Pemandangan indah di Desa pemukiman Kulfun ini terlihat luar biasa. Di sepanjang jalan yang tak begitu becek keduanya lalui tanpa ada yang menganggu sama sekali.
Rusel memilih berjalan di tempat biasa yang ia lewati ketika ingin berlatih beladiri dulu. Jalan ini memang jauh dari jalan yang digunakan oleh warga untuk beraktivitas.
"Apa kau sering kesini?" tanya Sandra melihat kiri dan kanan dimana pepohonan cemara serta batang-batang bambu hijau tegak menjulang tinggi.
Suasananya juga begitu sejuk dengan aroma bunga bermekaran di sekitar tepi jalan.
"Saat pertama masuk kesini. aku membuat jalan berbeda hingga tak satu orang-pun tahu tempat ini." jawab Rusel melangkah pelan dengan Sandra yang ia gendong di punggungnya.
"Apa kau sudah lama disini?"
"Sudah! aku dirikirim ke sini untuk menjaga para warga Kulfun dari Bukit Longcheng di selatan."
Sandra diam. apa ada lagi yang mau mengusik tempat seindah ini? sumber daya Kulfun sangat banyak dan begitu melimpah. pantas banyak orang yang ingin menguasainya.
"Pegunungan ini begitu kaya akan sumber daya, hutannya sangat bagus, udaranya segar dan tanahnya subur. sangat damai."
"Karna semua itu banyak yang ingin merampasnya." sambung Rusel tampak menggeram. Sudah berapa kali kelompok-kelompok pemberontak itu ingin mengambil wilayah ini secara paksa sebelum kedatangannya.
"Kau benar. sayang-bukan?! kalau tempat seistimewa ini jatuh ke tangan yang salah."
"Dan kau paham itu. maka kau juga harus menjaganya. mengerti?"
Sandra terdiam sejenak memikirkan soal ucapan Rusel barusan. ia ingat ucapannya dulu meremehkan Warga dan tempat ini, padahal itu tak sekuno yang ada di pikirannya.
"Sel!"
"Kau memanggilku?" tanya Rusel berhenti berjalan saat tersentak mendengar panggilannya.
"Iya, soalnya namamu itu sudah di kenal warga disini. jadi aku memanggil-mu Sel supaya berbeda." jawab Sandra berbinar meletakan dagunya ke bahu kokoh Rusel hingga pipi mulus keduanya saling bertemu.
Wajah datar Rusel tampak bergurat jenaka tapi tak begitu terlihat oleh siapapun disini.
"Hm. terserah padamu."
"Kau tak keberatan?" tanya Sandra menatap wajah tampan itu dengan penuh kebahagiaan. Rusel mengangguk mengiyakan membuat Sandra bersorak ria.
"Yeyy!!! kau ternyata sangat imut, aku baru sadar sekarang."
"Oh." jawab Rusel asal membuat Sandra kembali kesal langsung mencubit lancang pipi Ketua tertinggi itu membuat Rusel syok.
"Kauu!! menyebalkan!!" ketus Sandra tanpa sadar membuat Rusel terasa berdebar. Ntahlah, jantungnya mulai merespon semua perhatian Sandra padanya.
"Ehmm.." Rusel berdehem menarik nafas dalam. ia pura-pura berwajah kesal padahal cubitan Sandra tak terasa sama sekali olehnya.
"Sel!"
"Hm?"
"Kapan kau mau berjalan?"
Rusel tersentak dengan rona merah di pipinya. Ia melanjutkan langkahnya dengan wajah konyol yang akan di tertawakan oleh para binatang disini.
Namun. tiba-tiba Sandra mendengar lulungan serigala dari arah tepian hutan. bulu kuduknya meremang memeluk erat leher Rusel yang tercekik.
"Kendurkan lenganmu!"
"Tapi.. tapi ada suara binatang buas. kita harus pergi dari sini. " panik Sandra turun dari gendongan Rusel yang diam di tempatnya.
"Ayo! tempat ini tak aman." Sandra menarik lengan Rusel untuk kembali ke belakang namun Rusel tak bergerak.
"Ayo cepat!!"
"Kemana?" tanya Rusel tak ada rasa takut sama sekali memantik kecemasan Sandra yang menggunung.
"Aku tahu kau bisa beladiri. tapi, ini hewan buas. dia lebih ganas dari manusia. kau paham?"
"Mereka tak jahat!"
"Kauu... memang sudah gila." umpat Sandra menepis ucapan Rusel yang langsung menurut saat Sandra menariknya untuk bersembunyi di balik pohon besar di seberang jalan.
"Kau mau apa?"
"Sutt. diam!"
Sandra menyembulkan kepalanya kecil melihat ke jalan tadi begitu juga Rusel yang tepat ada diatas kepalanya. keduanya seperti orang bodoh begitu juga Rusel yang heran sendiri.
"Kau mencari siapa?"
"Serigala itu! mereka pasti lewat disini."
Rusel langsung membuang nafas halus kembali berdiri tegak. Kalau seperti ini ia malah akan terlihat lebih konyol dan mungkin bisa di tertawakan para teman hewannya itu.
"Sudahlah. mereka tak akan lewat."
"Kenapa?" tanya Sandra bingung.
Rusel menaikan bahunya acuh menatap ke jalan setapak yang biasa ia gunakan untuk ke arah air terjun emas di bawah sana.
"Kau mau mandi?"
Sandra langsung memukul bahu Rusel yang terhenyak menatap tajam Sandra yang berkecak pinggang.
"Ternyata pikiran-mu perlu di cuci!"
"Maksudku bukan itu? di bawah ada air terjun. apa kau mau kesana atau tidak?! itu saja." jawab Rusel. Sandra memerah, pikirannya saja yang terlalu kotor saat bersama pria siluman ini.
"Tapi..tapi kau menyebutkan kata 'mandi'. ini salahmu juga!"
Rusel menghela nafas dalam mengangguk saja. Ia menggenggam tangan Sandra untuk turun ke jalan bawah dimana ada tanah yang dipahatan seperti tangga menurun.
"Hati-hati."
"Aku bisa." gumam Sandra mengikuti langkah Rusel yang pasti. Ia agak takut karna ini begitu lereng tapi karna Rusel keberaniannya terpancing keluar.
Suara deru air terjun itu terdengar jelas ketika mereka semakin sampai ke bawah. Sandra begitu tak sabaran merasakan bau-bau pemandangan indah disini.
"Aku duluan!"
"Sebentar! kau bisa jatuh." sangga Rusel mengangkat tubuh Sandra pelan dan menurunkannya ke tangga bawah. Sandra sungguh kagum melihat pemandangan di bawah sini.
Air terjun besar yang jatuh menubruk bebatuan dengan di kelilingi bunga tulip dan kamboja bak pemandian dewa. pelangi yang terbias oleh cahaya yang lolos dari dedaunan pohon rimbun diatas sana menciptakan pelangi yang indah.
"Kau suka?"
"Yah! ini sangat indah, dan airnya juga jernih." puji Sandra benar-benar bahagia. matanya tak bisa di kecilkan sama sekali bahkan decah kagum itu terlontar ringan.
Tak mampu membendung rasa penasaran. Sandra langsung berjongkok memainkan air yang begitu sejuk dan harum semerbak dari bunga tulip sana.
"Aku mau mandi!"
"Kau .."
Sandra sudah lebih dulu masuk ke dalam air memotong kalimat Rusel yang tak sampai ke ujung.
"Segarnya!" gumam Sandra lalu berenang ke dekat air terjun. Rusel hanya mengulum senyum memantau dari atas sini tak ingin masuk menyiksa dirinya sendiri.
"Kau masuklah ke air!!" panggil Sandra membiarkan kepalanya di jiprat air yang jatuh ke batu di sampingnya. Baju kaos yang ia pakai menciut hingga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang nyaris sempurna.
"Ayo!!"
"Aku mencari aman!" jawab Rusel menggeleng tak mau. tapi Sandra tak mengerti itu, ia malah menyirami Rusel dengan air yang ada di dalam kolam.
"Kau..."
"Masuk!! ayo main air!!"
Mau tak mau Rusel terjun ke dalam kolam membuat tawa Sandra pecah melihat semua tubuh kekar pria itu basah. Terlihat begitu tampan dan seksi.
"Rasakan ini!!" Sandra menjipratkan air itu tapi Rusel tak mau kalah. keduanya akhirnya perang air dengan gelak tawa pecah mengundang mata-mata tajam di hutan sana.
Segerombolan hewan buas berbulu hitam loreng putih itu mendekat ke pinggir semak melihat suara berat berkharisma yang selama ini memimpin mereka tengah berlari sangat berbeda di depan sana.
"Sel!!" pekik Sandra saat tubuhnya di bawa berputar di permukaan air membuat tawanya lepas begitu saja. suara yang bebas menggema tapi di kurung oleh semak-semak dan pepohonan yang tak ingin kebahagiaan Ketuanya itu di dengar orang lain.
Para Serigala yang ada di dalam hutan langsung mengelilingi kolam menyaksikan langsung dua anak manusia itu bermain bebas terlihat sangat lepas.
...............
Tatapan menajam semua orang di Kediaman sana menghunus sosok laki-laki yang berwajah khas indo membungkus rasa takut. Para pengawal di sana berjaga jika dia membawa senjata tajam atau semacamnya.
"Untuk apa kau kesini?" tanya Tuan Hatomo tegas menatap Daniel yang bertamu di Kediaman mereka. Daniel duduk dengan kaku di atas sofa sana menatap ngeri para pengawal di belakangnya.
"Saya ingin bertemu Sandra. Tuan!"
"Untuk apa?"
Daniel menelan ludahnya berat. sungguh keluarga militer Hatomo begitu sangat menyeramkan. apalagi Nyonya Tantri yang sedari tadi melempar pandangan membunuh.
"Saya.. saya ingin melihatnya!"
"Bawa dia pergi!" tutah Nyonya Tantri sudah naik pitam. Para pengawal sana mendekati Daniel yang memucat berdiri dengan tampang ciutnya. .
"Nyonya! saya..saya hanya ingin bertemu, Sandra!"
"Dia tak ada disini!"
"Tapi..."
"KELUAR!!!"
Geram Nyonya Tantri membuat Daniel frustasi segera keluar tanpa pamit sama sekali. Tuan Hatomo mengusap lengan istrinya agar lebih tenang.
"Anak tak ada sopan santun!"
"Lihatlah, emosinya masih labil. kau harus tenang." ucap Tuan Hatomo yang tak ingin membuat masalah bertambah rumit.
"Suamiku! apa yang akan kita lakukan? kalau dia ingin bertanggung jawab bagaimana? Sandra pasti masih mengharapkannya." cemas Nyonya Tantri
"Kita lihat respon Sandra! mau bagaimana-pun anak itu harus ada ayahnya."
"Tapi..."
Nyonya Tantri diam saat Tuan Hatomo memandangnya tegas. dari pemantauannya, Daniel memang sering pergi ke tempat kenangannya bersama Sandra. ntah apa yang dipikirkan lelaki itu sekarang setelah membuat semuanya runyam.
"Apa kau kau membiarkan Sandra bersamanya lagi?" tanya Nyonya Tanti tak setuju.
"Tergantung pada Sandra! kau tahu sendiri bagaimana kalau putrimu jika sudah cinta. dirinya saja bisa dia serahkan." jawab Tuan Hatomo tengah dalam dilema keputusan.
Dua kakak Sandra yang ada di luar negri akan segera pulang. ntah apa yang akan ia katakan nanti jika mereka bertanya tentang Sandra.
.......
Vote and Like Sayang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Yeni Fitriani
jd ini cerita sprti cerita film barat ttg manusia srigala tp ini koq org2nya seakan org2 indo berada di indo....jd bingung.....tdnya aku pikir cerita ttg manusia harimau itu masuk di cerita indo khususnya cerita yg berasal dr masyarakat aceh....dimana ada desa di tengah hutan dgn org2 yg agamis tetapi sebagian dr mereka adalah keturunan manusia harimau.
2024-06-07
0
Kinay naluw
ngapain Daniel datang kemaren bilang bukan anak dia.
2022-12-15
0
Tatiastarie
biarkan Sandra dengan Rusel
2022-10-13
0