Wanita Di Perasingan
Disini. tepat disebuah koridor sunyi bercat putih yang tampak sudah lengang membiarkan kekosongan masuk begitu saja. Aroma obat-obatan itu berterbangan tanpa segan menyeruk masuk kedalam hidung mancung seorang wanita yang duduk diatas kursi tunggu.
Wajahnya terlihat gugup dan sangat pucat jari lentik dihiasi kutek merah itu bertaut seakan menahan gejolak batinnya.
"Tenanglah!" gumamnya menenangkan hati dan pikiran yang tengah bergejolak. Ia tampak anggun memakai Dress selutut berwarna coklat menyatu dengan kulit putih bening terurus miliknya.
Drett...
Ponsel didalam tasnya berbunyi membuyarkan lamunannya. Ia segera melihat benda pipih mahal itu dengan setengah helaan nafas.
"H..hallo!"
"Kau dimana? aku di Bar sekarang?"
Suara pria diseberang sana terdengar bergembira di iringi suara degupan musik menghentak keras.
"Aku di..."
"Cepatlah kemari! atau pestanya akan berakhir "
Bibir pink segarnya kaku ingin menjawab apa. Hatinya gelisah ingin mengatakan kekhawatirannya selama ini tapi ia takut membahasnya.
"Kau masih disana?"
"A.. iya, aku akan.."
"Nona Sandra!"
Suara suster yang keluar dari pintu itu memanggil sosok wanita yang ia panggil Sandra.
"Nona! silahkan masuk!"
"Em.. baiklah!" Sandra mematikan sambungannya. Ia berdiri dengan langkah pelan seakan belum siap mendengar hasil tesnya kemaren.
"Silahkan!"
"Hm."
Sandra melangkah masuk kedalam ruangan khusus Dokter Kandungan yang ia datangi. Jaket kasual yang ia pakai dieratkan ketika melihat sosok wanita dewasa yang tengah membaca lembaran kertas melalui kacamatanya.
"Dokter! ini Nona Sandra."
"Ah.. iya, silahkan duduk!" wanita dengan senyum keibuan itu menyapa Sandra dengan ramah. Tentu wanita berpenampilan anggun itu menurut duduk di kursi yang disediakan.
"Betul anda Nona Sandra?"
"Iya! saya Sandra."
"Siapa yang menemani anda kesini? apa suami anda masih tak sempat datang?" tanya Dokter Nita yang terlihat heran.
Seketika jantung Sandra berdegup. Manik sendunya muncul dengan tatapan penuh kegelisahan membuat Dokter Nita terdiam sesaat.
"A..aku .."
"Sudahlah, mungkin ada sedikit masalah. apakah anda mau melihat hasilnya sekarang?"
"Iya, Dok!" jawab Sandra mengambil nafas setelahnya. Dokter Sandra membungkus senyum menyerahkan lembaran kertas yang ia baca tadi.
"Ini, Nona!"
Sandra mengambilnya dengan pelan. Ia menyiapkan jantung dan hatinya akan sesuatu yang telah menganggunya selama ini.
"Apa anda mau membacanya sekarang?"
"Apa tak ada masalah, Dok?" tanya Sandra masih mengumpulkan keberanian. Wajah cantiknya terlihat bersih tapi menyimpan ketakutan.
"Menurut saya tidak, anda bacalah terlebih dahulu. Nona!"
"Baiklah!"
Sandra mengambil nafas dalam lalu mulai menatap kearah deretan tulisan itu. Matanya terlihat teliti sampai akhirnya ia terkejut melihat satu diagnosa yang pasti.
"I..ini..."
"Selamat untuk anda dan suami! karna anda baru saja mengandung 1 minggu, Nona!"
Degg...
Bagai petir menyambar pernyataan itu membuat tetesan air mata yang tadi ia tahan langsung tumpah. Wajahnya termenggu nanar melihat hasil dari kebebasannya selama ini.
"T..tidak mungkin!"
"Nona. anda.."
"A..aku .."
Sandra segera berdiri meremas kertas itu lalu melangkah pergi dengan setengah berlari membuat Dokter Nita dan susternya saling pandang heran.
"Anak-anak jaman sekarang memang begitu bebas." gumam Suster wanita itu sudah menduga apa yang tengah terjadi.
"Yah. tak satu atau dua orang yang seperti itu."
Pembicaraan mereka dapat didengar Sandra yang berhenti didekat dinding kursi tadi. A..apa yang harus aku lakukan?
Pertanyaan yang terlintas di benaknya. Ia melangkah gontai menyusuri lorong sunyi ini membawa tas kecil dan kertas yang masih ia genggam.
Sandra tak tahu harus apa. jalan satu-satunya hanya memberi tahu kekasihnya soal kehamilan ini.
"Aku ..aku harus memberi tahu. Daniel." gumam Sandra lalu mengusap sisa air matanya dan melangkah cepat menuruni tangga menuju pintu keluar Rumah Sakit Mekar ini.
Ia melewati beberapa petugas kebersihan hingga sampai keluar dari Pintu rumah sakit menuju mobil.
"Tak apa. Daniel pasti mengerti." gumam Sandra terus meyakinkan diri masuk ke dalam Mobil mewah berwarna merah itu dan melaju stabil keluar area Rumah sakit.
"Apa aku menelponnya dulu?" gumam Sandra melihat ke sekelilingnya. Malam ini cukup damai dimana langit yang mendung menampung air hujan.
"Yah. sebaiknya menelfon."
Sandra menghubungi kontak Daniel dengan perasaan berkecamuk. Disetiap denyutan ponsel itu seakan menjadikan sengatan di tubuhnya.
"Kenapa tak menjawabnya?" gumam Sandra khawatir saat nomor Daniel tak bisa ia hubungi. Tapi, Sandra terus berpositif agar ia bisa menghadapinya bersama pria itu.
"Aku harus menemuinya malam ini juga. dia harus tahu ini."
Sandra membelokan stir mobilnya kearah jalan menuju Bar yang terus mereka kunjungi. Sandra Alivia Hatomo, itu nama lengkapnya tapi ia termasuk wanita yang nakal dan hidup bebas dibangku kuliahnya. Kedua orang tua Sandra selalu memperhatikannya tapi ia selalu membangkang.
"Syukurlah!"
Gumam Sandra setelah beberapa lama berkendara ia sampai di lingkungan Bar. ada dua penjaga dipintu masuknya dengan hiasan lampu yang cukup terang.
"Nona San!"
Sapa para pria kekar itu menyapa Sandra yang baru keluar dari mobilnya dan langsung mendekat. wajah cantiknya terlihat terburu-buru masuk.
"Nona! anda mencari Tuan Daniel?"
"Yah! dia didalam, bukan?"
Keduanya mengangguk membiarkan Sandra masuk. Wanita itu adalah pelanggan tetap disini hingga mereka sudah hafal bagaimana wajah cantik itu selalu berkunjung.
Didalam sini. Sandra melirikan matanya menembus gemerlap lampu dan para pengunjung Bar yang seperti biasa minum dengan para penghiburnya.
"Selamat Datang di Ledyes Night! pilih yang kalian suka!!!" suara para pemusik diatas sana bersuara lantang meramaikan suasana.
Sandra menerobos di beberapa kerumunan orang yang sibuk dengan dunianya sendiri. Ia mencari kemana sudut melihat beberapa sofa didalam.
"Dim!"
"San!" sapa Dimas seorang Bar tender yang bertugas melayani para tamu disini. Pria asli indo dengan tubuh tak begitu tinggi itu mendekati Sandra yang kelimpungan.
"Dimana Daniel?"
"D...Daniel?"
"Hm. aku mencarinya, dia bilang tadi disini." jawab Sandra melihat disekelilingnya tak menemukan pria itu. Hatinya mulai gelisah sangat tak menentu.
"Tadi dia memang ada. aku melihatnya bersama Anju dan Karina diatas sana." Dimas menunjuk kearah tangga ke lantai penginapan membuat Sandra terdiam. Anju dan Karina adalah teman kuliahnya, untuk apa mereka keatas?
"San!" panggil Dimas menyentak Sandra yang sadar.
"Terimakasih. aku keatas dulu!"
Sandra melewati Dimas yang tampak cemas memanggilnya.
"San!! Sandra!!!"
Dimas mendecah kesal. Sudah jelas jika Daniel hanya mempermainkan wanita secantik Sandra hingga ia tak terima. tapi, apalah dayanya yang hanya seorang pelayan tak tahu apapun.
"Cih! Daniel memang benar-benar." gumam Dimas meletakan nampan diatas meja Bar lalu melangkah menyusul Sandra yang sudah ada diatas sana.
"Niel!" panggil Sandra melihat ke semua kamar tapi tak ada orang sama sekali. Hanya ada beberapa pengunjung yang tengah saling mencicipi.
"Niel!!! kau dimana?"
Teriak Sandra tapi tak sebanding dengan suara degupan musik yang mengalahkan pita suaranya. Sandra mulai frustasi mengikuti lantai ini sampai ia mendengar suara perbincangan dari arah samping Balkon atas.
"Mungkin mereka disini?" gumam Sandra melangkah kesana dengan kaki jenjang tampak sangat menggiurkan. Sandra terus menggenggam kertas ditangannya sampai ia mulai mendekat dan..
"Bagaimana? kau berhasil?" tanya seorang wanita berambut ikal yang tengah duduk diatas paha seorang pria muda yang tengah menikmati Wine di gelasnya.
Kedua pahanya di tumpangi dua bokong kenyal asli wanita yang terlihat membelai dadanya mesra. Senyuman mesum itu membuat tatapan nanar Sandra terpaku diam dengan kesadaran seakan mau lepas dari tubuhnya.
"Dia wanita yang lugu! baru didekati sebentar saja sudah berani mengaturku. Cih, dasar Sandra yang malang."
"BRENGSEK!!!!"
Vote and Like Sayang .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Rohana
baru bsa mampir ka will dunia nyata berat😇
2024-05-13
0
Mystera11
mampir
2023-03-12
1
Umi Abi
mampir thor
2022-12-27
0