...Akan ada saatnya...
...Kita menemukan alasan untuk berjuang,...
...Buat aku alasan itu adalah kamu....
...***...
Dering telepon membangunkanku pada waktu yang tepat.
"Sayang bangun udah siang nih, chat aku juga kenapa gak dibales semalem?" Oceh seseorang disebrang sana yang membuatku membulatkan mata.
Astaga danger..
Batinku panik seraya mengecek ponsel memastikan bahwa aku tidak salah orang.
"Eh, iya yang maaf aku ketiduran semalem, capek banget soalnya iya ini aku udah bangun kok" kataku sembari nyengir kuda.
What the.. Untung pacar kalo bukan udah abis tuh orang ganggu gue pagi-pagi.
Kemudian aku dan Agas sama-sama mematikan sambungan telepon kami, lalu melirik jam dinding kamar ku yang menunjukkan pukul 7 tepat. Langsung saja aku mencuci muka dan menggosok gigi kemudian turun ke bawah untuk sarapan.
Dimeja makan hanya aku sendiri, Kirana sudah berangkat sekolah sekitar setengah jam yang lalu kata mbok surti, dan orang tua ku belum juga pulang, yah, orang dewasa memang tidak pernah tau cara menikmati hidup. Seluruh waktunya hanya dihabiskan mencari uang.
Hidup bukan tentang uang aja tapi hidup memang butuh uang sih ya..
Selesai sarapan aku bergegas mandi dan beberapa menit kemudian mengabari Aldira karna dia ingin membawa mobil. Sembari menunggu Aldira aku sedikit mempoles wajahku dan mengganti bajuku dengan seragam khusus anak kesehatan. Kemudian aku mematut diri dicermin.
Calon mantu idaman. Perfecto.
Gumamku seraya bangga menjadi calon tenaga medis. Kemudian toa seseorang yang sudah ku hafal, Aldira Respati, membuat ku menepuk jidat dan memutar bola mata ke atas.
"Ck. Gue ga sendiri dirumah loh Dir" cibirku pada Aldira.
"Lagi lo lama banget gue panggilin ga nyaut-nyaut, ngapain aja? Cari wangsit dikamar?" keluh Aldira yang langsung ku hadiahi sentilan pada bibirnya yang penuh itu.
"Kok lo ngeselin sih, minta banget gue hanyutin dirawa-rawa" balasku yang langsung dapat tatapan membunuh dari Aldira.
Sesampainya dikampus..
"Eh duo serigala datang" cibir bang Ami pada ku dan Aldira.
Sial emang, dasar kutu.
Ya, kami baru saja tiba di kampus tapi sudah langsung menuju kantin. Rutinitas kami ber lima yang entah sejak kapan dan disinilah kami di meja makan. Ada Axel, bang Ami, Hansel dan anak cowok lainnya yang satu kelas dengan kami, tak terkecuali Lukas Wijaya.
"Apa Luke? Katanya lo mau nembak Calista?" ejek bang Ami.
Demi kulit kerang ajaib.
Refleks aku memutar bola mata keatas, malas.
"Jangan sekarang ah Bang, singa betinanya belom jinak kudu dipawangin dulu" tawa pun pecah se-isi kantin seakan-akan ikut memeriahkan suasana.
Aku memicingkan mata langsung menatap sasaran "Siapa juga yang mau sama lo. Mau dikata lo makhluk adam satu-satunya dimuka bumi ini, gue tetep gak mau !!" tukasku langsung to the point.
"Tuh kan bang apa gue bilang"
"Ya gimana ya Luke, dia emang spesies langka"
🧊🧊🧊
Aku pun meniupkan pecahan kecil es batu melalui sedotan kearah merah berdua.
"Eh anjiirrr apaan nih" kata bang Ami.
"Senjata nuklir terakhir untuk mengusir kompeni" balasku.
"Gila ya kita bukan penjajah kali Lis" sanggah Lukas.
"Lo itu penjajah kebebasan hati perempuan. Lo pikir bisa seenaknya nargetin orang. Makan nih senjata gue"
Perang pun terjadi sampai gelas minuman kami yang menjadi pertahanan terakhir, sebelum kami mengakhirinya dengan keadaan normal, seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
Semua tertawa karna tingkah laku bang Ami, aku dan juga Lukas..
Biasanya cowok yang suka tebar pesona itu tipe cowok yang gampang jatuh Cinta dan rentan perselingkuhannya 95%.
*****
From Agas ♡
Sent to Calista : Sayang aku pulang cepet nih, mau aku jemput pulang bareng aku ga?
From Calista ♡
Sent to Agas : Maaaauuuuu 😘
From Agas ♡
Sent to Calista : Yaudah sejam lagi aku sampe yang, kamu udah kelar kan kuliahnya?
From Calista ♡
Sent to Agas : Udah sayang. Iyaaaa, hati-hati dijalan
Setelah berbalas pesan, tanpa sadar aku tersenyum, membuat pipiku merah merona. Dan itu membuat Aldira senang menggodaku.
"Cieee dari AA ya? Cieeee" goda Aldira padaku. Aku pun hanya menyengir kuda.
"Iya. Eh Dir gue balik bareng Agas ya? Lo duluan aja" Kataku yang langsung dihadiahi colekan pada pipiku.
"Agas apa calon suami? Uuuupsss" katanya yang semakin menjadi membuat muka ku semakin mirip kepiting rebus.
Greaat!!!
"Paling bisa ya lo bikin gue malu dir" cibirku
Aldira tertawa terbahak-bahak mendengar cibiranku "Bukannya emang lo selalu malu-maluin ya" balasnya msih tertawa.
"Untung gue sayang sama lo dir, kalo enggak udah gue tumbalin lo biar gue kaya" balasku tak mau kalah dengannya.
"Sialan ya tu mulut belom pernah dicium raket nyamuk apa" kesalnya.
Kemudian Aldira pamit pulang duluan dan disinilah aku didepan halte bus sembari menerawang kedepan.
Calon Suami? Kalaupun terjadi gue pasti bahagia banget, secara dia adalah orang yang semenjak SMA sampai sekarang selalu bersamaku.
Tak lama Agas pun tiba dengan pajeronya dan kami pun berlalu. Di mobil aku merasa bosan apalagi kami terjebak kemacetan.
Kemudian aku memutar radio dalam mobil Agas dan ocehan penyiarpun menjadi backsound kami yang hanya berkutat pada pikiran kami masing-masing.
Ya, walaupun sudah bertahun-tahun bersama, tetap saja kami masih bisa merasakan canggung saat berdua.
Setau ku kecanggungan tidak akan pernah terjadi, antara dua orang yang tidak ada apa-apanya dan bersyukurlah kami sering merasa canggung bila hanya berdua.
Tak berapa lama ocehan penyiar itu pun berganti sebuah lagu yang mungkin menjadi jembatan antara perasaan kami berdua.
"30 menit kita disini tanpa suara dan aku resah
harus menunggu lama .. Kata darimu" gumamku mengikuti lirik lagu tersebut.
"Mungkin butuh kursus merangkai kata, untuk bicara dan aku benci harus jujur padamu, tentang semua ini" balas Agas yang masih fokus menyetir dan membuat ku refleks menoleh kearahnya.
Sadar aku perhatikan, Agas pun menoleh sambil tersenyum kemudian fokus kembali pada jalan.
Yaampun rasanya mau meleleh
"Ada yang lain disenyummu yang membuat lidahku gugup tak bergerak ada pelangi di bola matamu dan memaksa diri tuk bilang.." Kemudian kami tak sengaja melanjutkan lagu itu yang telah sampai pada akhirnya nya.
"Aku sayang padamuuu.. " kami pun menoleh satu sama lain saat kami sampai didepan rumahku.
Aku pun pamit masuk pada Agas seraya mencium gemas pipinya.
"Lis yang ini belum.. " kata Agas seraya menunjuk bibirnya.
" Ih dasar mupeng kamu yang, pulang sana " seraya menjulurkan lidah dan tangan ku refleks ditarik kembali ke dalam mobil Agas.
Pada akhirnya, Agas pun mendapatkan apa yang dia inginkan. Setelah itu dia pun berlalu.
Mungkin saat ini bagiku Bahagia itu kamu. Agas Cokrodinoto..
Happy Reading..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments