...Berlarilah sejauh yang kamu bisa, ...
...Jika Tuhan berkata "Dia itu milikmu"...
...Maka pulangmu tetaplah menujuku. ...
...***...
Entah kenapa rindu adalah kata paling terindah untuk mengingatmu didetik yang akan datang. Entah kenapa aku seperti benar-benar akan kehilangan sosokmu bahkan rasa yang kau coba untukku.
Aku sangat amat mencintaimu meskipun kamu tidak pernah tau seberapa besarnya..
Dengan airmata yang telah mengering ku paksakan tanganku melambai diudara dan tersenyum saat mobil Agas berlalu dari hadapanku. Sesak rasanya seperti ada tumpukan beton yang menimpa dadamu.
Detik itu juga 'Rindu' adalah kata yang akan terus terlantun disaat waktu memberiku jeda untuk memikirkanmu.
Maaf Gas. Maafkan wanita Bodoh ini..
Batinku penuh sesal. Seandainya bisa terucap, seandainya Agas mengetahuinya, seandainya waktu tidak serumit ini. Tapi waktu bukan takdir yang dengan kuasanya menentukan pilihan hati kita.
****
Mentari enggan bersinar seperti biasanya, membiarkan sang awan menyembunyikan silaunya. Mungkin keadaan ini tepat untuk menggambarkan keadaan hatiku. Hampa.
Ku tarik nafas panjang dan menghembuskan secara perlahan. Rasanya masih sama, sesak. Seperti ada lubang yang terbentuk disana. Entah bagaimana bisa aku melewati satu hari ini dan hari-hari selanjutnya.
Semua seakan berhenti. Tak ada satupun notif dari Agas. Seakan kita benar-benar berakhir. Aku jadi merindukannya. Rindu saat dia berdebat denganku, rindu saat dia membicarakan hal yang membuatku mengerutkan dahiku, rindu saat aku masuk ke dapurnya dan membuat masakan untuknya.
Gue kangen Gas, gue kalah..
Dddrrrrttt ddddrrrrrtttt
Kurasakan ponselku bergetar, dengan sedikit kecewa ku baca chat dari grup kelas hari ini, membuatku malas untuk pergi ke kampus. Semua kejadian kemarin membuatku memijit keningku yang berdenyut.
Ku turunkan kakiku untuk menapak pada lantai kamar dan segera bangkit dari kasurku menuju meja rias. Ku perhatikan pantulan diriku yang lain disana. Lusuh, pucat, dengan kantung mata yang menonjol dan menyedihkan pastinya.
Mengenaskan banget lo List, baru juga break belum benar-benar putus.
Lirihku dalam hati seraya tersenyum miris melihat diriku saat ini. Ku raih ponselku yang tergeletak diatas meja rias dan mengetikan chat digrup kelas bahwa hari ini aku tidak bisa hadir kuliah karena sakit. Alasan klasik sekali Calista.
Sudah dua hari berlalu sejak aku dan Agas memutuskan untuk memberi jeda pada hubungan kami. Kami berdua sudah mulai menyesuaikan diri dengan rasa sepi dan mengurangi intensitas komunikasi kami yang biasanya tidak sehat. Hal kecil saja bisa menimbulkan perdebatan.
Bayangkan jika aku dan Agas tidak saling mengontrol emosi bisa saja perang dunia kembali terjadi abad ini. Mungkin saat ini hal itu tidak akan terjadi.
Aku berada pada keadaan mencintai yang tak keberatan jika harus kehilangan. Karena pada akhirnya, yang ditakdirkan akan tetap memani. Dan yang tidak ditakdirkan akan selalu menemukan alasan untuk pergi.
Hari ini seperti biasanya kegiatanku hanya diisi dengan kuliah dan nongkrong sebentar dikantin. Saat yang lain tertawa aku hanya tersenyum seakan baik-baik saja dan bicara seperlunya saja.
Seharusnya aku tidak menyesali keputusan yang ku buat sendiri. Tidak buruk juga, lagi pula semua orang dalam hubungan apapun butuh waktu sendiri untuk saling menginstropeksikan diri. Termasuk aku dan Agas.
"Udah jangan galau List, baru juga break belum bener-bener putus" ledek mereka padaku yang aku pahami maksud mereka untuk menghiburku.
"Yaaaaah jangan gitu dong. Makasih loh doanya. Mulutnya pada manis banget kayak cabe" cibirku yang tak kalah dengan ledakkan mereka dan akhirnya kami saling menertawakan dan tertawa bersama.
Ternyata jadi jomblo tuh gini ya, ada rame-ramenya gitu walaupun hati sepi..
***
Bukber SD..
Hal yang selalu ditunggu-tunggu siapapun untuk menumpahkan rasa rindu akibat jarak yang menyekat raga. Tumpukan memori yang telah usang kini tumpah ruah dalam suasana reuni.
Ku perhatikan satu persatu orang-orang yang pernah tinggal di masa lalu ku itu. Senyum bahagia, Peluk hangat bercampur sendu, canda&tawa pun turut melengkapi menambah euforia saat ini membuatku turut tenggelam didalamnya.
Yah, aku rindu sangat rindu. Masa putih merah yang ajaib bagiku. Enam tahun kami habiskan bersama, belajar bersama, bermain bersama, bercanda di kelas, di strap dilapangan sekolah karena tidak mematuhi peraturan mengenai atribut sekolah, dan masih banyak lagi memori-mereka. Saat ini didepan mataku memori itu seakan sedang terputar seperti sebuah film. Tidak ada yang berbeda dari mereka, bagiku mereka masih sama seperti dulu, anak-anak yang suka iseng, bercanda dan sedikit nakal.
"Heiiii. Akhirnya kalian datang juga. Gue pikir kalian gak akan datang" sahut Nadia yang membuyarkan lamunanku.
Dengan rambut panjangnya yang lurus dan hitam legam, tergerai indah sepunggung ditambah senyumnya yang manis gadis itu menghampiriku dan juga beberapa teman dekatku. Nadia masih sama seperti dulu, bedanya dia terlihat tidak terlalu gemuk seperti waktu kami SD.
"Hai Nad? Apa kabar?" Kataku sembari memeluknya dan begitulah, selanjutnya kami benar-benar larut dalam sebuah kisah klasik masa lalu kami.
Entah siapa yang membuka kotak masa lalu kami itu. Bagiku Kebahagiaan yang tidak bisa dibeli adalah waktu. Bagaimana bisa kita membelinya disaat momen itu sedang tercipta, diulang kembali pun tak akan sama rasanya.
"Lis? Ada Rahardian tuh" tunjuk Bunga Maharani salah satu teman dekatku waktu sd, dengan lirikan matanya dan aku pun mengikuti arah lirikan matanya. Lirikanku berhenti tepat pada seseorang yang berperawakan sama seperti teman-teman SD ku yang laki-laki. Tinggi ideal, kulit sawo matang, hidung mancung, bibir tipis dan.. yah, sekarang badannya agak berisi dan berbentuk karena rajin ngegym. Pacar-abel banget deh pokoknya.
"Hmm Cieeeeee" Interupsi Dika Novita yang masih teman dekatku itu seraya menyikut lenganku untuk mengodaku. Diikuti pula dengan teman-temanku yang lain. Beruntung tidak semua orang mendengar pembicaraan kami dan tingkah kami yang kadang tidak normal kalo sudah kumpul.
"Samperin kali, ajak ngobrol masa main lirikan doang" celetuk Tika Nasution yang menambah semangat teman-temanku saat ini untuk menggodaku.
"Apaan sih!" Sungutku kesal ditambah pipi yang merona akibat salah tingkah ditatap oleh seseorang yang sedari tadi menjadi tranding topic obrolan kami.
"Biasa aja sih gak usah salting gitu, siapa tau doi lirik yang lain bukan lo Lis" celetukan pedas keluar juga dari bibir penuh milik seorang gadis gemuk yang manis bernama Anggia Yunifa.
"Nah iya juga ya? Eiiittss bukan berarti tadi disengaja ya lirik-liriknya kayak di ftv atau film gitu" jawabku membela diri dan tawa kami pun pecah.
"Eh si Raffi mana? Gak jadi datang nih?" Celetuk Damas yang menginterupsi tawa kami semua.
"Biasa, lagi dilangit tuh sama si Ridho belum dapet libur mereka" celetuk Bima yang notabene lebih dekat dengan Raffi dan Ridho. Kami pun serempak membeokan huruf "O".
By the way Raffi dan Ridho itu sama-sama sedang dalam masa pendidikan. Raffi sedang pendidikan Angkatan Udara dan Ridho sedang pendidikan Pilot. Selain mereka ada beberapa teman kami yang tidak bisa ikut bernostalgia bersama. Ada yang sedang kuliah di Moskow Rusia, ada yang sedang menempuh pendidikan juga di militer, ada yang entahlah lagi pada kemana saat acara sudah ditentukan.
Sekali lagi entah siapa yang memulai membuka kotak kenangan itu hingga semua beterbangan diatmosfer kami. Meskipun tak kasatmata namun terasa melingkupi suasana di sekitar kami semua.
Ting.. 💌
Ponselku berdenting diantara keramaian. Kulihat sebuah pesan masuk dari Agas membuat bibirku melengkung keatas.
From: Agas ⛄
To: Calista
"Jangan lupa makan disana. Jangan pulang lewat dari jam 10 malem List. Love you.. "
From: Calista
To: Agas
"Siaaaap kapten.. Love you too"
****
Beberapa hari setelah reunian berlalu aku dan beberapa teman dekatku makin sering meluangkan waktu bersama apalagi saat ini masih libur semester. Jadi hari ini kami merencanakan bukber kembali, bedanya kami hanya beberapa orang saja.
Masih sama seperti waktu SD. Ada Bunga, Dika, Anggia dan Diana. Sebenarnya masih ada dua orang lagi tapi mereka tidak bisa hadir, nah bukber kali ini diadakan dirumah salah satu teman kami yang waktu bukber rame-rame tidak ikut. Namanya Yessy Carlina.
Bisa dibilang kami adalah grup Nerd disekolah waktu SD dulu. Orang-orang biasanya hanya sekadarnya saja kepadaku dan teman-temanku. Boro-boro inginkan kami bergabung dengan mereka terkadang perlakuan mereka semena-mena.
Dari yang menyuruh kami membelikan makanan untuk mereka sampai mengerjakan tugas-tugas mereka. Tidak berhenti disitu saja tradisi bullying sudah ada sejak dulu. Kami juga kadang sering jadi bahan olokkan mereka.
Tapi toh itu sudah berlalu sudah belasan tahun. Untuk apa diratapi kembali, kita sudah punya lembaran baru masing-masing. Ingat juga roda kehidupan itu selalu berputar mengitari kita. Doa seseorang pun mampu memporakporandakan seisi langit bila di jamah oleh-Nya.
"Yessyyyy" toa heboh Dian alias Diana saat pintu rumah terbuka menampakkan sesosok gadis berparas chinese ala-ala.
"Anjiiiir. Tinggi banget lo yess? Makan tiang?" Celetuk Anggia. Bener-bener deh tuh mulut.
"Yess? Ini elo yess? Apa kita salah rumah. Sumpah beda banget lo sekarang" sahut Dika tak kalah hebohnya dengan kami.
"Masuk dulu yuk sini" seraya mengomando kami dan kami pun mengikuti sembari manggut-manggut tanda mengiyakan.
"Assalamualaikum.." celetuk Anggia dengan wajah polos yang dibuat-buat.
"Waalaikumsayang" jawabku dengan muka polos yang dibuat-buat juga.
"Idiiih jijik lo List" cibirnya yang langsung ku hadiahi toyoran. Kami pun menjadi bahan tertawaan mereka.
Selesai buka dan shalat berjamaah kamipun melanjutkan celotehan kami di kamar Yessy. Aku dan Dian yang notabene non muslim menunggu mereka shalat sebentar dan di sinilah kami sudah menumpuk semua di tempat tidur king size milik Yessy. Nuansa pink kental sekali pada kamar ini di tambah perlengkapan make up beserta meja riasnya pun turut menjelaskan betapa girly sekali sang empunya.
"So, jadi kemarin ada yang main lirik-lirikan sama Mr. R? " Dian memulai obrolan kita.
"Hah apa? Mr. R siapa?" Samber Yessy yang tak tahu apapun mengenai insiden drama korea yang ku alami waktu kami Bukber rame-rame.
"Ooooh gue tau gue tau." celetuk Dika diiringi tawa yang juga sedang sibuk dengan ponselnya sesaat sebelum kami memulai obrolan.
"Siapa sih? Aduh seketika amnesia nih" jawabku seraya tertawa dan diikuti mereka.
"Perlu gue sebut namanya?" Celetuk Anggia yang sebelumnya ikut tertawa
"Yaampun dari kemarin gue mulu yang kena" gerutuku.
"Apa kabar lo Gia yang liat Mr. A ngobrol sama Calista waktu ambil minuman?" Celetuk Dika yang memang suka sekali memperhatikan orang.
"Nah. Loh ternyata ada yang kek eptivi gitu" sambar Yessy yang sedari tadi antusias mendengar cerita kami yang tidak bermutu sama sekali.
Dan begitulah satu hari ini kita lalui dengan bernostalgia dari cerita romansa sampai horor pun ada. Kau tau waktu itu sangat berarti dan mahal. Satu hari saja ada berbagai momen yang bisa tercipta, bagaimana bisa kamu melewatkan satu hari itu tanpa melakukan apapun.
Satu detik dua detik dan di detik selanjutnya terkadang terselip sebuah momen yang tanpa kita sadari bisa meringankan apapun. Dan momen itu adalah bersyukur.
Happy Reading guysss 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments