Tatapan mata penuh kagum Sandra masih tampak menghunus sosok tinggi jangkung ini. Ia kikuk karna dipandang netra tajam tapi terlihat sangat tenang. manik gradasi seperti serigala itu begitu kental di mata pria ini.
"M..maaf, aku kira kau penjahat." gumam Sandra kembali menormalkan raut wajahnya. Ia menjauhkan obor itu dari sosok misterius dihadapannya.
"Aku akan mengantar-mu ke pemukiman Kulfun."
"Memangnya kau orang sana?" tanya Sandra masih mencurigai. Ia tak percaya jika orang-orang Kulfun memiliki paras seperti ini.
"Aku diperintahkan menjemput kau disini."
"Aku tak percaya." jawab Sandra mengais dedaunan lembab dibawahnya dengan sendal tidur miliknya pagi tadi. Namun, Sandra terhenyak saat pria itu melangkah pergi dari hadapannya.
"Hey!!! kau mau kemana??" teriak Sandra berlari kecil mengikuti langkah lebar pria itu dengan penerangan obor yang masih ia pegang.
"Kau jangan seenaknya meninggalkan-ku. apa ini caramu bertemu dengan wanita cantik sepertiku? apa kau tak.."
Bugh...
Sandra menubruk punggung kekar dan keras itu sampai mundur beberapa langkah karnanya. Nyatanya pria itu berhenti saat langkahnya melebar tadi.
"Kau buta. ha? kau tak lihat aku berjalan di belakangmu. jangan seenaknya berhenti ditengah jalan begini. bagaimana kalau aku jatuh dan .."
"Kau bisa diam?"
Suaranya seakan setenang angin membuat Sandra yang tadi menyerocos tanpa henti langsung membuang nafas kesal. Ia tarik kata-kata manisnya tadi yang sempat mengagumi pria maniak ini.
"Tampan memang tampan, tapi sayangnya sangat membosankan." gumam Sandra merutuki sosok dihadapannya.
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Memangnya kau dengar?"
"Tidak!" jawaban tanpa rasa bersalah sama sekali.
Sandra langsung mengepal menahan semua rasa geram yang memenuhi kepalanya.
"Sss..Sial!! mimpi apa aku bisa bertemu dengan siluman maniak sepertimu?! Cih." Sandra memki pria itu lalu melangkah asal kedepan sana seakan sudah tahu jalannya.
"Dia pasti siluman serigala disini. memangnya dia itu siapa mau mengaturku seenaknya dan.."
Sandra terhenti di langkah ke 5-nya. Ia baru sadar kalau ia tak tahu apapun tenang lokasi gelap disini apalagi sudah tengah malam dan akan banyak bahaya.
"Siluman"
Sandra berbalik tapi ia tak menemukan lagi pria itu membuat wajah Sandra memucat mengedarkan api obornya ke tempat mereka berdebat tadi.
"Silumaaaan!" teriak Sandra mencari tapi tak ditemukan. Ia mulai khawatir dikala merasa angin ini begitu terasa menusuk tulang belum lagi suara deritan pohon yang saling berbenturan.
"Siluman! kau dimana??"
Tak ada jawaban sama sekali. lulungan serigala di semak-semak sana menakuti Sandra yang melebarkan matanya penuh siaga.
"Ada apa ini? aku tak mau disini." gumam Sandra dengan suara ciut bak anak ayam. Ia terus mundur menjauhi semak-semak itu dengan langkah pelan dan siaga.
"Siluman. dimana kau?"
"Hm!"
"Astaga!!!"
Sandra terkejut dengan suara gumaman dibelakangnya. Ternyata pria jadi-jadian tadi yang tengah berdiri di tempat gelap disini.
"Kauu!! kau sangat suka mengejutkan-ku. ha??"
"Kau ingin ikut atau tidak?" tanyanya dengan suara tetap tenang seakan tak menyimpan emosional.
"Tidak!"
"Baiklah!" pria itu ingin melangkah pergi tapi Sandra segera menarik lengannya.
"Aku akan menemanimu!"
"Maksudmu?" tanya pria itu menatap Sandra yang masih melihat kanan-kiri dengan siaga.
"Tak apa. kau pasti takut berjalan sendirian, bukan? aku akan menemanimu."
Jawab Sandra menimpalkan alasan. Pria itu hanya diam memilih melangkah kearah jalan ke Pemukiman Kulfun. disekitar sini terlihat masih gelap tapi aroma bunganya begitu kental dan asri.
"Kenapa disini sangat gelap? apa tak ada lampu ke arah jalannya?"
"Tidak!" satu kata terdengar sangat irit. Sandra mendengus ingin rasanya membakar mulut Siluman maniak ini.
"Pegang ini!" Sandra menyodorkan obor dan tentu pria itu beralih memeggangnya seraya melangkah stabil.
"Di tempat-mu pasti sangat jelek. aku tak bisa membayangkan hidup tanpa lampu begini." gerutu Sandra tapi mendapatkan jawaban apapun. Aroma Mind cool yang terhirup oleh Sandra menenangkan pikirannya.
"Masih jauh?"
"Tidak juga."
"Kaki-ku sudah pegal." gumam Sandra merenggut masih memeggang lengan kekar itu. Ia hanya takut jika nanti ada binatang buas yang tiba-tiba melesat ke arah mereka. maklum ini adalah hutan rimbun.
"Masih lama tidak?!"
"Sebentar lagi."
Sandra menbuang nafas kasar. Perutnya sudah terssa sakit karna tak istirahat sedari tadi. kepalanya juga terasa pusing dan mulai mual.
"Hoeeekmm!"
Pria itu segera menopang Sandra yang muntah di jaketnya. Kedua tangan Sandra berpeggangan ke pinggang kokoh itu mengeluarkan isi perutnya.
"P..perutku." gumam Sandra sudah terkulai lemah memuntahkan segalanya. tanpa pikir panjang pria itu segera menggendongnya membuat mata Sandra terbelalak.
"Kauu..."
"Kau tak akan bisa berjalan dari sini ke Pemukiman." tegas pria itu dengan ringan membawanya. Obor di tangannya tetap ia peggang membuat Sandra penasaran ingin kembali melihat wajah Siluman ini.
"Shitt! aku tak punya tenaga lagi."
Batin Sandra tak lagi bisa untuk berfikir penasaran. Ia pasrah meletakan kepalanya ke dada bidang ternyaman yang baru kali ini ia rasakan. begitu hangat dan sangat melindungi.
Tanpa sadar Sandra tertidur. Ia seakan di bawa terbang dengan alunan angin yang tak berhembus agresif seperti tadi. Tiba-tiba semuanya hening. tak ada lulungan serigala atau sekedar deritan pepohonan yang bungkam.
"Tuan!"
Para orang-orang yang datang dari arah jalan depan dimana sudah terlihat lampu di sebuah Gerbang kayu yang dipagari bambu hijau.
"Kau sudah menyiapkan tempatnya?"
"Sudah! hanya saja Nona suka atau tidak kami tak tahu. Tuan!" jawab mereka yang tak tahu bagaimana sifat asli wanita yang di titipkan ketempat ini.
"Tak ada yang memperlakukannya secara spesial! tapi, ingat identitasnya jangan di ketahui siapapun apalagi penyebab ia diasingkan kesini."
"Baik!"
"Hm. lakukan tugas kalian."
..............
"Apa???"
Pekikan seorang wanita muda yang tengah terperanjat akan berita yang dibawa oleh Ibunya dari Kediaman Hatomo sana. Ia tak menyangka hal sebesar ini akan terjadi pada seorang wanita yang selama ini bermusuhan dengannya.
"Maa! apa benar Sandra hamil dan diasingkan jauh dari Negara ini?"
"Yah!" jawab wanita paruh baya yang terlihat bahagia. Ia merasa muak dengan Sandra yang angkuh itu karna selalu menolak dan bersikap kurang ajar pada mereka.
"Ma! aku sangat-sangat bahagia, akhirnya Daniel tak lagi bersamanya." ucap Nasya yang merupakan musuh Sandra di kampus mereka. Sedangkan Nyonya Heriana adalah teman sosialita Nyonya Tantri yang tak begitu akrab dengannya.
"Nasya!" Nyonya Heriana membelai rambut pendek putrinya yang memang selama ini sangat iri pada Sandra si emas itu.
"Ma! aku ingin Sandra merasakan apa yang aku rasakan. dia harus mendapatkan semua yang telah ia lakukan padaku." jawab Nasya mempunyai dendam. Wajahnya memang tak secantik Sandra apalagi ia punya banyak tai alat wajah dan didekat bibirnya.
Sandra selalu mengatainya Parasit dan membulynya di kampus.
"Kau tenang saja. kau akan menggantikan wanita itu menjadi primadona kampus kalian di Mingde."
"Iya. Ma! dia sudah begitu semena-mena selama ini. mulutnya itu sungguh tajam dan tak tahu malu, sekarang rasakan sendiri akibatnya."
....
Vote and Like Sayang..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Umi Abi
halah nanti juga di campakan sama si daniel
2022-12-27
0
Kinay naluw
ya ya ya pungut Sono buaya buntung itu.
2022-12-13
0
botak
ou..hhmm ada sesuatu toh sehingga dia dikirim sengajaa ke gunung kulfun..hhmm jngan2 khmilannya ide ortunya....sengajaa dijhilin sehingga bisa dikirim dittipkan digunung kulfun itu
2022-10-25
1