Sebuah bangunan megah dengan desain klasik itu tampak berdiri kokoh di tanah luas dipenuhi kebun-kebun terurus dan tanaman hijau yang menenangkan. Bangunan khas yang anggun dengan penjagaan ketat disetiap penjuru rumah besar yang indah.
Namun. sekarang tak dikira bagaimana keadaan didalam sana. mewah memang begitu mewah tapi suasana berubah saat sosok yang semalam dibawa dalam keadaan tak sadarkan diri terlihat sudah mulai mengambil nyawanya.
"Ehmm.."
Ringisan kecil itu muncul disela bibir pucatnya. Rambut hitam bergelombang itu terlihat berantakan menutupi setengah wajah cantiknya.
"Nona!"
Seorang wanita paruh baya mendekat. Sepertinya itu ketua pelayan disini.
"B..Bik!"
"Iya. Nona!"
Wanita itu memberikan segelas air putih ke tangan Sandra yang masih menormalkan kesadarannya. Ia bersandar ke kepala ranjang seraya menegguk tandas air di gelas itu.
"Bik! dimana Papa dan Mama-ku?" tanya Sandra pada Bibik Iyem yang terdiam sejenak. raut cemasnya nampak jelas membuat Sandra ikut terpaku.
"A..apa mereka.."
"Non! sebaiknya Nona pergi dari Kediaman ini!"
Sandra terperanjat mendengar ucapan Bibik Iyem. Wanita keturunan jawa ini benar-benar membingungkan.
"Bik! kau.."
"Semalam Nona di bawa oleh teman anda kesini, Tuan dan Nyonya besar sangat khawatir dan memanggil Dokter. tapi..."
Sandra mencengkram pinggiran selimutnya. Tiba-tiba kedua kakinya dingin kembali ketakutan.
"A..apa..apa Papa-ku.."
"Kau sudah bangun?!"
Sandra terperanjat. Mata hitam legam indah itu melihat kearah pintu kamar dimana seorang pria paruh baya dengan wajah kelamnya sudah berdiri disana.
"P..pa.."
"Tuan!"
Bibik Iyem menunduk berdiri disamping ranjang dengan wajah ikut tegang. Sandra menautkan kedua tangannya pertanda gugup dengan terus menunduk.
"Sepertinya kau sudah membaik."
"P..Pa.." lirih Sandra terus menundukkan pandangannya. Tuan Hatomo tahu apa yang terjadi dan ia terasa kebas mengingat putrinya yang telah ia ajari martabat ini melakukan kesalahan besar.
"Kau tahu salah. mu?!"suaranya sangat tenang tapi menyimpan sebuah kemarahan.
"A..aku..."
"Siapa ayahnya?" tanya Tuan Hatomo masih berdiri ditempat yang sama. Pandangan mata pria itu terkesan sangat tegas dan tajam tapi tak membentak sama sekali.
"A..aku..."
"Kau tak mau bicara?!"
"P..pa..."
Sandra langsung menangis kembali menumpahkan rasa sakitnya. Bibik Iyem menatapnya sendu tapi Tuan Hatomo hanya diam.
"Air mata-mu hanyalah sebuah penyesalan sesaat!"
"P..paa... m..maaf, Maafkan aku. aku...aku begitu bodoh tak menghiraukan ucapan-mu." pinta Sandra dengan suara bergetarnya.
"Aku sudah menjalankan kewajiban sebagai Ayahmu! kau yang selalu membantah aturanku tak seperti saudara-saudara-mu."
"P..Paa hiks."
"Hubungan kita masih berjalan. tapi, kau tak ada hak untuk hadir di Keluarga ini lagi."
Duarrr...
Sandra langsung tercekat nafasnya sendiri. Matanya yang sembab semakin dialiri cairan bening itu bahkan, semuanya merembes tanpa arah.
"P..pa.."
"Kau yang memilih jalan seperti ini. dari pada menanggung malu lebih baik kau keluar dari nama Keluarga Hatomo!"
"Pa!!" sambar Sandra mengiba. Ia tak tahu harus apa sekarang dengan keadaan seperti ini.
"A..aku...aku minta maaf, aku.."
"Siapkan barang-barang-mu dan pergilah dari hadapanku." tekan Tuan Hatomo lalu ingin berbalik pergi tapi Sandra dengan cepat turun dari ranjangnya langsung memeggang lengan Tuan Hatomo.
"Paa.. aku..aku mohon, maafkan aku."
"Aku tak perduli!"
Tuan Hatomo menyentak tangannya membuat Sandra ingin jatuh tapi segera di papah Bibik Iyem yang memeggang kedua pundak bergetarnya.
"Paa!!! maaf, hiks. maafkan aku!!"
"Non!" gumam Bibik Iyem merasa kasihan. Selama ini ia akui Sandra adalah anak yang pembangkang tapi wanita ini hanya begitu lugu dengan keadaan yang menimpanya.
Sandra memandangi kepergian Tuan Hatomo di pelupuk netra berairnya. Ia tak tahu lagi harus bagaimana karna semuanya sudah terlalu menyudutkan posisinya.
"B..Bik, b..bagaimana kalau Papa tak bisa memaafkan-ku?! bagaimana jika dia.."
"Non!"
"Bik! aku...aku benci anak ini!!!" maki Sandra mencengkram perut datarnya. Bayangan kata-kata manis Daniel dulu membuatnya muak bahkan sungguh jijik.
"Dia..dia bilang dia mencintaiku! dia tak akan menghianatiku, tapi.. tapi apa yang sekarang dia lakukan? Bik!! dia menghancurkan hidupku!!!"
"Sandra!"
Suara tegas seseorang dari arah depan. Itu adalah Nyonya Tantri Ibu dari Sandra yang bersifat tegas sama seperti suaminya. Wanita dengan tampilan selalu casual itu terlihat muda walau umurnya berbanding tipis.
"M..mama!"
"Aku tak bisa sesantai. Papamu!" geram wanita paruh baya itu menatap kelam Sandra yang menunduk. Ibunya bahkan lebih mengerikan dari Ayahnya yang selalu bersikap tenang.
"M..ma.. aku.."
"Kenapa kau jadi wanita seperti ini. ha? kau tak malu pada saudara-saudaramu. Sandra!!!" bentaknya dengan luapan emosi yang nyata.
"M..Mama. hiks!"
"Aku memang ibumu, tapi kau bukannya tak kami peringatkan tapi kau yang selalu membangkang. ini yang kau mau?" Nyonya Tantri bergejolak membuat Sandra diam dengan sekugukan melandanya.
"Dia...dia yang membohongiku! dia yang membuat semua ini. aku tak mau anak ini!!! aku benci ini!!!" Bantah Sandra memukul perutnya membuat Nyonya Tantri segera mendekat menarik lengan Sandra.
"Cukup!"
"Aku membencinya!!!" teriak Sandra meluapkan semua emosi didalam dirinya. Dengan benih menjijikan ini ia tak akan bisa lagi bergerak bebas dan melakukan apapun. Semua orang akan mengucilkannya.
"Ini anakmu. kau harus menerimanya. Sandra!" tekan Nyonya Tantri sudah muak dengan sikap keras kepala putri bungsunya ini.
"T..tapi aku..aku malu. Ma, hiks! aku tak menginginkannya." isak Sandra meminta agar menariknya keluar dari masalah besar ini.
"Apa yang kau katakan. ha? kalau kau malu. kenapa kau melakukannya?"
Sandra terdiam dengan jawaban tercekat di kerongkongannya. Ia yang bodoh dan sangat na'if sampai terbuai oleh bujuk rayu pria sialan itu.
"Ini sudah terlambat. Sandra!"
"A..aku akan mengugurkannya."
"Kauu..."
Nyonya Tantri melayangkan tamparannya ke wajah sembab Sandra yang lagi-lagi merasa di tikam. Amarah Ibunya benar-benar meluap sampai mengangkat tangan ke arahnya.
"Jaga bicaramu!!"
"Ma!! kau bisa menbunuhku, tapi aku tetap tak ingin melahirkan bayi ini!!!" bantah Sandra dengan mata berkaca-kaca dan sangat keras kepala.
"Kau ingin mengugurkannya?"
"I..iya." lirih Sandra bergetar membuat Nyonya Sandra menarik nafas dalam. Suaminya sudah membungkam orang-orang yang tahu soal berita ini tapi mereka adalah Keluarga besar bermartabat. Banyak unsur politik yang akan membuat rusuh nanti.
"Kau tahu sendiri jika Papa-mu bukanlah orang sembarangan. Ia termasuk anggota penting di Kemiliteran Negara ini. karna keadaan yang kau buat maka Keluarga kita akan terancam."
"A..aku ..aku akan berusaha menyembunyikannya. Ma! aku..aku tak akan berbuat ulah lagi." sambar Sandra penuh harap. Ia sudah jijik dengan dirinya sendiri dan ia tak bisa menanggung dosa ini terlalu lama lagi.
Alis tajam Nyonya Tantri terkesan datar. Wanita paruh baya berwajah keras dan anggun itu langsung berubah semakin tegas berdiri menatap angkuh putrinya.
"Papamu menyerahkan keputusan padaku."
"M..ma..."
"Kali ini kesalahan-mu tak bisa ku pertimbangkan lagi."
"M..Maa.. aku mohon."
"Mulai detik ini. jangan pernah menginjakan kaki ke Kediaman Keluarga Hatomo lagi. dan kau di asingkan ke Peggunungan Kulfun di pesisir pulai tergelap."
"Maaa!!!" jerit Sandra terkejut tapi Nyonya Tantri hanya diam melangkah pergi.
Peggunungan Kulfun adalah peggunungan tua dengan sumber daya modern jauh dari area sekarang. Apalagi itu tempat perasingan yang sangat menyedihkan.
"Maaaa!!! jangan lakukan itu!!!"
"Non! anda tenanglah " Bibik Iyem memeggangi bahu Sandra yang masih meneriaki Nyonya Tantri dengan batin menolak. Tak bisa ia bayangkan hidup disana sendirian.
.....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Kinay naluw
udah berbuat dosa jangan sampai menambah dosa dengan menggugurkannya.
2022-12-13
0
botak
Bru seminggu...msih sngat bisa digugurkan,klo emang smuaa egois,...kirim kluar negri or bner diasingkan sajaa stelah digugurkan......Hidup egoioiisss 😂😂😂🤣🤣🤣
2022-10-25
1
Tatiastarie
pangkat harta kedudukan mengubah segalanya
2022-10-12
0