Raut wajahnya yang tadi terlihat gembira sekarang tampak berubah sangat berbeda. Wajah cantik beningnya meredup dengan tatapan mata yang terlihat sangat tak suka akan apa yang di ucapkan Rusel barusan.
"Makanlah!"
Sandra hanya diam. kedua tangannya mengepal menatap semangkuk sup di atas meja ini dengan guratan benci dan amarah yang tampak jelas mengakar di matanya.
"Kau.."
Sandra langsung menepis semua makanan diatas meja ini sampai terlempar ke lantai sana. Nafas wanita itu memburu dengan aura berubah tak bersahabat.
Rusel hanya diam. tatapannya tetap tenang dan datar tak terlihat terpancing atau marah akan perilaku Sandra padanya.
"Kau tak tahu apapun. jangan membahas soal itu di hadapanku!" geram Sandra begitu marah. Mata bulatnya melotot dengan dada naik turun menahan rasa panas dan jijik itu.
"Tuan!"
Isami yang tadi baru masuk langsung syok melihat keadaan tempat ini sudah berantakan. Pecahan kaca dan serakan makanan di atas lantai ini begitu berantakan.
"A..apa yang terjadi?"
"Duduklah!" ucap Rusel masih setenang air tapi Sandra mengira sikap pria ini begitu mengasihaninya. dan mungkin Rusel tengah mengejeknya.
"Aku tak butuh semua sampah ini."
"Hey! jaga bicaramu pada Tuan Rusel. dia salah satu Ketua terpenting disini." sangga Isami pada Sandra yang tak bisa mengendalikan rasa tak sukanya. Karna keadaan Sandra selalu merasa dikasihani dan dianggap sebagai wanita tak berguna.
"Memangnya kenapa kalau dia petinggi disini?"
"Kau..."
"Aku tak perduli siapapun dia! baik dia anak mu!!! menantu-mu!! atau-pun Tuan-mu!!!" geram Sandra pada Isami yang tampak terhenyak.
"Kau hanya anak baru disini. perhatikan sopan santunmu. Nona!" jawab Isami yang merasa Sandra terlalu berani dan kurang ajar.
"Yah. aku memang begini, lalu kau mau apa?"
"Kau..."
"Cukup!!" suara tegas dari arah pintu hingga Isami langsung tertunduk melihat seorang pria paruh baya yang tampak memakai pakaian sederhana dengan wajah berwibawa.
"Tetua Herdan!" sapa Isami dan Rusel yang berdiri menatap sosok satu itu. Sandra hanya diam tak menyapa sama sekali.
"Ada apa?"
"Wanita ini bertindak tak sopan pada. Tuan Rusel!" jawab Isami apa adanya. Wanita paruh baya itu tampak tak suka pada Sandra yang sangat lancang.
Tetua Herdan melihat serakan makanan dan barang-barang di lantai ini. Ia menatap Sandra dengan pandangan yang rumit diartikan.
"Bereskan ini semua!"
"Baik!" Isami memilih membereskannya. Sandra mengepalkan tangannya menahan emosi yang meluap-luap.
"Sebaiknya jaga sikapmu disini!"
"Kenapa? ada masalah dengan itu?" sambar Sandra masih tak bisa bersikap tenang. Rusel menghela nafas menatap Tetua Herdan yang paham maksudnya.
"Kau di titipkan ke tempat ini oleh Ayahmu. tapi, bukan berarti kau bisa bersikap semena-mena disini."
"Kalau begitu keluarkan aku dari sini! kalian tak akan tahan dengan sikapku. bukan?"
Tetua Herdan terdiam. Sepertinya akan sulit menangani wanita keras kepala seperti Sandra disini.
"Baik! pergilah dari tempat ini."
"Hm. TERIMAKASIH."
Jawab Sandra melewati Tetua Herdan yang benar-benar tak menyangka jika anak dari Petinggi Organisasi Militer Negara itu akan bersikap seperti itu.
"Dia sangat kurang ajar." gumam Tetua Herdan kecewa.
"Aku mengerti. keadaan terkadang merubah seseorang." jawab Rusel lalu pamit kembali menyusul Sandra yang tampak sudah menghilang didepan lorong sana.
Rusell mencari Sandra kembali ke penginapan wanita. Beberapa orang yang ada disana hanya diam melihatnya kembali kesini.
"Kemana dia?" guman Rusel tak lagi melihat Sandra.
"Ada apa. Tuan?" beberapa wanita di sekitar penginapan mendekati Rusel dengan malu-malu.
"Kau melihat wanita memakai baju tidur dengan wajah cantik disini?"
"Emm.. apa saya tak cantik?"
Rusel langsung melangkah pergi membuat para wanita desa itu merenggut kesal. Lagi-lagi mereka di abaikan padahal sudah bersiap secantik mungkin.
"Kenapa Tuan Rusel selalu saja mengabaikan kita?!"
"Padahal aku sudah membuat kepangan baru."
Gumam mereka kecewa. Asrama yang ada di Kulfun ini
melatih semua hal tapi tak ada yang bisa memikat pria Blasteran itu.
Sementara Sandra. ia tengah dihadang oleh beberapa wanita didekat jalan kearah luar Penginapan. semuanya para wanita yang menatapnya aneh dari mulai pakaian Piyama Sandra dan parasnya yang asing. .
"Kau siapa?" tanya salah satu wanita muda yang tampak berhias lebih rapi di banding teman-temannya yang lain.
"Awas!" Sandra ingin lewat tapi jalannya lagi-lagi di tutupi 3 wanita bergaya katrok ini.
"Jawab pertanyaanku! kau siapa dan kenapa disini?"
"Apa itu penting?" tanya Sandra sama sekali tak mau berbicara dengan siapapun. Wanita muda dengan bibir tipis dan kulit putih itu menggeram.
"Kau pasti kiriman dari daerah Hitam, kan?" tebaknya sudah memulai kuda-kuda membuat Sandra heran.
"Aku tak punya urusan dengan kalian!" ucap Sandra ingin pergi tapi ia di kepung dua wanita aneh ini. Sandra tak tahu siapa mereka dan kenapa begitu menganggunya?
"Kau pasti penyusup!"
"Jangan membuang waktuku! aku tak ada selera untuk menyusup kesini." maki Sandra semakin memantik bara di benak mereka.
"Kau mau apa??" Sandra terhenyak melihat 3 wanita muda ini mengeluarkan pisau celurit seperti bulan kecil.
"Jika kami menghabisi salah satu penyusup, maka. kami akan naik pangkat di hadapan Tetua!" desis wanita itu menyabitkan benda itu ke lengan Sandra yang langsung menghindar memutar tubuhnya spontan.
"Aku bukan penyusup!!!"
"Habisi dia!"
Mereka terlihat sangat lincah bergerak tapi Sandra. ia hanya berputar ke sana-sini memanfaatkan jurus Rumput liar terhembus angin miliknya.
"Berhenti menyerangku!!!" teriak Sandra kelimpungan memutar kesana sini seperti tarian indah membuat para masyarakat di sekitarnya mulai berkumpul.
"Wahh! siapa itu?"
"Cantik sekali. apa dia salah satu anak Petinggi disini?"
Mereka bertanya-tanya mengelilingi tempat penyerangan Sandra yang mulai kelelahan. 3 wanita itu juga semakin berhasrat untuk membunuhnya karna mendengar pujian-pujian yang terlontar di sekelilingnya.
"Pergi saja kau ke neraka sana!!!" teriak satu wanita bertubuh tinggi yang sama dengan Sandra. Ia mulai serius melakukan beladiri aslinya mendekati Sandra yang masih sibuk menghindari serangan 2 wanita yang lain.
Anya yang baru pulang dari perkebunan pamannya seketika tersentak melihat Sandra yang tengah dihadang oleh anak-anak para petinggi disini.
"Gawat!" gumam Anya melepas topi dan bungkusan makananya lalu berlari mendekat dengan wajah pucat takut terjadi sesuatu pada wanita itu.
"Sandra!!!" teriak Anya yang melihat dari jauh celurit bulan itu melayang ke arah leher Sandra yang tampak mulai merasa sakit di perut dan kakinya.
"Menjauh dari sana!!!" sambung Anya mendorong beberapa orang yang berkerumun untuk menyelamatkan Sandra yang melebarkan matanya melihat senjata tajam itu sudah berada tepat didepan matanya dan..
Brugh...
"Sandra!!!"
....
Vote and Like Sayang .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
ENDAH_SULIS
bunuh aja Sandra...kubur hidup hidup...gemes aku
2024-05-12
0
Mebang Huyang M
ada yg sok tau nuduh sandra penyusup. hedeh hedeh cari perhatian dgn yayangnya sandra.
2023-07-27
0
Umi Abi
aku kalau jadi sandra memang seperti itu sih, mungkin untuk melindungi diri
2022-12-27
0