Rheana langsung bersiap-siap usai kepergian kakaknya dari kamar hotel tempat mereka menginap. Ia tentu saja tidak mau jika sampai terlambat datang diacara paling membahagiakan untuk Velia, kakaknya.
Rheana memakai pakaian yang sudah dibuat khusus untuk pihak keluarga mempelai wanita, dan sudah pasti bajunya akan sama dengan baju sang mama nanti.
Rheana menghabiskan waktu hanya 15 menit untuk mandi, usai mandi dan berpakaian ia tentu saja langsung merias diri.
Bukan makeup tebal, hanya makeup natural yang mempercantik wajahnya. Bahkan model riasan yang dipakai Rheana itu seperti gadis korea yang cantik dengan wajah natural.
Baju coklat susu memang paling cocok untuk Rheana. Kulitnya yang putih membuat baju yang dikenakannya tampak cerah dan cantik untuk tubuhnya. Rheana itu definisi gadis cantik luar dan dalam, hatinya baik dan wajahnya pun enak dipandang.
“Rheana cantik, anaknya papa Rama.” Celetuk Rheana sambil menatap pantulan dirinya di cermin.
Rheana segera membereskan alat make up nya dan membawa tas selempang miliknya serta membawa semua barang yang memang ia bawa dari rumah.
Rheana keluar dari kamar hotelnya dan check out. Rheana bergegas meninggalkan hotel, ia akan terlambat jika tidak pergi sekarang. Rheana sudah berjanji kepada Cakra bahwa dirinya akan datang untuk menjadi saksi dalam pernikahan pria itu dan kakaknya.
Rheana mengendarai mobilnya sendiri, awalnya ia mengemudikan dengan kecepatan cepat, namun jalanan yang ia lalui cenderung padat sehingga mau tidak mau ia harus memelankan kecepatan mobilnya.
“Duhh … macet lagi, gimana nih!” gumam Rheana saat melihat jam yang melingkar di tangannya sudah menunjukkan pukul 6.30.
Rheana berusaha untuk menyalip kendaraan lain, namun sedikit sulit sebab mobil yang ia kendarai lumayan juga. Mobil yang ia gunakan saat ini adalah milik Velia.
“Jangan sampe deh telat datang, bisa abis gue dimarahin mama.” Gumam Rheana dengan perasaan khawatir.
Akad nikah akan dilaksanakan pukul 8 pagi dan tentu saja Rheana bisa telat jika macet yang ia lewati sampai ke hotel dimana acara nikah diadakan.
Rheana berusaha untuk sabar, dan kesabarannya itu membuahkan hasil. Perlahan jalanan pun mulai lancar dan hanya butuh waktu 1 jam setengah untuk dirinya sampai ke acara akad.
Sebelum keluar dari mobil, Rheana sempat membaca nama mempelai pengantin yang ada di karangan bunga ucapan dari orang atau kolega bisnis kedua keluarga.
Rheana tersenyum kecil. Dulu ia sempat membayangkan bahwa namanya dan Cakra akan bisa tertulis bersama diatas undangan pernikahan dan menerima selamat dari orang-orang secara bersama, namun ternyata takdirnya tidak sebaik itu.
“Lo kan udah ikhlas, Rhe. Ayo bangun dan lanjutkan hidupmu setelah ini!” ujar Rheana berusaha menyemangati dirinya sendiri.
Rheana pun keluar dari mobil, suasana sunyi sekitar acara nikah membuat Rheana berpikir bahwa acara telah dimulai. Ia mengira bahwa dirinya telah melewatkan acara paling sakral bagi kakaknya.
Namun siapa sangka bahwa segala dugaanya itu salah. Saat ia masuk, ia melihat tidak ada tamu yang hadir, hanya ada pihak keluarga yang sedang terdiam.
Dan di dekat kursi akad, ada Mama Erina yang sedang menangis dan sang papa yang terlihat mencoba menenangkannya.
“Mama!!!!” Rheana berteriak memanggil sang mama dan berlari memeluk ibunya.
Rheana tentu saja bingung melihat sang mama menangis, belum lagi dengan acara pernikahan yang masih sepi. Semua itu membuat Rheana bingung.
“Ma, Mama kenapa?” tanya Rheana lembut, seraya memegang kedua bahu mama Erina.
Baik Mama Erina maupun Papa Rama, keduanya langsung menatap Rheana dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada kesedihan, amarah, dan kekecewaan yang Rheana sendiri tidak tahu alasannya.
“Pa, ada ap–” ucapan Rheana terhenti saat dirinya merasakan bahwa tangannya ditarik secara kasar oleh seseorang.
Rheana terkejut, dan yang lebih membuatnya terkejut adalah siapa pelaku yang telah melakukan hal tersebut. Orang yang menarik tangan Rheana adalah Cakra.
Rheana menatap Cakra dengan tatapan terkejut, di mata Cakra juga ada hal yang sama dengan yang ada pada kedua orang tuanya.
“Kak Cakra, sebenarnya ada apa ini? kenapa acaranya belum di mulai?” tanya Rheana pelan.
“Kau masih bertanya padahal sebenarnya kau tahu alasannya?!!!” Cakra bicara dengan nada membentak tepat di depan wajah Rheana.
Hal yang tidak pernah Cakra lakukan selama ini adalah membentak seorang teman, Rheana adalah temannya dan hari ini ia telah membentaknya karena kesalahan yang tidak akan bisa ia maafkan.
Rheana juga kaget mendengar Cakra bicara dengan nada begitu tinggi, dan apa katanya? bahwa ia tahu alasan mengapa acara pernikahan belum dimulai?
“Apa maksudmu, Kak? aku bahkan baru saja tiba, bagaimana aku bisa tahu?” tanya Rheana pelan, mata gadis itu tampak berkaca-kaca setelah menerima bentakan dari Cakra.
“Berhenti bersandiwara!!!” bentakan Cakra semakin keras, bahkan sampai menggema di seluruh penjuru ruangan, beruntung hanya ada pihak keluarga disana dan penghulu.
Rheana memejamkan matanya. Untuk kedua kalinya ia terkena bentakan dari Cakra tanpa adanya alasan.
Rheana menatap kedua orang tua dan adiknya yang hanya diam melihat dirinya terkena amarah dari Cakra, seakan dirinya memang bersalah disini.
“Tolong jelaskan padaku, apa yang terjadi disini!” pinta Rheana kepada semua yang hadir disana.
Rheana berlari mendekati kedua orang tua Cakra yang juga tampak diam dengan wajah murung.
“Om, Tante. Tolong jelaskan apa yang terjadi disini, kenapa Kak Cakra memarahiku, dan dimana kak Velia?” tanya Rheana dengan lirih.
Cakra langsung menatap Rheana dengan tajam saat mendengar nama Velia disebut. Pria itu kembali mendekati Rheana dan mencekal pergelangan tangan Rheana sampai membuat si pemilik meringis karenanya.
“Kau baca ini, kau rela membunuh kakakmu sendiri hanya karena cinta?!” ucap Cakra dengan penuh penekanan.
Rheana diam. Ia bukan menerima semua tuduhan Cakra, melainkan ia tertegun mendengar kata-kata pria itu barusan.
Tatapan Rheana beralih ke ponsel yang sedang menampilkan menu pesan whatsapp. Disana terlihat sebuah pesan yang dikirim oleh Velia.
“Sayang, nyawaku dalam bahaya. Rheana mencoba membunuhku, dia mencintaimu dan itulah alasannya mengapa dia ingin aku tiada. Aku minta maaf jika besok tidak hadir dalam acara pernikahan kita, aku mencintaimu.”
Rheana menutup mulutnya saat membaca pesan yang Velia kirim, ia sangat terkejut karena kakaknya akan tega memfitnahnya dengan begitu besar.
Rheana mengira bahwa Velia sudah benar-benar memaafkan dirinya, namun sekarang malah sebaliknya. Ia telah di fitnah oleh Velia sebagai seorang pembunuh.
Makin penasaran nggak? kalo iya komen, nanti aku usahakan double update!
Bersambung.......................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
makin penasaran lanjut
2023-10-23
1
Neneng cinta
kok pnya kaka jahat bgt siiih....bener2 ya Velia fitnah lebih kejam dari pembunuhan..😡😡😡.
2023-06-19
0
Ida Nur Haryono
lanjut thir jelas oenasaran bangetlah....😍
2023-04-10
1