Teriakan Sandra begitu kuat tapi belum ada yang datang membantunya. Sandra masih terus mengelak menendang setiap tubuh yang mencoba mengungkungnya sampai Sandra kewalahan tak sanggup lagi melawan.
"Kau sudah lelah?" salah satunya semakin terasa bahagia menginginkan tubuh Sandra yang sudah memucat di tempat.
"J..jangan!" lirih Sandra dengan kulit mendingin pucat pasih. Ia menekuk kedua kakinya dan membenamkan wajah itu ke sana membuktikan rasa takut yang tinggi.
Batin Sandra terus berdo'a agar ada yang menolongnya disini. Ia merasakan tangan-tangan nakal itu ingin menyentuh bahunya.
"Tak akan ada yang bisa menyelamatkan-mu jika sudah seperti ini." salah satunya ingin membelai rambut Sandra namun tiba-tiba tubuhnya terlempar di tarik ke belakang.
"K..kau .."
Salah satu dari dua lainnya terkejut melihat sekilat bayangan ini begitu cepat kearah teman mereka yang tersungkur ke semak-semak sana.
Angin mulai berhembus lebih kencang. suara deritan pepohonan yang semula tenang mulai beradu diiringi suara lulungan serigala di hutan sana membuat keduanya memucat.
"J..jangan!" Sandra masih ketakutan tak menyadari semua itu. suara angin dan dahan di sekelilingnya seakan menulikan pendengaran Sandra yang tak melihat itu semua.
"K..kau siapa?" lirih mereka saat sosok jangkung di kegelapan itu keluar dari semak-semak sana dengan tatapan mata yang mereka kenal.
"I..itu..."
Keduanya memucat melihat kilatan gradasi hijau dari manik buas yang menarik keberanian mereka. Dua pria itu langsung ingin lari tapi deru angin kuat ini seakan mengantarkan pria itu ke belakangnya.
Bughhh...
Tendangan kaki kokoh yang membelah angin meremukkan punggung keduanya yang sudah terlempar ringan ke semak sana.
Tak ada suara yang keluar. baik itu jeritan atau umpatan, tiba-tiba saja mulut mereka terkunci seakan tak bisa bergerak banyak.
"J..jangan!"
Kepalan tangan kekar itu menguat dengan wajah mengeras bak hewan buas menatap bahu Sandra yang terekspos. pandangannya ke arah tempat gelap sana menajam hingga bulu-bulu berwarna keabuan dan hitam itu seperti melesat kearah semak-semak yang sudah ia posisikan
"J..jangan. a..aku mohon." lirih Sandra masih menekuk kakinya membenamkan wajah sembab itu disana. namun, ia tersentak saat ada balutan jaket yang mengenai punggungnya dan aroma itu..
Sandra perlahan mengangkat wajahnya dari benaman lutut itu hingga matanya yang takut-takut itu seketika mengigil melihat sosok yang selalu datang tanpa di minta ini.
"K..kau..."
"Aku.."
Grep...
Rusel langsung berhenti bicara saat Sandra sudah memeluknya dengan erat. deru nafas yang memburu, tubuh dingin dan mengigil itu menyatu dengan detak jantung Sandra yang cepat mendekap tubuh kekarnya.
"A..aku...aku tak mau disini. aku..aku..."
Rusel untuk pertama kalinya membalas pelukan Sandra dengan hangat dan menyalurkan ketenangan. Lengannya yang tegap menopang punggung bergetar Sandra yang sudah memecah tangisannya.
"A..aku tak mau, hiks! a..aku takut."
"Mereka tak akan mengusikmu lagi. tenanglah." bisik Rusel masih datar tapi begitu lembut. tangannya mengusap kepala Sandra yang terbenam di dadanya mencari tempat ternyaman yang selalu ia dambakan.
Sandra menatap takut ke arah tempat ini. Semakin ia membuka matanya maka akan semakin terasa mengerikan.
"Tutup matamu!"
"A..aku .."
Rusel langsung menggendong Sandra ringan seperti biasa. Sandra mengikuti perintah Rusel yang membawanya melangkah kembali ke jalan yang pertama ia lalui.
"J..jangan disini. nanti mereka.."
"Tak akan kembali. percayalah padaku." tegas Rusel membuat Sandra diam sejenak membelitkan kedua lengannya ke leher kokoh itu sampai Rusel memejamkan matanya merasakan hembusan nafas Sandra mengenai kulitnya.
"A..aku percaya!"
"Hm."
Rusel melanjutkan langkahnya. tatapan mata manik ke hijauan itu hanya terfokus pada jalan. Langkah lebar yang pasti membuat Sandra tak ingin lepas dari pelukan ini.
"Jika kau masih takut. pejamkan matamu!" sangga Rusel saat tahu Sandra terus memandangnya.
"Maaf!"
Rusel hanya diam tak menjawab. Wajahnya selalu konsisten dan pasti tak pernah berbalik arah.
"Maaf. j..jika aku mendengarkan ucapanmu. m..maka aku..."
"Tak ada gunanya kau menyesal sekarang! simpan air matamu untuk nanti." potong Rusel sangat tegas menjawab suara bergetar Sandra yang langsung terdiam.
"A..apa kau juga akan m..membenciku?" tanya Sandra dengan suara masih serak menahan gebuan sesak di dadanya. Apa Rusel akan membuangnya sama seperti semua orang lakukan padanya? apa pria ini akan jijik padanya?
Rusel tak menjawab membuat hati Sandra sakit. Ia sudah pernah di sakiti berulang kali bahkan selalu di pandang sebagai pembuat onar bahkan wanita nakal.
"T..turun!" pinta Sandra ingin turun tapi Rusel tak menurutinya.
"T..turunkan aku. aku...aku bisa berjalan sendiri."
Rusel tetap diam membuat Sandra tak lagi bisa mengontrol rasa sesak bahkan frustasi dalam hidupnya.
"TURUNKAN AKU!!! KAU TAK MENDENGARKU. HA???" bentak Sandra langsung terjun dari gendongan Rusel yang hanya diam berdiri di tempatnya.
"K..kau...kau tak perlu membantuku lagi." ucap Sandra dengan wajah pucat dan nafas tersendat. Ia melangkah sendiri dengan pelan dan lemah dan isakan kecil lolos begitu saja.
"A..aku...aku tak butuh kalian. t..tak butuh." gumam Sandra dengan tetesan air mata merembes keluar. Ia sesekali terjatuh tapi kekeh untuk berdiri sendiri lagi membuat Rusel tak tahan melihatnya. Ia segera mendekat ingin memeggang lengan Sandra yang menepisnya.
"T..terimakasih, kau..kau bisa pergi." ucap Sandra menolak. ia masih mencoba berdiri sekuat tenaganya walau kaki itu mengigil tak bisa berdiri lagi dan nyatanya Sandra jatuh kembali tapi Rusel juga menopangnya.
"Kau..."
"K..kenapa?" lirih Sandra menunduk dengan isak tangis tertahan. Ia merasa tak berguna bahkan ialah sunber malapetaka keluarganya.
"M..mereka benar, a..aku hanya bisa menyusahkan. a..aku tak pernah melakukan hal baik. a...aku hiks, a..aku hanya mengotori nama keluargaku. aku..."
"Berhentilah bicara omong kosong." geram Rusel tak bisa menahan lagi.
"Lalu apa. ha??" tanya Sandra menatap Rusel dari remangan obor ini.
"Kau selalu membantuku. kau selalu aku bebani bahkan setiap harinya, kau juga akan sama seperti mereka! kau juga akan mencampakan aku, i..iya kan?" sambung Sandra dengan suara bergetarnya mencengkram kedua bahu kokoh Rusel yang melihat jelas kerapuhan Sandra.
"K..kau juga a..akan sama seperti mereka!! kau akan mengganggap-ku pengganggu yang harus di musnahkan, i..iya kan?"
"Kenapa kau bicara begitu?" tanya Rusel mengusap air mata yang keluar membasahi pipi mulus Sandra.
"A..aku .aku hanya takut. k..kau d..dekat denganku. t..tapi, kalau kau mau meninggalkan aku katakan dulu.. k..kalau kau m..memang membenciku d.. dan..."
Sandra terhenti bicara dan langsung tumbang tak sadarkan diri di bahu Rusel yang diam. Sepertinya Sandra sudah begitu tertekan dan sangat lelah hingga daya tahan tubuhnya sangat lemah.
"Kau memang sangat menyusahkan." gumam Rusel lalu bergegas menggendong Sandra untuk kembali ke penginapan. Apalagi cuaca disini sudah semakin dingin tak begitu baik untuk keluar lagi.
....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Amelia Harianja
sangat rapuh sandra
2025-03-11
0
Yeni Fitriani
yaaar rusel si manusia srigala yg baik.....
2024-06-06
0
Umi Abi
kasihan sandra meskipun begitu dia itu rapuh
2022-12-27
0