"Maksudmu apa?"
Tanya Sandra masih tak mengerti kenapa Rusel menyuruhnya seperti itu. Memangnya disini ada apa?
Rusel yang mengatakan semua itu memang terlihat memahami seluk beluk daerah ini.
"Kau lakukan jika ingin selamat!"
"Tapi kenapa?" tanya Sandra dengan wajah cantiknya terpaku pada pahatan tampan ini.
"Kau tak bisa kenal dengan orang-orang di sekitarmu! jangan banyak bertanya dan lakukan perintahku." tegas Rusel memantik rasa kesal Sandra. Malam ini bertambah tak berwarna berbicara dengan Siluman satu ini.
"Siluman maniak aneh. kau belagak sombong di hadapanku, aku sangat tak terpikat olehmu."
Rusel hanya diam masih melihat seisi kamar Sandra. Wanita ini memang sangat sulit di kendalikan dan ini bisa jadi masalah besar bagi dirinya sendiri.
"Pergilah! kau menatap kamar seorang wanita dan itu sangat memalukan." ketus Sandra mendorong Rusel keluar dari kamarnya.
"Ingat ucapanku!"
"Hm. pergilah! jika para wanita-mu itu melihat kau bersamaku, maka mereka pasti akan memakiku lagi." ucap Sandra merenggut menantu respon Rusel yang menatapnya sejenak.
"Jangan hiraukan mereka."
"Kau tahu. walau aku tak mendekati mereka tapi wanita-wanita itu selalu bertanduk saat melihatku, tentu aku tak akan diam saat mereka menghinaku." jawab Sandra dengan exspresi geram dan jijik sekaligus.
"Kau jangan keluar dari kamar-mu!"
"Apa???" Sandra terpekik hebat. matanya membulat dengan mulut terperangah tak percaya.
"Kau melarang-ku keluar?!" sambungnya lagi.
"Hm."
"Yang benar saja. Papa-ku membuang-ku kesini, dan sekarang kau lagi-lagi ingin memerintah-ku?"
Rusel hanya menatap datar Sandra yang merasa berbicara dengan batu. Tak ada exspresi yang menyatakan hal apapun selain wajah datar seakan tak berminat dan selalu serius.
"Ini aturanku!"
"Memangnya kau siapa ingin memerintah-ku?!" Sandra begitu keras kepala membuat Rusel memejamkan matanya meredam sesuatu yang selalu di pancing wanita ini.
"Jangan bersikap egois. disini tak ada yang memikirkan wanita sepertimu!" tekan Rusel lalu mengangkat tangannya menyentil bibir Sandra yang terkejut.
"Kauu..."
"Kalau tak bisa jadi manusia, setidaknya kau bisa jadi kucing penurut."
Sandra mengepal mendengar ucapan tenang namun penuh sumpah dari Rusel yang melangkah pergi menuju tempatnya. Sandra menggeram langsung melemparkan sendalnya ke arah Rusel namun meleset.
"Dasar aneh!! Siluman anehh!!!"
Rusel hanya diam tak menjawab makian Sandra. Ia sudah menghilang didalam kegelapan sudut sana membuat Sandra langsung mengumpat.
"Memangnya dia siapa mau mengaturku? orang tua-ku saja tak pernah berhasil melakukannya."
Sandra merutuki Rusel yang selalu sok tahu di setiap hidupnya. Pria itu selalu mengatur seakan ia begitu perduli pada hidupnya.
Lama Sandra mengomel sendiri sampai akhirnya henbusan angin ini terasa agak kental masuk ke arah pintu. Kulit Sandra meremang dengan jantung tiba-tiba berdetak agak kencang.
"S..Siapa?" tanya Sandra merasakan ada yang mengawasinya. Ia melihat ke luar dimana hanya ada keheningan dengan penerangan obor disetiap jalan dan rumah. hanya ada beberapa lampu dalam satu tempat kediaman.
Semakin lama Sandra memperhatikan pepohonan dan kegelapan sana. Ia semakin merasakan ada yang mengintimidasinya.
"Mama!!"
Pintu itu langsung ia tutup rapat dengan degupan jantung menggila. Nafas Sandra sedikit terengah merasa tempat ini sangat menyeramkan jika malam hari.
Kret..
Pandangan Sandra beralih ke jendela yang masih terbuka. hembusan angin itu membuatnya bersuara dengan beberapa tirai didekat ranjang terkibar agak kencang.
Tutup rapat jendelamu.
Sandra ingat perkataan Rusel tadi. Ia dengan cepat melangkah kedekat Jendela menatap ngeri pemandangan gelap di luar sana. Suhu dingin ini masuk seperti akan terjadi badai.
"Haiss!!"
Sandra langsung menutup jendela rapat-rapat bahkan ia mengikat bagian peggangan dengan kain di atas meja. Tak hanya itu saja, Sandra melabuhkan kembali ikatan Kelambu berwarna merah yang mengelilingi ranjangnya.
"Tidur! aku harus tidur." guman Sandra masuk dalam selimut dan memejamkan mata. Suara ranting pepohonan di luar sana begitu terdengar dengan deritan atap yang terasa dipijaki sesuatu.
"J..jangan mengusikku!!" teriak Sandra merasa di hantui. Ia mengeratkan selimut di tubuhnya mencoba tenang dan tetap bernafas perlahan.
Semakin lama suara dahan dan angin itu semakin keras membuat jantung Sandra berdegup lebih kencang bahkan wajahnya memucat didalam selimut sana.
"J..jangan ganggu aku!!! aku tak mengusik kalian!" pinta Sandra tak mau membuka matanya. Suara-suara ini semakin terasa nyata bahkan Sandra merasakan ada yang mendekat kearahnya.
"Jangan!!!!"
"Kau kenapa?"
Sandra terperanjat saat ada tangan yang menyentuh bahunya. Mata Sandra menatap sosok yang tadi pergi sekarang sudah ada di hadapannya.
"K..kau..." matanya melihat pintu kamar terbuka. kapan pria ini masuk ke kamarnya?
Brak...
"Aaaa!!!"
Sandra langsung berhambur memeluk tubuh kekar Rusel yang sudah berganti memakai baju kaosnya. Pelukan Sandra mengerat saat mendengar ada yang jatuh dari atas sana.
"I..itu apa? sedari tadi mengangguku." gumam Sandra mengeratkan pelukannya. Bahkan kedua kakinya sudah berkoala ke pinggang kokoh itu dengan suara jantung dapat dirasakan Rusel sendiri.
"Itu hanya dahan yang jatuh!"
"T..tidak, tadi seperti ada yang berjalan diatas atap. aku..aku mendengarnya."
Rusel hanya diam tak membalas pelukan Sandra sama sekali. tetap bungkam membiarkan Sandra mencari tempat hangat dan berlindung di dadanya.
Sandra terus melihat ke kiri kanan tempat tidur lalu ia terperanjat melihat dadanya yang berisi menempel ketat dengan dada bidang berotot Rusel yang tetap diam.
"A.. awas!!" mendorong bahu Rusel yang tetap di tempat. Sandra mundur seraya menyelipkan anak rambut di telinganya dengan kaku.
"A..aku tak sengaja."
"Ini makananmu!"
Rusel menyodorkan nampan yang ia bawa tadi. Ada sepiring nasi dan bebek goreng serta semangkuk sup aneh kemaren. Tapi, Sandra terpaku melihat segelas susu kedelai disini.
"Kau..."
"Ini Isami yang membuatnya."
Sandra menghela nafas dalam. Ia langsung menyambar segelas susu itu dan meminumnya tandas. Rusel hanya memandangnya begitu saja tak berniat bertanya atau membahas hal lain.
"Enak! rasanya sangat luar biasa." puji Sandra bahkan menjilati bibir gelasnya membuat Rusel segera mengalihkan pandangan.
"Habiskan makananmu!"
"Hm. tentu!"
Sandra tanpa sungkan kembali makan dengan rakus. Tak ada tawaran apapun selalu suara decapanya yang tak ada sopan santun sama sekali.
"Kau hanya bisa makan seperti ini dihadapanku."
"Emm.. lalu?" mulut Sansra penuh tapi masih bicara.
"Jangan di buat didepan orang lain!"
Sandra langsung terhenti mengunyah dengan bibir merahnya masih berusaha mengemut makanan.
"Kenapa?"
Rusel tak menjawab. ia berdiri tanpa tanggapan menatap tempat tidur Sandra yang keras.
"Ingat pesanku!"
"Hey! kau belum menjawab pertanyaanku!!!" teriak Sandra pada Rusel yang melangkah pergi keluar kamar dan menutup pintu itu kembali.
"Kenapa dia semakin aneh! jika melarang seharusnya beri alasan. jangan hanya pergi begitu saja." gumam Sandra agak kesal.
"Sudahlah. apa boleh buat, yang penting bisa makan." sambung Sandra masa bodoh. ia tak pernah tahu apa yang terjadi di sekitarnya atau memahami orang-orang yang dekat dengannya.
.....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Denzo_sian_alfoenzo
buset sandra itu ank orang apa ank tarzan susah bgtz d atur 😅
2023-05-16
0
Kinay naluw
perhatiannya kok mencurigakan.
2022-12-14
0
sun flower
kampung rohani tapi isinya manusia berhati tidak baik semua....wanita2nya suka bergunjing terhadap orang asing
2022-10-23
1