagi hhhhh miris banget.
tapi aq penasaran nanti disaat rhea dan velia dalam perjalanan ke tempat pernikahan justru terjadi kecelakaan yg membuat velia hilang tapi kenapa chakra harus menikahi rhea dan membenci rhea nanti, sangat penasaran

2022-08-27

1

🎀 NovitaA 🎀

🎀 NovitaA 🎀

paranoid velia..
jadi pnisirin apa yg membuat dinikahi calon kakak ipar

2022-08-26

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Bertemu lagi
3 Bertukar nomor
4 Pesan tak terbalas
5 Ungkapan hati Cakra
6 Kenyataan pahit
7 Tangisan Rheana
8 Perubahan sikap
9 Jauhi dia!!
10 Ketidakpercayaan Velia
11 Menghibur diri
12 Sandiwara?
13 Pertemuan dua keluarga
14 Iri dengki
15 Obsesi Velia
16 Sakitnya perpisahan
17 Rencana Velia
18 Rencana Velia 2
19 Langkah Velia
20 Tuduhan besar
21 Pembelaan atau harapan?
22 Keputusan mengejutkan
23 Sahhhh
24 Tamparan pertama
25 Mengambil paksa
26 Selalu siksaan
27 Pemakaman Velia
28 Tidak akan diterima
29 Meminta keadilan
30 Hanya pemuas
31 Imbalan??
32 Menjadi pelayan?
33 Keputusan Rheana
34 Kepercayaan dan semangat Ryan
35 Dukungan penuh
36 Mencicipi masakan
37 Rutinitas yang menyiksa
38 Ada apa dengan Cakra?
39 Alasan Cakra
40 Kecupan hangat
41 Makan siang bersama
42 Pelukan di dapur
43 Sebuah rencana
44 Tipuan manis
45 Apa kau mencintaiku?
46 Cakra cemburu?
47 Hukuman
48 Pelaku dibalik rencana
49 Rindu keluarga
50 Rhea, aku mencintaimu
51 Kepercayaan Rheana
52 Mengenalinya
53 Kemana selama ini?
54 Mengingat kembali
55 Menyadari kesalahan
56 Rheana hancur
57 Terjatuh
58 Rheana keguguran
59 Velia menemui Rheana
60 Rheana pergi
61 Meninggalkan kenangannya
62 Merindukanmu
63 Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64 Aku melepasmu, Kak
65 Ingin sesuatu
66 Bertemu teman lama
67 Tekad mencari
68 Mencari seorang wanita
69 Menemukanmu
70 Kakak yang dirindukan
71 Pengaruh Rheana
72 Rheana kembali
73 Dia anakku!
74 Kata-kata pedas Rheana
75 Persyaratan dari Cakra
76 Pelukan yang kembali
77 Pagi yang indah
78 Ciuman di teras
79 Bibir semanis cherry
80 Kasih sayang Cakra
81 Cakra sakit
82 Aku juga mau
83 Obat paling enak
84 Periksa kandungan
85 Telepon menggemaskan
86 Ingin cepat nikah
87 Candaan di pagi hari
88 Mas Cakra
89 Nyaris tertabrak
90 Persiapan calon pengantin
91 Ryan patah hati
92 Hari pertunangan
93 Hari bahagia tapi sial
94 Peluk cium lebih
95 Villa nya berhantu tidak?
96 Biasa diselingkuhi
97 Berbagi pengalaman
98 Penderitaan Abel
99 Kepikiran Abel
100 Hari pernikahan
101 Malamnya pasutri baru
102 Pertolongan Ryan
103 Baby Peachyyy??
104 Ancaman Rizi
105 Pelukan nyaman dan aman
106 Interaksi baby Peachyyy
107 Menjenguk mama Abel
108 Mengenalkan Abel
109 Kok jadi pasrah??
110 Pengorbanan Ryan
111 Tatapan tajam dan menusuk
112 Menolak keras
113 Kabar duka
114 Pelaku kejahatan
115 Memberitahu Abel
116 Keadilan!!
117 Ingatan tentang permintaan
118 Syndrome couvade
119 Ada apa dengan Cakra?
120 Apapun untuk Rheana
121 Baby boy or girl?
122 Mikayla Zahra Dharmawan
123 Sikap manis di pagi hari
124 Surat perpisahan?
125 Pasangan manis-manis
126 Mau adu bibir, Sayang
127 Rencana Cakra
128 Tugas Abel
129 Menuju puncak keberhasilan
130 Rheana cantik, hanya milikku
131 Malam pertama?
132 Pagi indah untuk si cantik
133 Hadiah dari Cakra
134 Ketakutan Fikri
135 Mau susu kamu
136 Ayla, tolongin mama!!
137 Velia masuk rumah sakit
138 Kesadaran Velia
139 Gara-gara merokok
140 Waktu yang berlalu cepat
141 Tukar cincin
142 Keluarga kecil Cakra
143 Pengganggu
144 Pantai yang indah
145 Bakar-bakar atau ciuman?
146 Siap hamil lagi
147 Lewat mana?
148 Hari kelulusan
149 Cium aku
150 Bukan sakti, tapi ....
151 Hari Ryan dan Abel
152 First night
153 Ngidamnya papa Ca
154 Pagi penuh haru (End)
155 Ekstra part (Next)
Episodes

Updated 155 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Bertemu lagi
3
Bertukar nomor
4
Pesan tak terbalas
5
Ungkapan hati Cakra
6
Kenyataan pahit
7
Tangisan Rheana
8
Perubahan sikap
9
Jauhi dia!!
10
Ketidakpercayaan Velia
11
Menghibur diri
12
Sandiwara?
13
Pertemuan dua keluarga
14
Iri dengki
15
Obsesi Velia
16
Sakitnya perpisahan
17
Rencana Velia
18
Rencana Velia 2
19
Langkah Velia
20
Tuduhan besar
21
Pembelaan atau harapan?
22
Keputusan mengejutkan
23
Sahhhh
24
Tamparan pertama
25
Mengambil paksa
26
Selalu siksaan
27
Pemakaman Velia
28
Tidak akan diterima
29
Meminta keadilan
30
Hanya pemuas
31
Imbalan??
32
Menjadi pelayan?
33
Keputusan Rheana
34
Kepercayaan dan semangat Ryan
35
Dukungan penuh
36
Mencicipi masakan
37
Rutinitas yang menyiksa
38
Ada apa dengan Cakra?
39
Alasan Cakra
40
Kecupan hangat
41
Makan siang bersama
42
Pelukan di dapur
43
Sebuah rencana
44
Tipuan manis
45
Apa kau mencintaiku?
46
Cakra cemburu?
47
Hukuman
48
Pelaku dibalik rencana
49
Rindu keluarga
50
Rhea, aku mencintaimu
51
Kepercayaan Rheana
52
Mengenalinya
53
Kemana selama ini?
54
Mengingat kembali
55
Menyadari kesalahan
56
Rheana hancur
57
Terjatuh
58
Rheana keguguran
59
Velia menemui Rheana
60
Rheana pergi
61
Meninggalkan kenangannya
62
Merindukanmu
63
Sebulan sudah berlalu, Rhea ...
64
Aku melepasmu, Kak
65
Ingin sesuatu
66
Bertemu teman lama
67
Tekad mencari
68
Mencari seorang wanita
69
Menemukanmu
70
Kakak yang dirindukan
71
Pengaruh Rheana
72
Rheana kembali
73
Dia anakku!
74
Kata-kata pedas Rheana
75
Persyaratan dari Cakra
76
Pelukan yang kembali
77
Pagi yang indah
78
Ciuman di teras
79
Bibir semanis cherry
80
Kasih sayang Cakra
81
Cakra sakit
82
Aku juga mau
83
Obat paling enak
84
Periksa kandungan
85
Telepon menggemaskan
86
Ingin cepat nikah
87
Candaan di pagi hari
88
Mas Cakra
89
Nyaris tertabrak
90
Persiapan calon pengantin
91
Ryan patah hati
92
Hari pertunangan
93
Hari bahagia tapi sial
94
Peluk cium lebih
95
Villa nya berhantu tidak?
96
Biasa diselingkuhi
97
Berbagi pengalaman
98
Penderitaan Abel
99
Kepikiran Abel
100
Hari pernikahan
101
Malamnya pasutri baru
102
Pertolongan Ryan
103
Baby Peachyyy??
104
Ancaman Rizi
105
Pelukan nyaman dan aman
106
Interaksi baby Peachyyy
107
Menjenguk mama Abel
108
Mengenalkan Abel
109
Kok jadi pasrah??
110
Pengorbanan Ryan
111
Tatapan tajam dan menusuk
112
Menolak keras
113
Kabar duka
114
Pelaku kejahatan
115
Memberitahu Abel
116
Keadilan!!
117
Ingatan tentang permintaan
118
Syndrome couvade
119
Ada apa dengan Cakra?
120
Apapun untuk Rheana
121
Baby boy or girl?
122
Mikayla Zahra Dharmawan
123
Sikap manis di pagi hari
124
Surat perpisahan?
125
Pasangan manis-manis
126
Mau adu bibir, Sayang
127
Rencana Cakra
128
Tugas Abel
129
Menuju puncak keberhasilan
130
Rheana cantik, hanya milikku
131
Malam pertama?
132
Pagi indah untuk si cantik
133
Hadiah dari Cakra
134
Ketakutan Fikri
135
Mau susu kamu
136
Ayla, tolongin mama!!
137
Velia masuk rumah sakit
138
Kesadaran Velia
139
Gara-gara merokok
140
Waktu yang berlalu cepat
141
Tukar cincin
142
Keluarga kecil Cakra
143
Pengganggu
144
Pantai yang indah
145
Bakar-bakar atau ciuman?
146
Siap hamil lagi
147
Lewat mana?
148
Hari kelulusan
149
Cium aku
150
Bukan sakti, tapi ....
151
Hari Ryan dan Abel
152
First night
153
Ngidamnya papa Ca
154
Pagi penuh haru (End)
155
Ekstra part (Next)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!